Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama
: Nur Amin
No. Mahasiswa
: 11525005
KATA PENGANTAR
maupun menyusui yang merupakan salah produsen susu terbesar di Indonesia, hal
ini dilakukan guna menambah wawasan penyusun mengenai keadaan dunia kerja
yang sesungguhnya serta untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan tempat
penyusun melaksanakan kerja praktek berupa ilmu yang bermanfaat di bidang
perencanaan produksi.
Dalam pelaksanaannya, penyusun menerima banyak sekali bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Maka sudah sepatutnya penyusun mengucapkan
apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan dan bantuan kepada penyusun, yakni kepada :
1. Allah Subhanahu wa Taala, yang selalu memonitor gerak
gerik
ii
NUR AMIN
NIM. 11525005
iii
ABSTRAK
Ini adalah penelitian mengenai debit air dalam pipa water make-up pada
instalasi chillerdi PT. Sarihusada Generasi Mahardika (SGM) Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan perhitungan awal pada instalasi tersebut. Penelitian ini
dilakukan karena pipa water make-up akan selalu terisi oleh air dengan intensitas
hampir setiap hari, tetapi tidak ada flowmeter pada pipa. Sehingga pihak
operator tidak mampu memantau jumlah air yang masuk. Pipa water make-up
merupakan pipa yang memasok air dari luar untuk menstabilkan jumlah air di
dalam instalasi chiller. Instalasi chiller sebenarnya tidak membutuhkan air lagi
dari luar, karena menganut sistem tertutup. Perhitungan ini dilakukan agar
operator mampu memantau jumlah air yang mengalir setiap pengisian dan
mengendalikan jumlah pasokan air. Sehingga kerugian perusahaan, dalam hal ini
air dapat ditekan seminimal mungkin.
Kata kunci: debit, water make-up, chiller
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i
ii
iv
v
vii
viii
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
PENDAHULUAN .........................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Pelaksanaan .....................................................................................
Tujuan .............................................................................................
Manfaat ...........................................................................................
Sistematika Penulisan .....................................................................
1
1
2
2
2
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
8
9
10
10
10
12
14
15
15
17
19
19
20
20
20
20
24
24
29
29
31
35
36
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.12
Gambar 4.13
7
9
10
11
11
14
21
21
22
23
24
25
26`
27
27
28
29
30
31
32
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan gizi anak semakin meningkat seiring pertumbuhannya yang
pesat, memastikan kecukupan asupan gizi yang lengkap dan seimbang. Hal ini
bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan memberikan
asupan susu pertumbuhan sebagai bagian dari perkembangan anak sehari-hari.
Menurut Dr. Budi Purnomo, SpA (K) dari RSAB Harapan Kita, nutrisi yang
penting bagi anak terbagi menjadi dua, yaitu makro nutrien dan mikro nutrien.
Contoh dari makro nutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan
mikro nutrien adalah vitamin dan mineral, vitamin yang dibutuhkan anak adalah
vitamin A, B1, B6, B12, C,D,E, dan K. Mineral juga tak kalah pentingnya bagi
tumbuh kembang anak, yang termasuk mineral adalah zat besi, kolin, iodium,
asam folat, seng, kalsium, kalium dan magnesium.
Hasil
riset
produsen
susu
PT.
Sarihusada
Generasi
Mahardika
kompressor dan evaporator. Tugas utama dari mesin ini adalah untuk
mendinginkan air yang nantinya akan dikirim untuk proses produksi dan
menjadikan sistem mesin chiller ini menjadikan komponen utama dari produksi
PT. Sarihusada Generasi Mahardika.
1.2
Pelaksanaan
Kerja praktek dilaksanakan dalam waktu 1 bulan, dimulai dari tanggal 21
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
1.5
Sistematika Penulisan
Pada bagian ini dituliskan urut-urutan dan sistematika penulisan yang
BAB II
PROFIL PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA (SGM)
2.1.
2.2.
program
sosial
berkelanjutan
yang
berfokus
untuk
2.3.
FINANCE
DIRECTOR
SALES
DIRECTOR
QA-R & D
DIRECTOR
MARKETING
DIRECTOR
HRD
DIRECTOR
INTERNAL
CONTROL
MANAGER
OPERATION
DIRECTOR
CORPORATE
SECRETARY
FINANSIAL
T&D
MANAGER
QA MANAGER
GEN.FIELD
OPR.
