You are on page 1of 16

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA

Analisa Terhadap Materi PAI Kelas XI Kurikulum 2013


Oleh:
Muhammad Nursyam
Key Word: Pendidikan Agama Islam, Kurikulum 2013.
A. Pendahuluan
1) Latar Belakang Masalah
Sebagai negara yang mengakui keberadaan beberapa agama dan
mengambil semangat keagamaan tersebut, pendidikan agama, dalam hal ini
termasuk pendidikan agama Islam (PAI) merupakan hal yang sangat penting
masuk sebagai salah satu bagian dari kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan.
Istilah Pendidikan Agama Islam sendiri bisa dipahami sebagai sebuah mata
pelajaran di lingkungan sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan
Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini agama Islam termasuk dalam
struktur kurikulum. PAI termasuk kedalam kelompok mata pelajaran wajib dalam
setiap jalur jenis dan jenjang pendidikan, perpadanan dengan mata pelajaran lain
seperti pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, sosial dan budaya
(Pasal 37 ayat 1). Memang sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
sampai terwujudnya Undang-undang No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan disempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional eksistensi pendidikan Islam sudah diakui oleh pemerintah
sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.
Persoalan yang kemudian muncul adalah, keterlibatan pemerintah sebagai
decision maker (pembuat kebijakan) dinilai sangat rentan melahirkan spekulasi
karena kepentingan politik yang mengakibatkan penyusunan kurikulum
pendidikan agama Islam menjadi kurang objektif, terutama di lingkungan sekolah
umum. Atas dasar latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk mengkaji
secara sederhana tentang pendidikan agama Islam di SMA sederajat dengan
menjadikan kurikulum 2013 sebagai bahan analisis. Sampel materi yang akan
diambil adalah materi PAI pada kelas XI, sedangkan alasan dijadikannya
kurikulum 2013 sebagai bahan analisis mengingat kurikulum ini melahirkan

problem tersendiri yang pada akhirnya dicabut oleh kementerian pendidikan yang
baru.
2) Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini dirumuskan ke dalam dua pertanyaan, yaitu:
a. Materi apa saja yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam kelas XI kurikulum 2013?;
b. Kelebihan dan Kekurangan apa saja yang ditemukan pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI kurikulum 2013?
3) Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan
dalam rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui:
a. Materi yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
kelas XI kurikulum 2013;
b. Kelebihan dan Kekurangan yang ditemukan pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam kelas XI kurikulum 2013.
4) Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang
mengandalkan data-data kepustkaan sebagai sumber primer pengumpulan data.
Sumber dimaksud adalah buku mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas XI
sesuai kurikulum 2013, baik buku yang ditujukan kepada siswa maupun buku
pedomoman guru. Data skunder diperoleh dengan melakukan pengamatan
terhadap sumber-sumber rujukan lainnya.
Penelitian dilakukan dengan melewati beberapa tahap, yaitu: pengumpulan
data melalui sumber data primer dan sumber data skunder, pengkategorian data,
deskripsi data, analisis dan penarikan kesimpulan. Metode penarikan kesimpulan
dilakukan dengan prosedur content analysis (analisis isi).

B. Kajian Teori
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Zakiyah Darajat dalam buku Ilmu Pendidikan Islam menyimpulkan
pengertian pendidikan Islam adalah:
a. Usaha berupa bimbingan dan usaha terbadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup
(way of life);
b. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam;
c. Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah
selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun di akhirat kelak.1
Pengertian pendidikan agama Islam sebagaimana dikemukakan Zakiyah
Darajdat di atas bisa disimpulkan bahwa Pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar
generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia bertakwa kepada Allah.
Dari pengertian dapat diketahui bahwasannya dalam penyampaian PAI maupun
menerima PAI adalah dua hal yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh
peserta didik dan guru untuk untuk meyakini akan adanya suatu ajaran kemudian
ajaran tersebut difahami, dihayati dan setelah itu diamalkan atau diaplikasikan,
akan tetapi disitu juga dituntut untuk menghormati agama lain.
Sedangkan dalam buku Ilmu pendidikan Islam yang ditulis H.M. Arifin
dikatakan Pendidikan agama Islam adalah sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai
dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai
corak kepribadiannya.

1 Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h. 86.

