You are on page 1of 43

BAB

PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
(RAPBD)
Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran. Penganggaran
merupakan satu aspek penting bagi keuangan daerah. Anggaran
merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang
diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu
secara sistematis untuk satu periode.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah merupakan bahan APBD yang diajukan oleh Pemerintah Daerah
untuk dibahas dalam sidang DPRD untuk disetujui sebagai APBD. APBD
merupakan anggaran tahunan yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari
hingga 31 Desember.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah. Azas ini mengharuskan
pemerintah daerah merencanakan kegiatan daerah yang dibutuhkan
masing-masing dengan memperhatikan kemampuan daerah dalam
memperoleh pendapatan. Daerah diseyogyakan untuk menghindari utang
daerah.
Penyusunan APBD didasarkan kepada rencana kerja pemerintah
daerah untuk mewujudkan pelayanan masyarakat untuk mencapai cita-
cita negara.
167
APBD mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. otorisasi
2. perencanaan
3. pengawasan
4. alokasi
5. distribusi
6. stabilisasi.

Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar


untuk merealisasi pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan.
Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan
untuk dilaksanakan.
Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah
menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran,
dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perekonomian daerah.
Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam
penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekono-mian daerah.

PROSES PENYUSUNAN RAPBD


Proses secara garis besar penyusunan RAPBD melalui dua tahap:
1. Tahap pertama disebut proses penganggaran makro yang merupakan
perencanaan daerah berisi rumusan kebijakan umum daerah sampai
dengan perumusan kegiatan.

168 Bab 7
2. Tahap kedua disebut penganggaran mikro yaitu perencanaan daerah
yang berisi anggaran keuangan dan kinerja yang tertuang dalam
rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD).

Proses penganggaran dapat digambarkan sebagai berikut.

Data historis Pedoman RPJMD Hasil Jaring Asmara


Mendagri

Pemerintah
Tim ahli Daerah

Kebijakan
Umum

DPRD
PPAS

Rencana program
/Kegiatan
Tim Anggaran Pemerintah
Daerah

Surat Edaran
RKA-
SKPD Panitia anggaran DPRD
RAPBD

Unit kerja

APBD

Gambar 7.1 Proses Penyusunan APBD

Sedangkan prosedur penyusunan APBD secara garis besar


digambarkan dalam gambar 7.2

Penyusunan RAPBD 169


PU DA
SA ER
T AH
RPJP RPJPD

RPJM RPJMD

KUA KUA

PPA

APBN APBD

RPJP(D) = Rencana Pembangunan Jangka Panjang (Daerah)


RPJM(D) = Rencana Pembangunan menengah Panjang (Daerah)
KUA = Kebijakan Umum Anggaran
PPA = Prioritas dan Plafon Anggaran

Gambar 7.2. Prosedur Penyusunan APBD

170 Bab 7
PENGANGGARAN MAKRO
Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah lebih dahulu menyusun
rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah
maupun yang secara tidak langsung yang dianggarkan dengan mendorong
partisipasi masyarakat. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.
Penganggaran makro disusun melalui dua tahap yaitu penyusunan
kebijakan umum APBD dan perumusan prioritas dan plafon anggaran.

1. Perumusan Kebijakan Umum APBD


Kebijakan umum memuat pertunjuk dan ketentuan-ketentuan
umum yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan APBD.
Kebijakan APBD memuat komponen-komponen pelayanan yang akan
diberikan dan tingkat pencapaian yang diharapkan. Kebijakan umum
dirumuskan berdasarkan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan
Menteri dalam negeri setiap tahun. Pedoman tersebut memuat antara
lain:
a. pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan
pemerintah daerah dngan kebijakan pemerintah.
b. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD untuk tahun bersangkutan
c. Teknis penyusunan APBD
d. Hal-hal khusus lainnya

Draft KUA diserahkan kepada DPRD paling lambat pertengahan


bulan Juni sebelum tahun anggaran untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggran berikutnya. Dalam penyusunan KUA,
pemerintah daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah daerah
(TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah. TAPD juga mendampingi
dalam pembahasan KUA di DPRD.
Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur
dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah

Penyusunan RAPBD 171


daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai
dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber
dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang
mendasarinya. Program-program diselaraskan dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Asumsi yang mendasari yakni mempertimbangkan perkembangan
ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam menyusun rancangan KUA kepala daerah dibantu oleh
TAPD yang dipimpin oleh sekretaris daerah. Rancangan KUA yang
telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator
pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada
awal bulan Juni dan kemudian disampaikan kepada DPRD paling
lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran bedajan untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.
Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran
DPRD. Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun
anggaran berjalan.

Isi Kebijakan Umum Anggaran


Isi Kebijakan Umum Anggaran dibagi menjadi 4 bagian yaitu
pendahuluan, gambaran umum RKPD Kerangka ekonomi makro dan
implikainya terhadap sumber pendanaan dan penutup.
Pendahuluan berisi
1. Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun sebelumnya
tahun berjalan dan prakiraan pencapaian pada tahun yang kan
datang.
2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan/hambatan dan tantangan
utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya.

