Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
perubahan retrogresif
pada
uterus yang
hanya
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot
polos uterus ( Ambarwati dan Wulandari, 2008 ).
2. Proses involusi uteri
Pada akhir kala III persalinan, uterus
penghentian
hipofisis
memperkuat
dan
mengatur
kontraksi
uterus,
proses hemostasis.
mem
mempercepat
organ
c. Menyusui dini
Menyusui dini merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
Proses involusi uteri karena dengan memberikan Air Susu Ibu
kepada bayi segera setelah melahirkan sampai satu jam pertama,
memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus .
d. Gizi
Merupakan proses organisme dengan menggunakan makanan yang
dikonsumsi, secara
penyimpanan
normal
yang
tidak
energi
( Arisman,2004).
e. Psikologis
Terjadi pada pasien post partum blues merupakan perubahan
perasaan yang dialami ibu
kehadiran
bayinya.
estrogen,
progesteron,
Ditinjau
dari faktor
prolactin,
hormonal , kadar
maupun terlalu rendah. Kadar estrogen yang rendah pada ibu post
partum memberikan efek supresi
10
f. Faktor usia
Elastisitas otot uterus pada usia lebih 35 tahun keatas berkurang.
g. Faktor paritas
Ukuran uterus primipara dan multipara juga mempengaruhi proses
berlangsungnya involusi uterus ( Hanifa,2002) dan ( Ambarwati &
Wulandari,2008 ).
4. Bagian bekas implantasi plasenta
a. Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x5cm,
permukaan kasar, dimana
b. Pada
pembuluh
disamping
pembuluh darah
darah
pembuluh
terjadi
darah
besar bermuara.
pembentukan
tertutup
karena
trombosis
kontraksi
otot rahim.
c . Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu kedua
sebesar 6 - 8 cm dan pada akhir masa nifas
sebesar 2 cm.
lapisan basalis
endometrium.
f. Luka sembuh sempurna pada 6 - 8 minggu post partum.
11
Tinggi Fundus
Berat
Diameter
Palpasi cervik
Uteri
Uterus
Uterus
setinggi pusat
1000gr
12,5cm
lembut/lunak
pertengahan antara
500gr
7,5cm
2cm
Uteri
Plasenta
lahir
7 hari
tidak teraba
350gr
5cm
1cm
6 minggu
normal
60gr
2,5cm
menyempit
kemudian kembali 1cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1cm setiap
12
hari. Pada hari ke dua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah pusat.
Pada hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7
tinggi fundus uteri setengah pusat sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus
uteri tidak teraba.
Pemeriksaan uterus meliputi mencatat lokasi, ukuran, dan konsistensi.
a. Penentuan lokasi uterus
Dilakukan dengan mencatat
umbilikus dan apakah fundus berada pada garis tengah abdomen atau bergeser
kesalah satu sisi.
b. Penentuan ukuran uterus
Dilakukan melalui palpasi dan mengukur TFU pada puncak fundus dengan
jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau bawah .
c. Penentuan konsistensi uterus
Ada dua ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras teraba sekeras batu dan
uterus lunak dapat dilekukkan , terasa mengeras
secara progresif dalam pengembalian ukuran uterus , uterus teraba lunak dan
13
atau nyeri
pada
pelvik yang
dari persalinan
selesai
sampai alat-alat
Masa nifas
Lochea
mempunyai bau amis/ anyir seperti darah menstruasi, meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda - beda pada setiap wanita. Lochea yang
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
karena proses involusi.
14
c. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit
dan laserasi plasenta. Muncul pada hari kr 7 sampai hari ke 14 post partum.
d. Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut
jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu
postpartum ( Doengoes,2001).
C. Menyusui Dini
Menyusui merupakan suatu cara yang optimal dalam memberikan nutrisi
dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh
kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat
terpenuhi hingga tahun
kedua
proses
bayi
menghisap dan
menelan
ASI ( Purwanti,2004 ).
15
Menyusui
melahirkan
sampai
satu
jam
pertama
vertikal
mamae
Kelenjar
susu
berada
superfisial
dan
profundus,
oleh
penipisan
mamae terdapat lubang - lubang kecil yang merupakan muara dari duktus
laktiferus,
ujung - ujung
Ada
kontraksi
puting
longitudinal akan
empat
serat
susu
tersusun secara
sirkuler
sedangkan
Parenkim
merupakan
suatu
struktur terdiri
duktus laktiferus, duktulus, lobus dan alveoli. Ada 15-20 duktus laktiferus,
tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli bercabang menjadi
16
10-100
alveoli
saluran
air susu
sehingga merupakan suatu pohon .Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya
pada
puting
menjadi
duktus
dan
duktulus pada ekelompok alveoli Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang
berfungsi
memeras
air
susu
2. Fisiologi Meyusui
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi
ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi.
Pada
hari
pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan labih dini
terjadi
perangsangan
puting
susu,
terbentuklah
sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses menyusui yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran timbul
akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
a. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke
hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar
17
( alveoli ) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan
jumlah susu yang
diproduksi
berkaitan
dengan
stimulus
isapan,
yaitu
hipofise
anterior
mengeluarkan
hormon
prolaktin
selain
juga
yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu
dari alveoli, duktulus dan sinus menuju puting susu . Refleks let-down dapat
dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu rasakan dalam
sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari let-down adalah tetesan pada payudara lain
yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu
( Roesli,2000).
faktor
suplai ASI dan penurunan refleks secara psikologis. Ketenangan jiwa dan
pikiran akan meningkatkan produksi ASI yang baik Faktor makanan karena
kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan.
Faktor anatomis buah dada , bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang
lobuluspun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena
18
sel-sel
prolaktin yang
merupakan ikatan
orang tua terhadap anaknya dimulai dari sejak periode kehamilan dan semakin
bertambah intensitasnya pada saat melahirkan , respon kontak awal dengan
bayinya melalui sentuhan / Touch , kontak mata / Eye to eye contact , bau badan
/ odor , kehangatan tubuh / Body Warm , suara / Voice .
Menurut ( Hubertin, 2004 ) faktor faktor yang mempengaruhi aktifitas
ibu selama menyusui dini diantaranya masalah-masalah yang berkaitan dengan
payudara yaitu bentuk puting yang abnormal misal puting kedalam atau retracted
nipple menyebabkan ibu kesulitan untuk menyusui bayinya, puting susu lecet
akibat tehnik menyusu yang salah, bayi tidak mengisap sampai areola mamae tapi
hanya dibagian putting saja , putting susu nyeri pada waktu awal menyusui
payudara bengkak terjadi pada hari- hari pertama sekitar 2 4 jam disebabkan
bertambahnya
aliran
19
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor :
Senam nifas
Mobilisasi dini
Menyusui dini
Gizi
INVOLUSI
UTERI
Psikologis
Umur
Paritas
Tabel 1.2.Kerangka teori
Sumber : ( Hanifa,2002) (Ambarwati& Wulandari 2008 ) ( Arisman,2004).
E. Kerangka konsep
20
F. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri , sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu ( Notoatmodjo , 2005 ) .
Dalam penelitian ini variabelnya adalah :
1. Variabel Independent
Disebut juga variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
Berubahnya variabel dependent ( Sugiyono, 2005 ). Penelitian ini yang
menjadi variabel independent adalah menyusui dini.
2. Variabel Dependent
Merupakan variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
( Sugiyono, 2005 ). Penelitian ini yang variabel dependent adalah
involusi
G. Hipotesa Penelitian
Hipotesa alternatif :
Ada hubungan antara menyusui dini dengan involusi uteri pada ibu post
partum di ruang Bougenville Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang.
21