You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
Ranula adalah kavitas berisi mukus yang terletak di dasar mulut yang
berhubungan dan melibatkan glandula saliva mayor tetapi dapat juga melibatkan
glandula saliva minor. Ranula berasal dari kata latin: rana, yang berarti katak.
Dinamakan ranula, karena bentuknya yang translusen dan menonjol menyerupai
perut katak.1
Ranula merupakan fenomena retensi duktus pada glandula sublingualis
dengan gambaran khas pada dasar mulut. Mukosa di atasnya terlihat tipis,
meregang, dan hampir transparan. Pembesaran yang disebabkan oleh cairan ini
kadang menyebabkan terangkatnya lidah khususnya pada anak-anak.2
Ranula biasanya unilateral dan menyebabkan pembengkakan biru yang
dapat membesar, dan apabila tidak segera diatasi akan memberikan dampak yang
buruk, karena pembengkakannya dapat mengganggu fungsi bicara, mengunyah,
menelan, dan bernafas.3
B. Tinjauan Pustaka
Rongga mulut setiap harinya dibasahi oleh 1000 ml sampai 1500 ml
saliva. Kesehatan lapisan mukosa mulut dan faring serta fungsi pengunyahan,
deglutisi (proses pencernaan makanan sejak masuk ke rongga mulut hingga
mencapai esofagus) bergantung pada cukupnya aliran saliva. Saliva berasal dari 3
pasang glandula saliva mayor, yaitu glandula parotis, glandula sublingualis dan
glandula submandibularis, dan sejumlah glandula saliva minor pada mukosa dan
submukosa bibir, palatum dan lidah.
Glandula parotis terletak pada bagian samping, di atas musculus masseter.
Duktusnya dinamakan duktus Stensen dengan panjang 5 cm sampai 6 cm yang
bermula dari aspek anterior glandula melintasi musculus masseter menembus

musculus buccinators dan memasuki rongga mulut pada regio molar pertama atau
molar kedua rahang atas.
Glandula submandibularis terletak di bawah korpus mandibula dan
menempati segitiga yang dibentuk oleh venter posterior dan anterior musculi
digastrici. Duktus-nya keluar dari perluasan glandula submandibularis yang
melintasi batas posterior dari musculus mylohyoideus dan memasuki rongga atau
ruang sublingual. Duktus Wharton dengan panjang kurang lebih 6 cm melintas di
bagian anterior dan berakhir dalam lubang saluran di dasar mulut, tepat di
samping frenulum lingualis.
Glandula sublingualis menempati rongga sublingual bagian anterior dan
hampir memenuhi dasar mulut. Aliran dari sublingualis memasuki rongga mulut
melalui sejumlah muara yang terdapat sepanjang plika sublingualis, yaitu suatu
linggir mukosa anteroposterior di dasar mulut yang menunjukkan alur dari duktus
submandibularis, atau melalui duktus utama (yaitu duktus Bartholin) yang
berhubungan dengan duktus submandibularis.
Glandula saliva minor terletak dalam jumlah besar pada submukosa atau
mukosa bibir, permukaan lidah bagian bawah, bagian posterior palatum durum
dan mukosa bukal.2

Gambar glandula saliva


(Sumber: Essentials Of Oral Medicine)

Dalam keadaan normal glandula saliva ini terus menerus mengeluarkan


saliva melalui saluran yang bermuara di dalam rongga mulut sesuai dengan
kebutuhan. Apabila terjadi penyumbatan baik sebagian maupun total, maka akan
terjadi bendungan atau stagnasi saliva yang merupakan retensi saliva.3
C. Klasifikasi Ranula

Ranula diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :


1. Ranula superfisial atau simple ranula
2

Merupakan fenomena retensi atau ekstravasasi yang berhubungan dengan


trauma pada satu atau beberapa dukstus ekskretori dan glandula saliva
sublingual. Besarnya terbatas pada dataran oral musculus mylohyoideus.
Tampak sebagai suatu pembengkakan lunak, dapat ditekan, timbul dari dasar
mulut. Kista ini dindingnya dilapisi epitel dan terjadi karena obstruksi duktus
glandula saliva.

Gambar Simple Ranula


(Sumber: Atlas Of Otolaryngology, Head, & Neck Operative
Surgery)

2. Ranula dissecting atau plunging ranula atau profunda ranula


Kista ekstravasasi mukus dari kelenjar sublingual dengan difusi sampai ke
leher. Kista ini menerobos di bawah musculus mylohyoideus dan
menimbulkan pembengkakan. Kista jenis ini dindingnya tidak dilapisi epitel.