Gambaran umum RKPD memuat gambaran umum prioritas


pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD untuk
menyelesaiakan permasalahan/hambatan utama serta menjawab
tantangan yang mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan

172 Bab 7
kesejahteraan serta mendukung upaya sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD. Gambaran umum ini diikuti dengan target
pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pemerintah daerah.
Kerangka ekonomi makro berisi tentang uraian dan penjelasan
tentang asumsi, kondisi yang telah terjadi dan diperkiraan akan terjadi
yang menjadi dasar penyusunan kebijakan umum. Contoh asumsi adalah
laju inflasi daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, tingkat pengangguran.
Pada bagian ini juga diuraikan proyeksi pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah.

Perumusan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)


Penyusunan kebijakan biasanya menggunakan beberapa asumsi yang
ideal, namun dalam pelaksanaan seringkali dijumpai kendala karena
keterbatasan sumberdaya. Diperlukan strategi dan pemilihan prioritas
yang tepat untuk memenuhi tuntutan kebijakan umum.
Penentuan Prioritas
Prioritas adalah upaya mendahulukan atau mengutamakan sesuatu
yang dianggap lebih penting. Prioritas merupakan proses dinamis dalam
pembuatan keputusan atau tindakan yang pada saat tertentu dinilai
lebih penting dengan dukungan komitmen untuk melaksanakan keputusan
tersebut. Penentuan prioritas mencakup juga menentukan skala atau
peringkat kebijakan/ program yang harus didahulukan dibandingkan
kebijakan/program yang lain. Aspek-aspek yang menentukan prioritas
kegiatan di pemerintahan adalah:
a. Tingkat urgensi/kepentingan dari isu-isu strategik yang akan
diselesaikan. Aspek ini menyangkut tingkat cepat tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat.
b. Ketersediaan sumberdaya dan waktu untuk melaksanakan

Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS kepada DPRD untuk


dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli sebelum tahun anggaran.
Pembahasan ini juga didampingi tim anggaran pemerintah daerah (TAPD)
Rancangan PPAS disusun dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menentukan skala prioritas untuk urusan wajin dan urusan pilihan
b. Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan

Penyusunan RAPBD 173


c. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masingmasing
program.

Berdasarkan KUA yang telah disepakati pemerintah daerah


menyusun rancangan PPAS. Rancangan PPAS disusun dengan tahapan
sebagai berikut:
a. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan
pilihan.
b. menentukan urutan program untuk masing-masing urusan.
c. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing
program.

Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun


kepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli
tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama
panitia anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas
selanjutnya disepakati menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli
tahun anggaran berjalan.

Isi PPAS
Isi PPAS dibagi menjadi empat bagian yaitu pendahuluan, KUA,
proyeksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, prioritas program dan
plafon anggaran, plafon anggaran menurut organisasi dan penutup..
Pendahuluan berisi,
1. Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun
sebelumnya tahun berjalan dan prakiraan pencapaian pada tahun
yang kan datang.
2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan/hambatan
dan tantangan utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya.

KUA berisi target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap


urusan pemerintah daerah. Proyeksi pendapatan, belanja dan
pembiayaan berisi asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap
implikasi kemampuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam
upaya peningkata npendapatan daerah, faktor-faktor yang

174 Bab 7
mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya peningkatan belanja
daerah dan kebijakan pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah.
Uraian ini diikuit dengan ringkasan proyeksi APBD.
Prioritas program dan flafon anggaran berisi uraian tentang
prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakup
sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif
untuk mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian SKPD dalam menjabarkan lebih lanjut ke dalam masing-
masing kegiatan. Uraian ini diikutio dengan matrik prioritas dan plafon
anggaran.
Plafon anggaran menurut organisasi berisi matrik plafon
anggaran menurut organisasi yang dibagi menurut urusan wajib dan
urusan pilihan.
KUA serta PPA yang telah disepakati masing-masing dituangkan
ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara
kepala daerah dengan pimpinan DPRD. Bila berhalangan kepala daerah dapat
menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kepakatan KUA dan PPA. Bila
kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kepakatan KUA dan PPA dilakukan oleh
penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

PENGANGGARAN MIKRO
Penggangagran mikro dimulai setelah penganggaran makro selesai.
Setelah kesepakatan PPAS ditandatangani maka dimulailah pengang-
garan mikro. Penganggaran mikro dimulai dengan penjabaran program
hingga diajukan perda APBD ke DPRD.
Proses penganggaran mikro meliputi beberapa kegiatan.
1. Pengeluaran Surat Edaran RKA-SKPD
Berdasarkan nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas
dan Plafon APBD, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala
daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan
kepala-kepala SKPD dalam menyusun RKA. Surat edaran tersebut
mencakup:
a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana
pendapatan dan belanjanya.

