You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

GINJAL DENGAN CAPD


Disusun untuk memenuhi tugas muatan local Manajemen Konseling Gizi (MKG)

Disusunoleh:
1. Delia Prillyningrum
2. DestyTyasari

NIM P07131111057
NIM P07131111058

Gizi Non Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2013
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
GINJAL DENGAN CAPD

I.Waktu dan Tempat


A. Hari, Tanggal
B. Tempat

: Minggu,01 Desember 2013 pukul 10.00 selesai


: Aula RS. XX

II.

Topik
Penyakit Gagal Ginjal dengan CAPD

III.

Sub Topik
A. Ruang Lingkup Penyakit Gagal Ginjal
B. Alternatif Pengobatan Penyakit Gagal Ginjal
C. Terapi Medis Penyakit Gagal Ginjal dengan CAPD
D. Terapi Diit Penyakit Gagal Ginjal dengan CAPD

IV.

Sasaran
Pasien atau Keluarga Pasien Gagal Ginjal dan Umum

V.

Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum :
Meningkatkan atau mempertahankan status gizi dan status kesehatan / kualitas
hidup bagi pasien gagal ginjal
B. Tujuan Instruksional Khusus
:
1. Peserta penyuluhan mengetahui ruang lingkup penyakit gagal ginjal
2. Peserta penyuluhan mengetahui alternatif cara pengobatan penderita
penyakit gagal ginjal
3. Peserta penyuluhan mengetahui tentang terapi medis penderita gagal ginjal
dengan CAPD
4. Peserta penyuluhan mengetahui kebutuhan gizi pasien gagal ginjal dengan
CAPD
5. Peserta penyuluhan mengetahui makanan yang diperbolehkan dan makanan
yang tidak diperbolehkan/ dibatasi untuk pasien gagal ginjal dengan CAPD
6. Peserta penyuluhan mengetahui pola makan bagi penderiga gagal ginjal
dengan CAPD
7. Peserta penyuluhan mengetahui contoh menu makanan yang disajikan
dikonsumsi oleh penderita gagal ginjal dengan CAPD

VI.

Metode
A. Ceramah dengan PPT
B. Diskusi
C. Tanya jawab

VII.

Alatperaga
A. Komputer LCD
B. Leaflet

C. Poster
VIII.

Evaluasi
A. Peserta penyuluhan mengerti penjelasan yang disampaikan, yang ditunjukkan
dengan adanya respon dari para peserta penyuluhan, yaitu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada narasumber.
B. Peserta penyuluhan mampu mengulangi penjelasan narasumber, tanpa membuka
catatan atau leaflet yang diberikan panitia penyuluhan.

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
GAGAL GINJAL DENGAN CAPD
A. Ruang Lingkup Penyakit Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut
usia.
1. Penyebab Gagal Ginjal
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang
didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan

organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal
diantaranya :
a. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
b. Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
c. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan /striktur)
d. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
e. Menderita penyakit kanker (cancer)
f. Kelainan

ginjal,

dimana

terjadi

perkembangan

banyak

kista

pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)


g. Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.

Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi


ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan cairan banyak
yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti
penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan
Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk
dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam
dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara
akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit,
demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein,
Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

Obat untuk gagal ginjalSedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh
adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual,
muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin:
Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik,
Hb turun, Urin: protein selalu positif.
C. Alternatif Pengobatan Penyakit Gagal Ginjal
Pasien Gagal Ginjal kronik dibedakan menjadi 2 kelompok (Nutrition Care
Protocols for the Acute Care Setting, Atlanta, Ga: Morrison Management Specialists Inc,
2003):
a.
Pre-end stage renal disease (pre-ESRD):
Pasien yang tidak perlu melakukan dialisis dalam pengobatannya, tetapi hanya
menggunakan modifikasi diet dan obat saja
b.

