You are on page 1of 19

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai dua
musim, yaitu:
Kalimantan
Indonesia

kemarau

Barat

dan

hujan,

seperti

halnya

yang merupakan salah satu provinsi di

yang terletak tepat dibawah garis khatulistiwa. Hal

ini yang menyebabkan daerah-daerah yang ada ditempat ini


mengalami siklus hujan yang cukup besar setiap tahunnya,
salah satunya adalah Kecamatan Sungai Ambawang yang
berada di Kabupaten Kubu Raya

yang terdapat

Provinsi

Kalimantan Barat.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, di Kabupaten
Kubu Raya khususnya di Sungai Ambawang maka aktifitas
penggunaan sumber daya alam, khususnya sumber daya air
juga

semakin

ditingkatkan

meningkat,

maka

sumber

daya

airperlu

pelestariannya dengan menjaga keseimbangan

siklus air di bumi yang dikenal

sebagai daur

hidrologi.

Proses daurhidrologi di alam bermanfaat sebagai sumber daya


yang terbaharukan, secara global kuantitas sumber daya air di
bumi relative tetap, sedangkan kualitasnya makin hari makin
menurun.
Selain

untuk kebutuhan mahluk hidup, air juga

dimanfaatkan untuk

pengairan, pembangkit listrik,

dapat
industri,

pertanian, perikanan dan sumber baku air minum, terkait


dengan kebutuhan
yang memenuhi baik

yang beragam tersebut, ketersediaan air


kuantitas

maupun

kualitas

untuk

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

kebutuhan sangatlah terbatas, ketersediaan air terutama air


permukaan sangat bergantung pada pengelolaan asal air
tersebut,
permukaan

yaitu

sungai

yang

perlu

yang

merupakan

dikelola,

salah

sungai-sungai

satu

air

tersebut

tergabung dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).


Secara

umum

Daerah

Aliran

Sungai

(DAS)

adalah

suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh


punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan
air hujan untuk kemudian menyalurkan ke laut melalui sungai
utama (Asdak, 2002:4). Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
kesatuan ekosistem dimana jasad hidup dan lingkungannya
berinteraksi secara dinamik dan terdapat saling ketergantungan
(interdependensi) komponen-komponen penyusunnya.

GAMBAR 1.1.
SUNGAI DAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

DAS juga dapat dipandang sebagai bagian dari permukaan bumi


tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan mengumpul
kesungai menjadi aliran sungai menuju ke suatu titik disebelah
hilir (down stream point) sebagi titik pengeluaran (catchment
outlet). Setiap DAS besar bermuara kelaut yang merupakan
gabungan dari beberapa DAS sedang (sub DAS) dan sub DAS
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

adalah gabungan dari beberapa sub DAS kecil.


Umumnya di Indonesia DAS dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu:
1. DAS

Tunggal,

pengeluarannya

yaitu

bila

sebuah

DAS

dititik

kelaut hanya sebuah sungai, umumnya

untuk sungai besar.


2. DAS

Ganda,

yaitu

bila

sebuah

DAS

terdiri

dari

lebih

satu titik pengeluaran ke laut, umumnya sebuah DAS ganda


terdiri

dari

beberapasungai

kecil

yang

masing-masing

bermuara kelaut.
Dalam ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi
menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu DAS dicirikan
oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi,
mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah
dengan kemirngan besar, bukan merupakan daerah banjir,
pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai
berikut: merupakan daerah pemamfaatan, kerapatan drainase
lebih kecil, daerah kemiringan lereng lebih kecil sampai dengan
sangat kecil, pada beberapa tempat merupakan daerah banjir
(genangan),
Dengan

meningkatnya

kawasan

suatu

wilayah

dapat

meningkatkan jumlah penduduk beserta fasilitas dan utilitas


yang diperlukan. Penyebaran pemukiman / peradapan penduduk
beserta prasarana dan sarana penunjang kehidupannya seperti
perumahan/gedung, jalan raya dan lain- lain, terutama terletak
di daerah berbukit-bukit yang mempunyai kemiringan yang
cukup besar mempunyai resiko kerusakan tanah akibat erosi
yang

lebih

besar

dibandingkan

dengan

dataran

dengan

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

kemiringan lahan yang kecil.


