You are on page 1of 30

Definisi Banjir

Banjir adalah suatu bencana yang mengganggu kehidupan manusia berupa genangan air
dari yang terkecil sampai terbesar yang disebabkan factor-faktor baik manusia maupun alam atau
aliran air yang tinggi, dan tidak tertampung oleh aliran sungai dan air itu meluap ke daratan yang
lebih rendah dan inilah yang disebut banjir.
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam (Suparta (2004) dijelaskan bahwa Banjir
adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang
dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana aja. Dan air itu ngeluyur keluar
dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi
inilah yang disebut banjir.
Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh
air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat
berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah
yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan
pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air
untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang
lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai
menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

Menurut ahli hidrologi banjir-bajir di indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 1

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

1. Banjir karena sungainya meluap


Banjir jenis ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran
air yang ada disungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo dah kayak
gini, airnya itu akan mencari tempat lain (mungkin dah bosan kali airnya lewat situ
hehehe) tempat itu ada dikanan kiri sungai yang biasanya merupakan daerah dataran
banjir (apa lagi itu dataran banjir, itu bahasa Geomorfologi. Masih nyari2 bahan
nih). luapan air ini bisa juga terjadi akibat kiriman (kiriman??? kayak pos aja),
bila crah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan
airnya akan terjadi di hilir sungai
2. Banjir lokal.
Banjir ini merupakan banjir yang terjadi akibat air yang berlebihan ditempat itu dan
meluap juga ditempat itu. Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi
tanah dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga
karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit)
maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
3.

Banjir akibat pasang surut air laut


Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di
bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain
melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau
cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir.

Faktor-Faktor Penyebab Banjir

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Menurut pada jenisnya secara umum :

Turunnya hujan dalam jangka waktu yang panjang.

Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.

Buruknya penanganan sampah, hingga sumber aliran air tersumbat.

Pembangunan permukiman semakin padat, sehingga daya resap air hujan tidak ada.

Pembabatan hutan secara liar

Dan kurangnya perhatian dari masyarakat terhadap lingkungan sekitar

Akibat pemanasan global


Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau

sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air
jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat
yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap
keudara (evapotranspirasi).

Sungai

Lama: Endapan dari hujan atau pencairan


salju cepat melebihi kapasitas saluran
sungai. Diakibatkan hujan deras monsun,
hurikan dan depresi tropis, angin luar dan
hujan panas yang mempengaruhi salju.
Rintangan

drainase

tidak

terduga

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 3

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

sepertitanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di


sebelah hulu rintangan.

Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau
pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan,tanah longsor,
atau gletser.

Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin
badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori
ini.
Pantai

Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam kategori ini.

Malapetaka

Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain
seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).

Manusia

Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.

Lumpur

Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen


kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan
dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah
berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran
lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 4

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Lainnya

Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan)
dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).

Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.

Berang-berang pembangun bendungan dapat

membanjiri

wilayah

perkotaan

dan

pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.


Dampak Daripada Banjir
Dampak primer

Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.

Dampak sekunder

Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.

Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.

Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan

panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir
demi menambah mineral tanah setempat.

Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.

Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada

orang-orang yang membutuhkan.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 5

Dampak tersier/jangka panjang

Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan


kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.

Pengendalian
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hatihati. Pertahanan seperti bendungan, bund, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai
meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir
pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok
laut, pengembalian pantai, dan pulau penghalang.

Eropa
Mengingat penderitaan dan kehancuran yang diakibatkan Banjir Besar Paris 1910,
pemerintah Perancis membangun serangkaian waduk bernama Les Grands Lacs de Seine (atau
Danau-Danau Besar) yang membantu mengurangi tekanan dari Sungai Seine ketika terjadi
banjir, khususnya banjir rutin pada musim dingin.
London terlindungi dari banjir laut oleh Thames Barrier, sebuah perintang mekanis besar
melintasi Sungai Thames yang dinaikkan ketika permukaan air laut mencapai ketinggian
tertentu.
Venesia memiliki perintang sejenis, namun kota ini sudah tidak mampu menangani pasang
laut yang sangat tinggi; sistem tanggul baru sedang dibangun. Pertahanan banjir London dan
Venesia dapat dianggap tidak berguna jika permukaan laut terus naik.
Sungai Adige di Italia Utara memiliki kanal bawah tanah yang memungkinkan sebagian
alirannya dialihkan ke Danau Garda (di daerah aliran sungai Po) untuk mengurangi risiko banjir
muara. Kanal bawah tanah ini digunakan dua kali, pada 1966 dan 2000.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 6