Dengan istilah lain, manusia yang telah mendapatkan pendidikan Islam itu
harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana cita-cita
Islam. Pengertian pendidikan agama Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hambah Allah. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai
tersebut juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan. Sejalan dengan
nilai-nilai Islam yang melandasinya adalah merupakan proses ikhtiariah yang
secara pedagogis kematangan yang mengutungkan.
2) Konsep Pengajaran PAI di Sekolah
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah
kognitif, tetapi lebih mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik
sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut
Noeng Muhajir (1988) seperti dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A. ada beberapa
strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:2
1. Strategi Tradisional. Yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan
nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara
memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang
kurang baik. Dengan strategi tersebut guru memiliki peran yang
menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan
yang disampaikan oleh guru. Penerapan Strategi tersebut akan menjadikan
peserta didik hanya mengetahui atau menhafaljenis-jenis nilai tertentu dan
belum tentu melaksanakannya. Karena itu tekanan strategi ini lebih
bersifat kognitif.
2. Pembelajaran nilai dengan Strategi Bebas yang merupakan kebalikan dari
strategi tradisional. Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang
akan diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya, dan
peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara aktif. Kelemahan
metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana yang
baik atau buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan
dari pendidik untuk memilih nilai yang terbaik.
3. Pembelajaran nilai dengan Strategi Reflektif yaitu dengan menggunakan
pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori
dengan pengalaman. Dalam penerapan strategi ini dituntut adanya
konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman peserta didik.
Strategi ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir peserta
2 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Nuansa, 2010).

didik dan tujuan pembelajaran nilai untuk menumbuhkan kesadaran


rasional terhadap suatu nilai tertentu.
4. Pembelajaran nilai dengan Strategi trasinternal yaitu membelajarkan nilai
dengan melakukan tranformasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi.
Dalam penerapan strategi ini guru dan peserta didik terlibat dalam
komunilasi aktif baik secara verbal maupun batin (kepribadian). Guru
berperan sebagai penyaji informasi, pemberi contoh atau teladan, serta
sumber nilai yang melekat dalam pribadinya yang direspon oleh peserta
didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.
3) Gambaran Umum Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.
Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di
sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Pada tahun ajaran 2014 Kurikulum
2013 sudah mulai diterapkan diseluruh sekolah di Indonesia. Dulu ada istilah
KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang lebih dikenal dan mulai
diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Jika dicermati, perbedaan paling
mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP bisa dilihat kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam
Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan
esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah
(Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada
siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini
mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).
Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah
implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang
diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatanpendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Pada tabel nomor 1 dapat dilihat
perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
Kurikulum 2013 mengutamakan kepentingan agar siswa menguasai
teknologi. Hal ini didasari perkembangan dunia, kemajuan teknologi informasi,
masalah lingkungan hidup, serta kebangkitan industri kreatif dan budaya.

Kurikulum 2013 diharapkan mampu menghasilkan generasi emas yang


mempunyai sifat produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Target kurikulum ini agar
siswa mampu mengamati, menyimak, melihat, membaca, mendengar, bertanya,
bernalar, mencoba, dan mengkomunikasikannya.
Kurikulum 2013 berisi basis kompetensi dengan pemikiran kompetensi
berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam hal ini guru dituntut
banyak mencari tahu agar siswa bisa dengan mudah mencari informasi dengan
bebas melalui perkembangan teknologi. Selain itu, siswa juga didorong memiliki
tanggung jawab lingkungan, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan
berfikir kritis agar terbentuk generasi yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Tabel 1
Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP
No
Kurikulum 2013
KTSP
1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu
ditentukan terlebih dahulu, melalui
melaui Permendiknas No 22 Tahun
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah 2006. Setelah itu ditentukan SKL
itu baru ditentukan Standar Isi, yang
(Standar Kompetensi Lulusan) melalui
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,
Permendiknas No 23 Tahun 2006
yang dituangkan dalam Permendikbud No
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada
Lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan hard skills pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
3 Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk
kelas I-VI
kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih jumlah mata pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP
dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di
Standar proses dalam pembelajaran
jenjang SD dan semua mata pelajaran di terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
Konfirmasi
dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan
TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan penilaian Penilaiannya lebih dominan pada aspek
otentik, yaitu mengukur semua
pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah
potensi siswa
siswa

