You are on page 1of 22

Laporan Tutorial

Makassar, 3 Januari 2012

SISTEM
GASTROENTEROHEPATOLOGI
SUSAH BUANG AIR BESAR

KELOMPOK 6A
Siti Hafsah M. El 1102070120
Muh. Hudaya Perdana 110209043
Syahrillah Sau Zen 1102100015
April Yani 1102100072
Ilham Syahid Ruray 1102100089
Yulmi Aridah Khaera 1102100100
Susnari Ahmad 1102100031
Utomo Andi Pangnguriseng 1102100053
Husni Harmansyah 1102100110
Hafidah Rakhmatina 1102100120
Andi Muldiana Dwi Rachmayani 11021000137
Muh. Rusdan Jalil 1102100071
PEMBIMBING : dr. Yusriani Mangarengi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kepada kita
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita masih dapat menyelesaikan laporan tutorial
modul ke dua (SUSAH BUANG AIR BESAR) ini dengan baik.
Tak lupa pula salawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman biadab ke zaman beradab seperti
halnya sekarang ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-basarnya kita sampaikan kepada tutor pembimbing
kami yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
muncul pada proses pembelajaran kami. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada
temen-teman yang telah ingin belajar keras menyelesaikan suatu pembelajaran.
Harapan kami semoga apa yang menjadi isi dari laporan ini dapat diterima dengan
baik sehinnga dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi kami sendiri
khususnya.

Makassar, 3 Januari 2012

KELOMPOK VI A

PENDAHULUAN
Pada pembelajaran kali ini, tepatnya PBL ke 4 pada proses tutorial dimana Tutorial
merupakan suatu konsep pengembangan diri yang diterapkan dalam kurikulum. Dalam
memulai suatu kuliah atau proses belajar,keterampilan dan tekhnologi informasi sangat
dibutuhkan seperti halnya pembuatan laporan haisl diskusi tutorial ini karena memerlukan
pemecahan masalah berdasarkan informasi pakar yang akurat. Hal ini sangat penting agar
imahasiswa mampu mengembangkan potensi dirinya dan yang paling penting yaitu informasi
ini dapat mempermudah mahasiswa pada proses pembelajarannya.
Tutorial kali ini mengenai modul 4 SUSAH BUANG AIR BESAR telah diberikan
berupa gambar struktur anatomi dan histolog hepar dimana problem ini harus dikaji sedalamdalamnya guna memperoleh informasi tentang mata kuning secara lengkap,Laporan ini
berdasarkan sumber yang kami dapatkan dan kami kembangkan berdasarkan fakta yang ada.
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran sekarang ini, para dokter dituntut
untuk mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan dunia medis dari segi molekulernya, salah
satunya mengenai faktor penyebab suatu penyakit. Di sini dokter harus mengerti dan
memahami kelainan yang terjadi sampai sudut molekulernya sehingga penyakit tersebut bisa
muncul. Dengan kata lain, ilmu biologi molekuler sangat penting untuk penegakan diagnosis
suatu penyakit.

MODUL 4: SUSAH BUANG AIR BESAR


Skenario : Seorang anak laki-laki 6 tahun, diantar orang tuanya ke Puskesmas dengan
keluhan utama sudah 4 hari tidak buang air besar dan muntah beberapa kali. Beberapa
hari terakhir anak tersebut selalu merasa mual, tidak ada nafsu makan, dan demam
yang terutama dirasakan pada malam hari. Seminggu sebelumnya anak tersebut
pernah BAB dan terdapat cacing pada kotorannya. Anak tersebut kurus, terlihat lemas
dan agak pucat.