Penyusunan RAPBD 175


b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja
SKPD sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD.
d. Hal-hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait
dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas,
tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka
pencapaian kinerja.
e. Dokumen-dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode
rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan
standar satuan harga.
2. Penyusunan RKA-SKPD
Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD kepala-kepala SKPD
menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,
penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi
kerja. Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah
dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. Prakiraan maju
berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan
yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun
anggaran yang direncanakan.
Pendekatan penganggaran dilakukan dengan memadukan seluruh
proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja, dan
pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen
rencana kerja dan anggaran. Pendekatan penganggaran
berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan
dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan


pendekatan dan terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, kepala SKPD
mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun
anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun
anggaran berjalan. Evaluasi bertujuan menilai program dan kegiatan
yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-

176 Bab 7

176
tahun sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada
tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya dari tahun yang
direncanakan. Bila suatu program dan kegiatan merupakan tahun
terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,
kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direnca-
nakan.
Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja berdasarkan
pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar
belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
program dan kegiatan yang direncanakan.
Capaian kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang akan
dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan. Analisis standar
belanja merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya
yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan
harga merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku
disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Standar pelayanan minimal, merupakan tolok ukur kinerja dalam
menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah.
RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk
masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan
untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk
tahun berikutnya. RKA-SKPD juga memuat informasi tentang urusan
pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang
akan dicapai dari program dan kegiatan.
Rencana memuat kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
pendapatan daerah, yang dipungut/dikelola/ diterima oleh SKPD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Peraturan adalah peraturan daerah,
peraturan pemerintah atau undang-undang. Rencana belanja memuat
kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-
masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

Penyusunan RAPBD 177


Rencana pembiayaan memuat kelompok penerimaan pembiayaan
yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaran
pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD yang
masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek
pembiayaan.
Urusan pemerintahan daerah memuat bidang urusan
pemerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi organisasi. Organisasi memuat nama organisasi atau nama
SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Prestasi kerja
yang hendak dicapai terdiri dari indikator, tolok ukur kinerja dan
target kinerja.
Program memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD
dalam tahun anggaran berkenaan. Kegiatan memuat nama kegiatan
yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
Indikator meliputi masukan, keluaran dan hasil. Tolok ukur kinerja
merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan
semula dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas,
efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan
kegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu
program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

Formulir-formulir yang digunakan


RKA-SKPD Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah. Berisi Ringkasan Anggaran Pendapatan dan
Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
RKA SKPD 1 berisi Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
RKA SKPD 2.1 berisi Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
RKA SKPD 2.2 berisi Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung
Satuan Kerja Perangkat Daerah berdasarkan
program dan kegiatan.
RKA SKPD 2.2.1 berisi Tolok ukur Kinerja bel;anja Langsung dan
Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program

178 Bab 7

178
dan per kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
RKA SKPD 3.1 berisi Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
RKA SKPD 3.2 berisi Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Bagan Alir Pengerjaan RKA-SKPD tampak sebagai berikut.

RKA-SKPD 1

RKA-SKPD 2.1

RKA-SKPD 2.2.1 RKA-SKPD 2.2 RKA-SKPD

Gambar 2.3 Bagan Alir Pengerjaan RKA- SKPD untuk SKPD selain BPKD

Penyusunan RAPBD 179


RKA-SKPD 1

RKA-SKPD 2.1

RKA-SKPD 2.2.1 RKA-SKPD 2.2 RKA-SKPD

RKA-SKPD 3.1

RKA-SKPD 3.2

Gambar 2.4 Bagan Alir Pengerjaan RKA- SKPD untuk BPKD

180 Bab 7
Contoh Formulir RKA- SKPD

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN


SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran ....
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja dan Pembiayaan


Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rekening Uraian Jumlah (Rp)
1 2 3

Surplus/Defisit

Pembiayaan neto

............, tanggal ..........


Kepala SKPD
ttd

( )
NIP.

Penyusunan RAPBD 181


RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 1
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah


Kode Rekening Uraian volume satuan Tarif/ Jumlah (Rp)
harga
1 2 3 4 5 6=(3x5)
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx

Jumlah
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd

( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
3
4
dst

182 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 2.1

Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Rincian Anggaran belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah


Tahun ini
Kode Rekening Uraian volume satuan Harga Jumlah Tahun
satuan (Rp) n+1
1 2 3 4 5 6= 3x5 7
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x x xx Xx
Jumlah
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd

( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst

Penyusunan RAPBD 183


RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 2.2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............
Program : x.xx.xx.xx .......................
Kegiatan : x.xx.xx.xx.xx ..................
Lokasi Kegiatan :
Jumlah Tahun n-1 : Rp .................. ( .......................................................................)
Jumlah Tahun n : Rp .................. ( ........................................................................)
Jumlah Tahun n+1 : Rp .................. ( ........................................................................)

Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung


Indikator Tolok ukur kinerja Target kinerja
Capaian porgram
Masukan
Keluaran
Hasil

Rincian Anggaran belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD


Kode Rekening Rincian perhitungan Jumlah (Rp)
Uraian volume satuan Tarif/harga
1 2 3 4 5 6=(3x5)
x x x xx Xx
x x x xx Xx
x x X xx Xx
Jumlah
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd
( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst

184 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota RKA – SKPD 2.2
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan


Kode Target Tahun n Tahun n+1
Uraian Lokasi kinerja
program kegiatan kegiatanh (kuantitatif) Belanja Barang &j Modal Jumlah
pegawai asa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst

xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst

xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst

xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst
Jumlah

.
............, tanggal ..........
Kepala SKPD
Ttd

( )
NIP

Penyusunan RAPBD 185


RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 3.1
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Rincian Penerimaan Pembiayaan

Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Penerimaan
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD

ttd

( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst

186 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 3.2

Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............