MANAGER
MOD
MANAGER
MANUFACT
MANAGER
PROCUREMENT
MANAGER
SUPPLY CHAIN
MANAGER
R&D
MANAGER
MKT
MANAGER
MEDICAL
C&S
MANAGER
PRODUCTION
MANAGER SH 1
MKT
MANAGER
CONSUMER
PRL
MANAGER
JOGJA
PRODUCTION
MANAGER SH 2
MKT
PURCH
MANAGER
PRL
MANAGER
KOMUDO
ENGINEERING
MANAGER
MKT SUPORT
MANAGER
PRL
MANAGER
MKT & JO
IT MANAGER
PPIC MANAGER
SH 1
EMPLOYEESE
V & POLY SPT
2.4.
LOKASI PERUSAHAAN
2.5
PRODUK
PT. SGM memproduksi susu yang berkualitas tinggi untuk ibu dan anak. Menurut
PT. SGM kesehatan ibu juga bagian penting dari kesehatan anak. Berikut adalah
produk-produk yang diproduksi di PT. SGM dan dibagi menurut peruntukannya.
2.5.1. SUSU UNTUK ANAK
-
Lactamil Kehamilan
Lactamil Menyusui
Gizikita
BAB III
KEGIATAN PRODUKSI PT. SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA (SGM)
3.1
Alat dan mesin yang digunakan mengolah susu menjadi Cream Milk powder
dapat diklasifikasikan sbb :
3.1.1
1. Balance Tank
Fungsi
Jumlah
: 5000 L
Jumlah
: 1 Buah
Pelengkap
Jumlah
: 1 Buah
Bahan
: Stainless Steel
3. Plat Cooler
Fungsi
: 1 Buah
Bahan
: Stainless Steel
4. Silo I
Fungsi
: 1 Buah
Kapasitas
: 6000L/jam
Jumlah
: 1 Buah
11
6. Silo II
Fungsi
Jumlah
: 1 Buah
7. Evaporator
Fungsi
kapasitas
: 6000L/jam
jumlah
: 1 Buah
Kapasitas : 500 L
Jumlah
: 1 Buah
Kapasitas : 5000 L
Jumlah
3.1.2
: 1 Buah
1. Compounding Tank
Fungsi
Kapasitas : 5000 L
Jumlah
: 2 Buah
2. Homogenizer
Fungsi
: 1 Buah
: 2 Buah
12
4. Pre Hearer
Fungsi
Kapasitas : 5000 L
Jumlah
: 1 Buah
5. Dumplex Filter
Fungsi
Jumlah
: 1 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
13
9. Silo Powder
Fungsi
Kapasitas : 20.000 kg
Jumlah
: 3 Buah
3.1.3
1. Kompresor udara
Fungsi
3. Boiler
Fungsi
: Pembangkit Tegangan
14
3.2
PROSES PRODUKSI
3.2.1
15
berasal dari chilled water plant (unit penghasil air dingin) dengan sistem
refrigerasi menggunakan amoniak dan gas Freon.
Pendingin susu segar dilakukan dari suhu 7-12C hingga mencapai 2-4C
dengan kecepatan aliran 1000 liter / jam. Proses pendinginan dilakukan bertujuan
agar dapat menghambat mikroba dari susu segar, mencegah auto oksidasi serta
meningkatkan efisiensi pasteurisasi sehingga aman untuk disimpan dalam tangki
susu segar (TSS).
Setelah susu didinginkan, susu segar disimpan dalam TTS berkapasitas
50.000 liter berjumlah 2 buah dilengkapi dengan pengaduk (agilator) untuk
mencegah creaming pada susu segar.
D. Pateurisasi
Pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap partikel dalam susu pada suhu
620C selama 20 detik dan pemanasan susu pada suhu 720C selama 15 detik.
Proses ini dilakukan dengan regenerated spiroterm, yaiut suatu unit yang terdiri
dari 3 baian yaitu regerasi, pasteurisasi dan bagian pendingin. Alat ini dapat
menghasilkan suhu pasteurisasi 1210C selama 4 detik.