Kata Kunci
- Anak laki-laki 6 tahun
- 4 hari tidak buang air besar dan muntah beberapa kali
- merasa mual, tidak ada nafsu makan dan demam pada malam hari
- terdapat cacing pada kotorannya
- anak tersebut kurus, lemas dan agak pucat
Kata sulit
- Anoreksia
- Konstipasi
Pertanyaan
1 Anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia organ-organ yang bersangkutan
2
3
4
5
6
7
8
9

(Intestinum Tenue dan Intestinum Crassum)


Jelaskan mekanisme defekasi normal
Jelaskan mekanisme terjadinya konstipasi pada kasus ini
Penyebab-penyebab terjadinya konstipasi
Hubungan gejala utama dengan gejala tambahan (mual, anoreksia, demam)
Bagaimana siklus hidup cacing sehingga dapat menginfeksi pasien tersebut
Faktor predisposisi
Langkah-langkah diagnosis
DD

Jawaban :
1

Anatomi
Intestinum Tenue
Intestinum Crassum
Histologi

Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6,


Jakarta : EGC, 2011 (hal)
Fisiologi
- Anderson sylvia price, dkk. 2005. Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
- Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6,
Jakarta : EGC, 2011 (hal 689-691)
Biokimia
Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6,
Jakarta : EGC, 2011 (hal 691)
2

Mekanisme Defekasi Normal (oddank, tomo)


Usus besar terutama adaklah organ pengering dan penyimpan
Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usu halus per hari. Karena
sebagian besar perncernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus halus maka
isi yang disalurkan ke kolon terdiri dari makanan yang tercerna (misalnya :
selulosa), komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon mengekstrasi
H2O dan garam dari isi lumennya. Apa yang tertinggal dan akan di keluarkan
disebut Feses (tinja).
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak mendorong seesaui
dengan fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama
kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot
polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa

dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih jarang


Ketika makan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon yang diperantarai
dari lambung ke kolon oleh gastrin dan saraf otonom ekstrinsik, yang menjadi
gerakan massa dikolon. Contoh paling jelas pada saat setelah sarapan ketika
makanan masuk masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks yang
memindahkan isi yang sudah ada ke baigan distal untuk menyediakan tempat
makan yang baru masuk. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang
masih ada dalam usus besar dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke

dalam rektum dan memicu Refleks Defekasi.


Ketika gerakan massa dikolon mendorong tinja kedalam rektum, peregangan
yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang didinding rektum memicu
refleks defekasi. Refleks ini menyebabkan sfingter ani internus melemas dan

rektum serta kolon sigmoideum berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani

eksternus melemas maka terjadi defekasi.


Jika keadaan tidak memungkinkan defekasi maka pengencangan sfingter ani
eksternus secara sengaja dapat mencegah defekasi meskipus refleks defekasi telah
aktif. Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula regang secara
perlahan melemas dan keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan
massa berikutnya mendorong lebih banyak tinja ke rektum dan kembali
meregangkan rektum serta memicu refleks defekasi (defekasi).

Referensi : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2011 (hal 689-691)

Mekanisme terjadinya konstipasi pada kasus ini


Cari masing2 bossss.... terus.... buat bagan... sapa tau kalian yang ditunjung untuk
menjelaskan.... okeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!!!!

Penyebab-penyebab terjadinya konstipasi (fida)


Konstipasi berhubungan dengan jalur pembuangan yang kecil, kering, kotoran
yang keras, atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu. Ini terjadi
karena pergerakan feses melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi
di usus besar. Konstipasi berhubungan dengan pengosongan kotoran yang sulit dan
meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot volunter pada proses defekasi
Ada banyak penyebab konstipasi :
a. Kebiasaan buang air besar (b.a.b) yang tidak teratur
Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan konstipasi adalah
kebiasaan b.a.b yang tidak teratur. Refleks defekasi yagn normal dihambat atau
diabaikan, refleks-refleks ini terkondisi menjadi semakin melemah. Ketika
kebiasaan diabaikan, keinginan untuk defekasi hilang.
Anak pada masa bermain biasa mengabaikan refleks-refleks ini; orang dewasa
mengabaikannya karena tekanan waktu dan pekerjaan.
Klien yang dirawat inap bisa menekan keinginan buang air besar karena malu
menggunakan bedpan atau karena proses defekasi yang sangat tidak nyaman.
Perubahan rutinitas dan diet juga dapat berperan dalam konstipasi. Jalan terbaik