Rincian Pengeluaran Pembiayaan

Kode Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Pengeluaran
.
............, tanggal ..........
Kepala SKPD

ttd

( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catata hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst

Penyusunan RAPBD 187


RAPBD mulai disusun sejak bulan Mei tahun sebelumnya. Jadwal
penyusunan APBD dapat dilihat pada skedul berikut.

JADWAL PENYUSUNAN APBD


1 Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei
2 Penyampaian rancangan KUA kepada Awal bulan Juni 1 bulan
Kepala Daerah
3 Penyampaian Rancangan KUA dari Pertengahan bulan Juni 3 minggu
Kepala Daerah kepada DPRD
4 KUA disepakati antara Kepala Daerah dan Minggu pertama bulan Juli
DPRD
5 Penyusunan rancangan PPAS 1 minggu
6 Penyampaian rancangan PPAS ke DPRD Minggu kedua bulan Juli 3 minggu
7 PPAS disepakati antara Kepala Daerah
dan DPRD
8 Penetapan pedoman penyusunan RKA- Awal bulan Agustus 1 minggu
SKPD
9 Penyampaian Raperda APBD kepada Minggu pertama bulan Oktober 2 bulan
DPRD
10 Pengambilan keputusan bersama DPRD Paling lama satu bulan sebelum
dan Kepala Daerah terhadap RAPBD tahun anggaran bersangkutan
11 Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan bulan
Desember)
12 Penetapan Perda tentang APBD dan Akhir Desember
Raper KDH tentang Penjabaran APBD bila
sesuai hasil evaluasi
13 Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja
14 Pembatalan sesuai hasil evaluasi Akhir bulan
Desember
15 Penghentian dan pencabutan 7 hari kerja Awal bulan
pelaksanaan Perda tentang APBD Januari
bersama DPRD
16 Penetapan pimpinan DPRD tentang 3 hari kerja setelah keputusan
penyempurnaan Perda APBD dan ditetapkan
penyampaian hasil penyempurnaan
berdasarkan hasil evaluasi
17 Penetapan Perda APBD dan Peraturan 31 Desember
kepala Daerah tentang penjabaran APBD
18 Penyampaian Perda APBD dan Peraturan 7 hari kerja
kepala Daerah tentang penjabaran APBD
kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur

188 Bab 7
Pendekatan Penyusunan RKA-APBD
RKA-APBD disusun dengan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan pengganggaran
berdasarkan prestasi kerja.
Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah
dilaksanakan dengan penyusun prakiraan maju yangbberisi prakiraan
kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan
dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang
direncanakan. Untuk mencapainya maka kepala SKPD mengevaluasi hasil
pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun anggaran sebelumnya
sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. Evaluasi
tersebut digunakan untuk menilai kegiatan yang belum dapat
dilaksanakan dan/atau diselesaiakan tahun-tahun sebelumnya agar
diselesaian pada tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya.
Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dngan memadukan
seluruh proses perencanaan dan penganggaranpendapatan, belanja dan
pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan rencana kerja dan
anggaran.
Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran
yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan ini berdasarkan pada
indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga dan standar pelayanan minimal.
Indikator kinerja adalah ukuran ukuran keberhasilan yang bakan
dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan. Analisis standar
belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan harga
adalah harga setiap unit barang/jasa yangberlaku di suatu daerah yang
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Standar pelayanan minimal
merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib.

Penyusunan RAPBD 189


Penetapan APBD
Kepala daerah menyampaikan rancangan peruturan daerah
(Raperda) tentang APBD beserta lampirannya kepada DPRD paling
lambat minggu pertama bulan Oktober tahun sebelum anggaran yang
dibahas. Penyampaian Raperda dilampiri nota keuangan. Pengambilan
keputusan Raperda paling lama satu bulan sebelum tahun anggaran
dimulai. Pembahasan Raperda berpedoman pada KUA, serta PPA yang
telah disepakati.
Apabila sampai batas waktu yang ditentukan Raperda belum
ditetapkan, untuk keperluan setiap bulan kepala daerah melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun sebelumnya.
Keperluan setiap bulan diprioritaskan untuk belanja yang bersifat
mengikat dan wajib. Belanja bersifat mengikat adalah belanja yang
secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh pemerintah daerah
seperti belanja pegawai, belanja barang dan jasa. Belanja bersifat
wajib adalah belanja untuk menjamin kelangsungan pemenuhan
pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain pendidikan dan
kesehatan.