Dialysis:
Pasien yang penyakitnya sudah mencapai tahap dimana harus melakukan dialisis
untuk membantu kerja ginjal (hemodialysis atau peritoneal dialysis).
Pengobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 2 tahap:

1. Tindakan Konservatif
GGK atau Gagal Ginjal Kronis merupakan suatu penurunan fungsi ginjal yang
berlangsung lama dan perlahan-lahan (menurun) sehingga laju filtrasi glomerulus
kurang dari 25 ml/menit. Pada keadaan ini kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
hasil-hasil metabolisme tubuh terganggu sehingga sisa-sisa metabolisme
menumpuk dan menimbulkan sindroma uremik, seperti mual, muntah dan
kehilangan nafsu makan (anoreksia). Akibatnya terjadi gangguan-gangguan fungsi
hormon dan penurunan fungsi imun. Dibawah ini merupakan asuhan nutrisi pada
pasien GGK tanpa dialisis :
a. Pengaturan Protein
Pengaturan asupan protein sangat diperlukan karena gejala sindrome
uremik yang terjadi disebabkan karena penumpukan sisa-sisa katabolisme
protein tubuh. Protein diberikan 0.5-0.6 gr/kg BB per hari, dimana > 50%
protein bernilai biologis tinggi. Protein Biologis Tinggi merupakan protein
dengan susunan asam amino yang menyerupai susunan asam amino pada

manusia dan umumnya berasal dari protein hewani (susu, telur). Keuntungan
yang diharapkan dari pemakaian diet rendah protein ini adalah (Sidabutar,
1992):
i.

Pengurangan produksi urea dan metabolit lainnya karena asupan protein


yang lebih rendah

ii.

Pengurangan asupan protein dan fosfor akan mengurangi hiperfiltrasi


glomerulus

sehingga

diharapkan

progresivitas

gagal

ginjal

akan

menurun/kerusakan glomerulus berkurang


b. Pengaturan Kalori/Energi
Kebutuhan asupan kalori penderita GGK yang stabil adalah 35 Kal/kg
BB. Bila ada hipertrigliseridemia, asupan karbohidrat dikurangi sampai 35%
asupan kalori total.
c. Lemak
Asupan lemak diusahakan 30% dari asupan kalori total. Pada GGK
terjadi gangguan metabolisme lemak, terlihat dari peninggian kolesterol total
dan penurunan HDL kolesterol. Gangguan metabolisme lemak pada penderita
GGK ini merupakan faktor resiko timbulnya aterosklerosis dan mempengaruhi
progresivitas ginjal melalui proses glomerulo arteriosklerosis.
d. Pengaturan Mineral
Fosfor
Pada gagal ginjal terdapat hiperfosfatemi, akibat penurunan fungsi
ekskresi ginjal. Hal ini berakibat terjadinya gangguan keseimbangan kalsium
dan magnesium. Sehingga dapat mempengaruhi terjadinya hiperparathiroid,
pemburukan fungsi ginjal dan kalsifikasi metastatik pada jaringan. Pada
umumnya diberikan asupan fosfor 6-10mg/kg BB
Kalsium
Pada GGK terjadi hipokalsemia akibat penyerapan kalsium yang
berkurang dari usus. Hal ini disebabkan produksi calcitriol (1,25 (OH)2 Vit
D3) berkurang. Disamping itu, pengurangan asupan protein juga mengurangi
masukan kalsium. Kebutuhan asupan kalsium 1000-1500 mg/hari
Vitamin
Defisiensi asam folat, piridoksin dan vitamin C dapat terjadi sehingga
perlu suplementasi vitamin tersebut. Sedangkan vitamin A mengalami

peningkatan sehingga harus dihindarkan pemberian vitamin A pada GGK.


Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi. Kadar vitamin D
mengalami penurunan pada penderita GGK karena adanya gangguan pada
ginjal yang memproduksi vitamin D yang aktif, sehingga dibutuhkan
suplementasi jika defisiensi.
2. Dialisis
Dialisis adalah suatu proses dimana solut dan air mengalami difusi secara
pasif melalui suatu membran berpori dari satu kompartemen cair menuju
kompartemen cair lainnya. Dialisis sebagai tindakan terapi disebut terapi
pengganti karena menggantikan sebagian fungsi ginjal yaitu fungsi ekskresi untuk
membuang zat-zat yang toksik dari tubuh. Jadi pada tindakan dialisis ini fungsi
lain dari ginjal seperti fungsi produksi hormon, tidak digantikan sehingga
penderita yang kekurangan hormon eritropoetin misalnya akan tetap anemia. Ada
2 tehnik dialisis yang biasa dilakukan, yaitu (Sylvia A. Price dan Loraine M.
Wilson, 1995):