C. Hasil dan Pembahasan


1) Materi PAI Kelas XI Kurikulum 2013
Berdasarkan buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
kelas XI kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah, bisa dipahami secara
tematik materi-materi pendidikan PAI yang disajikan pada buku tersebut. Secara
terinci, materi PAI pada buku tersebut terdiri dari 11 bab, yaitu:3
Bab pertama, dengan tema Alquran sebagai pedoman hidup. Bab ini
membahas tiga sub tema, yaitu: (a) pentingnya mengimani kitab-kitab Allah; (b)
pengertian kitab dan suhuf; (3) kitab-kitab Allah SWT dan para penerimanya.
Bab kedua, dengan tema hidup nyaman dengan perilaku jujur. Bab ini
mambahas sub tema, yaitu: (a) pentingnya prilaku jujur; (b) keutamaan prilaku
jujur; (c) macam-macam kejujuran; (d) petaka kebohongan; (e) hikmah prilaku
jujur.
Bab ketiga, dengan tema kepedulian umat Islam terhadap jenazah. Bab ini
membahas sub tema, yaitu: (a) perawatan jenazah; (b) memandikan jenazah; (c)
mengafani jenazah; (d) menyalati jenazah; (e) mengubur jenazah; (f) taziyah
(melayat); (g) ziarah kubur.
Bab keempat, dengan tema sampaikan dariku walau satu ayat. Bab ini
membahas sub tema, yaitu: (a) pengertian khutbah, tabligh dan dakwah; (b)
pengertian khutbah, tabligh dan dakwah; (c) ketentuan khutbah, tabligh dan
dakwah.
Bab kelima, dengan tema masa kejayaan Islam yang dinantikan kembali.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) periodisasi sejah Islam; (b) masa kejayaan
Islam; (c) tokoh-tokoh pada masa kejayaan Islam.
Bab keenam, dengan tema membangun bangsa dengan prilaku taat,
kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Tema ini membahas sub tema, yaitu: (a)
pentingnya taat kepada aturan; (b) kompetisi dalam kebaikan; (c) etos kerja.
Bab ketujuh, dengan tema rasul-rasul itu kekasih Allah. Bab ini membahas
sub tema, yaitu: (a) pengertian iman kepada rasul-rasul Allah SWT; (b) sifat-sifat
rasul Allah SWT; (c) tugas rasul-rasul Allah SWT; (d) hikmah beriman kepada
rasul-rasul Allah SWT.
3 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta:
Pusat Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2014).

Bab kedelapan, dengan tema hormati dan sayangi orang tua dan gurumu.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) pentingnya hormat dan patuh kepada orang
tua; (b) hormat dan patuh kepada guru.
Bab kesembilan, dengan tema prinsip dan praktik ekonomi Islam. Bab ini
membahas sub tema, yaitu: (a) pengertian muamalah; (b) macam-macam
muamalah; (c) syirkah; (d) perbankan; (e) asuransi syariah.
Bab kesepuluh, dengan tema bagun dan bangkitlah wahai pejuang Islam.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) Islam masa modern (1800-sekarang); (b)
tokoh-tokoh pembaharuan dunia Islam masa modern.
Bab kesebelas, dengan sub tema toleransi sebagai alat pemersatu bangsa.
Bab ini membahas sub tema, yaitu: (a) pentingnya prilaku toleransi; (b)
menghindarkan diri dari prilaku tindak kekerasan.
Melihat deskripsi tentang tema-tema materi PAI untuk kelas XI pada
kurikulum 2013 di atas, penting ditelaah dengan pisau analisis ciri-ciri kurikulum
PAI. Saibani menyebutkan kurikulum pendidikan agama Islam harus memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama
dan akhlak;
b. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan
menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani;
c. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani dan akal dan rohani
manusia;
d. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu ukir,
pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya;
e. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan
kebudayaan yang sering di tengah manusia karena perbedaan tempat dan
juga perbedaan zaman, kurikulum dirancang sesuai dengan kebudayaan
itu.4
Oemar Muhammad At-Toumi al-Syaibani menyebutkan lima ciri
kurikulum pendidikan Islam. Kelima ciri tersebut secara singkat dapat disebutkan
sebagai berikut:
a. Menonjolkan tujuan utama dan akhlak pada berbagai tujuannya,
kandungan, metode, alat dan, tekniknya bercorak agama;
b. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum
yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang
menyeluruh;
4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 2005),
h. 65-7.

c. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang di kandung dalam


kurikulum yang akan digunakan;
d. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang
diperlukan oleh anak didik;
e. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat
anak didik.5
Sementara itu, Armani arief menjelaskan tentang ciri-ciri kurikulum
pendidikan Islam sebagai berikut:
a. Agama dan akhlak sebagai tujuan utama yang didasarkan kepada alQuran dan Assunnah;
b. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek
pribadi siswadari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual;
c. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman
serta kegiatan pengajaran.6
Berdasarkan ciri kurikulum pendidikan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kurikulum PAI sangat menonjolkan akhlak pribadi muslim yang tinggi atau
dengan kata lain, dalam masalah kecerdasan emosionalnya (EQ). Dengan
kurikulum ini dapat membangun masyarakat muslim di lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat. Sehingga dapat diwujudkan prilaku Islami, diataranya
berbudi pekerti luhur, baik terhadap sang pencipta, terhadap diri sendiri dan
terhadap orang lain maupun dalam hubungan sosial mereka.
Kesimpulan diatas menekankan bahwa tujuan kurikulum PAI adalah
penguatan akidah dan terbentuknya akhlak yang mulia. Jika ditelaah buku
pedoman guru dalam mata pelajar PAI kelas XI kurikulum 2013, secara umum
tujuan pengajaran PAI berdasarkan kurikulum tersebut sebenarnya telah diarahkan
kepada hal tersebut.7 Jika dilihat kompetensi dasar yang diharapkan dari
pengajaran PAI ini, adalah sebagai berikut:
a. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang

Agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya


kepada Allah SWT;
5 Omar Mohammad at Toumy al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 410-512.
6 Armani Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
h. 33.
7 Lihat Kementerian Penidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
(Buku Guru), (Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2014).

10

b. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia


yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
2) Kelebihan dan Kekurangan
Berdasarkan telaah atas kurikulum 2013 buku ajar PAI untuk kelas XI,
maka bisa disimpulkan kelebihan dan kekurangannya. Adapun kelebihan
kurikulum tersebut adalah:
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan
hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai
kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
f. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
g. Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat
tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global.
h. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
i. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
j. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.

11

k. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi


profesi, pedagogi, sosial dan personal.
l. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk)
m. Guru berperan sebagai fasilitator
n. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
o. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
p. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh
koordinasi dan supervise dari daerah
q. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
r. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
s. Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan
lain-lain.
Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari
kurikulum sebelumnya antara lain adalah:
Pertama, perubahan Standar Kompetensi Lulusan Penyempurnaan SKL
memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu
dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan
rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikpa
ketrampilan, dan pengetahuan) menjadi landasan pengembangan kompetensi
dasar pada setiap kelas.
Kedua, perubahan standar isi. Perubahan standar isi dari kurikulum
sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus
pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan
tematik integrative (Standar Proses).
Ketiga, perubahan standar proses.Perubahan pada Standar Proses berarti
perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses
pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk
mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.\

12

Keempat, perubahan standar evaluasi. Penilaian otentik yang mengukur


kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.
Sebelumnya penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.
Sementara itu, kelemahan kurikulum 2013 adalah:
a. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,
padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari
guru.
b. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif,
pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala
berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi
menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
c. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
d. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
e. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
f. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum
sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya
menjadi plagiat dalam kasus ini.
g. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat
guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
h. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor
penghambat.
i. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang
kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
j. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.

13

k. Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus


yaitu KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya
dicabut.
l. Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
m. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih
terbatas.
n. Guru tidak tiap dengan perubahan
o. Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap,
ketrampilan dan pengetahuan secara holistic.
p. Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
q. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
r. Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
s. Tingkat keaktifan siswa belum merata
t. KBM umumnya saat ini mash konvensional
u. Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
v. Menambah beban kerja guru.
w. Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan
kurikulum 2013
x. Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka,
sehingga ada unsur keterpaksaan.
D. Penutup
1) Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian secara sederhana terhadap materi PAI kelas XI
kurikulum 2013, maka dapat diambil kesimpulan:
a. Materi-materi PAI pada dasarnya diarahkan pada dua hal, yaitu
penguatan akidah Islam dan pembentukan akhlak sesuai ajaran Islam.
b. Kurikulum 2013 secara umum bertujuan untuk membentuk dua sasaran
di atas, namun materi-materi yang disajikan sangat tidak sistematis
sehingga target pembelajaran sulit dicapai dan pahami secara baik.
2) Saran
a. Diperlukan perencanaan kurikulum dengan menggunakan judgement ahli
bidang studi dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemahaman
keagamaannya, dalam hal ini pemahaman Islam yang adalam;
b. Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum PAI perlu
dipertimbangkan beberapa hal seperti tingkat kesulitan, minat siswa,
urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya;

14

c. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan pada penggunaan


metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat
menguasai materi pelajaran.

15

DAFTAR PUSTAKA
Al Syaibany, Omar Mohammad at Toumy, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979).
Arief, Armani, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta:
Ciputat Press, 2002).
Drajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2009).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
2014).
--------------------------------, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Buku
Guru), (Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud, 2014).
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Nuansa, 2010).
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remadja
Rosdakarya, 2005).

16

You might also like