E. Evaporasi
Susu yang berasal dari proses sebelumnya akan di evaporasi. Evaporasi
adalah proses pemekatan suatu laruytan dengan cara menguapkan sebagian cairan
yang ada sehingga akan didapatkan kadar padatan sesuai dengan yang
dikehendaki. Jenis evaporasi yang digunakan PT. SGM pada jalur Anhydro Spray
Dryer adalah Double Effect Evaporator dan jenisnya Falling Film dimana susu
dialirkan dari pipa pemanasan dari atas ke bawah berupa lapisan tipis pada
dinding tabung. Gabungan beberapa tabung dibungkus dengan jaket yang disebut
dengan kalandria. Pemanasan dilakukan dengan uap pemanas diluar tabung.
F. Pendinginan (Colller)
Pada jalur Anhydro Spray Dryer, susu kental akan dipompa ke plate cooler
untuk dapat didinginkan hingga mencapai 5 - 100C. Setelah itu susu disimpan.
16
3.2.2
menjadi bubuk agar bisa dimasukkan kemasan. Berikut tahap pengolahan susu
kental menjadi susu bubuk:
A. Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan alat Plate Heat Excanger (PHE) hingga
mencapai suhu 70 - 750C. Proses ini adalah awal sebelum susu kental dicampur
pada tangki pencampur (Coumponging Tank).
B. Pencampuran
Dalam tangki ini susu kental dicampur dengan bahan bahan tambahan
sekitar 15 menit hingga menghasilkan spesifikasi tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki pabrik. Apabila susu telah tercampur dengan baik, maka proses
selanjutnya ada ah homogenisasion.
C. Homogenisasi
Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan ukuran dan globula
lemak yang semula bervariasi antara 4 - 8 menjadi 2. Homogenisasi dilakukan
dengan menggunakan Two Stage Homogenizer. Homogenizer terdiri dari High
Pressure Pump yang dihubungkan dengan Orifice dan ditekan. Selanjutnya
disimpan pada Mixed Storage Tank (MST).
D. Pemanasan
Selanjutnya dari MST susu kental dipanaskan dengan PHE hingga
mencapai suhu 70 - 750C sehingga dapat mempercepat terjadinya pengeringan.
E. Penyaringan
Setelah susu kental dipanaskan, susu disaring untuk dapat memisahkan
partikel partikel kasar yang terdapat dalam susu dengan alat yang disebut
Duplex Filter. Penyaringan ini bekerja dengan pemompaan sehingga susu kental
dapat melewati saringan yang berukuran sekitar 200 Mesh.
17
F. Pengeringan
Susu kental yang telah disaring kemudian dilewatkan melalui High
Pressure Pump (HPP) yang akan memompa susu kental dengan tekanan 1000
2000 psi. Sehingga susu kental akan mengalami proses pengkabutan dan partikel
susu akan mengering dengan cepat sampai kadar airnya mencapai 3%.
Pengeringan ini dilakukan dengan alat yang disebut Anhydro Spray Dryer dengan
cara susu kental dipanaskan hingga suhunya mencapai 160 1700C.
G. Pengisian dan Pengemasan
Setelah dari ruang Spray DryerI, susu disaring dalam filter dilengkapi
dengan screen yang digerakkan dengan bantuan vibrator, sehingga susu yang
didinginkan dilewatkan pada Rotary Valve dengan sistem pneumatik melalui silo
dan bubuk yang tidak disaring akan dibuang. Dari silo kemudian akan diangkut ke
Filling hopper dan dimasukkan ke dalam kertas atau sak lalu dikemas.
18
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN DEBIT AIR DALAM PIPA WATER
MAKE-UP PADA INSTALASI CHILLER
DI PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
YOGYAKARTA
4.1
dan alat pendukung. Alat utama adalah alat alat yang digunakan untuk membuat
susu cari menjadi susu bubuk sebagai produk akhirnya. Alat pendukung adalah
alat yang membatu alat atau mesin mesin utama agar bekerja sesuai dengan
kebutuhan dan kemauan dari target PT. SGM. Mesin pendukung seperti Boiler
dan Chiller.
Instalasi Chiller pada PT. SGM digunakan untuk mendinginkan air
menncapai suhu tertentu agar dapat dikirimkan ke mesin utama. Mesin utama
membutuhkan air dingin untuk proses produksi dan mendinginkan mesin itu
sendiri. Dalam proses aliran air dingin ini, air dingin akan terus dikirimkan oleh
chiller dan air dingin sisa produksi atau air panas yang berasal dari mesin
produksi akan dikembaliakan lagi ke chiller untuk diproses pendinginan ulang.
