You are on page 1of 18

PERAN PEMIMPIN SEBAGAI PEMIMPIN,

MANAJER DAN ADMINISTRASI


WAWASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Oleh:
KIKI WULAN SARIE
NIM. 147845006

PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SURABAYA
2014
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya Manusia,
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia terampil di
bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, pikiran, perilaku, dan lain-lain terutama
oleh sekolah formal.
Suatu lembaga pendidikan tidak akan berkembang dengan baik, jika
kepemimpinan kurang diperhatikan. Kepemimpinan yang efektif akan sangat
menopang keberhasilan sutu lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu lembaga
pendidikan memerlukan seorang yang mampu dan tangguh dalam memimpin sebuah
lembaga pendidikan. Seseorang inilah disebut dengan pemimpin pendidikan atau
dalam suatu lembaga pendidikan formal disebut kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran ganda,
disamping sebagai pemimpin, manejer, ia juga berperan sebagai administrator. Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru
dan muridnya. Didalam kepemimpinnya kepala harus dapat memahami, mengatasi
dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah. Selain
itu dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama yang kooparatif, memberikan kesempatan kepada tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh
tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Kepala sekolah juga harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator,
karena administrasi sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa sokongan dari
kepala sekolah.Selain membuat perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat
struktur organisasi sekolah dengan baik, dengan tujuan untuk membagi tugas masingmasing anggotanya dan harus bisa menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya,

sehingga bisa bekerja secara optimal.


Melihat pentingnya peran kepala sekolah, maka usaha untuk meningkatkan
kinerja yang lebih tinggi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah bagi kepala
sekolah. Karena kegiatan berlangsung sebagai proses yang tidak muncul dengan
sendirinya. Pada kenyataannya banyak kepala sekolah yang sudah berupaya secara
maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu caranya memotivasi
para guru-guru akan memilki kinerja lebih baik tapi hasilnya masih lebih jauh dari
harapan. Karena itu, dalam makalah yang cukup singkat ini, penulis akan berupaya
memaparkan beberapa peranan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah, dengan
harapan akan dapat membantu meningkatkan tanggung jawabnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, adapun yang menjadi pokok
permasalahan penulisan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud kepala sekolah?
2. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai pemimpin?
3. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai manajer?
4. Bagaimana peran kepala sekolah sebagai administrator?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan kepala sekolah


Mengetahui peran kepala sekolah sebagai pemimpin
Mengetahui peran kepala sekolah sebagai manajer
Mengetahui peran kepala sekolah sebagai administrator

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepala Sekolah
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan
kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin dilembaganya, maka dia
harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,

dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam
kehidupan globalisasi yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertangung jawab atas
kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan secara formal
kepada atasannya atau informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak
didiknya.
Kepala sekolah adalah yang terdiri dari dua kata yaitu: kepala dan sekolah,
Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara etimologi kepala sekolah adalah
guru yang memimpin sekolah. Berarti secara terminology kepala sekolah dapat
diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya
akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena
itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan
strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang bertanggung jawab
dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah, yaitu perilaku
kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi
di likungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyeseuain tujuan, sasaran,
konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman.
Esensi kepala sekolah adalah kepemimpinan pengajaran. Seorang kepala sekolah
orang yang benar-benar seorang pemimpin, seorang innovator. Oleh sebab itu,
kualitas kepemimpinan kepala sekolah signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah.
Selain itu, pengetahuan tentang teori kepemipinan merupkan bantuan yang besar di
dalam meningkatkan efektivitas sekolah.
B. Peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin

Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Di setiap


organisasi, selalu ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan organisasi.
Pemimpin berasal dari kata leader yang merupakan bentuk benda dari to lead
yang berarti memimpin. Untuk memahami pengertian kepemimpinan secara jelas,
maka perlu dikaji beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan.
Ngalim Purwanto (1991:26) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut:
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugastugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Sedangkan Miftah Thoha (2003:123) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang
lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah kepala
sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan
tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal,
kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat. Sebagai pemimpin
kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan
kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan
tugas.
Wahjosumijo (Asmani, 2009:223) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai
pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian
dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan. Sebagai seorang pemimpin, kemampuan yang harus dimiliki kepala
sekolah adalah:
1. Pertama, kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga. Visi
adalah pandangan ke depan lembaga pendidikan itu mau dibawa ke arah

mana. Misi adalah alasan mengapa lembaga tersebut ada, biasanya berdasar
pada nilai-nilai tertentu yang melekat dalam organisasi. Sedangkan strategi
adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang
dimiliki dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditentukan tersebut.
Visi kepala sekolah akan sangat menentukan ke arah mana lembaga
pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak mempunyai visi jauh ke
depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan tugas sehari-harinya
tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun waktu tertentu.
Kiranya, visi ini harus dibangun terlebih dahulu agar tercipta jalan dan
panduan perjalanan lembaga ke depan.
2. Kedua, sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu berperan sebagai
innovator, yaitu orang yang terus-menerus membangun dan mengembangkan
berbagai inovasi untuk memajukan lembaga pendidikan. Salah satu yang
menandai pergerakan dan kemajuan lembaga pendidikan adalah sebesar dan
sebanyak apa inovasi yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut setiap
tahunnya. Jika banyak inovasi dan pembaruan yang dilakukan, maka berarti
terdapat kemajuan yang cukup signifikan. Tetapi sebaiknya, jika tidak banyak
inovasi yang dilakukan, maka lembaga pendidikan itu lebih banyak jalan di
tempat dan tidak mengalami banyak kemajuan.
3. Ketiga, kepala sekolah harus mampu membangun motivasi kerja yang baik
bagi seluruh guru, karyawan, dan berbagai pihak yang terlibat di sekolah.
Kemampuan dalam membangun motivasi yang baik akan membangun
produktivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi kerja. Dengan motivasi
yang tinggi, didukung dengan kemampuan guru dan keryawan yang memadai,
akan memacu kinerja lembaga secara keseluruhan. Karenanya, kemampuan
membangun motivasi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan performa
dan produktivitas kerja.
4. Keempat, kepala sekolah harus mempunyai keterampilan melakukan
komunikasi, menangani konflik, dan membangun iklim kerja yang yang
positif di lingkungan lembaga pendidikan. Iklim kerja yang positif akan
sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja secara keseluruhan. Jika

komunikasi tidak terbangun dengan baik misalnya, akan banyak terjadi


kesalah pahaman baik di antara bawahan atasan maupun di antara bawahan itu
sendiri. Akibatnya, lembaga pendidikan tidak lagi bisa menjadi tempat yang
nyaman untuk bekerja. Masing-masing orang tidak lagi memperhatikan antara
satu dengan yang lain, masing-masing bekerja secara individual sehingga
membuat suasana kerja tidak nyaman. Jika hal ini terjadi, akan sulit
mengharapkan mereka untuk bekerja lebih keras atau lebih produktif.
Lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mendorong guru dan karyawan
bekerja lebih senang dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan
pekerjaan secara lebih baik.
5. Kelima, kepala sekolah harus mampu melakukan proses pengambilan
keputusan, dan bisa melakukan proses delegasi wewenang secara baik.
Pengambilan keputusan membutuhkan keterampilan mulai dari proses
pengumpulan informasi, pencarian alternatif keputusan, memilih keputusan,
hingga mengelola akibat ataupun konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil.
Kepala sekolah harus mempunyai keterampilan pengambilan keputusan secara
cepat dan tepat disesuaikan dengan dinamika dan perkembangan yang terjadi. Jika
setiap permasalahan bisa segera diputuskan dan dicarikan jalan keluar, maka akan
memudahkan organisasi untuk berjalan dengan dinamika yang cepat. Tetapi
sebaliknya, jika kepala sekolah sering ragu dalam mengambil keputusan, maka
organisasi di lembaga tersebut akan terganggu dengan banyaknya masalah yang
masih menggantung dan membutuhkan jalan keluar.
Selain pengambilan keputusan, kepala sekolah juga mempunyai keterampilan
mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada para bawahan. Delegasi wewenang
ini di satu sisi akan memudahkan tugas-tugas kepala sekolah sehingga ia bisa
berkonsentrasi untuk menjalankan tugas-tugas yang strategis dan mendelegasikan
tugas-tugas operasional sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi lain, delegasi
wewenang akan membuat bawahan merasa dihargai sekaligus menjadi proses
pembelajaran kepemimpinan bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi
bisa berjalan dengan lancar.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang


untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin adalah:
1. memberikan petunjuk dan pengawasan,
2. meningkatkan kemauan tenaga kependidikan,
3. membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
C. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer
Manajemen pada hakekatnya adalah suatu proses merencanakan, melembagakan,
melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota lembaga serta
mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya lembaga dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi tersebut, seorang manajer (kepala sekolah) pada hakekatnya
adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan pengendali. Keberadaan
manajer pada suatu organisasi (sekolah) sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai
alat mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,kepala ekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memperdayakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Menurut GR Terry, proses manajemen ditempuh melalui empat tahapan, yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC).
1. Planning.
Perencanaan pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan keputusan tentang
sasaran (objectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil
dalam rangka mencapai tujuan dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas
tersebut. Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah proses penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Dengan demikian perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil
untuk melakukan tindakan sesuai dengan jangka waktu perencanaan agar
penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta

menghasilkan lulusan yang bermutu, dan relevan dengan kebutuhan


pembangunan.
2. Organizing
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang
lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya,

dan

mengalokasikan

sumber

daya,

serta

mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.


Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam fungsi pengorganisasian
itu terdapat adanya sekelompok orang yang bekerja sama, adanya tujuan
tertentu yang hendak dicapai, adanya pekerjaan yang akan dikerjakan, adanya
pembagian tugas yang disusun oleh pimpinan, mengelompokkan kegiatan,
menyediakan ala-alat yang dibutuhkan untuk aktivitas organisasi, adanya
pendelegasian wewenang antara atasan dan bawahan, sampai pada pembuatan
struktur organisasi yang efektif dan efisien.
3. Actuating (penggerakan)
Terry (1978) memberikan definisi penggerakan: Berarti, penggerakan adalah
membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama secara ikhlas serta
bergairah untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, mengarahkan, dan mengatur bawahan yang telah diberikan tugas
dalam melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien agar diperoleh suatu
hasil yang optimal.
4. Controlling
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai, yaitu tandar, apa yang
sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu
mengambil tidakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai
rencana, yaitu sesuai dengan standar. Peran kepala sekolah dalam pengawasan
adalah mengadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana program
dilaksanakan. Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang
direncanakan sudah berhasil atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau
belum, apakah hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.

Dari paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai
manajer harus dapat mengantisipasi perubahan, memamahi dan mengatasi situasi,
mengakomodasi dan mengadakan orientasi kembali. Ada tiga hal penting yang perlu
diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai manajer. Yaitu:
1. Proses, adalah suatu cara yang sistemik dalam mengerjakan sesuatu.
2. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun
sumber daya manusia yang masing-masing berfungsi sebagai pemikir,
perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.
Setiap sumber daya itu memiliki nilai tersendiri bagi organisasi, yang
berfungsi sebagai pendukung terciptanya kondisi yang kondusif bagi
organisasi untuk melaksanakan seluruh perencanaan organisasi
3. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini
kepala sekalah bisa berpedoman dengan asas-asas berikut ini, yaitu:
a) asas tujuan,
b) asas keunggulan,
c) asas mufakat,
d) asas kesatuan,
e) asas persatuan,
f) asas empirisme,
g) asas keakraban,
h) Asas integrasi.
D. Peran Kepala Sekolah sebagai Administrator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus
mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk
itu kepala sekolah harus kreatif mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator memilki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi.
Sebagai seorang pemimpin yang dituntut untuk menjadi seorang administrator
kepala sekolah harus mempunyai keahliah dibidang administrasi, yaitu mengawasi
keseluruhan bagaimana data sekolah, persiapan tenaga personalia sekolah, serta
bagaimana pengelolaan keuangan sekolah.
Kata administrasi berasal dari bahasa latin terdiri dari atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris,
yang berarti ke atau kepada. Dan kata ministrare sama artinya dengan kata to