Hal-hal Khusus
Dalam penyusunan APBD mungkin terdapat kasus yang spesifik,
misalnya,
a. Bila DPRD tidak mengambil keputusan terhadap rancangan perda
tentang APBD sampai dengan batas waktu menurut undang-undang.
Dalam kasus ini rancangan peraturan daerah disampaikan kepada
Gebernur bagi kabupaten atau kota, kepada menteri dalam negeri
bagi pemerintah provinsi. Penyampaian rancangan Peraturan kepala
daerah kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur paling lambat 15 hari
kerja setelah Raperda tidak disetujui DPRD (pertengahan bulan
Desember). Selanjutnya Menteri Dalam Negeri/Gubernur
memberikan pengesahan paling lama dalam 30 hari kerja.
b. Bila daerah belum memiliki DPRD karena baru dibentuk.
Dalam kasus ini maka rancangan KUA dan PPAS harus diserahkan
kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur pada bulan Juni dan
pengesahannya pada minggu pertama bulan Juli. Selanjutnya

190 Bab 7
rancangan Perda tentang APBD harus diserahkan 30 hari kerja sejak
KUA dan PPAS disahkan Menteri Dalam Negeri/Gubernur.

Struktur APBD
APBD disusun dengan struktur sebagai berikut.
- Ringkasan APBD
Ringkasan APBD disusun menurut urusan Pemda dan organisasi.
Urusan di Pemda adalah urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja
menurut urusan wajib meliputi urusan- urusan:
a. pendidikan
b. kesehatan
c. pekerjaan umum
d. perumahan rakyat
e. penataan ruang
f. perencanaan pembangunan
g. perhubungan
h. lingkungan hidup
i. pertanahan
j. kependudukan dan catatan sipil
k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera
m. sosial
n. ketenagakerjaan
o. koperasi dan usaha kecil dan menengah
p. penanaman modal
q. kebudayaan
r. kepemudaan dan olah raga
s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
u. ketahanan pangan
v. pemberdayaan masyarakat dan desa
w. statistik
x. kearsipan
y. komunikasi dan informatika

Penyusunan RAPBD 191


z. perpustakaan.
Belanja menurut urusan pilihan mencakup:
a. pertanian
b. kehutanan
c. energi dan sumber daya mineral
d. pariwisata
e. kelautan dan perikanan
f. perdagangan
g. industri
h. ketransmigrasian.

Ringkasan APBD yang disusun menurut organisasi terdiri dari anggaran


unit-unit atau SKPD. SKPD terdiri dari dinas-dinas, sekretariat-
sekretariat, biro-biro, dan badan-badan.

Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah terdiri
dari:
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Dana perimbangan
- Lain-lain pendapatan

Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri dari:
- Belanja Langsung
- Belanja tak Langsung
Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

192 Bab 7
Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan
keselarasan dan keterpadu pengelolaan keuangan negara terdiri dari:
a. pelayanan umum
b. ketertiban dan ketentraman
c. ekonomi
d. lingkungan hidup
e. perumahan dan fasilitas umum
f. kesehatan
g. pariwisata dan budaya
h. pendidikan
i.perlindungan sosial.

Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan


organisasi pada masing-masing pemerintah daerah.

Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan dalam disesuaikan


dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari:


a. belanja tidak langsung;
b. belanja langsung.

Belanja Tidak Langsung


Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang
terdiri dari:
a. belanja pegawai
b. bunga
c. subsidi
d. hibah
e. bantuan sosial
f. belanja bagi hasil
g. bantuan keuangan
h. belanja tidak terduga.

Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji

Penyusunan RAPBD 193


dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga
utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal
outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang.
Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya
produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
banyak.
Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah
dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.

Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan


penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah.
Belanja hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terus
menerus dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.
Hibah yang diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus
menerus diartikan bahwa pemberian hibah tersebut ada batas akhirnya
tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas
kegiatan tersebut dalam menunjang penyelengga raan pemerintahan
daerah.
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian
bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang
dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai
politik.

Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil


yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota
194 Bab 7
atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau
pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah
Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan


yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah
desa dan pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah
daerah/pemerintah desa penerima bantuan.
Bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelo-
laannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi
bantuan.
Pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan
dana pendamping dalam APBD atau anggaran pendapatan dan belanja
desa penerima bantuan.

Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang


sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup.
Kegiatan yang bersifat tidak biasa yaitu untuk tanggap darurat
dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah.

Belanja pegawai dianggarkan pada belanja organisasi berkenaan


sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Belanja Langsung

Penyusunan RAPBD 195


Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis
belanja yang terdiri dari:
a. belanja pegawai
b. belanja barang dan jasa
c. belanja modal.

Belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksana


kan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

Belanja barang/jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang


dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari duabelas bulan dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja
modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari
duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, balk pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
1 Penerimaan pembiayaan mencakup:
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
(SiLPA)
b. pencairan dana cadangan
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. penerimaan pinjaman daerah
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman
f. penerimaan piutang daerah.

2 Pengeluaran pembiayaan mencakup:


a. pembentukan dana cadangan

196 Bab 7
b. penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah
c. pembayaran pokok utang
d. pemberian pinjaman daerah.

Pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan


dengan pengeluaran pembiayaan.