Proses distribusi air dingin ini adalah sistem tertutup yang seharusnya volume air
yang keluar dari chiller sama dengan volume air panas yang masuk.
Permasalahan akan timbul saat volume air yang masuk lebih sedikit
daripada volume air yang keluar dari instalasi chiller. Chiller akan membutuhkan
pasokan air tambahan karena mesin produksi utama membutuhkan volume air
yang tetap. Kerugian akan timbul jika selalu ada tambahan air atau water makeup.
Berdasarkan dari masalah tersebut, dan juga melihat betapa pentingnya
konsistensi volume air pada sistem instalasi chiller maka penulis mengambil judul
Perhitungan volume Water Makeup pada instalasi Chiller di PT. Sarihusada
19
4.2
Rumusan Masalah
Identifikasi pada masalah yang terjadi dilakukan agar memudahkan
4.3
Batasan Masalah
Perhitungan tambahan air (water makeup) dilakukan berdasarkan data
yang diperoleh dari operator tanpa mengukur langsung menggonakan flow meter
pada instalasi
4.4
Tinjauan Pustaka
4.4.1
20
21
22
Kondenser ini juga merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya
terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil
untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana
kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah melewati
kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower
untuk didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin,
kemudian alirkan kembali ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang
kondenser.
Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu
kesatuan sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi
(Chiller), Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water.
23
4.4.2
media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga
melalui air ini panas bisa di redam sesuaidengan kemampuan mesin &
temperature yang diharapkan.Air dingin dari mesin Water Chiller ini di pompa
menuju media yang di dinginkan, seperti Matras Mesin moulding, Transformator,
SCR Tig Welding Dll. setelah melewati Media yang dikehendaki, air kembali
menuju ke bak pendinginan untuk di dinginkan oleh evaporator. setelah di
dinginkan dalam bak oleh evaporator, air kembali di pompa menuju media yang
dikehendaki. begitulah singkat proses dari kerja water Chiller ini.
24
maka sebagian besar instalasi berisi tabung dan pipa. Berikut adalah layout dan 2
mesin utama yang membentuk instalasi chiller.
A. Layout Instalasi Chiller
Instalasi chiller di PT. SGM seluas 372.100.000 mm2 atau seluas 372,1
m2. Hal ini dibuktikan dengan salinan layout asli yang penulis dapatkan di
dokumen bagian maintenance. Instalasi ini memiliki mesin mesin yang
berukuran tidak kecil dan harus memenuhi standar dari keamanan mesin dan
noise. Berikut adalah bagian dari layout instalasi chiller.
25
26
Gambar 4.8 EVAP. Condenser tampak samping (kiri) dan tampak atas (kanan)
27
proses yang lebih besar. Secara umum kompresor dibagi menjadi dua jenis yaitu
kompresor dinamik dan kompresor perpindahan positif (possitive displacement).
Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi
sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk
dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem
menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem
menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang
dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.Ketika
sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam
keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu,
banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan
jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari
sistem.
PT. SGM memiliki 4 compressor fluida amonia yang digunakan untuk
mendinginkan air pada sistem. Ke- empat compressor ini tidak semua digunakan
dalam waktu bersamaan. Hanya ada 2 compressor yang digunakan. Sabroe 1 dan
Sabroe 2. Compressor ini memiliki kemampuan dan spesifikasi yang sama dan
bekerja bergantian atau bersamaan sesuai kebutuhan air dingin yang dibutuhkan
lini produksi. Mesin sabroe CMO single-stage reciprocating compressor are ideal
for smaller-scale, heavy-duty applications, with capacities between 97 and 273
m/h swept volume (max. 1800 rpm). Berikut adalah gambar gambar mesin
kompresor sabroe yang ada di PT. SGM.
28
4.5
Analisis Masalah
4.5.1
29
tetap agar dapat tetap bekerja sesuai dengan kapasitas yang sejak awal telah
ditentukan. Water make-up sumbernya adalah penampung air pada pabrik atau
mengambil air baru dengan jumlah tertentu yang berasal dari luar sistem. Berikut
adalah skema pada saat pipa water make-up di sertakan.
