You are on page 1of 16

Assalamualaikum

Makna kebijakan
United Nations,1978 : Pedoman untuk
bertindak ,yakni suatu deklarasi mengenai suatu
dasar pedoman bertindak, arah tindakan
tertentu , program mengenai aktivitas-aktivitas
tertentu atau suatu rencana.
James E. Anderson,1978 : Perilaku dari sejumlah
aktor (pejabat,kelompok,instansi pemerintah)
atau serangkaian aktor dalam suatu bidang
kegiatan tertentu

Pengertian Kebijakan Publik


Carl Friedrich dalam Abdul Wahab , 1997 :
kebijakan publik adalah suatu tindakan yang
mengarah pada tujuan yang di usulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu seraya mencari
peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang di inginkan.
Thomas R. Dye,1978 : Pilihan tindakan apapun
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pemerintah.

Ciri- Ciri Kebijakan Publik


Tindakan Berpola yang mengarah pada tujuan
bukan tindakan yang kebetulan.
Tindakan berpola yang dilakukan oleh pejabatpejabat publik /pemerintah bukan keputusan
yang berdiri sendiri.
Tindakan nyata pemerintah dalam bidang
tertentu
Tindakan yang mempunyai dampak,baik
positif maupun negatif.

Sistematika Kebijakan Publik


Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn
1. Penyusunan Agenda
agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat
strategis dalam realitas kebijakan publik.
2. Formulasi Kebijakan.
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan
kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan.
3. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada
proses dasar pemerintahan.
4. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan
fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan
pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan

Kebijakan Publik Dalam Islam


al-Quran surat an-Nahl ayat 125 bisa menjadi dasar melaksanakan tahaptahap kebijakan public

Allah menyuruh Rosullullah agar mengajak makhluk kepada Allah dengan


hikmah, yaitu Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan
antara yang hak dengan yang bathil.

Firman Allah:

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,

berdialoglah dengan mereka dengan lembut,


halus, dan sapaan yang sopan. dalam praktik
kehidupan umat Islam setiap permasalahan
yang dihadapi senantiasa menempuh cara
musyawarah dalam setiap pengambilan
keputusan. Musyawarah sangat diperlukan
sebagai bahan pertimbangan dan tanggung
jawab bersama pada setiap proses pengambilan
keputusan, sehingga setiap keputusan yang
dikeluarkan akan menjadi tanggung jawab
bersama. Sikap musyawarah merupakan
sebentuk penghargaan terhadap orang lain,
karena pendapat-pendapat yang disampaikan
menjadi pertimbangan bersama.

Secara syari, tujuan kebijakan publik adalah


melahirkan kemaslahatan bagi masyarakat.
Kemaslahatan ini memiliki dua dimensi utama,
DIMENSI MANFAAT

DIMENSI BERKAH

Dimensi Manfaat
merujuk pada economic benefit yang dinikmati
seluruh lapisan masyarakat secara merata dan
berkeadilan

Dimensi Berkah
merujuk pada kualitas dari pembangunan
ekonomi itu sendiri

Agar tujuan kebijakan publik ini bisa terealisasikan


dengan baik, maka ada dua pilar utama kebijakan yang
harus dipenuhi

1. pilar kebijakan yang berorientasi pada


pemenuhan maqashid as-syariah.
Menurut Imam Asy Syatibi ada 5 elemen maqashid
hifzud diin (proteksi agama)
hifzun nafs (proteksi diri/jiwa)
hifzun nasl (proteksi keturunan)
hifzul aql (proteksi akal)
hifzul maal (proteksi harta).

2. Pilar Keadilan.
Cermin keadilan ini sangat sederhana, yaitu ketika pemerintah
menjadikan simpul terlemah dari masyarakat sebagai basis
perumusan kebijakan. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan
oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. Beliau mengatakan :
kelompok masyarakat yang di mata kalian dianggap kuat,
maka di mataku mereka sesungguhnya sangat lemah.
Sebaliknya, kelompok masyarakat yang di mata kalian
dianggap lemah (hina), maka di mataku sesungguhnya sangat
kuat.
Logika Umar sangat sederhana, jika kelompok lemah terbela
dan terberdayakan dengan baik, maka kelompok elit
masyarakat pasti akan menikmati pula kemajuan ekonomi
yang ada. Semuanya akan terangkat nasibnya. Namun jika
basis kebijakan itu adalah bagaimana melayani kepentingan
kelompok elit masyarakat, maka belum tentu kelompok lemah
(dhuafa) akan dapat menikmati dari pembangunan ekonomi.

Imam Al-Ghazali dan Imam Asy-Syatibi


Kedua imam tersebut membagi maqashid
syariah dalam tiga level :
dharuriyah atau kebutuhan pokok manusia
yang jika tidak dipenuhi akan menyebabkan
kerusakan, kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Kebutuhan tersebut adalah terpeliharanya
agama (hifzud-dien), jiwa (hifzun-nafs), akal
(hifzul-aqal), keturunan (hifzun-nasb), dan
harta (hifzul-maal)
hajjiah atau kebutuhan sekunder untuk
menopang kebutuhan dharuriyah seperti
perlunya badan yang mengawasi kebijakan
agar dapat berjalan sesuai tujuan dan untuk
mempermudah tercapainya kemaslahatan
hidup, dan menanggulangi kesulitan atau
penyelewengan.
tahsiniyyah, yaitu pemenuhan kebutuhan yang
dapat memperindah, suasana yang nyaman di
mana syariah menjamin bagi pemanfaatan
keindahan dan kenyamanan.

Kebijakan-kebijakan khalifah ustman


bin affan
Setiap Amir atau Gubernur adalah
wakil khalifah di daerah untuk
melaksanakan tugas administrasi
pemerintahan dan
bertanggungjawab kepadanya,
Seorang amir diangkat dan
diberhentikan oleh Khalifah.
Sedangkan
kekuasan legislatif dipegang oleh
Dewan Penasehat atau Majlis
Syura, tempat Khalifah
mengadakan musyawarah atau
konsultasi dengan para sahabat
Nabi terkemuka

Kebijakan Yang Berpengaruh Bagi


Perkembangan Islam
Bidang Tashri, dirintis Umar bin Abdul Aziz nan memberikan
instruksi menyeluruh buat menyusun, membukukan, dan membuat
kodifikasi hadits. Umar bin Abdul Aziz berusaha mempertahankan
perkembangan hadits nan saat itu mengalami kemunduran.
Bidang ekonomi, memberi perhatian pada sektor pertanian,
membangun saluran irigasi, dan mendorong perkembangan
teknologi pada bidang terkait.
Sektor industri tidak luput dari perhatian dengan peningkatan
produksi handycraft. Industri ini menjadi tulang punggung ekonomi
setelah pertanian.
Memberikan hak dan konservasi warga negara dengan membentuk
forum kehakiman nan dikepalai Qathil Qudhah. Rumusan sistem
peradilan Islam itu menjadi acum hingga sekarang.
Memperbaiki sistem pemerintahan dan menata administrasi, antara
lain organisasi keuangan nan bertugas mengurusi keuangan negara.

You might also like