You are on page 1of 1

1.

Klonidin
Klonidin adalah salah satu contoh dari agonis 2 yang digunakan untuk obat
antihipertensi (penurunan resistensi pembuluh darah sistemik) dan efek kronotropik
negatif. Lebih jauh lagi, klonidin dan obat 2 agonis lain juga mempunyai efek sedasi.
Dalam beberapa penelitian juga ditemukan efek anestesi dari pemberian secara oral (35g/kg), intramuscular (2g/kg), intravena (1-3g/kg), transdermal (0,1-0,3 mg setiap
hari) intratekal 75-150g) dan epidural (1-2g/kg) dari pemberian klonidin. Secara
umum klonidin menurunkan kebutuhan anestesi dan analgesi (menurunkan MAC) dan
memberikan efek sedasi dan anxiolisis.
Selama anestesi umum, klonidin dilaporkan juga meningkatkan stabilitias sirkulasi
intraoperatif dengan menurunkan tingkatan katekolamin. Selama anestesi regional,
termasuk peripheral nerve block, klonidin akan meningkatkan durasi dari blokade. Efek
langsung pada medula spinalis mungkin dibantu oleh reseptor postsinaptik 2 dengan
ramus dorsalis.

Keuntungan lain juga mungkin berupa menurunkan terjadinya

postoperative shivering, inhibisi dari kekakuan otot akibat obat opioid, gejala
withdrawal dari opioid, dan pengobatan dari beberapa sindrom nyeri kronis. Efek
samping dapat berupa bradikardia, hypotensi, sedasi, depresi nafas dan mulut kering.
Klonidin adalah agonis alfa2-adrenergik parsial selektif yang bekerja secara sentral yang
bekerja sebagai obat anti hipertensi melalui kemampuannya untuk menurunkan keluaran
sistem saraf simpatis dari sistem saraf pusat. Obat ini telah terbukti efektif digunakan
pada pasien dengan hipertensi berat atau penyakit renin-dependen. Dosis dewasa yang
biasa digunakan per oral adalah 0,2-0,3 mg. Ketersediaan klonidin transdermal ditujukan
untuk pemberian secara mingguan pada pasien bedah yang tidak dapat diberikan obat per
oral.

You might also like