Professional Documents
Culture Documents
Republik Indonesia
2012
LAMPIRAN
NOMOR
TANGGAL
: KEPUTUSAN BPK
: 2/K/I-XIII/7/2012
: 6 JULI 2012
Petunjuk Teknis
Pemahaman dan Pengujian
Sistem Pengendalian Internal
Pemeriksaan Keuangan
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01.
Dasar pelaksanaan
pemahaman dan pengujian
SPI
02.
Tujuan pemahaman
SPI
03.
Tujuan
pengujian SPI
04.
Implementasi pemahaman
dan pengujian SPI pada
pemeriksaan keuangan
B. Tujuan
05.
Tujuan juknis
C. Lingkup
06.
Juknis SPI ini bersifat umum yang mengatur pedoman teknis pemahaman
dan pengujian SPI untuk pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat/Daerah, Kementerian/Lembaga, BUMN/D dan entitas lain yang
diperiksa BPK.
07.
08.
Bab I
PMP
SPKN
100
Pemeriksaan
Keuangan
Kode Etik
200
Pemeriksaan Kinerja
300
Pemeriksaan Dengan
Tujuan Tertentu
Juklak
400
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu
500
Dokumentasi Pemeriksaan dalam bentuk KKP
100.001
Pemahaman
dan Pengujian SPI
200.001
Penentuan Area
Kunci
301.001
Pemeriksaan
Ivestigatif
100.002
Penilaian Risiko
200.002
Penentuan Kriteria
302.002
Pemeriksaan
Pengelolaan Limbah
RSUP/RSUD
100.003
Penetapan Batas
Materialitas
200.003
Pemeriksaan Kinerja
Kegiatan
Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (RHL)
302.003
Pemeriksaan
Kepatuhan
Pengendalian
Pencemaran Udara
Juknis
100.004
Penentuan
Metode Uji Petik
303.004
Pemeriksaan
Pengadaan Barang
dan jasa
304.000
Pemeriksaan
Subsidi Listrik
305.00
Pemeriksaan Subsidi
Pangan
306.000
Pemeriksaan PNBP
dan PAD
Pertambangan
Ilustrasi 1.1
1
Bab I
E. Dasar Hukum
10.
Bab II
BAB II
GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
A. Sistem Pengendalian Internal
01
Pengertian SPI
03
Komponen
Pengendalian Internal
Lingkungan pengendalian
(control environment)
Bab II
Penilaian risiko
(risk assessment)
05
Aktivitas pengendalian
(control activities)
06
Bab II
07
08
Pemantauan (monitoring)
10
11
Bab II
D. Keterbatasan SPI
12
13
Umumnya, kegiatan pembiayaan dilakukan pemerintah pada satuan kerja pengelola keuangan.
Bab II
Asersi manajemen:
Asersi mengenai
kelas transaksi
2. Asersi mengenai
saldo akun
3. Asersi mengenai
penyajian dan
pengungkapan
16
1.
Arens, A. A., Beasley, M. S., dan Elder, R. J., Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 13th Global Edition, New Jersey:
Pearson Prentice Hall, 2010, hal. 153-154.
6
Bab II
Bab II
Gambar 2.1
10
Bab III
BAB III
PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
A. Hubungan dengan Pemeriksaan Sebelumnya
01
Pemanfaatan hasil
pemeriksaan sebelumnya
02
Bagan Alir
Penggunaan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya
Hasil
pemeriksaan
sebelumnya
hanya
merupakan informasi
dan bahan pertimbangan saja dalam pemahaman SPI. Pemeriksa harus
tetap melakukan prosedur pemahaman SPI sebagaimana dijelaskan dalam
BAB III ini.
11
Bab III
Memperoleh serta
menelaah data dan informasi
SPI entitas
05
Alat yang dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi SPI
antara lain kuesioner SPI. Terdapat dua jenis kuesioner SPI, yaitu:
1. Kuesioner SPI pada level entitas7.
2. Kuesioner SPI pada level siklus transaksi/aktivitas.
Cara
perolehan
penelaahan
data
informasi SPI
06
1) Kuesioner
SPI
dan
dan
pada
Penggunaan kuesioner SPI level entitas ditujukan pada pimpinan entitas selaku pembuat kebijakan (misal: sekjen, eselon I pada
kementerian/lembaga, direksi pada BUMN atau kepala daerah tingkat I)
12
07
Bab III
level entitas
08
09
10
11
13
Bab III
sebelumnya.