Gambar 4.12 Konfigurasi pemipaan air dingin dan water make-up pada chiller
B. Analisis Permasalahan
Pipa water make-up dikendalikan dengan katup elektronis yang bisa diatur
dengan mode otomatis atau manual oleh operator. Indikator katup elektronis
adalah saat pressure atau tekanan dari instalasi chiller (TFD 500) kurang dari 3
bar dengan tekanan standar 3,7 bar. Katup terbuka selama 1 3 detik (sesuai
keterangan operator) sampai tekanan standar terpenuhi. Ukuran pipa 3/4 inch
dengan panjang keseluruhan 10,1 meter.
Buka tutup katup jarang diketahui karena menggunakan sistem otomatis
dan tidak terdapatnya indikator khusus dan catatan khusus tentang jumlah air yang
masuk dan tingkat keseringannya katup terbuka. Masalah utama yang terjadi
adalah tidak adanya flow meter di pipa sehingga tidak ada data yang masuk sama
30
sekali. Oleh karena itu penulis ingin menghitung debit air dan lalu menghitung
volume air jika katup terbuka selama 3 detik. Berikut adalah gambar penampakan
pipa water make-up.
: 2.8 m
L2 (panjang 2)
: 7.3 m
: 3 detik
(vikositas air)
: 1.0 x 10-3
31
Maka setelah diketahui data dari lapangan diatas, penulis bertujuan untuk
menghitung debit air pada water make-up yaitu menggunakan rumus pada Hukum
Poiseuille. Sebelum masuk pada rumus hukum poiseuille maka sebelumnya
dihitung P dengan satuan bar menjadi
1 bar : 1.01971621
: 7138
7138
=
0.102
= 69980.52
Aliran dalam pipa dengan Hukum Poiseuille dapat digambarkan sebagai berikut:
32
4 ( )
8
r : jari-jari pipa
Q = 0.358
= 0.358
Volume = 1.074 m3
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari serangkaian kerja praktek yang dilakukan di PT. Sarihusada Generasi
Mahardika Yogyakarta, didapat kesimpulan :
1.
2.
3.
Volume air yang mengalir pada pipa selama 3 detik berjumlah 1.704 m3
5.2 Saran
1. Bagi PT. Sarihusada Generasi Mahardika Yogyakarta
a. Setiap sistem pipa yang krusial diharapkan dilengkapi flow meter agar lebih
mudah diawasi dan di kendalikan.
b. Pembimbingan terhadap mahasiswa yang melakukan kerja praktek industri
agar lebih ditingkatkan, untuk meningkatkan kemampuan kerja dari
mahasiswa yang melakukan kerja praktek di industri.
2. Bagi Universitas Islam Indonesia
a. Agar selalu memantau dan melakukan kontroling kepada mahasiswa yang
sedang melakukan kerja praktek di industri, agar tidak terjadi kebingungan
ketika menghadapi persoalan persoalan dalam lingkungan kerja.
b. Selalu memberikan semangat dan motivasi, agar mahasiswa dalam
melakukan kerja praktek meningkat kemauan serta semangatnya dalam
menjalankan kerja praktek industri.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Mughni, Muhammad. 2011. Laporan Praktek Industri : APLIKASI PLC
MODICON QUANTUM 534 PADA PROSES HOMOGENIZER MILK
POWDER DI PT. SARI HUSADA. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
2. Gabriel. J.F., 1988. FISIKA KEDOKTERAN. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
3. http://teknisichiller.wordpress.com/2013/05/11/apakah-chiller/
4. http://www.sabroe.com/en/products/reciprocating-compressors/
5. http://3.bp.blogspot.com/eQV2pPAI1RY/UkNzBf0qvRI/AAAAAAAAADA/WfFFhCopiGI/s1600/CHI
LLER1.JPG
6. http://fawwazservice.blogspot.com/
7. http://transkerja.blogspot.com/2008_12_01_archive.html
8. http://karangpundung.blogspot.com/2011/05/macam-dan-jenis-evaporator.html
9. http://karangpundung.blogspot.com/2011/05/definisi-kondensor-adalah.html
35
LAMPIRAN
36
37
38
39
40
41
42
43
44