untuk menghindari konstipasi adalah membiasakan b.a.b teratur dalam


kehidupan.
b. Penggunaan laxative yang berlebihan
Laxative sering digunakan untuk menghilangkan ketidakteraturan buang air
besar. Penggunaan laxative yang berlebihan mempunyai efek yang sama dengan
mengabaikan keinginan b.a.b refleks pada proses defekasi yang alami
dihambat. Kebiasaan pengguna laxative bahkan memerlukan dosis yang lebih
besar dan kuat, sejak mereka mengalami efek yang semakin berkurang dengan
penggunaan yang terus-menerus (toleransi obat).
c. Peningkatan stres psikologis
Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan menghambat
gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis.
Stres juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau
iritasi colon ). Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada
abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan adanya periode pertukaran antara
diare dan konstipasi.
d. Ketidaksesuaian diet
Makanan lunak dan rendah serat yang berkurang pada feses menghasilkan
produks ampas sisa yang tidak cukup untuk merangsang refleks pada proses
defekasi. Makan rendah serat seperti; beras, telur dan daging segar bergerak
lebih lambat di saluran cerna. Meningkatnya asupan cairan dengan makanan
seperti itu meningkatkan pergerakan makanan tersebut.
e. Obat-obatan
Banyak obat-obatan dengan efek samping berupa konstipasi. Beberapa di
antaranya seperti ; morfiin, codein, sama halnya dengan obat-obatan adrenergik
dan antikolinergik, melambatkan pergerakan kolon melalui kerja mereka pada
sistem syaraf pusat. Penyebab lainnya seperti: zat besi, mempunyai efek
menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus menyebabkan
konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek mengiritasi dan dapat menyebabkan
diare pada sebagian orang.
f. Latihan yang tidak cukup
Pada klien dengan masa rawat inap yang lama, otot secara umum akan
melemah, termasuk otot abdomen, diafragma, dasar pelvik, yang digunakan
pada proses defekasi. Kurangnya latihan secara tidak langsung dihubungkan

dengan berkurangnya nafsu makan dan kemungkinan kurangnya jumlah serat


yang penting untuk merangsang refleks pada proses defekasi.
g. Umur
Pada manula, otot-otot dan tonus spinkter semakin melemah turut berperan
sebagai penyebab punurunan kemampuan defekasi.
h. Proses penyakit
Beberapa penyakit pada usus dapat menyebabkan konstipasi, beberapa di
antaranya obstruksi usus, nyeri ketika defekasi berhubungan dengan hemorhoid,
yang membuat orang menghindari defekasi; paralisis, yang menghambat
kemampuan klien untuk buang air besar; terjadinya peradangan pelvik yang
menghasilkan paralisis atau atoni pada usus.
Konstipasi bisa jadi beresiko pada klien, regangan ketika b.a.b dapat
menyebabkan stres pada abdomen atau luka pada perineum (post operasi);
Ruptur dapat terjadi jika tekanan saat defekasi cukup besar. Ditambah lagi
peregangan sering bersamaan dengan tertahannya napas. Gerakan ini dapat
menyebabkan masalah serius pada orang dengan sakit jantung, trauma otak, atau
penyakit pada pernapasan. Tertahannya napas meningkatkan tekanan intra
torakal dan intrakranial. Pada kondisi tertentu, tekanan ini dapat dikurangi jika
seseorang mengeluarkan napas melalui mulut ketika mengejan/regangan terjadi.
i.
j.
k.
l.

Bagaimanapun, menghindari regangan merupakan pencegahan yang terbaik.


Kurang minum
Kurang asupan makanan berserat
Menahan defekasi
Efek samping obat-obatan

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2108901-konstipasi/#ixzz1iOvlYo3l
5

Hubungan gejala utama dengan gejala tamba han (mual, anoreksia, demam)
- Demam : disebabkan karena cacing melukai mukosa dinding usus sehingga
mengenai impuls radang yang merangsang pengeluaran sitokain berupa IL1, IL2,
INF, dll).

sehingga pirogen endogen memicu meningkatkan prostaglandin

prostaglandin yang menghasilkan asam arakhidonat yang menaikkan termostat

hipotalamus sehingga menyebabkan demam.