12
13
1. Dokumentasi
bentuk narasi
14
2. Dokumentasi
bentuk bagan alir
15
11
Langkah-langkah dalam
mengevaluasi implementasi
SPI
Kuesioner SPI dijelaskan pada BAB III sub bab C. Memperoleh serta Menelaah Data dan Informasi SPI
14
Bab III
1. Wawancara
18
2. Menilai
dokumen dan
catatan
19
3. Melakukan
observasi dan
walkthrough
20
22
Aktivitas pengendalian
membantu dalam
mengidentifikasi
pengendalian yang ada
15
Bab III
Menghubungkan
pengendalian yang ada
dengan asersi
Kelemahan Pengendalian:
1) Ketiadaan pengendali
kunci (key controls)
2) Pengendalian yang ada
tidak memadai
25
Menghubungkan kelemahan
pengendalian dengan asersi
27
Dalam menentukan
melakukan tahapan:
tingkat
kelemahan
pengendalian,
pemeriksa
Tingkat kelemahan
pengendalian ditentukan
oleh dimensi kemungkinan
dan tingkat pengaruh
Langkah menentukan
tingkat kelemahan
12
Untuk asersi yang tidak terpengaruh oleh kelemahan pengendalian manapun, nilai awal risiko pengendalian disimpulkan Rendah
Ramos, M., Assessing control deficiencies now is a documented process required of management: Section 404 compliance in the annual
report, Journal of Accountancy, 198, 4, Oct 2004, hal. 43-48.
13
16
Bab III
1) Mempertimbangkan
keberadaan
pengendali
pengganti
(compensating controls)14;
2) Menentukan potensi terjadinya salah saji;
3) Menentukan tingkat kemungkinan terjadinya salah saji karena
adanya kelemahan pengendalian (besar atau kecil);
4) Menentukan tingkat pengaruh kelemahan pengendalian terhadap
salah saji dalam laporan keuangan (material atau tidak)15; dan
5) Menentukan tingkat kelemahan pengendalian (Ilustrasi 3.2).
Jika tingkat pengaruh material maka tingkat kelemahan
pengendalian internal adalah:
Material, jika kemungkinan terjadinya besar, atau
Signifikan, jika kemungkinan terjadinya kecil.
Sebaliknya, jika tingkat pengaruh tidak material maka tingkat
kelemahan pengendalian internal adalah
Signifikan, jika kemungkinan terjadinya besar; atau
Tidak berdampak, jika kemungkinan terjadinya kecil.
pengendalian
TINGKAT PENGARUH
Material
Signifikan
Material
KEMUNGKINAN
Kecil
Tidak
Berdampak
Signifikan
Besar
Tidak Material
Ilustrasi 3.2
I.
28
14
15
16
Pengendali pengganti (compensating control) adalah sesuatu yang dapat menggantikan ketiadaan pengendali kunci dalam SPI entitas.
Dibandingkan dengan tingkat materialitas yang telah ditetapkan
Ramos, 2004
17
Bab III
Tabel 3.1
29
Nilai Awal
Tingkat Kelemahan
Pengendalian
Risiko Pengendalian
Tidak berdampak
Rendah
Signifikan
Sedang
Material
Tinggi
17
Dalam melakukan pengujian substantif, pemeriksa juga perlu mempertimbangkan risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pemeriksaan
(audit risk).
18
Bab IV
BAB IV
PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
A. Tujuan Pengujian SPI
01
Hasil akhir dari tahapan pemahaman SPI adalah Nilai Awal Risiko
Pengendalian (RP). Jika nilai awal RP diperoleh rendah atau sedang
maka pemeriksa perlu memperoleh keyakinan efektivitas SPI dengan
melakukan uji pengendalian (test of control). Uji pengendalian dilakukan
terhadap atribut pengendalian untuk menyakinkan bahwa keberadaan
pengendalian tersebut berfungsi dalam memenuhi asersi manajemen.
02
03
05
ya
Dari Hasil Pemahaman,
Apakah Desain dan
Operasi SPI Efektif?