Lahan Kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan
sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada
batas toleran Sehingga usaha-usaha pengendalian
kritis adalah

DAS

sebuah bentuk pengembangan wilayah yang

menempatkan
pada

sub

DAS

dasarnya

sebagai

suatu

merupakan

sumberdaya alam

unit pengelolaan yang

usaha-usaha

penggunaan

di suatu DAS secara rasional untuk

mencapai tujuan produksi yang optimum dalam waktu yang


tidak terbatas sehingga distribusi aliran

merata

sepanjang

tahun. Pengendalian sub DAS kritis hendaknya terintegrasi


dari daerah hulu sampai hilir yang melibatkan semua pihak
terkait

(stake

holder)

dengan

prinsip

satu

sungai,

satu

rencana dan satu pengendalian yang terpadu (one river,one


plan, one intergrated management). Pengendalian sub DAS
kritis bagian hulu merupakan bagian yang penting karena
mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian
DAS, perlindungan ini antara lain dari segi tata air, oleh
karenanya perencanaan DAS hulu menjadi fokus perhatian
mengingat dalam suatuDAS, bagian hulu dan hilir mempunyai
keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
Pada siklus hidrologi menggambarkan fenomena alam yang
menghubungkan erosi, sedimentasi dan limpasan, terjadinya
erosi tergantung

dari

beberapa

faktor

yaitu

karakteristik

hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan kemampuan


tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan
tanah dangkal, dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan
sedimentasi
tampung

di

sungai

sehingga

dapat

mengurangi

daya

sungai, dengan berkurangnya daya tampung sungai

apabila ada aliran air yang cukup besar akan menyebabkan

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

banjir. Demikian
Kubu Raya
hangat

pula dengan

masalah banjir

dibicarakan,

tidak

yang terjadi di Kabupaten

selalu
hanya

menjadi

topik

yang

di kalangan masyarakat

awam tetapi juga para pakar sumber daya air dan hidrologi,
salah satu penyebab banjir di Kabupaten Kubu Raya adalah
meluapnya air sungai, hal ini disebabkan dengan adanya
perubahan tata lahan, sehingga

mempengaruhi

karakteriktik

DAS seperti : debit puncak (peak flow), volume air larian (run
off volume), koefisien air larian dan lain-lain.
Padahal di sisi lain, perubahan penggunaan lahan adalah hal
yang tidak dapat dihindari pada perkembangan Kabupaten Kubu
Raya. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah
penduduk, kebutuhan lahan yang
mengakibatkan

perubahan

mau

tidak

penggunaan

mau

lahan.

akan

Perilaku

masyarakat banyak berpengaruh terhadap penggunaan lahan.


Tentu saja hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan jenis dan
jumlah vegetasi penutup tanah sehingga

tanah-tanah yang

rusak semakin meningkat. Pada akhirnya kondisi ini ikut


mempengaruhi kondisi DAS di Kabupaten Kubu Raya.
Karena

DAS dianggap sebagai suatu sistem, maka dalam

pengembangannya pun, DAS harus diperlakukan sebagai suatu


sistem. Dengan memperlakukan sebagai suatu sistem dan
pengembangannya
pembangunan

bertujuan

untuk

memenuhi

tujuan

berkelanjutan, maka sasaran pengembangan

DAS akan menciptakan ciri-ciri yang baik sebagai berikut :


1.

Mampu

memberikan

Setiap bidang lahan

produktivitas
harus

lahan

yang

tinggi.

memberikan produktivitas

yang cukup tinggi sehingga dapat mendukung kehidupan


yang layak bagi petani yang mengusahakannya;
2.

Mampu mewujudkan, pemerataan produktivitas di seluruh

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DAS;
3.

Dapat menjamin kelestarian sumberdaya air.

Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air
dengan kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di
daerah hilir. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian
akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada DAS
yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir.
Persepsi umum yang berkembang pada saat ini, konversi hutan
menjadi lahan.
Berdasarkan

informasi

dan

peta

penggunaan

lahan

di

Kabupaten Kubu Raya, maka sub DAS yang berpotensi menjadi


sub DAS kritis adalah DAS Sungai Ambawang yang ada di
Kecamatan Ambawang karena didalam DAS Sungai Ambawang
penggunaan lahannya sebagian besar untuk pertanian lahan
kering dan perkebunan. Bila kedua kegiatan tesebut tidak
dikelola dengn baik maka sumber daya lahan di dalam DAS
akan mengalami kerusakan yang menyebabkan DAS menjadi
kritis.
1.2. Perumusan Masalah
Kondisi DAS Sungai Ambawang pada saat ini telah banyak
mengalami perubahan, terutama dalam hal pembukaan hutan.
Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan bagi
keperluan sosial dan ekonomi, sehingga