Penyusunan RAPBD 197


CONTOH APBD
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN 2008
NOMOR URAIAN JUMLAH
1 PENDAPATAN DAERAH 650.655.344.555
1.1 Pendapatan Asli Daerah 25.239.545.458
1.1.1 Hasil pajak daerah 4.533.859.750
1.1.2 Hasil Retribusi daerah 14.860.431.708
1.1.3 Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 2.680.000.000
1.1.4 Lain-lain Pemdapatan Daerah yang Sah 3.165.254.000
1.2 Dana perimbangan 586.697.618.097
1.2.1 Bagi hasil Pajak dan Bukan Pajak 21.422.868.097
1.2.2 Dana Alokasi Umum 504.395.750.000
1.2.3 Dana alokasi Khusus 60.879.000.000
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 38.718.181.000
1.3.1 Pendapatan Hibah 18.024.181.000
1.3.2 Pendapatan Hasil Pajak dari Provinsi 20.640.000.000
1.3.3 Bantuan Keuangan dari Provinsi 54.000.000
Jumlah Pendapatan 650.655.344.555

2 BELANJA DAERAH 688.458.132.979


2.1 Belanja Tidak Langsung 417.957.397.691
2.1.1 Belanja Pegawai 350.150.985.491
2.1.2 Belanja Bunga 77.000.000
2.1.4 Belanja Hibah 415.000.000
2.1.5 Belanja bantuan Sosial 28.861.915.000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa 2.088.697.200
2.1.7 Belanja bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa 32.863.800.000
2.1.8 Belanja Tak Terduga 3.500.000.000
2.2 Belanja Langsung 270.500.735.288
2.2.1 Belanja Pegawai 42.855.908.400
2.2.2 Belanja barang dan Modal 95.428.940.312
2.2.3 Belanja Modal 132.215.886.576
Jumlah belanja 688.458.132.979
Defisit 37.802.788.424

3 PEMBIAYAAN DAERAH 37.802.788.424


3.1 Penerimaan Pembiayaan 46.672.115.334
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun 2007 43.792.115.334
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 2.869.326.910
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 46.672.115.334
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 8.869.326.910
3.2.2 Penyertaan Modal 8.800.000.000
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 69.326.910
Pengeluaran Pembiayaan 8.869.326.910

198 Bab 7
Pembiayaan Neto 37.802.788.424

Perubahan APBD
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu
tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APBD
dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut.
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis
belanja
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan
d. keadaan darurat
e. keadaan luar biasa.

Perubahan APBD disebabkan perkembangan yang tidak sesuai


dengan asumsi KUA dapat berupa terjadinya pelampauan atau tidak
tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah,
sumber dan penggunaan pembiayaan yang semula ditetapkan dalam
KUA. Kepala daerah memformulasikan hal-hal yang mengakibatkan
terjadinya perubahan APBD ke dalam rancangan kebijakan umum
perubahan APBD serta PPAS perubahan APBD.
Dalam rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS
perubahan APBD disajikan secara lengkap penjelasan mengenai:
a. perbedaan asumsi dengan KUA yang ditetapkan sebelumnya
b. program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung
dalam perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu
pelaksanaan APBD tahun anggaran berjalan
c. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus
dikurangi dalam perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak
tercapai.
d. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus
ditingkat-kan dalam perubahan APBD apabila melampaui asumsi
KUA.

Penyusunan RAPBD 199


Rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS
perubahan APBD disampaikan kepada DPRD paling lambat minggu
pertama bulan Agustus dalam tahun anggaran berjalan. Rancangan
kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan APBD, setelah
dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum perubahan
APBD serta PPA perubahan APBD paling lambat minggu kedua bulan
Agustus tahun anggaran berjalan.
Bila persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah
tentang perubahan APBD diperkirakan jatuh pada akhir bulan
September tahun anggaran berjalan, agar dihindari adanya
penganggaran kegiatan pembangunan fisik di dalam rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD.
Kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD
yang telah disepakati, masing-masing dituangkan ke dalam nota
kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah
dengan pimpinan DPRD.
Berdasarkan nota kesepakatan TAPD menyiapkan rancangan
surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD
yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria DPA-
SKPD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam perubahan APBD
sebagai acuan bagi kepala SKPD. Rancangan surat edaran kepala
daerah mencakup hal-hal berikut.
a. PPA perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru
dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap
SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan;
b. sinkronisasi program dan kegiatan SKPD dengan program
nasional dan antar program SKPD dengan kinerja SKPD
berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
ditetapkan;
c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD yang
telah diubah kepada PPKD;
d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD
terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi,
efektifitas, transpa-ransi dan akuntabilitas penyusunan
anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan

200 Bab 7

200
e. dokumen-dokumen lain sebagai lampiran meliputi kebijakan
umum perubahan APBD, PPA perubahan APBD, kode rekening
APBD, format RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD, standar analisa
belanja dan standar harga.