- Mual
:
- Muntah :
Bagaimana siklus hidup cacing sehingga dapat menginfeksi pasien

Faktor predisposisi (winda)

- efek samping (mengkonsumsi obat)


- kelainan psikis
- kurang asupan makanan yang berserat
- gangguan mengejan
- gangguan neurogenik
- menahan defekasi
- makanan tidak higenis
Langkah-langkah diagnosis (nyunyek)
Anamnesis
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
DD
A. Ileus paralitik
Definisi
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna
tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang
menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan
nekrose segmen usus tersebut.
Ileus obstruktif = ileus mekanik = ileus dinamik. Suatu penyumbatan mekanis
pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau
mengganggu jalannya isi usus.
Epidemiologi
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai
oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Mc Iver
mencatat 44% dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang
mengalami strangulasi. Di RSCM, pada tahun 1989, Kartowisastro dan
Wiriasoekarta melaporkan 58% kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan
oleh hernia.
Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan
jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma
lainnya. Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya sekali

operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh
kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di
negara maju, adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya
obstruksi usus. Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 3041% disebabkan obstruksi usus akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus,
proporsi ini meningkat hingga 65-75%.
Etiologi
-

Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat

menjepit usus.
Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn
Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia
Neoplasma
Intususepsi.
Volvulus
Benda asing, kumpulan cacing askaris
Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.
Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma.
Obstruksi Usus Besar
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi

di setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid. Penyebabnya adalah :


-

Karsinoma
Volvulus
Kelainan divertikular (Divertikulum Meckel), Penyakit Hirschsprung
Inflamasi
Tumor jinak
Impaksi fekal

Patomekanisme
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus
yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang
menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah
berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena
obstruksi menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga
potensial untuk terjadi translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi menyebabkan
mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah.

Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami
strangulasi.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi
berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi.
Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi
ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar
tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul
refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus
halus karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah
terjadi strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara
relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu
kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.
Manifestasi Klinis
Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen
usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus
meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus
proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah
fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri
abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.
Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.1,2,10
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan
dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai
demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi
proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang
meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri
pada obstruksi di daerah distal.
Obstruksi disertai proses strangulasi

Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai


dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi
atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana
nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan
operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.
Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat
sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus
menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan
timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum
obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar.
Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah
refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak
gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan
valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan
perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis.
Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan
usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound
pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya
strangulasi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada
urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya
dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau sedikit meningkat, jika
sudah tinggi kemungkinan sudah terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya
gangguan elektrolit.
Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus
obstruksi. Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar mendatar.
Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap tegak untuk
melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal lambung dan
kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus biasanya tidak tampak.

Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air
fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi
usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas
dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat terlihat. Pada
gambaran radiologi, kolon yang mengalami distensi menunjukkan gambaran
seperti pigura dari dinding abdomen.
Kemampuan

diagnostik

kolonoskopi

lebih

baik

dibandingkan

pemeriksaan barium kontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan spesifik untuk
mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung dilakukan biopsi.
Komplikasi
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang
berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut
dengan akibat peritonitis umum.
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu
penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika
disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat di
rumah sakit.
Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan,
kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan
umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada
obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan
konservatif.
Operasi

Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ


vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah
pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
-

Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserat
Tidak ada perbaikan

dengan

pengobatan

konservatif

(dengan

pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter)


Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan
kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam
keadaan paralitik
Prognosis
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur,
etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun
tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang
dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.

B. Typhoid (cunni)
DEFINISI
Demam Tifoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi.
ETIOLOGI
Bakteri Salmonella typhi.

Bakteri tifoid ditemukan di dalam tinja dan air kemih penderita.