a. Hemodialisa
Suatu mesin ginjal buatan atau hemodialyzer terdiri dari membran
semi permiabel (dari selofan atau cuprophane) yang sederhana dengan darah
di satu pihak dan cairan dialisis di pihak lain.
b. Peritoneal Dialisis
Peritoneal dialisis merupakan tehnik dialisis yang menggunakan
peritoneum sebagai membran semi permeabel. Akses terhadap rongga
peritoneal menggunakan kateter tenchoff yang lunak. Ada 4 macam dialisis
peritoneal yang sering digunakan, yaitu (Sylvia A. Price, 1995 ):
1) Manual intermittent peritoneal dialysis
2) Continous Cycler-assited Peritoneal Dialysis (CPPD)
3) Automated Intermittenty Peritoneal Dialysis (IPD)
4) Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

5) Merupakan tehnik dialisis mandiri dengan menggunakan 2 lt dialisat


penukar empat kali sehari, dimana pertukaran terakhir dilakukan pada jam
tidur sehingga cairan dibiarkan diam dalam rongga peritoneal semalaman.
c. Kelebihan dan Kekurangan CAPD
1. Kelebihan penggunaan CAPD adalah:
a) Mempermudah pasien karena dapat dilakukan dimana saja
b) Tidak terjadi penigkatan atau penurunan yang drastis pada kadar kimia
darah
c) Sederhana, mudah dipelajari, dan biaya rendah
2. Kerugian penggunaan CAPD adalah
a) Resiko terjadinya peritonitis yang terjadi sekali dalam 40 minggu
b) Infeksi saluran kateter
c) Kehilagan cukup banyak protein
d) Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida, obesitas
e) Hernia inguinalis dan abdominalis
D. Terapi Medis Penyakit Gagal Ginjal dengan CAPD
Penderita gagal ginjal atau penyakit ginjal kronik umumnya melakukan
pengobatan dengan cuci darah (hemodialisis) atau melalui operasi transplantasi ginjal.
Kini, ada pilihan alternartif untuk pengobatan penyakit ginjal kronik dengan CAPD
(Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis).
Penyakit ginjal kronik biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti
diabetes, penyakit imunitas, penyakit darah tinggi (hipertensi), infeksi, ada batu ginjal dan
penggunaan obat anti sakit.
"Untuk terapi pengganti ginjal bisa dilakukan hemodialisis (HD) yaitu cuci darah
dengan menggunakan mesin di rumah sakit, CAPD (Continuous Ambulatory peritoneal
Dialysis) yaitu cuci darah melalui perut yang bisa dilakukan di rumah dan transplantasi
ginjal," ujar Dr. Tunggul Situmorang, Direktur Ketua RS PGI Cikini, pada acara Sahabat
Ginjal Kalbe di TMII, 11 Juli 2009.
Dr Tunggul mengatakan penderita yang mengalami penurunan fungsi ginjal berat
atau fungsi ginjal hanya 15-29% maka dia harus mempersiapkan terapi pengganti ginjal.
Sedangkan jika fungsi ginjal kurang dari 15% maka sudah dikatakan mengalami
gagal ginjal dan harus melakukan dialysis (cuci darah) untuk mempertahankan hidup dan
menghindari yang lebih buruk lagi.
Pada proses CAPD sebelumnya dibuat akses sebagai tempat keluar masuknya
cairan dialisat. Akses ini berupa kateter yang ditanam di dalam rongga perut dengan