Gambar Plunging ranula


(Sumber: Clinical Review Of 580 Ranulas)

D. Prevalensi
Ranula dapat terjadi pada semua umur dan lebih sering terjadi pada wanita
daripada pria.4,5
Ranula jarang sekali terjadi. Dalam suatu penelitian terhadap 571
penderita ranula didapatkan frekueansi penderita wanita lebih tinggi daripada pria

dengan perbandingan adalah 1:1,2 sedangkan pada kategori umur frekuensi


tertinggi berumur 10-19 tahun dengan rentang usia 3-80 tahun.4

Tabel Distribusi 571 Penderita Ranula Di Rumah Sakit Stomatology China Periode
Tahun 1962-2002
(Sumber: Clinical Review Of Ranulas)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Etiologi
Ranula terjadi karena obstruksi duktus saliva dengan pembentukan kista
atau ekstravasasi saliva pada jaringan yang disebabkan karena trauma. Obstruksi
duktus tersebut dapat disebabkan karena calculus atau infeksi.6
Ranula terjadi karena adanya penyumbatan duktus glandula saliva
sehingga terjadi penekanan di sepanjang dinding saluran. Bila ada daerah yang
lemah maka daerah tersebut akan pecah dan terjadi lagunar (bulatan-bulatan
kecil) yang merupakan retensi saliva yang lambat laun menjadi kista ekstravasasi
pada duktus glandula sublingualis atau submandibularis dan dapat terjadi
ramifikasi (percabangan) secara difus ke leher.5
Ranula juga dapat terjadi akibat trauma yang mengakibatkan duktus
glandula saliva sublingualis atau glandula submandibularis yang terputus
sehingga melalui ruptur ini saliva akan keluar menempati jaringan disekitar
duktus tersebut.4,5,7
B. Gambaran Klinis Ranula
Tanda dan Gambaran klinis ranula adalah sebagai berikut :
4

Adanya benjolan pada dasar mulut, mendorong lidah ke atas.

Gambar Ranula besar yang mengangkat lidah


(Sumber: Principles Of Oral And Maxillofacial Surgery)

Umumnya unilateral jarang bilateral.


Sessile/pediculated, smooth surface.
Benjolan berdinding tipis transparan, berwarna biru kemerahan.
Benjolan tumbuh lambat, gambaran seperti perut katak.
Pembengkakan selain intraoral dapat juga ekstraoral.
Tidak ada rasa sakit
Bila benjolan membesar dapat mengganggu bicara, makan

maupun menelan.
Benjolan oleh karena suatu sebab dapat pecah sendiri, cairan

keluar, mengempes kemudian timbul atau kambuh kembali.


Pada simple ranula benjolan terletak pada superfisial
sedangkan

plunging

menyebar

ke

ranula

dasar

terletak

musculus

lebih

dalam

mylohyoid,

submandibular, ke leher bahkan ke mediastinum.

bisa

daerah

4,5

C. Diagnosis Ranula
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis ranula:
1. Melakukan anamnesa lengkap dan cermat secara auto-anamnesa atau alloanamnesa.
2. Melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan biopsi
Simple ranula gambaran klinisnya relatif lebih khas sehingga diagnosa
mudah ditegakkan. Tampak sebagai suatu tonjolan berdinding tipis, licin,
kebiruan dan transparan. Pada palpasi terasa lunak dan berfluktuasi. Kista ini
terletak dibawah lidah.

Plunging

ranula

lebih

sulit

menegakkan

diagnosanya,

karena

gambarannya mirip dengan pembengkakan glandula yang lain pada leher. Tidak
ada tes diagnostik khusus untuk membedakan lesi-lesi tersebut. Maka diagnosa
plunging ranula hanya tergantung pada adanya hubungan anatomi kista dengan
glandula saliva dan gambaran histopatologis dinding kista sesudah eksisi.
Secara histopatologi kebanyakan ranula tidak mempunyai lapisan epitel dan
dinding dari ranula terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang menyerupai jaringan
granulasi. Penemuan histopatologi menunjukkan ruang dalam kista dan
dindingnya didominasi oleh histiosit dan juga dijumpai musin.2,5

Gambaran histopatologi simple ranula yang menunjukkan histiosit yang mendominasi


pada ruang kista dan pada serabut penghubung pseudokista.
(Sumber: Clinical Review Of 580 Ranulas)

Gambaran radiografi
ranula (CT Scan),
ditunjukkan oleh
tanda panah

Gambaran radiografi ranulan


plunging (MRI), dapat dilihat
bahwa massa menyebabkan
terjadinya pembengkakan hingga
ke leher pasien

(Sumber: Principles Of Oral And Maxillofacial Surgery)

D. Diagnosis Banding Ranula


6

1. Diagnosis banding ranula superfisial atau simple ranula


a. Sialolithiasis
Pembentukan batu terjadi karena pengerasan kompleks kalsium di
dalam glandula saliva yang dapat menyumbat duktus saliva sehingga
menyebabkan pembengkakan di dasar mulut. Penyumbatan aliran saliva
oleh batu akan mengakibatkan pembengkakan dasar mulut yang keras,
nyeri dan sakit.
Gejala klinis yang khas adalah rasa sakit yang hebat pada saat
makan, menelan dan disertai adanya pembengkakan glandula saliva dan
sangat peka jika dipalpasi.