Penyebaran bakteri ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat
pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah
berkemih. Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan.
Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa masuk ke dalam
peredaran darah. Hal ini akan diikuti oleh terjadinya peradangan pada usus halus
dan usus besar. Pada kasus yang berat, yang bisa berakibat fatal, jaringan yang
terkena bisa mengalami perdarahan dan perforasi (perlubangan). Sekitar 3%
penderita yang terinfeksi oleh Salmonella typhi dan belum mendapatkan
pengobatan, di dalam tinjanya akan ditemukan bakteri ini selama lebih dari 1
tahun.
Beberapa dari pembawa bakteri ini tidak menunjukkan gejala-gejala dari demam
tifoid.
GEJALA
Biasanya gejala mulai timbul secara bertahap dalam wakatu 8-14 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi, sakit
tenggorokan,

sembelit,

penurunan

nafsu

makan

dan

nyeri

perut.

Kadang penderita merasakan nyeri ketika berkemih dan terjadi batuk serta
perdarahan dari hidung.
Jika pengobatan tidak dimulai, maka suhu tubuh secara perlahan akan
meningkat dalam waktu 2-3 hari, yaitu mencapai 39,4-40?Celsius selama 10-14
hari. Panas mulai turun secara bertahap pada akhir minggu ketiga dan kembali
normal pada minggu keempat.
Demam seringkali disertai oleh denyut jantung yang lambat dan kelelahan
yang luar biasa. Pada kasus yang berat bisa terjadi delirium, stupor atau koma.
Pada sekitar 10% penderita timbul sekelompok bintik-bintik kecil berwarna
merah muda di dada dan perut pada minggu kedua dan berlangsung selama 2-5
hari.
KOMPLIKASI
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa
terjadi komplikasi, terutama pada penderita yang tidak diobati atau bila
pengobatannya terlambat:

Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus; sekitar 2%


mengalami perdarahan hebat. Biasanya perdarahan terjadi pada

minggu ketiga.
Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan menyebabkan nyeri

perut yang hebat karena isi usus menginfeksi ronga perut (peritonitis).
Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga dan biasanya
terjadi akibat infeksi pneumokokus (meskipun bakteri tifoid juga bisa

menyebabkan pneumonia).
Infeksi kandung kemih dan hati.
Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan terjadinya infeksi
tulang (osteomielitis), infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi
selaput otak (meningitis), infeksi ginjal (glomerulitis) atau infeksi
saluran kemih-kelamin.
Pada sekitar 10% kasus yang tidak diobati, gejala-gejala infeksi awal
kembali timbul dalam waktu 2 minggu setelah demam mereda.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan
fisik. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan biakan darah, tinja, air kemih atau
jaringan tubuh lainnya guna menemukan bakteri penyebabnya.
PENGOBATAN
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat
disembuhkan. Pedoman profesional yang paling terakhir untuk pengobatan
demam tifoid di Asia selatan dan Tenggara dikeluarkan oleh Association of
Pediatrics (IAP) pada Oktober 2006. Meskipun pedoman ini diterbitkan untuk
demam tifoid anak, penulis merasa bahwa mereka juga berlaku untuk kasus-kasus
dewasa.
Untuk pengobatan demam tifoid yang tidak berat, IAP merekomendasikan
cefixime dan, sebagai agen lini kedua, azitromisin. Untuk demam tifoid yang
berat, mereka merekomendasikan ceftriaxone. Aztreonam dan imipenem adalah
lini kedua agen untuk kasus yang berat.Jika terjadi perforasi usus, diberikan
antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam

rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau
mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.
PENCEGAHAN
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%.
Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri
Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas
laboratorium dan para pelancong).
Para pelancong sebaiknya menghindari makan sayuran mentah dan
makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan. Sebaiknya
mereka memilih makanan yang masih panas atau makanan yang dibekukan,
minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.
http://medicastore.com/penyakit/10/Demam_Tifoid.html

C. IBS (lia)
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
DEFINISI
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan pada seluruh saluran pencernaan
yang menyebabkan nyeri perut dan sembelit atau diare.

Faktor bahan-bahan dan emosi yang berubah-ubah bisa memicu gejalagejala pada IBS.