fungsinya

sebagai

daerah resapan air menjadi berkurang. Dengan terbukanya


lahan yang semula tertutup vegetasi, maka intersepsi lahan
akan berkurang, akibatnya air hujan yang jatuh akan langsung
memukul permukaan tanah.
Kerusakan yang ditimbulkan pada DAS tidak hanya dirasakan
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

pada daerah hilir tetapi juga merambat

ke daerah hulu sungai,

hingga menyebabkan terbukanya lahan dan terjadinya erosi


yang dipercepat, mengingat daerah hulu biasanya memiliki
topografi dengan kemiringan lereng yang relatif tinggi. Dengan
terbukanya lahan yang semula tertutup vegetasi, maka daya
intersepsi lahan akan berkurang, akibatnya air hujan yang jatuh
akan langsung menjadi meningkat dan pada akhirnya akan
mempercepat daya erosi terhadap permukaan tanah

yang

dilalui. Peningkatan jumlah aliran mengakibatkan kecepatan


aliran akan bertambah, sehingga mengakibatkan daya angkut
terhadap lapiasan tanah terutama fraksi halus yang merupakan
lapisan tanah yang paling subur.
Bencana

banjir

mengakibatkan

terjadinya

degradasi

lahan

yang apabila dibiarkan dapat mengakibatkan terbentuknya


lahan-lahan kritis. Sedangkan pada daerah perkotaan, banjir
akan menyebabkan kegiatan ekonomi terganggu, akibat yang
ditimbulkan banjir meliputi kerusakan infrastruktur, kehilangan
harta benda bahkan nyawa. Penanggulangan pasca banjir
membutuhkan banyak biaya, tenaga serta waktu.
Pengelolaan sumber daya air akan menjadi salah satu masalah
berkaitan

dengan

semakin

terbatasnya

ketersediaan

air

sementara tuntunan kebutuhan air untuk berbagai keperluan


semakin meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya
air dituntut untuk lebih efisien dalam memanfaatkan air tanpa
menggangu kelestariannya.
Berdasarkan

uraian

diatas,

terdapat

beberapa

permasalahan yang ditinjau dalam kegiatan ini adalah


1. Bagaimana kondisi SUBDAS Ambawang (terutama tentang
daya rusak air/banjir, tingkat kekeritisan lahan, erosi dan
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

sedimentasi) saat ini?


2. Hal-hal

apa

saja

yang

kerusakan/penurunan

menyebakan

kualitas

lingkungan

terjadinya
di

SUBDAS

Ambawang?
3. Bagaimana mendapatkan strategi pengendalian daya rusak
air (banjir,erosi dan sedimentasi) di SUB DAS Ambawang
yang

melibatkan

semua

pihak

yang

berkepentingan,

terutama masyarakat yang berada di SUBDAS Ambawang?


1.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan

latar

belakang

sebagaimana diuraikan

di

dan

atas,

perumusan

maka

tujuan

masalah
pekerjaan

adalah sebagai berikut :


a) M e n g k a j i t i n g k a t k e k r i t i s a n S u b D A S S u n g
ai Ambawang ;
b) M e n e n t u k a n D a e ra h L a h a n K r i t i s d i S u b D A
S SungaIAmbawang;
c) U n t u k m e n g e t a h u i s e b e ra p a b e s a r e r o s i p e
rm uk a a n (t a n a h ) y a n g

t e r j adi d i S u b D A S

Sungai Ambawang
Sedangkan maksud dari kegiatan ini adalah
m e re n c a n a k a n u p a y a p e n g e n d a l i a n ker u s a k a
n d a n p e n g u r a n g a n k e k r i t is a n S u b D A S S u n g a
i A m b a w a n g.
1.4. Produk Studi Pengendalian Sub DAS Kritis Pada
Daerah Aliran Sungai
15
Produk dari Pekerjaan Studi Pengendalian Sub DAS Kritis Pada
Daerah Aliran Sungai diharapkan dapat menghasilkan :
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Cara-cara penanggulangan yang dapat dilakukan di sub DAS


yang ada, demi menunjang pembangunan di tiap kecamatan
yang ada di Kabupaten Kubu Raya.

