Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan atas tebal atau tipisnya berbagai laminae, komposisi selsel yang menyusunnya, variasi lapisan-lapisan pada berbagai daerah cortex,
Brodmann (1909) telah berhasil, secara amat mengagumkan, membuat
suatu peta daerah-daerah arsitektural sel-sel pada cortex cerebi manusia.
Peta arsitektural sel-sel menurut brodmann ini merupakan salah satu
nomenklatur yang hingga saat ini paling lazim dipakai atau dikenal.
Brodmann mempergukanakan angka-angka untuk menyatakan daerahdaerah pada cortex yang mempunyai susunan arsitektural sel-sel yang
berbeda (Gb.70).
Pemberian nomor atau angka pada daerah-daerah cortex tersebut
berdasarkan urutan-urutan daerah cortex yang mula-mula diselidiki
Brodmann dan tidak mempunyai hubungan dengan arti fungsional daerahdaerah tersebut. Untuk membagi sutau daerah arsitektural sel-sel menjadi
daerah-daerah yang lebih kecil, Brodmann mempergunakan huruf
(umpamanya area 7 dapat dibagi lagi menjadi area 7a dan 7b).
Demikianlah, menurut Brodman, permukaan cortex dapat dibagi
menjadi sejumlah besar daerah-daerah arsitektural sel-sel. Hingga sekarang
sudah jelas terbukti, bahwa banyak dari area Brodmann tersebut ternyata
mempunyai arti fungsional yang jelas dan sfesifik, seperti semula yang
pernah diramalkannya.
Walaupun belum semua area Brodmann dapat diketahui fungsinya
denagn jelas, beberapa hal tampaknya mempunyai arti fungsional dan
praktis yang jelas, sehingga memerlukan pembahasan yang lebih mendalam.
1. Lobus Frontalis
Di daerah lobus frontalis dikenal sejumlah daerah arsitektural sel-sel
antara lain sebagai berikut :
(a) Area 4 (cortex area motorik)
Area ini meliputi sebagian besar gyrus precentralis dan bagian
anterior lobus paracentralis. Didalam lapisan V (lamina ganglionaris)
terdapat sel-sel pyramidal yang amat besar ukurannya, yaitu sel-sel
pyramidal Betz. Selain dari itu lamina granularis interna amat tipis
(praktis tidak tampak), sehingga area 4 ini juga dikenal sebagai
cortex agranularis.
(4) Proyeksi daerah muka (facies) tegak dan juga relative luas, terutama daerah mulut
dan bibir;
(5) Di sebelah inferior dari daerah muka (facies) terdapat: daerah-daerah proyeksi untuk
gigi, lidah dan pharynx. Daerah proyeksi untuk imfuls-imfuls dari daerah
intraabdiminal terdapatdidalam pars opercularis cortex area somatosensorik.
(b) Daerah-daerah asosiasi cortex lobus parietalis
(1) Cortex area asosiasi somatosensorik, (area 5 dan 7)
Area brodmann 5 dan 7 meluas sampai meliputi juga sebagian permukaan medial
hemispherium cerebri.
Daerah-daerah ini menerima fibrae thalamocorticales yang berasal dari nucleus
lateralis posterior thalami. Area 5 dan 7 mempunyai hubungan dengan area 3, 1 dan 2
melalui serat-serat asosiasi pendek.
Datangnya impuls-impuls somatosensorik pada area 3 , 1 dan 2 hanya
memberikan kesan adanya rangsangan rabaan atau gerakan, akan tetapi rangsangan
pada suatu benda dengan mata tertutup belum dapat mengungkapkan bentuk dan
susunannya. Impuls-impuls ini perlu diantarkan selanjutnya ke area 5 dan 7 untuk
mengalami pengolahan analisis dan korelasi lebih lanjutb yang dengan demikian
memungkinkan individu yang bersangkutan untuk mengenal benda-benda yang
diletakkan diatas tangannya tanpa melihatnya.
(2) gyrusnAngularis dan Gyrus Supramarginalis
impuls-impuls sensorik yang mencapai cortex cerebri pada akhirnya akan mengalami
integrasi terakhir didalam gyrus angularis (area brodmann 39 yang juga dikenal
sebagai daerah integrasi umum, Guyton, 1964).
Gyrus angularis terletak pada daerah pertemuan antara lobus parietalis, lobus
temporalis dan lobus occipitalis.gyrus angularis menerima dan mengirimkan serat
serat asosiasi dari dan keberbagai daerah cortex, termasuk gyrus supramarginalis.