Seorang dokter biasanya mendiagnosa IBS berdasarkan gejala-gejala


tetapi melakukan tes untuk mengesampingkan masalah-masalah lain.

Makan teratur adalah sering terbaik, dan obat-obatan biasanya bisa


menghilangkan gejala-gejala khusus.

IBS mempengaruhi sekitar 10 sampai 15% populasi umum. Beberapa tetapi


tidak seluruh penelitian menduga wanita dengan IBS lebih mungkin berkonsultasi

dengan seorang dokter. IBS adalah gangguan paling umum didiagnosa oleh
gastroenterologist (dokter yang spesialisasi pada gangguan saluran pencernaan).
IBS biasanya diklasifikasikan sebagai gangguan fungsional karena
penyakit ini merusak fungsi aktivitas normal tubuh, seperti gerakan usus,
sensitivitas saraf usus atau kerja dari otak yang mengontrol beberapa fungsi
tersebut. Meskipun fungsi normal dirusak, tidak ada struktur yang abnormal yang
dapat terlihat dengan endoscope (pipa fleksible pelihat), sinar X, atau tes darah.
Sehingga, IBS diidentifikasi dengan cirri khas dari gejala-gejala dan jika
diperlukan hasil tes terbatas.
Etiologi
Penyebab IBS tidak jelas. Pada beberapa pasien IBS, saluran cerna khususnya
yang sensitif terhadap rangsangan-penderita dapat mengalami ketidaknyamanan
karena gas usus atau kontraksi yang pada orang lain tidak menimbulkan
gangguan. Meskipun perubahan gerakan usus besar yang terjadi pada IBS dapat
terlihat berhubungan dengan kontraksi usus yang abnormal, tidak semua
penderita IBS mengalami kontraksi abnormal, dan sebagian besar mengalami,
kontraksi abnormal tidak selalu merupakan gejala.
Faktor emosional (misal, stress, gelisah, depresi, dan takut), makanan, obatobatan, hormon, atau iritan kecil bisa memicu atau memperburuk serangan
(penyakit atau serangan) pada IBS. Untuk beberapa orang, makanan kalori-tinggi
atau makanan tinggi-lemak kemungkinan bisa memicu. Untuk orang lain,
gandum, produk susu, kopi, teh, atau buah jeruk tampaknya bisa membuat gejalagejala tersebut. karena banyak produk makanan yang mengandung beberapa
bahan-bahan, yang kemungkinan sulit untuk mengidentifikasi pemicu khusus.
Yang lain menemukan bahwa makan terlalu cepat atau makan setelah jangka
waktu yang terlalu lama tanpa makanan menjadi pemicu. Meskipun begitu,
hubungannya tidak konsisten. Seseorang tidak selalu mendapatkan gejala-gejala
setelah pemicu biasa, dan gejala-gejala seringkali muncul tanpa berbagai pemicu
yang jelas. Hal ini tidak jelas bagaimana seluruh pemicu tersebut berhubungan
dengan penyebab IBS.
GEJALA

IBS cenderung terjadi di usia remaja dan 20-tahunan, menyebabkan serangan


pada gejala-gejala yang berulang pada periode yang tidak teratur. Serangan pada
akhir hidup dewasa tidak umum tetapi tidak langka. Serangan hampir selalu
terjadi ketika seseorang sadar, dan jarang membuat seseorang terjaga dari tidur.
Gejala-gejala termasuk nyeri perut berhubungan dengan atau diringankan
dengan melakukan buang air besar (defekasi), perubahan pada frekwensi kotoran
(seperti sembelit atau diare) atau konsistensi, perluasan perut (distention), lendir
pada kotoran, dan rasa tidak sepenuhnya kosong setelah buang air besar. Nyeri
tersebut bisa menimbulkan rasa sakit atau kram yang terus menerus muncul,
biasanya di sepanjang perut bagian bawah. Kembung, gas, mual, sakit kepala,
lelah, depresi, gelisah, dan sulit konsentrasi adalah gejala-gejala lainnya. Pada
umumnya,