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Pertahanan banjir terbesar dan tercanggih di dunia dapat ditemukan di Belanda yang
disebut Delta Works dengan bendungan Oosterschelde yang menjadi pencapaian terbesar dalam
pembangunan sistem pengendalian banjir ini. Sistem ini dibangun sebagai tanggapan terhadap
banjir Laut Utara 1953 di bagian barat daya Belanda. Belanda telah membangun salah satu
bendungan terbesar di dunia di utara negara ini, yaitu Afsluitdijk (ditutup tahun 1932).
Komplek Fasilitas Pencegahan Banjir Saint Petersburg di Rusia selesai dibangun tahun
2008 untuk melindungi Saint Petersburg dari banjir badai. Komplek ini juga memiliki fungsi lalu
lintas, yaitu melengkapi jalan lingkar yang mengelilingi kota ini. Sebelas bendungan
membentang sepanjang 25,4 kilometer dan berdiri delapan meter di atas permukaan laut.
Di Austria, banjir selama 150 tahun dikendalikan melalui berbagai tindakan sesuai regulasi
Danube Wina, termasuk pengerukan sungai utama Danube pada 187075 dan pembentukan
Danube Baru pada 19721988.
Amerika Utara
Sistem pertahanan banjir dapat ditemukan di provinsi Manitoba, Kanada. Sungai Red
mengalir ke utara dari Amerika Serikat, melintasi kota Winnipeg (sungai ini kemudian bertemu
dengan Sungai Assinibone) menuju Danau Winnipeg. Sebagaimana semua sungai yang mengalir
ke utara di zona sedang belahan Bumi utara, pencairan salju di bagian selatan dapat
mengakibatkan permukaan sungai naik sebelum bagian utara mencair sepenuhnya. Ini dapat
menyebabkan banjir bandang, seperti yang terjadi di Winnipeg selama musim semi 1950. Untuk
melindungi kota ini dari banjir masa depan, pemerintah Manitoba melakukan pembangunan
sistem pengalihan sungai, tanggul, dan jalur banjir massal (termasuk Red River Floodway dan
Portage Diversion). Sistem ini melindungi Winnipeg dari banjir 1997 yang merendam banyak
permukiman di hulu Winnipeg, termasuk Grand Forks, North Dakota dan Ste. Agathe, Manitoba.
Sistem ini juga melindungi Winnipeg dari banjir 2009.
Di AS, 35% Wilayah Metropolitan New Orleans yang berada di bawah permukaan laut
dilindungi oleh bendungan dan pintu banjir sepanjang ratusan mil. Sistem ini gagal sepenuhnya
di beberapa bagian ketika Badai Katrina menerjang kota dan bagian timur wilayah metropolitan.
Akibatnya sekitar 50% wilayah metropolitan terendam, mulai dari beberapa sentimeter hingga
8,2 meter (beberapa inci hingga 27 kaki) di permukiman pesisir. Dalam upaya pencegahan

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 7

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

banjir, pemerintah federal Amerika Serikat menawarkan pembelian properti rawan banjir di
Amerika Serikat untuk mencegah bencana terulang setelah banjir 1993 di seluruh Midwest.
Beberapa permukiman menerima tawaran ini dan pemerintah federal bekerjasama dengan
pemerintah negara bagian membeli 25.000 properti yang diubah menjadi lahan basah. Lahan
basah ini berperan sebagai penyerap air ketika badai terjadi dan pada 1995, banjir terjadi dan
pemerintah tidak perlu mengerahkan sumber daya di daerah-daerah tersebut.

Asia

Banjir Bangladesh 2009


Di India, Bangladesh dan Cina (tepatnya di kawasan Kanal Besar Cina), daerah
pengalihan banjir adalah kawasan pedesaan yang sengaja ditenggelamkan ketika keadaan darurat
untuk melindungi wilayah perkotaan.
Banyak pihak mengatakan bahwa kehilangan vegetasi (deforestasi) akan mendorong
peningkatan risiko. Dengan hutan alami yang mencegah banjir, durasi banjir akan berkurang.
Mengurangi tingkat penebangan hutan akan mengurangi pula insiden dan tingkat keparahan
banjir.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 8

