Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
(RAPBD)
Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran. Penganggaran
merupakan satu aspek penting bagi keuangan daerah. Anggaran
merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah
meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang
diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu
secara sistematis untuk satu periode.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah merupakan bahan APBD yang diajukan oleh Pemerintah Daerah
untuk dibahas dalam sidang DPRD untuk disetujui sebagai APBD. APBD
merupakan anggaran tahunan yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari
hingga 31 Desember.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah. Azas ini mengharuskan
pemerintah daerah merencanakan kegiatan daerah yang dibutuhkan
masing-masing dengan memperhatikan kemampuan daerah dalam
memperoleh pendapatan. Daerah diseyogyakan untuk menghindari utang
daerah.
Penyusunan APBD didasarkan kepada rencana kerja pemerintah
daerah untuk mewujudkan pelayanan masyarakat untuk mencapai cita-
cita negara.
167
APBD mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. otorisasi
2. perencanaan
3. pengawasan
4. alokasi
5. distribusi
6. stabilisasi.
168 Bab 7
2. Tahap kedua disebut penganggaran mikro yaitu perencanaan daerah
yang berisi anggaran keuangan dan kinerja yang tertuang dalam
rencana kerja anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD).
Pemerintah
Tim ahli Daerah
Kebijakan
Umum
DPRD
PPAS
Rencana program
/Kegiatan
Tim Anggaran Pemerintah
Daerah
Surat Edaran
RKA-
SKPD Panitia anggaran DPRD
RAPBD
Unit kerja
APBD
RPJM RPJMD
KUA KUA
PPA
APBN APBD
170 Bab 7
PENGANGGARAN MAKRO
Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah lebih dahulu menyusun
rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah
maupun yang secara tidak langsung yang dianggarkan dengan mendorong
partisipasi masyarakat. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.
Penganggaran makro disusun melalui dua tahap yaitu penyusunan
kebijakan umum APBD dan perumusan prioritas dan plafon anggaran.
172 Bab 7
kesejahteraan serta mendukung upaya sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD. Gambaran umum ini diikuti dengan target
pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pemerintah daerah.
Kerangka ekonomi makro berisi tentang uraian dan penjelasan
tentang asumsi, kondisi yang telah terjadi dan diperkiraan akan terjadi
yang menjadi dasar penyusunan kebijakan umum. Contoh asumsi adalah
laju inflasi daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, tingkat pengangguran.
Pada bagian ini juga diuraikan proyeksi pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah.
Isi PPAS
Isi PPAS dibagi menjadi empat bagian yaitu pendahuluan, KUA,
proyeksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, prioritas program dan
plafon anggaran, plafon anggaran menurut organisasi dan penutup..
Pendahuluan berisi,
1. Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun
sebelumnya tahun berjalan dan prakiraan pencapaian pada tahun
yang kan datang.
2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan/hambatan
dan tantangan utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya.
174 Bab 7
mempengaruhi tidak terjadinya atau terjadinya peningkatan belanja
daerah dan kebijakan pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah.
Uraian ini diikuit dengan ringkasan proyeksi APBD.
Prioritas program dan flafon anggaran berisi uraian tentang
prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati mencakup
sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif
untuk mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian SKPD dalam menjabarkan lebih lanjut ke dalam masing-
masing kegiatan. Uraian ini diikutio dengan matrik prioritas dan plafon
anggaran.
Plafon anggaran menurut organisasi berisi matrik plafon
anggaran menurut organisasi yang dibagi menurut urusan wajib dan
urusan pilihan.
KUA serta PPA yang telah disepakati masing-masing dituangkan
ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara
kepala daerah dengan pimpinan DPRD. Bila berhalangan kepala daerah dapat
menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kepakatan KUA dan PPA. Bila
kepala daerah berhalangan tetap, penandatanganan nota kepakatan KUA dan PPA dilakukan oleh
penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.