pembedahan. Posisi kateter yaitu sedikit di bawah pusar dan lokasi dimana sebagian
kateter muncul dari dalam perut disebut exit site.
Proses CAPD melalui 3 tahap yaitu tahap mengeluarkan cairan dialisat yang
sudah mengandung zat-zat racun dan kelebihan air dari rongga perut, tahap kedua
mengalirkan cairan dialisat yang baru ke dalam rongga perut melalui kateter dan tahap
terakhir cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 4-6 jam .
E. Terapi Diit Penyakit Gagal Ginjal dengan CAPD
1. Tujuan Diet
a. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar
pasien dapat melakukan aktifitas normal
b. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan
2. Syarat Diet
a. Energi cukup yaitu 35 kkal/kgBB ideal per hari. Diperhitungkan jumlah energi
yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan, harus
dilakukan secara berangsur(250-500 g/minggu) untuk mengurangi resiko
katabolisme masa tubuh tanpa lemak
b. Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti
asam amino yang hilang, yaitu 1,3 g/kgBB ideal per hari. 50% protein hendaknya
bernilai biologi tinggi
c. Karbohidrat cukup, yaitu 55-75% dari kebutuhan energi total
d. Lemak normal yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total
e. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar /24jam, yaitu 1-4 gram
+ penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gram untuk tiap liter urin
f. Kalium sesuai dengan urin yang keluar /24 jam yaitu 3 gram + penyesuaian
g.
h.
i.
j.

menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gram untuk setiap 1 liter urin
Kalsium tinggi yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen kalsium
Fosfor dibatasi, yaitu kurang dari 17 mg/kgBB ideal/ hari
Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500-750 ml
Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama vitamin larut air seperti B6, asam

folat dan vitamin C


k. Bila nafsu makan berkurang, berikan suplemen enternal yang mengandung energi
dan protein tinggi
3. Kebutuhan gizi pasien gagal ginjal dengan CAPD
Syarat diet pada GGK dengan peritoneal dialisis antara lain:
Protein:
Protein diberikan tinggi 1,2-1,4 gr/kg BB untuk menjaga keseimbangan
nitrogen dan menggantikan kehilangan protein 5-15 gram selama dialisis. Protein
yang hilang terutama albumin (50%) dan imunoglobulin (15.5%).

Energi :
Dibutuhkan minimal 35 kal/kg BB. Asupan energi ini termasuk dekstrose yang
berasal dari cairan dialisat. Konsentrasi dialisat umumnya 1,5%; 2,5%; 3,5%; dan
4,5%. Diperkirakan 80% dekstrose dapat diabsorbsi. Adapun nilai kalori yang
didapatkan dari dialisat adalah sebagai berikut:
konsentrasi dekstrosa
siang hari
ke-1

ke-2

ke-3

1
2
3

1,5 %
1,5 %
2,5 %

1,5%
1,5%
2,5%

1,5 %

1,5 %
2,5 %
2,5 %
4,25

Kkal
glukosa
diabsorbsi
siang hari
250
310
420

1,5%

400

2,5 %

Cara
pemberian

%
4,25

4.25%
4.25%
4.25%

Kkal
glukosa
diabsorbsi
malam hari
260
260
260

Kkal
glukosa
tot diabs
sehari
510
570
680

4.25%

260

660

konssentrasi
dekstrosa
malam hari

2,5%
510
4.25%
260
770
%
Sumber : Daugirdas, J.T dan T.S Ing. Handbook of dialysis 1994 dalam Sunita Almatsier.
2004. Penuntun diet. Gramedia: jakarta
Natrium :
Pembatasan asupan natrium tidak terlalu ketat, dianjurkan 90-150 mEq/hari
(2070 3450 mg/hari). Pembatasan natrium dapat membantu mencegah timbulnya
retensi cairan
Kalium:
Serum kalium biasanya dalam batas normal. Hal ini disebabkan adanya
dialisis. Oleh karena tidak perlu pembatasan. Jika serum kalium meningkat, asupan
kalium dianjurkan 60-70mEq/hari (2340 2730 mg/hari)
Kalsium:
Diharapkan asupan kalsium tinggi, namun biasanya tidak dapat terpenuhi
karena serum fosfor harus terkontrol. Dianjurkan asupan kalsium 100-1400 mg/hari
Fosfor :
Diet dengan pembatasan fosfor sementara asupan protein tinggi sangat sulit
direncanakan. Namun begitu jika mungkin bahan makanan yang tinggi fosfor
dikurangi, maka pengikat fosfor juga diberikan. Asupan fosfor dianjurkan 400 900
mg/hari. Bahan makanan tinggi fosfor antara lain: keju, yoghurt, susu, ice cream, ikan
dan kacang-kacangan
Suplemen vitamin :

