You are on page 1of 4

MEBEL H.

RUWADAH
1. Keahlian diperoleh dari turun temurun dari generasi sebelumnya.
2. Menurut narasumber keahlian kebanyakan pengrajin mebel didesa
Karduluk juga diperoleh secara turun temurun.
3. Kendala yang ditemui :
a. Bahan baku : Harga kayu mahal
b. Pemasaran : Tidak ada kendala
c. Permodalan : Tidak ada masalah permodalan
d. Pengelolaan karyawan : tidak ada masalah
4. Rencana usaha yang akan dilakukan adalah ingin membuka sebuah
galery karena sementara ini penjualan dilakukan di tempat produksi
sehingga.
5. Untuk saat ini pengiriman keluar negeri masih melalui pihak ketiga,
yaitu pembeli yang menjual kembali barang hasil karyanya ke luar
negeri. Utuk negara tujuan pengiriman narasumber kurang tahu.
6. Untuk pengiriman keluar negeri yang dilakukan pengusaha lain,
narasumber merasa kurang tahu, karena sesama pengrajin mebel
saling tertutup mengenai hal-hal yang berkaitan dengan usaha
tersebut.
7. Pangsa pasar dalam negeri sudah selama tiga tahun terakhir
menjangkau pasar nasional kebanyakan dikirim ke kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya sedangkan kota-kota kecil kebanyakan
dilakukan ke Malang , Jember dan Sidoarjo.
8. Kendala ekspor menurut narasumber adalah masih belum tahu jalur
yang harus ditempuh, mahalnya ekspedisi serta belum adanya
pengalaman ekspor secara langsung.
9. Bantuan pemerintah belum pernah ada.
10.
Tidak ada peran koperasi maupun asosiasi pengusaha mebel
lainnya. Semua kegiatan usaha dilakukan secara mandiri.
11.
Belum pernah ada bantuan ataupun peran dari perguruan
tinggi
12.
Tidak ada sharing sesama pengusaha mebel, semua saling
bersaing dan menutup rapat informasi yang berkaitan dengan
rahasia rahasia pengelolaan usaha.
13.
Jika ada pelatihan narasumber akan sangat senang
mengikutinya.
14.
Jika tidak ada kendala waktu, pasti akan datang sendiri dan
tidak mengirim karyawan.
15.
Melalui pihak ketiga (eksportir ) lain.
16.
Informasi mengenai usaha didapat dari majalah/ katalog
mebel / dari model model yag dibawa pembeli.
17.
Karena kegiatan usaha dilakukan dan didukung seluruh
anggota keluarga, jadi semuanya saling bantu membantu baik
dalam hal tenaga dan operasional.

MEBEL RICKY GALLERY


1. Keahlian didapat dari turun temurun , tanpa ada sekolah formal.
2. Menurut narasumber keahlian pengrajin lain juga diperoleh secara
turun temurun.
3. Kendala yang ditemui :
a. Bahan baku : Harga bahan baku selalu naik dan tidak pernah turun.
Sedangkan harga jual tidak mengikuti kenaikan harga bahan baku.
Pembeli menawar terlalu rendah.
b. Pemasaran : Saat musim tembakau, penjualan menurun karena
banyak yang beralih membeli tembakau.
c. Kendala permodalan : tidak ada kendala karena dibantu oleh pihak
BUMN (Perhutani).
d. Pengelolaan karyawan : banyak karyawan yang keluar dan akhirnya
membuka usaha sendiri sehingga bertambah pesaing.
4. Rencana usaha yaitu memperluas jaringan pasar melalui media
internet.
5. Ekspor secara langsung belum dilakukan, selama ini ekspor dilakukan
melalui pihak ketiga (eksportir lain ). Kenegara Singapore, Malaysia.
Sedangkan narasumber pernah melakukan pameran ke Belanda,
Australia dan Cina.
6. Narasumber tidak tahu, tapi kalaupun ada juga melaui pihak ketiga .
7. Pasar dalam negeri : Jakarta, Bogor, Bogor, Malang, Surabaya, Bogor,
dan Bali
8. Kendala ekspor : rumitnya proses ekspor, ditambah lagi pasar ekspor
menginginkan barang datang tepat waktu sedangkan industri kecil sulit
untuk mengerjakan tepat waktu karena banyak kendala misalnya
kurang karyawan dan antrian pembeli sebelumnya. Sedangkan
pemerintah lebih suka menjual kayu gelondongan keluar negeri
( misalnya cina) daripada memfasilitasi pengrajin mebel untuk ekspor
hasil produksinya. Narasumber pernah menemui saat pameran diCina,
hasil produksi mebel di Cina menggunakan kayu Jati asli Indonesia.
9. Bantuan pemerintah yang diterima adalah berasal dari BUMN
(Perhutani) berupa bantuan modal, pelatihan managemen, dan
pameran. Menurut narasumber ada dana sebesar 5% keuntungan
BUMN yang dipergunakan untuk memfasilitasi pengusaha kecil .
10. Menurut narasumber tidak ada peran DINAS koperasi yang pernah
dirasakan, karena dulu pernah meminta bantuan permodalan dari
koperasi namun tak pernah diberikan, sedangakan koperasi pernah
meminta mengadakan kunjungan pengusaha-pengusaha mebel yang