karakter

dan

lokasi

nyeri

tersebut,

memicu

(faktor

yang

mempercepat), dan pola pada gerakan isi perut secara relatif konsisten sepanjang
waktu. Meskipun begitu, gejala-gejala bisa meningkat atau menurun pada tingkat
keparahannya dan juga berubah sepanjang waktu.
DIAGNOSA
Kebanyakan orang dengan IBS terlihat sehat. Uji fisik umumnya tidak
menunjukkan apapun yang tidak umum kecuali kadangkala kelembutan di
sepanjang usus besar. Dokter biasanya melakukan beberapa tes-misal, tes darah,
penelitian kotoran, dan sigmoidoskopi-untuk membedakan IBS dari penyakit
Crohn, ulcerative colitis, kanker (sebagian besar pada orang yang berusia lebih
dari 40 tahun), collagenous colitis, lymphocytic colitis, dan banyak penyakit
lainnya yang bisa menyebabkan nyeri perut dan perubahan pada kebiasaan buang
air. Hasil tes ini biasanya normal pada orang dengan IBS, meskipun kotoran
tersebut kemungkinan berair, dan prosedur sigmoidoskopi bisa menyebabkan
kejang dan nyeri yang tidak umum. Dokter biasanya melakukan tes lagi-seperti
ultrasound perut, sinar X pada usus, atau colonoscopi-pada orang tua dan pada
mereka yang mengalami gejala-gejala yang tidak umum untuk IBS, seperti
demam, kotoran berdarah, berat badan hilang, dan muntah.
Gangguan saluran pencernaan lain (seperti radang usus buntu, penyakit batu
empedu, borok, dan kanker) bisa terbentuk pada seseorang dengan IBS, terutama

setelah usia 40 tahun. dengan demikian, jika gejala seseorang berubah secara
signifikan atau tidak biasanya untuk IBS, penelitian lebih lanjut kemungkinan
diperlukan.
PENGOBATAN
Pengobatan berbeda dari orang ke orang. Jika makanan atau jenis stress
tertentu muncul dan membuat masalah, mereka harus menghindarinya jika
mungkin. Untuk kebanyakan orang, khususnya mereka yang cenderung sembelit,
kegiatan fisik teratur membantu menjaga fungsi saluran pencernaan secara
normal.
Pada umumnya, diet normal adalah terbaik. Kebanyakan orang lebih baik
sering makan dengan porsi makanan kecil dibandingkan tidak sering dengan porsi
makanan besar (misal, lima atau enam kali makanan porsi kecil dibandingkan tiga
porsi makanan besar setiap hari). Orang dengan perut kembung dan peningkatan
gas (gas dalam perut) harus menghindari kacang-kacangan, kubis, dan makanan
lain yang sulit untuk dicerna. Sorbitol, dan pemanis buatan digunakan pada
makanan diet dan pada beberapa obat-obatan dan mengunyah permen karet, harus
tidak dikonsumsi dalam jumlah besar. Fruktosa, gula yang ditemukan dalam
buah-buahan, berry, dan beberapa tanaman, harus dimakan hanya dalam jumlah
sedikit. Diet rendah lemak membantu beberapa orang, terutama mereka yang
perutnya terlalu lambat atau terlalu cepat kosong. Orang yang mengalami baik
IBS dan kekurangan laktosa harus mengkonsumsi produk susu tidak berlebihan.
Bahkan

pasien

dengan

kekurangan

laktosa

bisa

kemungkinan

harus

mengkonsumsi segelas susu dalam jumlah sedikit sepanjang hari.


