You are on page 1of 4

RADIASI BUATAN

RINGKASAN
Sumber radiasi buatan yang ada di lingkungan berasal dari percobaan nuklir, daur bahan
bakar nuklir dan sumber-sumber lain yang merupakan hasil aktivasi. Aktivitas dari
radioaktivitas jatuhan (fallout) akibat percobaan nuklir merupakan bagian terbesar dari
aktivitas radiasi buatan. Namun demikian aktivitas dari radiasi buatan relatif sangat kecil
dibandingkan dengan aktivitas radiasi alam.
URAIAN
Di lingkungan kita, selain radiasi dan radioaktivitas yang ada sejak terciptanya alam, terdapat
juga radiasi dan radioaktivitas yang dipancarkan dari bahan radioaktif yang dibuat manusia.
Radiasi dan radioaktivitas ini disebut radiasi buatan dan radioaktivitas buatan.
Contoh radioaktivitas buatan misalnya radioaktivitas yang dihasilkan dari percobaan nuklir
dan berpindah ke lingkungan (radioaktivitas jatuhan), dan radioaktivitas yang dikeluarkan
pada setiap tahapan daur bahan bakar nuklir. Selain itu terdapat barang-barang konsumsi
yang memancarkan radiasi rendah seperti jam berpendar, detektor asap dan lain-lain.
Tingkat aktivitas radioaktivitas buatan di lingkungan saat ini relatif kecil dibandingkan
radioaktivitas alam. Percobaan nuklir di udara menjadi sumber radiasi buatan yang terbesar
di lingkungan. Percobaan ini berlangsung dari tahun 1945 sampai tahun 1980. Setelah
selesai percobaan nuklir, diketahui nuklida Sr-90 meningkatkan radioaktivitas dunia. Setelah
percobaan nuklir di udara tidak dilakukan lagi, dan percobaan dilakukan di bawah tanah,
radioaktivitas dunia juga menurun.
a). Radioaktivitas yang disebabkan oleh percobaan nuklir
Berbagai radionuklida terbentuk pada saat terjadi ledakan bom nuklir. Proses utama
pembentukan radionuklida tersebut adalah proses fisi (pembelahan inti) dan proses aktivasi
yang mengubah nuklida menjadi radionuklida setelah menangkap neutron. Gambar 1 adalah
kurva hasil produk fisi yang menunjukkan jenis dan jumlah radionuklida yang dihasilkan pada
saat pembelahan U-235. Kurva hasil produk untuk Pu-239 atau U-233 mirip dengan kurva ini.
Dari gambar ini dapat diketahui bahwa nuklida dengan nomor massa sekitar 90-110 dan 130150 mudah terbentuk.
Radionuklida yang terjadi pada saat ledakan nuklir berjumlah sekitar 100 buah, dan yang
paling banyak adalah nuklida dengan umur paro pendek, sehingga jumlah nuklida yang
memberikan radiasi kepada manusia sedikit juga. Sebagai nuklida yang utama dapat
disebutkan C-14,Cs-137, Zr-95, Sr-90, Ru-106, Ce-144, H-3. Di antara nuklida ini, C-14 dan
H-3 adalah unsur hasil aktivasi dan yang lainnya adalah hasil fisi.