Perubahan DPA-SKPD dapat berupa peningkatan atau


pengurangan capaian target kinerja program dan kegiatan dari yang
telah ditetapkan semula. Peningkatan atau pengurangan capaian
target kinerja program dan kegiatan diformulasikan dalam format
dokumen pelaksanaan perubahan anggaran SKPD (DPPA-SKPD). Dalam
format DPPA-SKPD dijelaskan capaian target kinerja, kelompok,
jenis, obyek, dan rincian obyek pendapatan, belanja serta pembiayaan
baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah perubahan.

Pergeseran Anggaran
Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan
antar jenis belanja serta pergeseran antar obyek belanja dalam
jenis belanja dan antar rincian obyek belanja diformulasikan dalam
DPPA-SKPD. Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek
belanja berkenaan dapat dilakukan atas persetujuan PPKD.
Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan
dilakukan atas persetujuan sekretaris daerah.
Pergeseran anggaran dilakukan dengan cara mengubah
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar
pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD. Pergeseran anggaran
antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat
dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.
Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa
penambahan dan/atau pengurangan akibat pergeseran, harus
dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran perubahan APBD. Tata cara pergeseran
diatur dalam peraturan kepala daerah.

Penggunaan Saldo Anggaran Lebih Tahun Sebelumnya

Penyusunan RAPBD 201


Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih
perhitungan tahun anggaran sebelumnya. Keadaan yang menyebabkan
saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun
anggaran berjalan dapat berupa:
a. membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang
melampaui anggaran yang tersedia mendahului perubahan APBD.
b. melunasi seluruh kewajiban bunga dan pokok utang.
c. mendanai kenaikan gaji dan tunjangan PNS akibat adanya kebijakan
pemerintah.
d. mendanai kegiatan lanjutan sesuai dengan ketentuan.
e. mendanai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus
diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran
dalam tahun anggaran berjalan.
f. mendanai kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya
ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD
tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan
batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun anggaran
berjalan.

Penggunaan saldo anggaran tahun sebelumnya untuk pendanaan


pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD.
Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai
pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam DPAL-SKPD.
Penggunaan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya untuk mendanai
pengeluaran diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.

Pendanaan Keadaan Darurat


Keadaan darurat sekurang-kurangnya memenuhi kriteria
berikut.
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya
b. tidak diharapkan terjadi secara berulang
c. berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam
rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.

202 Bab 7
Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya
diusulkan dalam rancangan perubahan APBD. Pendanaan keadaan
darurat yang belum tersedia anggarannya dapat menggunakan
belanja tidak terduga. Dalam hal belanja tidak terduga tidak
mencukupi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target
kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran
berjalan; dan/atau
b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.

Pengeluaran termasuk belanja untuk keperluan mendesak yang


kriterianya ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.
Kriteria belanja untuk keperluan mendesak mencakup:
a. program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggaran-nya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan
b. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah
daerah dan masyarakat.

Penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan


lainnya dalam tahun anggaran berjalan diformulasikan terlebih
dahulu dalam DPPA-SKPD.
Pendanaan keadaan darurat untuk kegiatan diformulasikan
terlebih dahulu dalam RKA-SKPD.Dalam hal keadaan darurat terjadi
setelah ditetapkannya perubahan APBD, pemerintah daerah dapat
melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, dan
pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi
anggaran .Dasar pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan diformulasikan
terlebih dahulu dalam RKA-SKPD untuk dijadikan dasar pengesahan
DPA-SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris
daerah. Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam
keadaan darurat terlebih dahulu ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.

Penyusunan RAPBD 203

203
Pendanaan Keadaan Luar Biasa
Keadaan Iuar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan
estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami
kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%. Persentase tersebut
merupakan selisih (gap) kenaikan atau penurunan antara pendapatan
dan belanja dalam APBD.
Bila kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan
dalam APBD mengalami peningkatan lebih dari 50% dapat dilakukan
penambahan kegiatan baru dan/atau penjadwalan ulang/peningkatan
capaian target kinerja program dan kegiatan dalam tahun anggaran
berjalan. Penambahan kegiatan baru diformulasikan terlebih dahulu
dalam RKA-SKPD. Penjadwalan ulang/peningkatan capaian target
kinerja program dan kegiatan diformulasikan terlebih dahulu dalam
DPPA-SKPD. RKA-SKPD dan DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan kedua
APBD.
Bila kejadian Iuar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan
dalam APBD mengalami penurunan lebih dari 50%, maka dapat
dilakukan penjadwalan ulang/pengurangan capaian target kinerja
program dan kegiatan Iainnya dalam tahun anggaran berjalan.
Penjadwalan ulang/pengurangan capaian target diformulasikan ke
dalam DPPA-SKPD.
DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang perubahan kedua APBD.

Penyiapan Raperda Perubahan APBD


RKA-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan DPPA-
SKPD yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah
disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih
lanjut oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah
kesesuaian antara RKA-SKPD dan DPPASKPD dengan kebijakan umum
perubahan APBD serta PPA perubahan APBD, prakiraan maju yang
direncanakan atau yang telah disetujui dan dokumen perencanaan
lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, standar analisis

204 Bab 7
belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal. Dalam
hal hasil pembahasan RKA-SKPD dan DPPA-SKPD yang memuat
program dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD
terdapat ketidaksesuaian dengan ketentuan SKPD melakukan
penyempurnaan.