Gambar sialolithiasis

b.

Kista Dermoid
Terjadi akibat pembengkakan jaringan lunak yang berasal dari
degenerasi kistik dari epitel yang terjebak selama perkembangan
embrionik. Kista dermoid dapat dijumpai di mana saja di kulit, tetapi
mempuyai kecenderungan timbul di dasar mulut. Secara klasik tampak
seperti kubah, tidak sakit, muncul di dasar mulut. Mukosa di atasnya
merah muda, lidah sedikit terangkat dan palpasi memberi konsistensi
seperti adonan. Pasien mengeluh sukar makan dan bicara. 7

Gambar Kista dermoid

c.

Hemangioma
Hemangioma adalah tumor jinak vaskuler yang sering terjadi pada
rongga mulut. Etiologinya diduga berhubungan dengan abnormalitas
proliferasi dari sel-sel endothelium.
Gambaran Hemangioma menyerupai

kista

ranula

yang

menunjukkan adanya pembuluh darah.2

Gambar Hemangioma

2. Diagnosis Banding Ranula dissecting atau plunging ranula atau ranula


profunda
a. Laryngocele
Laryngocele adalah penonjolan selaput lendir laring (kotak suara).
Terjadi karena tekanan intralaringeal meningkat. Laryngocele yang
menonjol ke arah luar (Laryngocele eksterna) menyebabkan benjolan di
leher. Penderita juga bisa mengalami disfagia (gangguan menelan), batuk
atau merasakan adanya sesuatu di tenggorokannya. Pada CT scan,
Laryngocele tampak licin dan berbentuk seperti telur.

b.

Sialadenitis
Terjadi karena peradangan dari glandula saliva dengan gambaran
klinis :
Mulut terasa kering
Rasa sakit pada mulut atau wajah, terutama ketika makan
Kulit kemerahan di samping wajah atau leher
Pembengkakan pada wajah terutama di depan telinga, di bawah
rahang, atau di bawah lidah.

Gambar Sialadenitis

c.

Abses leher
Abses leher merupakan kumpulan nanah dari infeksi di ruang
antara struktur leher. Terjadi karena infeksi bakteri di kepala atau leher.
Gejala yang ditimbulkan yaitu :
a. Demam
b. Tenggorokan merah, bengkak, sakit, kadang-kadang hanya satu
sisi.
c. Nyeri leher
d. Sakit telinga
e. Tubuh sakit
f. Panas dingin
g. Kesulitan menelan, berbicara atau bernapas
9

Gambar Abses leher

d. Ductus Thyroglossal Cyst


Kista ini biasanya terletak di garis tengah leher. Ditandai dengan
terabanya massa leher yang membesar dan tidak menimbulkan rasa
tertekan di tempat timbulnya kista. Konsistensi massa teraba berbatas
tegas, bulat, mudah digerakkan, tidak nyeri, warna sama dengan kulit
sekitarnya dan bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah. Diameter
kista berkisar antara 2-4 cm, kadang-kadang lebih besar. Beberapa orang
mengeluh nyeri saat menelan dan kulit di atasnya berwarna merah

Gambar Ductus Thyroglossal Cyst

e.

Kista Kelenjar Paratiroid atau Tiroid


Kista ini berisi cairan bening atau darah dan biasanya
bermanifestasi sebagai massa leher tanpa gejala. Epitel kista ini berbentuk
kubus atau kolumnar.

Gambar Kista Tiroid

10

f.