PENGANGGARAN MIKRO
Penggangagran mikro dimulai setelah penganggaran makro selesai.
Setelah kesepakatan PPAS ditandatangani maka dimulailah pengang-
garan mikro. Penganggaran mikro dimulai dengan penjabaran program
hingga diajukan perda APBD ke DPRD.
Proses penganggaran mikro meliputi beberapa kegiatan.
1. Pengeluaran Surat Edaran RKA-SKPD
Berdasarkan nota kesepakatan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas
dan Plafon APBD, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala
daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan
kepala-kepala SKPD dalam menyusun RKA. Surat edaran tersebut
mencakup:
a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana
pendapatan dan belanjanya.
176 Bab 7
176
tahun sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada
tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya dari tahun yang
direncanakan. Bila suatu program dan kegiatan merupakan tahun
terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,
kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direnca-
nakan.
Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja berdasarkan
pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar
belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
program dan kegiatan yang direncanakan.
Capaian kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang akan
dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan. Analisis standar
belanja merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya
yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan
harga merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku
disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Standar pelayanan minimal, merupakan tolok ukur kinerja dalam
menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah.
RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk
masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan
untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk
tahun berikutnya. RKA-SKPD juga memuat informasi tentang urusan
pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang
akan dicapai dari program dan kegiatan.
Rencana memuat kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek
pendapatan daerah, yang dipungut/dikelola/ diterima oleh SKPD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Peraturan adalah peraturan daerah,
peraturan pemerintah atau undang-undang. Rencana belanja memuat
kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-
masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.
178 Bab 7
178
dan per kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
RKA SKPD 3.1 berisi Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
RKA SKPD 3.2 berisi Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
RKA-SKPD 1
RKA-SKPD 2.1
Gambar 2.3 Bagan Alir Pengerjaan RKA- SKPD untuk SKPD selain BPKD
RKA-SKPD 2.1
RKA-SKPD 3.1
RKA-SKPD 3.2
180 Bab 7
Contoh Formulir RKA- SKPD
Surplus/Defisit
Pembiayaan neto
( )
NIP.
Jumlah
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd
( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
3
4
dst
182 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 2.1
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............
( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
184 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
Provinsi/Kabupaten/Kota RKA – SKPD 2.2
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............
xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst
xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst
xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst
xx Program ...
xx Kegiatan ...
xx Kegiatan ...
xx Dst
Jumlah
.
............, tanggal ..........
Kepala SKPD
Ttd
( )
NIP
1 2 3
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Penerimaan
. ............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd
( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catatan hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
186 Bab 7
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA – SKPD 3.2
Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran
Urusan pemerintahan : x.xx ................
Organisasi : x.xx.x ..............
1 2 3
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
x x x xx xx
Jumlah Pengeluaran
.
............, tanggal ..........
Kepala SKPD
ttd
( )
NIP
Keterangan
Tanggal pembahasan
Catata hasil pembahasan
1
2
Dst
Tim Anggaran Pemerintah daerah:
No Nama NIP Jabatan Tandatangan
1
2
dst
188 Bab 7
Pendekatan Penyusunan RKA-APBD
RKA-APBD disusun dengan pendekatan kerangka pengeluaran
jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan pengganggaran
berdasarkan prestasi kerja.
Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah
dilaksanakan dengan penyusun prakiraan maju yangbberisi prakiraan
kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan
dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang
direncanakan. Untuk mencapainya maka kepala SKPD mengevaluasi hasil
pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun anggaran sebelumnya
sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. Evaluasi
tersebut digunakan untuk menilai kegiatan yang belum dapat
dilaksanakan dan/atau diselesaiakan tahun-tahun sebelumnya agar
diselesaian pada tahun yang direncanakan atau satu tahun berikutnya.
Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dngan memadukan
seluruh proses perencanaan dan penganggaranpendapatan, belanja dan
pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan rencana kerja dan
anggaran.
Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran
yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan
termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan ini berdasarkan pada
indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga dan standar pelayanan minimal.
Indikator kinerja adalah ukuran ukuran keberhasilan yang bakan
dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan. Analisis standar
belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Standar satuan harga
adalah harga setiap unit barang/jasa yangberlaku di suatu daerah yang
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Standar pelayanan minimal
merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib.
Hal-hal Khusus
Dalam penyusunan APBD mungkin terdapat kasus yang spesifik,
misalnya,
a. Bila DPRD tidak mengambil keputusan terhadap rancangan perda
tentang APBD sampai dengan batas waktu menurut undang-undang.
Dalam kasus ini rancangan peraturan daerah disampaikan kepada
Gebernur bagi kabupaten atau kota, kepada menteri dalam negeri
bagi pemerintah provinsi. Penyampaian rancangan Peraturan kepala
daerah kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur paling lambat 15 hari
kerja setelah Raperda tidak disetujui DPRD (pertengahan bulan
Desember). Selanjutnya Menteri Dalam Negeri/Gubernur
memberikan pengesahan paling lama dalam 30 hari kerja.
b. Bila daerah belum memiliki DPRD karena baru dibentuk.
Dalam kasus ini maka rancangan KUA dan PPAS harus diserahkan
kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur pada bulan Juni dan
pengesahannya pada minggu pertama bulan Juli. Selanjutnya
190 Bab 7
rancangan Perda tentang APBD harus diserahkan 30 hari kerja sejak
KUA dan PPAS disahkan Menteri Dalam Negeri/Gubernur.
Struktur APBD
APBD disusun dengan struktur sebagai berikut.
- Ringkasan APBD
Ringkasan APBD disusun menurut urusan Pemda dan organisasi.
Urusan di Pemda adalah urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja
menurut urusan wajib meliputi urusan- urusan:
a. pendidikan
b. kesehatan
c. pekerjaan umum
d. perumahan rakyat
e. penataan ruang
f. perencanaan pembangunan
g. perhubungan
h. lingkungan hidup
i. pertanahan
j. kependudukan dan catatan sipil
k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera
m. sosial
n. ketenagakerjaan
o. koperasi dan usaha kecil dan menengah
p. penanaman modal
q. kebudayaan
r. kepemudaan dan olah raga
s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian
u. ketahanan pangan
v. pemberdayaan masyarakat dan desa
w. statistik
x. kearsipan
y. komunikasi dan informatika
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah terdiri
dari:
- Pendapatan Asli Daerah (PAD)
- Dana perimbangan
- Lain-lain pendapatan
Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri dari:
- Belanja Langsung
- Belanja tak Langsung
Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
192 Bab 7
Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan
keselarasan dan keterpadu pengelolaan keuangan negara terdiri dari:
a. pelayanan umum
b. ketertiban dan ketentraman
c. ekonomi
d. lingkungan hidup
e. perumahan dan fasilitas umum
f. kesehatan
g. pariwisata dan budaya
h. pendidikan
i.perlindungan sosial.
Belanja Langsung
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, balk pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
1 Penerimaan pembiayaan mencakup:
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
(SiLPA)
b. pencairan dana cadangan
c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. penerimaan pinjaman daerah
e. penerimaan kembali pemberian pinjaman
f. penerimaan piutang daerah.
196 Bab 7
b. penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah
c. pembayaran pokok utang
d. pemberian pinjaman daerah.
198 Bab 7
Pembiayaan Neto 37.802.788.424
Perubahan APBD
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu
tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Perubahan APBD
dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut.
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis
belanja
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan
d. keadaan darurat
e. keadaan luar biasa.
200 Bab 7
200
e. dokumen-dokumen lain sebagai lampiran meliputi kebijakan
umum perubahan APBD, PPA perubahan APBD, kode rekening
APBD, format RKA-SKPD dan/atau DPA-SKPD, standar analisa
belanja dan standar harga.