Jumlah produk yang harus dihasilkan adalah :


1. Laporan terdiri dari :
- Laporan Pendahuluan

= 5 buku

- Laporan Antara

= 5 buku

- Laporan Akhir

= 5 buku

2. CD buku
1.5. Lokasi Pekerjaan
Adapun lokasi pekerjaan Studi Pengendalian Sub DAS Kritis
Pada Daerah Aliran Sungai ini

adalah pada DAS Sungai

Ambawang yang ada di Kecamatan Sungai Ambawang karena


berdasarkan

informasi

dan

peta penggunaan lahan di

Kabupaten Kubu Raya, maka sub DAS yang berpotensi menjadi


sub DAS kritis adalah DAS Sungai Ambawang yang ada di
Kecamatan Ambawang karena didalam DAS Sungai Ambawang
penggunaan lahannya sebagian besar untuk pertanian lahan
kering dan perkebunan. Bila kedua kegiatan tesebut tidak
dikelola dengan baik maka sumber daya lahan di dalam DAS
akan mengalami kerusakan yang menyebabkan DAS menjadi
kritis.
1.5. Keluaran Hasil Studi
Hasil keluaran pekerjaan Studi Pengendalian Sub DAS Kritis
Pada Daerah Aliran

Sungai

adalah

memberikan

informasi

tentang kondisi sub DAS Sungai Ambawang dan rekomendasi


pengendalian masalah.
15
1.6. Lamanya Pelaksanaan Kegiatan

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Waktu pelaksanaan pekerjaan Studi Pengendalian Sub DAS


Kritis pada Daerah Aliran Sungai dilakukan selama 90 (Sembilan
puluh) hari kalender terhitung sejak

dikeluarkannya

surat

perintah mulai kerja (SPMK) dari penanggung jawab proyek.

BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1. Umum
Maksud pembuatan metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
Pedoman kerja untuk tenaga ahli dan tenaga penunjang
konsultan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kerja
di kantor dan di lapangan.
Memudahkan koordinasi diantara konsultan dan pemberi
tugas, juga diantara tenaga konsultan sendiri
Setiap tenaga ahli bertanggung jawab terhadap setiap jenis
pekerjaan yang dibebankan.
Setiap tahapan pekerjaan dilaksanakan dengan lancar dan
mencapai hasil yang optimal.
Memudahkan monitoring dan evaluasi setiap tahap pekerjaan
yang diberikan.
Bisa mencapai target waktu yang telah ditentukan.
2.2. Pekerjaan Persiapan
2.2.1. Pengumpulan Data Sekunder
Pada

kegiatan

ini

diadakan

pengumpulan

data-data

yang

dilakukan pada instansi-instansi terkait dan peninjauan lapangan.


Data-data yang dikumpulkan antara lain :
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Data Hidrologi : data curah hujan, klimatologi, dll.


Peta : peta topografi, peta sungai, dll.
Data kondisi tanah : jenis tanah
Data pembanding dan pelengkap dari pekerjaan terdahulu
ataupun yang pernah dilakukan dilokasi pekerjaan yang
compatible dengan pekerjaan ini.
Pekerjaan ini diperkirakan memakan waktu lebih kurang 30 (tiga
puluh) hari kalender.
2.2.2. Persiapan Survey
Pembuatan jadwal dan program kerja :
- Pengaturan atau penentuan urutan-urutan kegiatan yang
akan dikerjakan.
- Dalam program kerja ini ditetapkan juga jadwal asistensi
yang

akan

membahas

laporan-laporan

pendahuluan,

antara dan laporan akhir.


Menyiapkan peralatan survey
Pembuatan laporan persiapan
2.3. Pekerjaan Survey Lapangan
A.

Pengumpulan Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi lapangan, kegiatan


survey dan pengukuran di lapangan. Yang termasuk data primer
dalam pekerjaan ini adalah :
Data pengukur penampang sungai
Data kecepatan aliran
2.4. Kerangka Analisis
Penyusunan Studi Pengendalian Sub DAS Kritis Pada Daerah
Aliran Sungai dilaksanakan melalui beberapa tahapan, dan
tahapan penyusunan antara lain meliputi:
1.

Pengumpulan data pendahuluan, invetarisasi rencana


serta kebijakan nasional dan propinsi.

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2.

Inventarisasi,

analisis

awal

serta

pengelompokan

permasalahan.
3.

Analisis permasalahan.

4.