Suplemen vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B6 (pyridoxine) 10 15


mg, asam folat 0.5 1.0 mg, vitamin C 100 200 mg, vitamin B1 30 40 mg per
hari.
Daftar keperluan nutrisi penderita yang menjalani peritoneal dialisis
ZAT GIZI
Protein, gr/kg BB

JUMLAH
1,2 1,4
> 1,5 peritonitis
35 45
35% Kalori total

Kalori, Kal/kg BB
Karbohidrat
Vitamin (suplemen) mg
Piridoksin HCl
5 15
Vitamin A
tidak perlu
Vitamin E
tidak perlu
Vitamin D
sesuai keadaan
Kalsium, gr
12
Phosfor, gram
sesuai keadaan
Kalium
sesuai keadaan
Na dan air
sesuai keadaan BB dan TD
Sumber : Sidabutar. 1992. Gizi pada Gagal Ginjal Kronik. Perhimpunan Nefrologi
Indonesia: Jakarta
4. makanan yang diperbolehkan dan makanan yang tidak diperbolehkan/ dibatasi untuk
pasien gagal ginjal dengan CAPD
BAHAN

Bahan makanan sumber

MAKANANDIANJURKAN

Hidrat
Arang : nasi, roti putih, mie,
makaroni, spageti, sagu,
lontong,
bihun, jagung, makanan
yang
dibuat

dari

tepung-

tepungan, gula,
madu, sirup, jam, permen,
dll.
Bahan makanan sumber
protein :
telur, ayam, daging, ikan,
hati, susu
skim, susu whole, es krim,
yogurt,
kerang,
kepiting,

cumi,

udang,

lobster, sesuai anjuran.


Buah-buahan : nanas,
pepaya,
jambu biji, sawo, pear,
strawberi,
apel, anggur, jeruk manis,
dll.
Dalam

jumlah

sesuai

anjuran
Sayur-sayuran : ketimun,
terung,
tauge, buncis, kangkung,
kacang
panjang, kol, kembang kol,
slada,
wortel, jamur, dll dalam
BAHAN
DIBATASI

MAKANAN

YANG

jumlah sesuai anjuran


Bahan makanan tinggi
kalium bila
hiperkalemia : alpokat,
pisang,
belimbing, durian,nangka,
kailan,
daun

singkong,paprika,

bayam,
daun

pepaya,

pisang,
kelapa,

kacang

jantung
tanah,

kacang hijau,
kacang kedelai, coklat,
kentang,
ubi, singkong, pengganti
garam
yang menggunakan kalium.
Air minum dan kuah sayur
yang
berlebihan.
5. Anjuran asupan makan bagi penderita gagal ginjal dengan CAPD
Asupan gizi yang mengandung protein harus dua kali lipat porsi
makan orang sehat, makan dan minum lebih bebas. Kita bisa memakan apel

fuji 2 sd 3 buah per hari bahkan makan sayuran pun boleh. Lotek, karedok,
rujak hiris, rujak ulek, rujak bebek,dll masih bisa. Kita konsumsi dalam porsi
yang cukup tetapi jangan berlebih. Volume air minum bisa banyak
disesuaikan dengan akumulasi cairan yang terserap di aneal setiap harinya
6. contoh menu makanan yang disajikan dikonsumsi oleh penderita gagal
ginjal dengan CAPD
Waktu Makan
Makan pagi

Selingan siang
Makan siang

Snack
Makan malam

Menu
Nasi
Pepes telur
Tempe bacem
Bening labu siam
Pepaya
Susu
Nasi
Ayam bacem
Tempe goreng
Tumis terong
Jus mangga
Pepaya
Nasi
Telur ceplok
Sayur sup
Jus jambu

URT
1 porsi
1 porsi
2 ptg
1 mangkuk
1 ptg
1 gls
1 porsi
1 ptg
2 porsi
1 porsi
1 porsi
1 ptg
porsi
1 porsi
1 mangkuk
1 porsi

You might also like