Bagian terbesar dari radioaktivitas lingkungan akibat percobaan nuklir berasal dari percobaan
di udara, sedangkan yang berasal dari percobaan di bawah tanah relatif kecil. Radioaktivitas
yang terjadi pada percobaan di udara pertama-tama akan masuk ke lapisan atas udara,
setelah itu berpindah ke lapisan di bawahnya dan akhirnya mencapai lingkungan hidup
manusia melalui proses jatuhan. Radionuklida jatuhan dikelompokkan menjadi jatuhan lokal,
jatuhan lapisan konvektif dan jatuhan lapisan stratosfer. Jatuhan lokal turun di daerah yang
jaraknya kurang dari 100 km dari tempat pecobaan nuklir, jatuhan lapisan konvektif tersebar
ke wilayah yang lebih luas karena aliran angin, dan jatuhan lapisan stratosfer menyebabkan
pencemaran bumi untuk waktu lama.
Radioaktivitas jatuhan memberikan paparan radiasi kepada manusia melalui udara yang
dihirup atau makanan yang ditelan (paparan internal), dan paparan eksternal yang berasal
langsung dari radionuklida yang tersimpan di tanah.
Penelitian pergerakan radionuklida di lingkungan dilakukan secara luas untuk mengukur
nuklida jatuhan utama. Misalnya, hasil pengukuran Sr-90 dan Cs-137 pada berbagai waktu
dan lokasi dapat digunakan untuk memprediksi nuklida lain yang berumur paro panjang di
lokasi tersebut. Gambar 2 menunjukkan perubahan konsentrasi Sr-90 dan Cs-137 di dalam
bahan makanan. Gambar ini menunjukkan bahwa konsentrasi kedua radionuklida tersebut
relatif lebih tinggi di belahan bumi utara di mana banyak dilakukan percobaan nuklir, namun
terus berkurang setelah tahun 1966. Kecelakaan nuklir Chernobyl yang terjadi pada tahun
1986 memberikan pengaruh yang berarti terhadap konsentrasi kedua nuklida tersebut.
Radionuklida yang terjadi pada percobaan nuklir di udara ditunjukkan pada Tabel 1. Dewasa
ini tidak ada lagi percobaan nuklir di udara, sehingga jumlah radioaktivitas jatuhan secara
keseluruhan dan dosis paparan yang diakibatkannya juga menurun. Sampai saat ini ada
sekitar 1400 kali percobaan peledakan bom nuklir di bawah tanah. Peningkatan jumlah
percobaan nuklir di bawah tanah semakin terasa setelah adanya perjanjian pelarangan
percobaan nuklir di udara pada tahun 1963. Untuk percobaan nuklir bawah tanah yang
terkungkung dengan baik, dosis radiasi yang diterima manusia sangat kecil. Walaupun tetap
ada kemungkinan tersebarnya bahan radioaktif yang bocor pada saat percobaan.
b. Radioaktivitas yang disebabkan oleh PLTN
Daur bahan bakar nuklir terdiri atas tahapan penambangan uranium, pengayaan U-235,
fabrikasi perangkat bahan bakar, pembangkitan listrik, olah ulang bahan bakar bekas,
transportasi bahan nuklir antar instalasi nuklir, dan pengolahan limbah radioaktif.
Di dalam PLTN dihasilkan radioaktivitas hasil fisi yang hampir sama dengan percobaan nuklir,
tetapi hampir semua hasil fisi terkungkung di dalam instalasi. Radioaktivitas ini ada yang
dikeluarkan ke lingkungan dengan jumlah yang sangat kecil dalam bentuk gas atau cairan,
paparan yang keluar pada tiap tahapan daur bahan bakar nuklir masih di bawah batas yang
diizinkan.
Dosis radiasi dari radionuklida buatan, jika dibandingkan dengan radioaktivitas alam, nilainya
dapat diabaikan. Tetapi pada saat terjadi kecelakaan, walaupun dalam rentang waktu
pendek, efeknya tidak dapat diabaikan. Dari aktivitas penambangan uranium keluar gas Rn222 dalam jangka waktu sangat panjang, tetapi dengan penanganan yang tepat,
dimungkinkan untuk mengurangi emisi gas ini. Dari radioaktivitas ini manusia terpapar radiasi

dengan cara yang sama dengan radioakrivitas jatuhan. Berdasarkan dosis radiasi yang
diterima, nuklida yang penting adalah Rn-222, C-14, H-3, gas mulia, yodium, dll. Dari segi
jalur lepasan bisa diberikan contoh lepasan Rn-222 dari sisa proses, lepasan gas dari
reaktor, dan lepasan bahan cair dari proses olah ulang.
Radioaktivitas buatan akibat PLTN akan meningkat seiring dengan bertambahnya daya. Pada
saat ini radioaktivitas dari PLTN jauh lebih kecil dibandingkan dengan radioaktivitas alam
maupun jatuhan. Berkat kemajuan teknologi, tingkat radiasi yang dipancarkan per satuan
daya yang diproduksi menunjukkan kecenderungan menurun. Pada operasi normal lepasan
ke lingkungan kecil, tetapi apabila terjadi kecelakaan lepasan dalam jumlah yang lebih besar
bisa terjadi. Kecelakaan besar pernah terjadi pada PLTN Three Mile Island di Amerika Serikat
dan Chernobyl di bekas Uni Soviet.
c. Sumber radiasi lain
Pancaran radiasi dapat pula bersumber dari barang-barang konsumsi biasa. Sebagai contoh,
jam berpendar mengandung Rn-226, Pm-147, Th-232 dan lain-lain. Peralatan listrik atau
elektronik seperti tabung discharge dan starter memanfaatkan Ni-63, Kr-85, Pm-147, H-3 dll,
untuk meningkatkan keandalan operasi. Selain itu Po-210 dipakai pada alat penghitung listrik
statik, dan Tm-241 dipakai pada detektor asap.
Contoh yang lain, Uranium digunakan pada porselen dan bahan kosmetik produk gelas,
sedangkan Thorium dipakai pada kaos lampu dan lensa optik. Dari televisi terpancar sinar-X,
tetapi jumlahnya sangat kecil hingga dapat diabaikan. Dari fasilitas yang memanfaatkan
radiasi dari akselerator atau reaktor nuklir untuk kedokteran maupun penelitian keluar radiasi
atau radioaktivitas dalam jumlah yang sangat kecil.

Sumber : www.batan.go.id

You might also like