pernah diberi dana ke Ricky Galery, karena hal tersebutklah


narasumber merasa tersinggung dan memutuskan hubungan dengan
pihak koperasi. Sejak saat itu jika program koperasi Ricky Gallery tidak
pernah dihubugi lagi. Untuk Asosiasi pengrajin dulunya pernah ada
bernama KUBP ( Kelompok Usaha Bersama Pengrajin), saat itu
narasumber menjabat sebagai bendahara, namun karena tidak adanya
transparansi keuangan/ bantuan dari ketua akhirnya asosiasi tersebut
bubar.
11. Pernah ada dari Universitas Trisakti yang bekerja sama dengan
semen gresik untuk mebina pengrajin dan mengajarkan desain
desain baru, yang kemudian hasil karya tersebut sepenuhnya dibeli
oleh semen gresik. (misalnya tempat tisu, tempat air mineral dll ).
ITS : pelatihan pembuatan sangkar burung yang bisa dibongkar pasang
(Knock Down) sehingga mampu mengurangi biaya ekspedisi.
12. Tidak ada, semua pengusaha saling tertutup dan menjalankan
usaha sendiri sendiri.
13. Narasumber senang megikuti pelatihan dan akan datang sendiri.
14. Jarang mengirimkan karyawan, dan selalu berusaha datang sendiri.
15. Selama ini baru melalui blog gratis kedepannya berharap
mempunyai website berbayar untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
16. Selain internet, juga diperoleh dari pameran, saat dipameran bisa
melihat- lihat kasil karya kompetitor.
17. Keluarga (Istri) membantu tenaga dengan keahlian pengecatan.

MEBEL H. SUMU
1. Dulu pernah bekerja sebagai karyawan mebel, kemudian membuat
usaha sendiri.
2. Kurang tahu, mugkin awalnya sebagai karyawan juga, namun juga
ada yang berasal dari orang tua ( turun temurun)
3. Kendala yang ditemui :
a. Bahan baku : Kayu mahal
b. Kendala pemasaran : Hanya membuat barang jika ada pesanan
datang.
c. Kendala permodalan : Karena hanya mebuat barang pesanan
yang sudah di DP , tidak terlalu mengalami masalh permodalan.
d. Pengelolaan karyawan : Karyawan masih butuh dilatih terlebih
dahulu, dan beberapa susah diarahkan.
4. Rencana mendatang ingin membuat gelary yang bisa menampung
hasil karya, dan memiliki barang stok.
5. Ekspor dilakukan secara tidak langsung sudah berjalan 3 tahun,
melalui pembeli yang menjualnya kembali. Sementara ini baru ke
Singapura saja.
6. Kurang tahu, karena tidak pernah bertanya.
7. Pasar dalam negeri : Jakarta, Surabaya, Gresik, Sidoarjo.
8. Kendala ekspor secara langsung yaitu mahalnya ekspedisi, dan
tidak tahu jalur yang harus ditempuh. Selain itu juga kendala
bahasa dan mata uang.
9. Bantuan pemerintah yaitu dalam hal pengadaan alat alat dalam
proses produksi.
10.
Tidak ada peran koperasi dan asosiasi pengusaha, semua
dijalankan masing masing.
11.
Peran perguruan tingg belum pernah ada.
12.
Tidak ada
13.
Senang sekali, tapi belum pernah ada.
14.
Narasumber akan dating sendiri.
15.
Untuk pasar dalam negeri biasanya pembeli langsung dating
ketempat usaha, tidak ada strategi promosi khusu. Untuk pasar luar
negeri melalui pihak ketiga ( eksportir lain ) yag sudah sering
melakukan ekspor.
16.
Informasi berasal dari pembeli yang membawa desain desain
baru.
17. Tidak ada , narasumber mempekerjakan karyawan untuk semua
proses produksi .

You might also like