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Afrika
Di Mesir, Bendungan Aswan (1902) dan Bendungan Tinggi Aswan (1976) telah
mengendalikan berbagai banjir di sepanjang Sungai Nil.
Keselamatan pembersihan
Aktivitas pembersihan setelah banjir biasanya mengancam pekerja dan relawan yang
terlibat. Bahaya-bahaya mengancam tersebut yaitu air berpolusi yang tercampur dengan selokan
bawah tanah, bahaya listrik, terpapar karbon monoksida, bahaya otot tengkorak, hipertermia atau
hipotermia, bahaya kendaraan bermotor, kebakaran, tenggelam, dan terpapar bahan berbahaya.
Karena daerah banjir tidak stabil, pekerja pembersih bisa saja menemukan puing-puing tajam,
bahan biologis dalam air banjir, kabel listrik, darah atau cairan tubuh lain, dan sisa-sisa hewan
dan manusia. Dalam merencanakan dan merespon bencana banjir, manajer harus menyediakan
helm keras, kacamata, sarung tangan kerja, jaket keselamatan, dan sepatu bot kedap air berlapis
besi kepada para pekerja.
Keuntungan
Ada berbagai dampak negatif banjir terhadap permukiman manusia dan aktivitas
ekonomi. Namun, banjir (khususnya banjir rutin/kecil) juga dapat membawa banyak
keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada
tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah
hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam
menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama dalam
penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran banjir. Banjir menambahkan banyak sekali
nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun
mendatang, selain itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan
(sedikit predasi dan banyak nutrisi). Ikan seperti ikan cuaca memanfaatkan banjir untuk
berenang mencari habitat baru. Selain itu, burung juga mendapatkan manfaat dari produksi
pangan yang meledak setelah banjir surut.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 9

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Banjir rutin biasa terjadi di permukiman-permukiman kuno sepanjang Sungai TigrisEufrat, Nil, Indus, Gangga, dan Sungai Kuning. Kelangsungan sumber energi air terbarukan
sangat tinggi di daerah rawan banjir.

Definisi Longsor
Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses
terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah
akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
Mengenal Gerakan Tanah
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu: lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng India-Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan
antarlempeng tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman yang memanjang di sebelah barat
Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara,
sebelah utara Kepulauan Maluku, dan sebelah utara Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan
tersebut adalah terbentuknya palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 10

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

kepulauan, sebaran gunungapi, dan sebaran sumber gempa bumi.Gunungapi yang ada di
Indonesia berjumlah 129 atau 13 persen dari jumlah gunungapi aktif dunia. Dengan demikian
Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunungapi dan gempa bumi. Di beberapa pantai,
dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa bumi dengan sumber di dasar laut
atau samudera dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api.
Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur.
Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan
kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan
dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar
kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 11

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

1.

Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah


menggelom-bang landai.

Pergerakan Blok
2.

Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah


dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

Longsoran Rotasi
3.

Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang


bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
Pergerakan Blok

4.

Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan


atau material lain bergerak ke bawah dengan cara
jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang
terjal hingga menggantung, terutama di daerah
pantai.
Runtuhan Batu

5.

Batu-batu

besar

yang

jatuh

dapat

menyebabkan kerusakan yang parah.

Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang


bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran
kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak
dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama,
longsor jenis rayapan ini bisa menyebab-kan tiangRayapan Tanah

6.

tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.


Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah
bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan
tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai

Aliran Bahan Rombakan

ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa


sampai ribuan meter, seperti di daerah aliran sungai
di sekitar gunungapi.
Aliran tanah
ini dapat menelan
12
UNIVERSITAS
BORNEO
TARAKAN
korban cukup banyak.

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Jenis-Jenis Tanah Longsor


Gejala Umum Tanah Longsor

Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.

Biasanya terjadi setelah hujan.

Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.

Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Faktor Penyebab Terjadinya Longsor


Pada prinsipnya, tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban,
serta berat jenis tanah/batuan.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya
intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi
retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang
retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air
pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat
menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 13

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada
pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan.
Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya
mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan
lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
4. Batuan yang kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi
tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila
terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat
butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi
longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak
dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 14

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan,
lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi
hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan
pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum
terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan
akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material
gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit
bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 15

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.

Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.

Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.

Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.

Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama.

Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.

Longsoran lama ini cukup luas.

12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)


Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:

Bidang perlapisan batuan

Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar

Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.

Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak
melewatkan air (kedap air).

Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.

Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai


bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan hutan

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 16

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah
banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti
yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

Pencegahan Sebelum Terjadinya Longsor

Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat
pemukiman (gb. Kiri) Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun
permukiman (gb. kanan)

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 17

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan. (gb. kiri) Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal. (gb. kanan)

Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri) Jangan membangun rumah di bawah tebing.
(gb. kanan)

Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal (gb.kiri) Pembangunan rumah
yang benar di lereng bukit. (gb.kanan)

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 18

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. (gb.kiri) Pembangunan rumah
yang salah di lereng bukit. (gb.kanan)

Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak. (gb.kiri) Jangan mendirikan rumah di tepi
sungai yang rawan erosi. (gb.kanan)

TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR


Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah,
sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai
data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana..
Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui
penyebab dan cara penaggulangannya.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 19

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa,
agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal
di daerah tersebut.
Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum,
tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan
dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara
langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
Pemeriksaan bencana longsor
Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara
penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

Penanganan Selama dan Sesudah Terjadinya Longsor


1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
Kondisi medan
Kondisi bencana
Peralatan

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 20

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Informasi bencana

2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan
sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban
tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena
kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat
hunian, antara lain:
Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).
Vegetasi kembali lereng-lereng.
Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Definisi Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air
ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut
pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai "bangunan
yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan
menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur."[1]

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 21

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. [2]
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi
untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya
dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai
pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan
tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras
alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di
Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah
dari muka tanah yang akan diairi.
Jenis Bendungan
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan
sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat
rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan
pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang
dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150
m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi
lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike,
yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari
banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun
untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk
mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 22

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia
biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
Bendungan Separuh
Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai.
sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
Bendungan kayu
Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan
ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang
paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan,
tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa
bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering
juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.

Perencanaan Bendungan
Tahapan dalam perencanaan
1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre Feasibility Study)
2. Studi kelayakan (Feasibility Study)
3. Perencanaan teknis (Detailed Design)
4. Pelaksanaan pembangunan (Contruction)
A. Studi Kelayakan Pendahuluan
Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada datadata yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 23

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

terdiri dari: pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan
perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa
tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat
sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula.
1. Pengumpulan data-dataData-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi
c. Foto udara
d. Data klimatologi
e. Data hidrologi
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunanbangunan lama).
2. Pengujian
Pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data yang sudah terkumpul. Pada
hakekatnya data-data yang terkumpul tidaklah semuanya dapat dipercaya dan langsung
digunakan, sehingga perlu dilakukan pengujian tingkat keandalannya. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan, pemeriksaaan dan mencari kesamaan dari data-data yang terkumpul dengan kondisi
yang sebenarnya, sehingga pada tahap ini perlu dilakukan peninjauan ke beberapa lokasi di
lapangan.
B. Studi Kelayakan
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain yang telah
dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil,
memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan
geologi.Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan
terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek.Pada tahap ini sudah
dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya saja untuk tipe dan letak as bendungan masih
terdapat beberapa alternatif.
1. Penelitian Topografi

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 24

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam areal rencana genangan waduk, axis
bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah
irigasi.Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi:
a.
Pemasangan Bench Mark (BM) baru
b.
Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan daerah genangannya
c.
Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah genangannya.
d.
Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis Dam hingga
e.
f.

batas daerah genangan


Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah genangan, yang
disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan daerah genangan dengan beda
kontur 1 m.

2. Penelitian meteorologi dan klimatologi


Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi matahari
dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
3. Penelitian hidrologi
Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter hidrologi yaitu besaran hujan dan debit
air sebagai data masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan
pelimpah, sedimentasi dan volume waduk.
4. Penelitian Geoteknik
Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti, mempelajari, menyelidiki
keseimbangan dan perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik
di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil penelitian geoteknik dan
mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis bendungan, tipe dan bahan bendungan serta
parameter-parameter lain yang akan digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.
5. Penelitian Sosial Ekonomi
Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data sekunder social ekonomi,
untuk memberi gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data dilakukan
dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait sesuai kebutuhan data yang diperlukan.
Sehingga akan didapatkan data pada kondisi sebelum adanya pembangunan, sebagai bahan
pengembangan pada saat pelaksanaan dan pasca proyek.