Merancang Uji
Pengendalian
Menguji Pengendalian
Mengevaluasi
Hasil Pengujian
tidak
Mendokumentasikan
Hasil
Apakah
Tingkat RP Hasil Pengujian =
Nilai Awal?
ya
tidak
Menyusun Temuan Sementara
atas Efektivitas SPI entitas
Mempertimbangkan Pengujian
Substantif Mendalam
Menentukan
RP Siklus
Mempertimbangkan Pengujian
Substantif Terbatas
19
Bab IV
07
08
Merancang pengujian
pengendalian dengan uji
petik statistika
20
Bab IV
Tabel 4.1
Nilai Awal
Risiko Pengendalian
Toleransi Kesalahan
Rendah
2 7%
Sedang
6 - 12%
Tinggi/Maksimum
Metode
Keterangan
Fixed-sample-size
Sequential
(Stop-or-Go)
Discovery
17
Jika jumlah populasi tidak terlalu banyak, pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan atas seluruh populasi sehingga uji petik tidak perlu
dilakukan.
21
09
Bab IV
Mempertimbangkan bukti
atas sisa periode akuntansi
yang belum diperiksa
D. Menguji Pengendalian
10
Evaluasi atas
deviasi
i.
j.
14
Bab IV
16
17
Skor RP diberikan secara kuantitatif untuk setiap asersi pada siklus yang
dinilai. Pedoman yang digunakan dalam memberikan skor setiap asersi
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Langkah-langkah
menentukan RP siklus
Memutakhirkan RP
Tabel 4.3
Tingkat Risiko
Pengendalian
Skor
Risiko Pengendalian
Rendah
Sedang
Tinggi
Penentuan RP siklus
Tabel 4.4
Risiko Pengendalian
Total Skor
Kualitatif
18
Kuantitatif18
23
Bab IV
6-9
Rendah
30%
10 - 13
Sedang
70%
14 - 18
Tinggi
100%
21
I.
22
Temuan sementara
efektivitas SPI
24
Bab V
BAB V
PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TI
25
Bab V
26
Bab VI
BAB VI
PENUTUP
A. Pemberlakuan Juknis SPI
01
Juknis pemahaman dan pengujian SPI ini mulai berlaku untuk setiap
pemeriksaan atas laporan keuangan tahun 2012. Penerapan lebih dini
dari masa berlaku tersebut diperkenankan.
Juknis SPI ini merupakan dokumen yang dapat berubah sesuai dengan
perubahan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, dan
kondisi lain. Oleh karena itu, pemantauan atas juknis ini akan dilakukan
oleh tim pemantauan juknis terkait. Selain itu, masukan atau pertanyaan
terkait dengan petunjuk teknis ini dapat disampaikan kepada:
Alamat penyampaian
masukan dan pertanyaan
27
Referensi
REFERENSI
AICPA (2008), Audit Guide: Audit Sampling, New York, AICPA
Arens, A. A., Beasley, M. S., dan Elder, R. J. (2010), Auditing and Assurance Services: An Integrated
Approach, 13th Global Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall
Boynton, W., C., dan Johnson, R., N. (2006), Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity
of Financial Reporting, 8th Edition, Hokoben: John Wiley & Sons Inc
Committee of Sponsoring of the Treadway Commission (1994), Internal Control Integrated
Framework, July 1994 Edition, COSO, www.cpa2biz.com
Guy, D. M., Carmichel, D. R., dan Whittington, R. (2002), Audit Sampling:An Introduction, 5th
Edition, New York: John Wiley & Sons Inc
International Standard On Auditing (ISA) 530, Audit Sampling, 15 December 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia <http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/>
Keputusan BPK Nomor 1/K/1-XIII.2/2/2008 tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen
Pemeriksaaan
Keputusan Ketua BPK Nomor34/K/I-VIII.3/6/2007 tentang Struktur Organisasi Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia
Keputusan Ketua BPK Nomor39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Keputusan BPK Nomor 04/K/I-XIII.2/5/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
Kertas Kerja Pemeriksaan satas laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok
Barat tahun 2009
Konrath, H. F. (2001), Auditing: A Risk Analysis Approach, 5th Edition, Australia: South Western
Messier, W. F., Glover, S., M., dan Prawitt, D., F. (2006), Auditing & Assurance Services: A
Systematic Approach, 4th Edition, New York: McGraw-Hill Companies
Mulyadi (2002), Auditing, cetakan keenam, Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 tahun 2007, tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN)
Ramos, M. (2004), Assessing control deficiencies now is a documented process required of
management: Section 404 compliance in the annual report, Oct 2004, 198, 4, page 43, Journal
of Accontancy,
UU No.15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
UU No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
28
Lampiran 3.1
No Indeks
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
BPK-RI
Komponen SPI
1.
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
Lingkungan Pengendalian
a. Integritas dan Nilai Etika
(1) Apakah entitas memiliki aturan perilaku dan kebijakan yang terkait dengan
nilai-nilai dasar dan kode etik bagi seluruh pegawai?