Refleksi
Jawablah pertanyaan berikut
1 Apa maksud APBD sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah?
2 Apa saja fungsi APBD?
3 Apa makna fungsi APBD dalam alokasi dan distribusi?
4 Mulai dengan kegiatan apa dan kapan penyusunan mulai dan
berakhir?
5 Apa yang dimaksud anggaran makro dan mikro pada APBD?
6 Apa tahapan penyusunan anggaran makro?
7 Apa isi dari KUA?
8 Apa yang dimaksud dengan asumsi pada KUA?
9 Mungkinkah PPA tidak selaras dengan KUA? Jelaskan!
10 Formulir apa saja yang digunakan dalam penyusunan APBD?
11 Pendekatan apa saja yang ada dalam penyusunan APBD?
12 Apa yang dimaksud pendekatan APBD berdasarkan prestasi kerja?
13 Bagaimana Struktur APBD?
14 Mengapa disusun PPA?
15 Apa saja yang dapat mendorong dilakukan perubahan APBD?
16 Bagaimana prosedur perubahan APBD?

Pilihkan jawaban yang benar


1. Di daerah, anggaran makro disusun oleh
A. SKPD
B. DPRD
C. Pemerintah daerah
D. Sekretariat daerah

Penyusunan RAPBD 205


2. Anggaran mikro mulai disusun dengan membuat
A. strategi dan prioritas
B. analisis SWOT
C. RKA- SKPD
D. RPJMD

3. Penganggaran selesai bila telah menghasilkan


A. RKA-SKPD
B. Perda APBD
C. PPAS
D. Kebijakan umum APBD

4. Proses penganggaran makro dimulai dengan perumusan


A. kegiatan
B. prioritas dan plafon anggaran
C. kebijakan umum
D. RPJMD

5. Bila APBD sampai akhir Desember belum disetujui DPRD diserahkan


kepada
A. Pemerintah di atasnya
B. masyarakat
C. DPR
D. SKPD kembali

6. Pedoman dalam menyusun anggaran mikro salah satunya berupa


A. RPJPD
B. Kebijakan ekonomi makro
C. tupoksi
D. UU kedinasan

7. RKA-SKPD untuk DPRD disusun oleh


A. Pemerintah daerah
B. Sekretariat dewan
C. Bendaharawan

206 Bab 7
D. Panitia anggaran

8. Yang dimaksud asumsi dalam kebijakan umum adalah


A. ekonomi makro
B. asumsi musiman
C. keadaan normal
D. kemungkinan terburuk

9. APBD yang memperhatikan keadilan menunjukkan fungsi


A. otorisasi
B. distribusi
C. pengawasan
D. manifestasi

10. APBD yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat menunjukkan


fungsi
A. Alokasi
B. distribusi
C. pengawasan
D. perencanaan

11. PPAS disusun ................ KUA.


A. sesudah
B. sebelum
C. bersamaan dengan
D. selang seling dengan

12. Pilih pernyataan yang benar mengenai PPAS.


A. dibahas sebelum KUA
B. dibahas pada bulan Desember
C. berisi skala prioritas
D. belum mengandung plafon anggaran

13. Pembuatan program kegiatan dalam tahap penyusunan APBD disebut


A. penggangaran mikro

Penyusunan RAPBD 207


B. penganggaran makro
C. penganggaran tahap satu
D. pra penganggaran

14. Penjaringan aspirasi masyarakat reaktif dapat berupa


A. observasi
B. wawancara
C. inpeksi mendadak
D. dengar pendapat

15. Tahap pertama dalam penyusunan APBD adalah pembuatan


A. Kebijakan Umum Anggaran
B. Prioritas anggaran
C. Plafon anggaran
D. Arah dan kebijakan umum

16. Formulir penggangaran daerah yang digunakan adalah


A. RASK
B. RKPBD
C. RKA-SKPD
D. RAMS

17. Pilih pernyataan yang benar mengenai penyusunan RAPBD


A. berbasis kas
B. harus diproses dengan komputer
C. harus menunjukkan tolok ukur kinerja
D. dilakukan oleh dinas-dinas saja

18. Pilih pernyataan yang salah mengenai plafon anggaran


A. ditentukan oleh pemda
B. kesepakatan pemda dan DPRD
C. ditentukan oleh DPRD
D. ditentukan sendiri oleh masing-masing SKPD

19. Salah satu pedoman penyusunan kebijakan APBD adalah

208 Bab 7
A. RENSTRADA
B Pemnas
C. RPJMD
D. Musrenbang

20. Penyusunan APBD di tingkat SKPD dimulai dengan adanya


A. Surat Perintah kepala daerah
B. Surat keputusan DPRD
C. RPJMD
D. Surat Edaran Kepala daerah

21. APBD yang telah disetujui tertuang dalam


A. Peraturan daerah
B. Peraturan menteri
C. Berita daerah
D. Pengumuman daerah

Penyusunan RAPBD 209

You might also like