Pergeseran Anggaran
Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan
antar jenis belanja serta pergeseran antar obyek belanja dalam
jenis belanja dan antar rincian obyek belanja diformulasikan dalam
DPPA-SKPD. Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek
belanja berkenaan dapat dilakukan atas persetujuan PPKD.
Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan
dilakukan atas persetujuan sekretaris daerah.
Pergeseran anggaran dilakukan dengan cara mengubah
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar
pelaksanaan, untuk selanjutnya dianggarkan dalam rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD. Pergeseran anggaran
antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat
dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentang APBD.
Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa
penambahan dan/atau pengurangan akibat pergeseran, harus
dijelaskan dalam kolom keterangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran perubahan APBD. Tata cara pergeseran
diatur dalam peraturan kepala daerah.
202 Bab 7
Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya
diusulkan dalam rancangan perubahan APBD. Pendanaan keadaan
darurat yang belum tersedia anggarannya dapat menggunakan
belanja tidak terduga. Dalam hal belanja tidak terduga tidak
mencukupi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target
kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran
berjalan; dan/atau
b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.
203
Pendanaan Keadaan Luar Biasa
Keadaan Iuar biasa merupakan keadaan yang menyebabkan
estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami
kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%. Persentase tersebut
merupakan selisih (gap) kenaikan atau penurunan antara pendapatan
dan belanja dalam APBD.
Bila kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan
dalam APBD mengalami peningkatan lebih dari 50% dapat dilakukan
penambahan kegiatan baru dan/atau penjadwalan ulang/peningkatan
capaian target kinerja program dan kegiatan dalam tahun anggaran
berjalan. Penambahan kegiatan baru diformulasikan terlebih dahulu
dalam RKA-SKPD. Penjadwalan ulang/peningkatan capaian target
kinerja program dan kegiatan diformulasikan terlebih dahulu dalam
DPPA-SKPD. RKA-SKPD dan DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan kedua
APBD.
Bila kejadian Iuar biasa yang menyebabkan estimasi penerimaan
dalam APBD mengalami penurunan lebih dari 50%, maka dapat
dilakukan penjadwalan ulang/pengurangan capaian target kinerja
program dan kegiatan Iainnya dalam tahun anggaran berjalan.
Penjadwalan ulang/pengurangan capaian target diformulasikan ke
dalam DPPA-SKPD.
DPPA-SKPD digunakan sebagai dasar penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang perubahan kedua APBD.
204 Bab 7
belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal. Dalam
hal hasil pembahasan RKA-SKPD dan DPPA-SKPD yang memuat
program dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD
terdapat ketidaksesuaian dengan ketentuan SKPD melakukan
penyempurnaan.
Refleksi
Jawablah pertanyaan berikut
1 Apa maksud APBD sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah?
2 Apa saja fungsi APBD?
3 Apa makna fungsi APBD dalam alokasi dan distribusi?
4 Mulai dengan kegiatan apa dan kapan penyusunan mulai dan
berakhir?
5 Apa yang dimaksud anggaran makro dan mikro pada APBD?
6 Apa tahapan penyusunan anggaran makro?
7 Apa isi dari KUA?
8 Apa yang dimaksud dengan asumsi pada KUA?
9 Mungkinkah PPA tidak selaras dengan KUA? Jelaskan!
10 Formulir apa saja yang digunakan dalam penyusunan APBD?
11 Pendekatan apa saja yang ada dalam penyusunan APBD?
12 Apa yang dimaksud pendekatan APBD berdasarkan prestasi kerja?
13 Bagaimana Struktur APBD?
14 Mengapa disusun PPA?
15 Apa saja yang dapat mendorong dilakukan perubahan APBD?
16 Bagaimana prosedur perubahan APBD?
206 Bab 7
D. Panitia anggaran
208 Bab 7
A. RENSTRADA
B Pemnas
C. RPJMD
D. Musrenbang