Gyrus supra marginalis (area brodmann 40) dapat disebut area ideomotor
(Guyton, 1964) yang tugasnya dalah untuk menentukan serangkaian tindakantindakan yang diperlukan sebagai reaksi terhadap imformasi yang terperinci dan yang
telah mengalami koordinasi didalam gyrus angularis.
Daerah ideomotor dan daerah integrasi umum hampir selalu terletak pada
hemispherium cerebri sisnistrum. Sesuai dengan dominasi bagian otak tersebut.
Gyrus angularis bersama-sama dengan daerah-daerah cortex yang lain seperti
gyrus supramarginalis area 44 dan 45 (pusat bicara broca) area 41 dan 42 (cortex
pendengaran primer) area 22 (cortex area asosiasi pendengaran) area 37 dan 17
(cortex area penglihatan primer) area 18 dan 19 (cortex area asosiasi penglihatan)
merupakan salah satu dari sekian banyak pusat pada cortex cerebri yang berhubungan
dengan bahasa dan berbahasa.
3. Lobus Occipitalis
Pada lobus occipitalis dikenal daerah-daerah fungsional sebagai berikut :
(a) Cortex area penglihatan primer (area brodmann 17, area visualis primaria, area
striata)
Area 17 terutama terdapat pada permukaan medial lobus occipitalis sepanjang bibir
superior dan inferior sulcus calcarinus. Kerah frontal area 17 berhenti kira kira pda
daerah pertemuan sulcus parietooccipitalis dengan sulcus calcarinus. Hubungan
cortex area penglihatan primer terhadap sulcus calcarinus adalah konstan pada
manusia, hanya perluasan daerah ini pada permukaan lateral homispherium
menunjukkan variasi individual.
Cortex area 17 relatif amat tipis, dan pada penampangnya cortex ini ditandai oleh
adanya suatu garis putih yang berjalan sejajar dengan permukaan sesuai dengan luas
area 17. Garis putih yang berbatas jelas ini dikenal sebagai stria gennari. Oleh karena
itu daerah cortex ini juga disebut area striata. Secara myelo-arsitektural, stria gennari
ini disebabkan oleh adanya serat-serat tambahan yang melebarkan lapisan baillarger
sebelah superficial (stria baillarger externa).
Area 17 menerima impuls-impuls penglihatan dari corpus geniculatum laterale
melalui radiotio optica. Selanjutnya impuls-impuls diantarkan dari area 17 ke area 18,
dan mungkin juga langsung kearea 19, melalui serat-serat asosiasi pendek.
(b) Area 18 dan 19 (cortex area asosiasi penglihatan)
Areav 18b dan 19 masing-masing terletak sejajar dengan area 17 pada permukaan
medial hemispherium, dan seperti area 17 juga meluas sampai meliputi permukaan
latera lobus occipitalis.
4. Lobus Temporalis
Pada lobus temporalis dikenal daerah-daerah fungsional sebagai berikut:
(a) Area 41 dan 42 (cortex area pendengaran primer)
Posisi area brodmann 41 dan 42 terutama meliputi facies open cularis gyrus
temporalis superior yang ditandai oleh dua peninggian yang dikenal sebagai giry
temporalis transverse (heschl). Terutama area 42 sedikit meluas pada permukaan
lateral gyrus temporalis superior.
Koniocortex area pendengaran ini menerima impuls-impuls pendengaran dari
corpus geniculatum mediale melalui radiotio acustica yang berjalan melalui pars
sublenticularis crus posterius capsulae internae. Sebagian besar serat-serat radiotio
acustica menuju ke areac 41, sebagian lainnya kearah 42.
Salah satu sifat khas pada susunan saraf pendengaran adalah adanya lokalisasi
tonotopik. Lokalisasi tonotopik yang terdapat didalam ductus cochlearis sampai
suatu tahap dipertahankan sepanjang seluruh stasiun penghubung (nuclei) didalam
jalur saraf pendengarannya termasuk didalam cortex area pendengaran.
(b) Area 22 (cortex area asosiasi pendengaran)
Area 22 mengelilingi area 42 dan diketahui menerima impuls-impuls
dari area 41 dan 42 serta juga mempunyai hubungan-hubungan
melalui serat-serat asosiasi pendek dan panjang, dengan daerah-