Penyusunan Rekomendasi

BAB III
PERSONIL DAN URAIAN TUGAS

3.1. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Organisasi pelaksanaan studi ditunjukkan dalam diagram sebagai
berikut :
Team Leader

Ahli
Hidrologi

Ahli
Hidrolika

Ahli
Geologi

Ahli
Geodesi

Ahli
Lingkungan

Tenaga Pendukung

3.2. Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


1. Koordinator (Team Leader)

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Koordinator Tim berkedudukan di Kabupaten Kubu Raya, personil


tersebut minimal seorang Sarjana Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman pada Bidang Keairan, minimal 4 tahun. Dapat
melaksanakan koordinasi serta memberikan petunjuk kepada Tim
Lapangan yang ada dibawah Koordinasinya.
Mambantu Anggota Tim, dalam mencari pemecahan-pemecahan
atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis
maupun permasalahan Administrasi.

2. Tenaga Ahli
Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan pekerjaan Studi
Pengendalian

Sub

DAS

Kritis

Pada

Daerah

Aliran

Sungai,

dibutuhkan beberapa tenaga ahli dan tenaga penunjang yang


menguasai bidangnya masing-masing yang terdiri dari 4 (empat)
orang tenaga ahli dan juga dibantu oleh beberapa tenaga
pendukung. Dalam pekerjaan ini personil yang akan terlibat
adalah
1.

Ahli Hidrologi

2.

Ahli Hidrolika

3.

Ahli Geodesi

4.

Ahli Geologi/ Mekanika Tanah

5.

Ahli Lingkungan

Adapun uraian tanggung jawab masing-masing personil adalah


sebagai berikut:
A.

Ahli Hidrologi

Bidang keilmuan:

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Adalah seseorang tenaga ahli dengan pendidikan minimal


Sarjana Teknik Sipil yang mempunyai pengalaman pada bidang
terkait minimal 4 tahun atau seorang Magister Teknik Sipil yang
mempunyai pengalaman terkait minimal 2 tahun dalam bidang
keahliannya terutama dalam bidang hidrologi dan hidrometri.
B.

Ahli Hidrolika

Bidang keilmuan:
Adalah seseorang tenaga ahli dengan pendidikan minimal
Sarjana Teknik Sipil yang mempunyai pengalaman pada terkait
minimal 4 tahun atau seorang Magister Teknik Sipil yang
mempunyai pengalaman terkait minimal 2 tahun dalam bidang
keahliannya terutama dalam bidang hidrolika.

C.

Ahli Geodesi

Bidang Keilmuan
Adalah seseorang tenaga ahli dengan pendidikan minimal
Sarjana Teknik Geodesi yang mempunyai pengalaman pada
terkait minimal 4 tahun atau seorang Magister Teknik Sipil yang
mempunyai

pengalaman

terkait

minimal

tahun

dalam

mengatur, mengkoordinasi dan mensupervisi survey lapangan


dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk perencanaan.
D.

Ahli Geologi/ Mekanika Tanah

Bidang Keilmuan
Adalah seseorang tenaga ahli dengan pendidikan minimal
Sarjana Teknik Sipil yang mempunyai pengalaman pada terkait
minimal 4 tahun atau seorang Magister Teknik Sipil yang
mempunyai pengalaman terkait minimal 2 tahun dalam bidang
mekanika tanah terutama di dalam mendapatkan karakteristik
lapisan tanah.
STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

E.

Ahli Lingkungan

Bidang Keilmuan
Adalah seseorang tenaga ahli dengan pendidikan minimal
Sarjana Teknik Lingkungan yang mempunyai pengalaman pada
terkait minimal 4 tahun atau seorang Magister Teknik Sipil yang
mempunyai pengalaman terkait minimal 2 tahun dalam bidang
lingkungan terutama di dalam merencanakan analisa mengenai
dampak lingkungan.
3.