Pleomorphic adenoma
Tumor kelenjar liur jinak yang paling umum. Meskipun
pleomorphic adenoma paling sering terjadi pada kelenjar parotis, tumor
ini kemungkinan juga ditemukan dalam kelenjar liur submandibularis,
sublingualis. Gambaran tumor biasanya mulus, tetapi kadang-kadang
muncul nodul di sepanjang permukaan tumor.3,8

Gambar Pleomorphic adenoma

E. Penatalaksanaan Ranula
Dalam kasus ranula, ahli bedah mulut dapat merekomendasikan
marsupialisasi atau eksisi, dimana ranula diinsisi untuk membuat outlet pada kista
retensi kelenjar liur sehingga cairan dapat dikeluarkan.
Berikut ini penjelasan tentang prosedur marsupialisasi serta komplikasi
yang ditimbulkan.
1. Tehnik Operasi :
a. Menjelang operasi
Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi
yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan
persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi
(Informed consent).
Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

Antibiotika profilaksis, cefazolin atau klindamisin kombinasi


dengan garamisin.

b. Tahapan operasi

Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam anestesi umum


dengan intubasi nasotrakheal kontralateral.

11

Posisi penderita telentang sedikit head-up (20-25 0 ) dan kepala


menoleh kearah kontralateral.

Desinfeksi intraoral.

Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000

Mulut dibuka dengan menggunakan spreader (alat pembuka) mulut.

Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut kemudian rawat
perdarahan yang terjadi, lakukan sondasi atau palpasi untuk mengetahui
apakah terdapat sialolithiasis, atau sebab lain sehingga menimbulkan
sumbatan pada saluran kelenjar liur sublingual.

Berikut langkah kerja bedah marsupialisasi:

Gambaran klinis ranula superfisial

Pembuangan mukus selama prosedur pembedahan

12

Diseksi pada daerah pembedahan dengan gunting belah ketupat

Aspek pasca operasi yang telah dilakukan proses bedah marsupialisasi

13

Gambaran hari ke-14 dengan benang jahit terlihat di posisi


pembedahan.9

BAB III
KESIMPULAN

Ranula merupakan suatu kista retensi dengan gambaran khas pada dasar
mulut.
Dikenal dua klasifikasi ranula, yaitu ranula superfisial atau simple ranula dan
plunging ranula atau ranula dissecting atau ranula profunda. Simple ranula letaknya
terbatas pada dataran oral musculus mylohyoideus, sedangkan plunging ranula
menembus di bawah musculus mylohyoideus dan bisa menyebar ke daerah
submandibular, ke leher bahkan ke mediastinum.
Ranula terbentuk sebagai akibat terhalangnya duktus glandula saliva mayor
atau karena trauma.
Gambaran klinis ranula yaitu adanya benjolan pada dasar mulut berwarna biru
kemerahan, berdinding tipis transparan, gambaran seperti perut katak. Tidak ada rasa
sakit. Bila benjolan membesar dapat menganggu bicara, makan maupun penelanan.
Pada simple ranula benjolan terletak superfisial sedangkan pada

14

plunging ranula benjolan terletak lebih dalam sehingga dapat


menimbulkan pembengkakan submental
Untuk menegakkan diagnosis ranula perlu dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan penunjang yang terdiri dari pemeriksaan radiologis dan mikroskopis
untuk mendukung diagnosis ranula. Penatalaksanaan ranula biasanya dilakukan
tindakan bedah marsupialisasi.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Neelakamal, Hallur., Suryavanshi., Kiran, R., Syed Z., Chaitanya., & K.,
Pavan.D.T. 2011. Case Report: Management of Ranula. International Journal Of

2.

Dental Clinics Volume 3 Issue 3 July- September 2011. Page 79-80.


Pedersen, Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa: Purwanto

3.

& Basoeseno. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 284-286.


Petersen. 2004. Principles Of Oral And Maxillofacial Surgery. London: BC

4.

Decker Inc. Page 676-677.


Zhao, Yi-Fang., Yulin Jia., Xing-Min, Chen., Wen, Fen-Zhang. 2004. Clinical

5.

review of 580 ranulas. Wuhan: Wuhan University.


Shear, Mervin. 2008. Kista Rongga Mulut. Alih Bahasa: Cornella Hutauruk.

6.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 278-288.


Jaishankar, Suman., Manimaran., Kannan., & Christeffi, Mabel. 2010. Ranula: A
Case Report. JIADS Vol 1 Issue 3 July-September 2010.

15

7.

Langlais, Robert P., Mille, Craig S. 1984. Atlas Berwarna Kelainan Rongga
Mulut Yang Lazim. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Hal 40.

8.

Silverman, Soll., L Roy, Eversolle., Edmond, L Truelove., 2001. Essentials Of


Oral Medicine. London: BC Decker Inc. Page 232.

9. Zorzetto, Daniel Luis., Marzolla, Clovis., Luciaca, Silva-Rosa. Ranula Surgical


Treatment By The Marsupialization Technique.
http://www.actiradentes.com.br/revista/2008/textos/20RevistaATOSurgical_treatment_of_ranulas-2008.pdf diakses 5 Mei 2014

16

You might also like