C. Perencanaan Teknis

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 25

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

1. Analisis Hidrologi
Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil
analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan
perhitungan pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas
sifat dan besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran
hidrauliknya.Perancangan hidraulik bangunan diperlukan patokan rancangan yang benar,
sehingga akan mendapatkan bangunan yang berfungsi secara optimal baik secara
structural maupun fungsionalnya. Patokan rancangan didapatkan setelah dilakukan pemahaman
konsep-konsep dasar hidrologi dan menganalisisnya dengan pemahaman kondisilapangan atau
daerah lokasi rencana proyek.Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data)
perencanaan hidraulik dari bangunan yang akan dibuat adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Evapotranspirasi
Infiltrasi
Curah hujan
Ketersediaan air
Kebutuhan air
Debit banjir
Patokan rancangan
Volume genangan
Sedimentasi
Langkah dan metode-metode perhitungan pada butir-butir (a) sampai (g)

telahdijelaskan oleh makalah-makalah sebelumnya. Sehingga penjelasannya dapat


dilihatpada isi makalah tersebut.

2. Analisis Hidroulik
Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan
secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuran
maupun parameter hidraulik lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu
direncanakan dalam rangka perencanaan bendungan yaitu:
a.
b.
c.
d.

Saluran pengelak
Cofferdam
Main Bandungan
Dimensi

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 26

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

Dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian, lebar mercu, panjang, Kemiringan bagian
hulu dan hilir, tinggi jagaan, volume, dari bendungan serta parameter-parameter hidroulis
lainnya.
e.

Pondasi
Pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh bendungan dan gaya-gaya hidrostatik harus
memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah mempunyai daya dukung,
penghambat aliran filtrasi dan tahan terhadap terjadinya sufosi (piping).

3. Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis
gaya-gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan
adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan
beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng bendungan (tipe
urugan) dan akibat filtrasi.
4. Bangunan pelengkap
Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat
dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan
konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik. Adapaun bangunan pelengkap
yang diperlukan adalah:
a.

Bangunan pelimpah
Tujuannya
adalah

untuk

mengalirkan

air

banjir

agar

tidak

membahayakankeamanan bendungan. Dimensi dari bangunan pelimpah perlu


diperhitungkansecara matang sehingga diharapkan dapat mengantisipasi debit banjir yang
besar.Jenis dan model bangunan pelimpah biasanya disesuaikan dengan
kondisigeologi dan tipe bandungan.
b.

Bangunan penyadapan
Tujuan bangunan penyadapan adalah untuk mengeluarkan air dari bendungandan
memasukkannya ke dalam saluran dan mengatur debit airnya agar dapatdipakai
untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan (Soedibyo,
1993). Pendimensian bangunan penyadapan didasarkan pada kebutuhan air yang

direncanakan.
5. Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan kedalam bentuk gambar
dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi,

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 27

denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-detail. Hasil


penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan
digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran
biaya dan bestek dalam pelaksanaan proyek.
6. Analisa Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek didapatkan
besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja
(time schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja
(man power schedule).
Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan antara investasi
dan keuntungan setelah pembangunan bendungan selesai dan dioperasikan. Nilai investasi
merupakan harga fisik dari bendungan dan biaya operasional untuk tiap tahunnya.
Sedangkan keuntungan didapatkan dari perkiraan nilai jual air yang digunakan baik untuk PLTA,
irigasi, kebutuhan domestik maupun penggunaan lainnya.

D. Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan-urutan pelaksanaannya
yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan
dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan
merubah jadwal dan sistem kerja. Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang
disiplin.
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses(acces
road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan
cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran
pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan.
Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya disusun secara teliti
yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap komponen
bendungan. Juga perlu dipertimbangan terhadap kondisi medan pelaksanaannya.

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 28

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

DAFTAR PUSTAKA
http://piba.tdmrc.org
http://sonisbudiawan.files.wordpress.com/2013/03/skripsi_soni.pdf
http://puskonser.or.id/index.php/getdown/download/87
http://sonisbudiawan.files.wordpress.com/2013/03/skripsi_soni.pdf

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 29

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/55057/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
http://medpet.journal.ipb.ac.id/index.php/agromet/article/viewFile/3603/2461
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/95010005-Merry-Yelza.pdf
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/95010005-Merry-Yelza.pdf
http://www.scribd.com/doc/111282362/Definisi-Banjir
http://chesarinafarahsari.blogspot.com/2011/10/definisi-banjir.html
http://duniabaca.com/jenis-jenis-banjir-serta-berbagai-faktor-penyebab-banjir.html#pengertian
http://www.scribd.com/doc/111282362/Definisi-Banjir#download

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 30

TUGASP S
TUGASP S
DA
DA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

You might also like