Tenaga Pendukung

Tenaga ahli tersebut diatas akan dibantu oleh beberapa tenaga


pendukung antara lain sebagai berikut :
i. Surveyor
Surveyor, pendidikan Sarjana muda (D3) pengalaman minimal 3
tahun atau setingkat STM yang mempunyai ijazah / sertifikat
pendidikan surveyor dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam
melaksanakan

survey-survey

dalam

pekerjaan

persungaian

meliputi survey topografi, survey Hidrometri dan tanah.


ii. Juru Gambar
Juru

gambar

lulusan

STM

bangunan

yang

berpengalaman

sedikitnya 3 tahun dalam menyiapkan gambar-gambar bangunan


sungai dan pekerjaan topografi.
iii. Operator Komputer
Operator

komputer

minimal

lulusan

SLTA

berpengalaman

sedikitnya 3 tahun dalam pekerjaannya.


iv. Tenaga Administrasi
Staf konsultan yang ditugaskan untuk mengurus surat menyurat,
masalah keuangan, logistik dan sebagainya

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB IV
SISTEM PELAPORAN

Didalam pelaksanaan kegiatan ini, konsultan wajib membuat


pelaporan hasil kegiatan dengan format sebagai berikut :
1.

Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan harus diserahkan konsultan kepada satuan


kerja/pemimpin kegiatan paling lambat 30 (Tiga puluh) hari
setelah terbit SPMK.
Laporan Pendahuluan yang berisi antara lain :
a.

Pemahaman

Konsultan

terhadap

pelaksanaan studi yang harus dilakukan;

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Tinjauan

b.

data

usulan

proyek

yang

sekarang dan potensi yang ada pada daerah studi;


Pendekatan dan metodologi pelaksanaan

c.

dan alat analisa yang akan digunakan;


Organisasi

d.

Pelaksanaan

dan

tenaga

pelaksana yang akan ditempatkan dalam studi ini;


Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan

e.

studi serta pengumpulan data yang harus dilakukan.


2. Laporan Antara
Laporan Antara ini harus diserahkan konsultan kepada satuan
kerja/pemimpin kegiatan paling lambat 60 (enam puluh) hari
setelah terbit SPMK.
Laporan Antara ini berisi antara lain :
Rangkuman dan perbaikan dari temuan

a.

sebagaimana disampaikan dalam Laporan Pendahuluan;


Rincian semua data yang diperoleh dari

b.

kegiatan pengumpulan data lapangan ataupun studi literatur.


Hasil

c.

analisa

usulan

proyek

yang

mencakup analisa dari data yang bersangkutan dengan Studi


Pengendalian Sub DAS Kritis Pada Daerah Aliran Sungai
3. Draft Laporan Akhir
Draft

laporan Akhir

berisi antara

lain

hasil analisa

yang

merupakan lanjutan dari laporan antara yang berupa rancangan


laporan rencana.
Draft Laporan Akhir dari hasil perbaikan laporan sebelumnya
ditambah seluruh analisa data dari hasil kajian ini.
4. Laporan Akhir

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Laporan Akhir ini harus diserahkan konsultan kepada satuan


kerja/pemimpin kegiatan paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari
setelah terbit SPMK.
Laporan

Akhir

sebagaimana
dilakukan.

berisi

antara

kesimpulan

Laporan

lain

atas

Akhir

dari

rekomendasi

semua
hasil

hasil

Konsultan

analisa

perbaikan

yang

laporan

sebelumnya ditambah seluruh rekomendasi dari hasil kajian ini.

BAB VI
PENUTUP
1.

Untuk melaksanakan tugas ini, konsultan/ tenaga ahli wajib


mencari informasi yang dibutuhkan selain informasi yang
diberikan oleh pemberi tugas maupun Pemda setempat/tim
teknis/ pengarah Konsultan/ tenaga ahli harus memeriksa
kebenaran informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya baik yang berasal dari pemberi tugas/ pejabat/
instansi ataupun informasi dicari sendiri.

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

15

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2.

Setelah pengarahan penugasan ini diterima, Konsultan/


tenaga ahli hendaknya memeriks semua bahan yang diterima
dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

3.

Berdasarkan bahan-bahan tersebut Konsultan/ tenaga ahli


menyusun program kerja sebagai bahan diskusi untuk tugas
penyusunan ini dalam waktu yang relatif singkat.

4.

Setelah menerima pengarahan penugasan ini konsultan/


tenaga ahli yang ditunjuk harus segera menyusun konsep
sistematika kerja lengkap.

5.

Pemberi tugas akan segera menerbitkan Surat Perintah


Mulai Kerja (SPMK) sebagai dasar bagi konsultan/ tenaga ahli
untuk memenuhi pelaksanaan pekerjaan.

6.

Kontrak kerja segera diterbitkan dan ditanda tangani


setelah ada kesepakatan ikatan kerja kedua belah pihak.

15

STUDI PENGENDALIAN SUB DAS KRITIS PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI

You might also like