Sembelit seringkali dihilangkan bisa dengan mengkonsumsi lebih banyak
serat. Orang yang mengalami sembelit bisa menggunakan satu sendok teh
gandum dengan sedikit air dan cairan lain pada setiap makanan, atau mereka bisa
menggunakan suplemen psyllium mucilloid dengan 2 gelas air. Menambahkan
serat makanan bisa membuat gas dalam perut dan kembung. Kadangkala,
beberapa gas dalam perut kemungkinan dikurangi dengan mengganti serat sintetis
buatan (seperti methylcellulose). Obat pencuci perut termasuk yang mengandung
sorbitol, lactulose, atau polyethylene glycol, dan obat pencuci mulut perangsang

seperti yang mengandung bisacodyl atau gliserin. Lubiprostone, obat pencuci


perut terbaru, bisa juga menghilangkan sembelit.
Relaksan otot-halus, seperti Dicyclomine hydrochloride , Hyoscyamine sulfate
, Hyoscine-N-butylbromide bisa menghilangkan nyeri perut tetapi sering
menyebabkan efek samping anticholinergic, seperti mulut kering, penglihatan
buram, atau kesulitan berkemih.
Obat-obatan anti diare, seperti diphenoxylate atau loperamide, membantu
orang dengan diare, sebagaimana obat-obatan seperti alosetron, yang mengurangi
efek serotonim, penghantar bahan kimia di dalam tubuh. Minyak aromatik,
seperti minyak pepermin, seringkali membantu gejala-gejala gas dalam perut dan
kram. Antidepresan (seperti Imipramine, Amitriptyline ), tekhik modifikasi
perilaku (seperti terapi perilaku kognitif), psiko terapi, dan hypnotis seringkali
sangat efektif untuk mengendalikan gejala-gejala pada IBS. Penggunaan jangka
panjang pada antidepresan dalam dosis yang rendah atau lebih tinggi yang layak
aman. Antidepresan bisa tidak hanya menghilangkan nyeri dan gejala-gejala lain
tetapi juga bisa membantu menghilangkan masalah-masalah tidur dan depresi
atau gelisah.
PENCEGAHAN
Siapa pun dapat mengalami gangguan pencernaan karena kekuatiran atau
kecemasan. Tapi jika Anda memiliki sindrom iritasi usus besar, masalah yang
terkait dengan stres seperti sakit perut dan diare cenderung terjadi dengan
frekuensi dan intensitas yang lebih besar. Mencari cara untuk mengatasi stres
dapat membantu dalam mencegah atau mengurangi gejala:
1. Konseling. Dalam beberapa kasus, seorang psikolog atau psikiater dapat
membantu Anda belajar untuk mengurangi stres dengan melihat bagaimana
Anda merespon kejadian dan kemudian bekerja dengan Anda untuk
memodifikasi atau mengubah respons itu.
2. Biofeedback. Teknik pengurangan stres membantu Anda mengurangi
ketegangan otot dan memperlambat detak jantung Anda dengan bantuan

umpan balik dari mesin. Anda kemudian diajarkan bagaimana untuk


menghasilkan perubahan-perubahan sendiri. Tujuannya adalah untuk
membantu Anda memasuki keadaan santai sehingga Anda dapat lebih
mudah mengatasi stres.
3. Latihan relaksasi progresif. Ini membantu Anda merilekskan otot-otot
dalam tubuh Anda, satu per satu. Mulailah dengan mengencangkan otototot di kaki Anda, kemudian berkonsentrasi perlahan-lahan dan
membiarkan semua ketegangan itu pergi. Berikutnya, kencangkan dan
lemaskan betis. Lanjutkan sampai otot-otot dalam tubuh Anda, termasuk di
mata dan kulit kepala, menjadi santai.
4. Bernapas dalam. Kebanyakan orang dewasa bernapas dari dada mereka.
Tapi Anda menjadi lebih tenang ketika Anda bernapas dari diafragma Anda,
otot yang memisahkan dada dari perut Anda. Ketika Anda menarik napas,
biarkan perut Anda berkembang. Ketika Anda mengeluarkan napas, perut
akan mengalami kontraksi. Napas dalam-dalam juga dapat membantu
mengendurkan otot perut Anda, yang dapat menyebabkan aktivitas usus
lebih-normal.
5. Teknik lainnya. Sisihkan minimal 20 menit per hari setiap aktivitas Anda
untuk santai - mendengarkan musik, membaca, main game di komputer
atau berendam dalam air hangat.
http://medicastore.com/penyakit/3285/Irritable_Bowel_Syndrome_IBS.html

You might also like