Professional Documents
Culture Documents
problem tersendiri yang pada akhirnya dicabut oleh kementerian pendidikan yang
baru.
2) Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini dirumuskan ke dalam dua pertanyaan, yaitu:
a. Materi apa saja yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam kelas XI kurikulum 2013?;
b. Kelebihan dan Kekurangan apa saja yang ditemukan pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI kurikulum 2013?
3) Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan
dalam rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui:
a. Materi yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
kelas XI kurikulum 2013;
b. Kelebihan dan Kekurangan yang ditemukan pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam kelas XI kurikulum 2013.
4) Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang
mengandalkan data-data kepustkaan sebagai sumber primer pengumpulan data.
Sumber dimaksud adalah buku mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas XI
sesuai kurikulum 2013, baik buku yang ditujukan kepada siswa maupun buku
pedomoman guru. Data skunder diperoleh dengan melakukan pengamatan
terhadap sumber-sumber rujukan lainnya.
Penelitian dilakukan dengan melewati beberapa tahap, yaitu: pengumpulan
data melalui sumber data primer dan sumber data skunder, pengkategorian data,
deskripsi data, analisis dan penarikan kesimpulan. Metode penarikan kesimpulan
dilakukan dengan prosedur content analysis (analisis isi).
B. Kajian Teori
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Zakiyah Darajat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam menyimpulkan
pengertian pendidikan Islam adalah:
a. Usaha berupa bimbingan dan usaha terbadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup
(way of life);
b. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam;
c. Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah
selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun di akhirat kelak.1
Pengertian pendidikan agama Islam sebagaimana dikemukakan Zakiyah
Darajdat di atas bisa disimpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar
generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia bertakwa kepada Allah.
Dari pengertian dapat diketahui bahwasannya dalam penyampaian PAI maupun
menerima PAI adalah dua hal yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh
peserta didik dan guru untuk untuk meyakini akan adanya suatu ajaran kemudian
ajaran tersebut difahami, dihayati dan setelah itu diamalkan atau diaplikasikan,
akan tetapi disitu juga dituntut untuk menghormati agama lain.
Sedangkan dalam buku Ilmu pendidikan Islam yang ditulis H.M. Arifin
dikatakan Pendidikan agama Islam adalah sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai
dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai
corak kepribadiannya.
Dengan istilah lain, manusia yang telah mendapatkan pendidikan Islam itu
harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana cita-cita
Islam. Pengertian pendidikan agama Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hambah Allah. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai
tersebut juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan. Sejalan dengan
nilai-nilai Islam yang melandasinya adalah merupakan proses ikhtiariah yang
secara pedagogis kematangan yang mengutungkan.
2) Konsep Pengajaran PAI di Sekolah
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah
kognitif, tetapi lebih mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik
sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut
Noeng Muhajir (1988) seperti dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A. ada beberapa
strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:2
1. Strategi Tradisional. Yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan
nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara
memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang
kurang baik. Dengan strategi tersebut guru memiliki peran yang
menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan
yang disampaikan oleh guru. Penerapan Strategi tersebut akan menjadikan
peserta didik hanya mengetahui atau menhafaljenis-jenis nilai tertentu dan
belum tentu melaksanakannya. Karena itu tekanan strategi ini lebih
bersifat kognitif.
2. Pembelajaran nilai dengan Strategi Bebas yang merupakan kebalikan dari
strategi tradisional. Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang
akan diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya, dan
peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara aktif. Kelemahan
metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana yang
baik atau buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan
dari pendidik untuk memilih nilai yang terbaik.
3. Pembelajaran nilai dengan Strategi Reflektif yaitu dengan menggunakan
pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori
dengan pengalaman. Dalam penerapan strategi ini dituntut adanya
konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman peserta didik.
Strategi ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir peserta
2 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Nuansa, 2010).
Tabel 1
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
No
Kurikulum 2013
KTSP
1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu
ditentukan terlebih dahulu, melalui
melaui Permendiknas No 22 Tahun
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah 2006. Setelah itu ditentukan SKL
itu baru ditentukan Standar Isi, yang
(Standar Kompetensi Lulusan) melalui
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,
Permendiknas No 23 Tahun 2006
yang dituangkan dalam Permendikbud No
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada
Lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan hard skills pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
3 Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk
kelas I-VI
kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih jumlah mata pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP
dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di
Standar proses dalam pembelajaran
jenjang SD dan semua mata pelajaran di terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
Konfirmasi
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan
TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan penilaian Penilaiannya lebih dominan pada aspek
otentik, yaitu mengukur semua
pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah
potensi siswa
siswa
Bab kedelapan, dengan tema hormati dan sayangi orang tua dan gurumu.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) pentingnya hormat dan patuh kepada orang
tua; (b) hormat dan patuh kepada guru.
Bab kesembilan, dengan tema prinsip dan praktik ekonomi Islam. Bab ini
membahas sub tema, yaitu: (a) pengertian muamalah; (b) macam-macam
muamalah; (c) syirkah; (d) perbankan; (e) asuransi syariah.
Bab kesepuluh, dengan tema bagun dan bangkitlah wahai pejuang Islam.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) Islam masa modern (1800-sekarang); (b)
tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam masa modern.
Bab kesebelas, dengan sub tema toleransi sebagai alat pemersatu bangsa.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) pentingnya prilaku toleransi; (b)
menghindarkan diri dari prilaku tindak kekerasan.
Melihat deskripsi tentang tema-tema materi PAI untuk kelas XI pada
kurikulum 2013 di atas, penting ditelaah dengan pisau analisis ciri-ciri kurikulum
PAI. Saibani menyebutkan kurikulum pendidikan agama Islam harus memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama
dan akhlak;
b. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani;
c. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani dan akal dan rohani
manusia;
d. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu ukir,
pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya;
e. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan
kebudayaan yang sering di tengah manusia karena perbedaan tempat dan
juga perbedaan zaman, kurikulum dirancang sesuai dengan kebudayaan
itu.4
Oemar Muhammad At-Toumi al-Syaibani menyebutkan lima ciri
kurikulum pendidikan Islam. Kelima ciri tersebut secara singkat dapat disebutkan
sebagai berikut:
a. Menonjolkan tujuan utama dan akhlak pada berbagai tujuannya,
kandungan, metode, alat dan, tekniknya bercorak agama;
b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum
yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang
menyeluruh;
4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 2005),
h. 65-7.
10
11
12
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Al Syaibany, Omar Mohammad at Toumy, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979).
Arief, Armani, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta:
Ciputat Press, 2002).
Drajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2009).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
2014).
--------------------------------, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Buku
Guru), (Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud, 2014).
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Nuansa, 2010).
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remadja
Rosdakarya, 2005).
16