serve atau to conduct yang berarti melayani, atau membantu, atau


mengarahkan. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula mengatur,
memelihara (to look after), dan mengarahkan).
Kepala sekolah sebagai administrator menurut Mulyasa (2005) memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara
spesifik. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum,
administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan dan
administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan
efisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah.
Lebih lanjut Purwanto (2007) menjelaskan pengertian administrasi pendidikan
adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal,
spiritual maupun material, yang bersangku paut dengan pencapaian tujuan.
Kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat
dijabarkan dalam tugas-tugas operasional berikut:
1. Kemampuan kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan
data administrasi bimbingan konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan
kelengkapan data administrasi kegiatan belajar mengajar.
2. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik, penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler dan penyusunan data
admnistrasi hubungan sekolah dengan orang tua dan peserta didik.
3. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam
pengembangan

kelengkapan

data

administrasi

tenaga

guru

serta

pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan seperti


pustakawan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
4. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan
dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang,
pengembangandata administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data
administrasi alat kantor (AMK), pengembangan kelengkapan data
administrsi buku atau bahan pustaka, kelengkapan data administrsi alat

laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrsi alat


bengkel.
5. Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrsi surat masuk, kelengkapan data
administrsi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrsi surat
keputusan, pengembangan kelengkapan data administrsi surat edaran.
6. Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujuudkan dalam
pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi
keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari
pemerintah diantaranya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Pengembangan

proposal

untuk

mencari

bantuan

keuangan

dan

pengembangan propposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam


mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.
Herk (1994) menyarankan agar kepala sekolah sebagai administrator tidak
memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawat. Sikap dan
perilaku administrator hendaknya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan
dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan menanyakan
dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada administrator.
Komunikasi antar guru dan administrator akan menjadi lancar. Situasi ini akan
mempermudah

administrator

memberi

drongan

kepada

guru-guru

untuk

meningkatkan prestasi kerja mereka.


Untuk mensukseskan tugasnya, maka kepala sekolah sebagai administrator
hendaknya memiliki ketrampilan sebagai berikut:
1. Ketrampilan konsep adalah suatu ketrampilan untuk menciptakan konsepkonsep baru baik untuk kepentingan manajemen maupun administrasi
sekolah.
2. Kemampuan

manusiawi

adalah

kemampuan

administrator

untuk

berkomunikasi, membina dan menunjukkan perilaku kepada para personalia


sekolah terutama para guru.
3. Ketrampilan tehnik adalah ketrampilan tentang tehnik-tehnik mendidik,
mengajar dan ketatausahaan.

Menurut Purwanto (2007) Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan


bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah
hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan tugasnya sebagai administrator
Adapun tugas dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah
sebagai berikut:
1. Membuat Perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah membuat
perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap organisasi
atau kelompok agar dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka membuat
perencanaan, kepala sekolah paling harus membuat rencana tahunan, dalam
rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang berikut ini:
a) Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain;
pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat
pembelajaran.
b) Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru,
pengelompokan siswa, pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan
konseling dan pelayanan kesehatan.
c) Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas guru
dan pegawai, mutasi atau promosi guru dan pegawai.
d) Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk
berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
e) Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah,
rehabilitasi gedung, penambahan ruang kelas dan lainnya.
Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat perencanaan
tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu perencanaan juga
harus transparan dan dilakukan dengan musyawarah dengan pegawai,
dewan guru dan atau komite sekolah.
2. Menyusun Organisasi Sekolah

Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari


masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi dapat
dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan, serta hubungan
vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut. Dengan kata lain,
dengan

melihat

struktur

organisasi

dapat

diketahui

bentuk

pola

hubungan. Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator


pendidikan harus menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya,
melaksanakan pembagian tugas dan wewenangnya kepada guru-guru serta
pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang telah disusun dan
disepakati. Untuk mmenyusun organisasi sekolah yang baik, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Mempunyai tujuan yang jelas.
b) Para anggotanya menerima dan memahami tujuan tersebut.
c) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan
dan kesatuan pikiran.
d) Adanya keatuan perintah
e) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang
dalam organisasi tersebut.
f) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,
keahlian, dan atau bakat masing-masing.
g) Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai
dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian
h) Pola organisasi hendaknya relatif permanen.
i) Adanya jaminan keamanan/kenyamanan dalam bekerja.
j) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya
jelas tergambar dalam struktur atau bagan organisasi.
3. Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah
Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan
setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya
koordinasi dan pengarahan dari kepala sekolah. Adanya koordinasi dari
kepala sekolah yang baik dapat menghindarkan dari adanya persaingan yang
tidak sehat, baik antar personal maupun antar bagian yang ada dalam
sekolahan tersebut. Dengan adanya koordinator yang baik maka akan

tercipta suasana kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan


tugas, saling membantu untuk menggapai tujuan bersama, baik dalam hal
pembelajaran dan administrasi. Dengan demikian, kualitas pendidikan di
sekolah tersebut dapat ditingkatkan.
4. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian, atau
manajemen pegawai, yang meliputi;
a) perencanaan pegawai
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan
pegawai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk sekaran dan
masa depan. Penyuusunan rencana personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap danjeas tentang pekerjaan atau
tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh karena itu, sebelum
menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis
jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan.
b) pengadaan pegawai
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
pegawai dalam suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan
kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk mencari dan mendapatkan
calon-calon pegawai yang memenuhi syarat.
c) pembinaan dan pengembangan pegawai
Selanjutnya diadakan pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai
yang sudah direkrut. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki,
menjaga dan mmeningkatkat kinerja pegawai. Kegiatan ini tidak hanya
menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.
d) promosi dan mutasi
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima,
kegiatan yang selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut
menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan
kewajiban

sebagai

anggota

organisasi

atau

lembaga.

Setelah

pengangkatan pegawai maka akan dialakukan penempatan atau


penugasan kepada pegawai tersebut.
e) pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara
pegawai tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia
bekerja di sana.
f)kompensasi, dan
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada
pegawai,

yang

dapat

dinilai

dengan

uang

dan

mempunyai

kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kommpensasi, selain


dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain sebagainya.
g) penilaian pegawai.
Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas. Penilaian tenaga kependidikan
ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan
sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi
pegawai itu sendiri.
Ketujuh fungsi manajemen diatas harus dilaksanakan dengan cermat, rapi
dan teratur, demi berhasilnya pengelolaan kepegawaian dalam sebuah
lembaga pendidikan. Semua hal tersebut tidak terlepas dari kepiawaian
dalam manajemen dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin dari
organisasi sekolah di samping juga adanya kerja sama yang selaras antar
pegawai.
BAB III
KESIMPULAN
Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar-mengajar atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepala sekolah.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang


untuk

bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Fungsi kepala

sekolah sebagai pemimpin, adalah memberikan petunjuk dan pengawasan,


meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan
mendelegasikan tugas.
Sedangkan kepala sekolah selaku menejer paling tidak harus mampu
melakukan empat hal yaitu yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling
(POAC).
Tugas kepala sekolah sebagai administrator yaitu sebagai berikut : Membuat
perencanaan, Menyusun struktur organisasi sekolah , Mengatur kepegawaian dalam
organisasi

sekolah,

Sebagai

koordinator

dalam

organisasi

sekolah

Tugas kepala sekolah sebagai supervisi : Pembinaan kurikulum sekolah dan


Pembagian tugas kepada guru

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Mamur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Yogyakarta: DIVA Prima.
Miftah Thoha. 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen . Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
___________________.2007. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

You might also like