(2) Apakah aturan perilaku dan kebijakan yang terkait dengan nilai-nilai dasar
dan kode etik tersebut telah komprehensif?
(3) Apakah dilakukan sosialisasi atas nilai-nilai dasar dan kode etik entitas untuk
menjamin agar aturan dan kebijakan tersebut dipahami dan dipatuhi oleh para
pegawai?
(4) Apakah terdapat komitmen dari para pegawai untuk mematuhi aturan
perilaku dan kebijakan yang terkait dengan nilai-nilai dasar dan kode etik?
(5) Apakah terdapat sanksi bagi pegawai yang melanggar aturan perilaku dan
kebijakan yang terkait dengan nilai-nilai dasar dan kode etik entitas?
(6) Apakah sanksi seperti pada pertanyaan (5) tersebut telah dikomunikasikan
kepada seluruh pegawai?
(7) Jika terdapat aturan tidak tertulis, apakah aturan tersebut dijelaskan secara
lisan kepada pegawai secara berkala sehingga seluruh pegawai mengetahui
dan memahami aturan tersebut?
(8) Apakah para pimpinan memberikan teladan atas penerapan nilai-nilai dasar
dan kode etik entitas kepada para pegawai?
(9) Apakah entitas menetapkan personel atau unit kerja yang berfungsi untuk
menjamin penegakan nilai-nilai dasar dan kode etik?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Integritas dan Nilai Etika
33
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
34
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
d. Struktur Organisasi
(1) Apakah entitas memiliki struktur organisasi yang memadai dan mampu
menyediakan arus informasi-informasi penting dalam rangka mengelola
kegiatan-kegiatan entitas?.
(2) Apakah struktur organisasi entitas sudah memadai sesuai bagian, besaran, dan
sifat aktivitasnya?.
(3) Terkait dengan pencapaian tujuan entitas, apakah struktur organisasi entitas
telah memadai/efektif?
(4) Apakah entitas memberikan definisi yang memadai atas tanggung jawab
kepada setiap satuan kerjanya (termasuk kepada pimpinan satker maupun
seluruh staf) dan memberikan pemahaman yang memadai atas tanggungjawab
35
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
mereka?.
(5) Apakah entitas menetapkan pengetahuan dan pengalaman yang memadai
kepada para pimpinan satuan kerjanya agar bisa menjalankan
tanggungjawabnya dengan efektif?.
(6) Apakah terdapat kejelasan hubungan dalam pelaporan di dalam organisasi
entitas?.
(7) Apakah entitas melakukan pemutakhiran struktur organisasinya untuk
disesuaikan dengan perubahan kondisi?.
(8) Apakah entitas memiliki jumlah karyawan yang mencukupi?.
(9) Khusus pada tingkat pimpinan, apakah mereka memiliki kapasitas untuk
melakukan kegiatan supervisi?
(10) Apakah terdapat fungsi auditor internal dalam struktur organisasi entitas?
(11) Apakah auditor internal di entitas memiliki wewenang dan tanggung jawab
sesuai fungsinya?
(12) Apakah pimpinan entitas menetapkan pemantauan pelaksanaan kegiatankegiatan organisasi agar tujuan entitas tercapai?
(13) Apakah entitas menetapkan peraturan mengenai struktur organisasi sesuai
undang-undang dan peraturan yang berlaku?
(14) Apakah entitas menyosialisasikan peraturan struktur organisasi kepada
seluruh pegawai?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Struktur Organisasi:
36
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
pelaporan).
(7) Apakah pimpinan entitas menetapkan proses bisnis yang dilaksanakan di
entitas?
(8) Apakah pegawai mengetahui tugas dan fungsinya masing-masing?
(9) Apakah pegawai telah paham cara menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
serta pelaporannya?
(10) Apakah seluruh pegawai menyadari kontribusi pekerjaannya sebagai bagian
pencapaian tujuan organisasi?
(11) Apakah pegawai memahami tujuan entitas dan keselarasan tujuan entitas
dengan tugas dan tanggungjawabnya?.
(12) Apakah pegawai menyadari kontribusi masing-masing pekerjaannya dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi
(13) Apakah pimpinan entitas mengembangkan kreativitas dan pengambilan
inisiatif para pegawai?
(14) Apakah kepuasan para pemangku kepentingan dijadikan dasar pengembangan
pendelegasian tugas dan wewenang?
(15) Apakah pegawai dipersiapkan untuk meningkatkan kompetensinya agar
mampu menerima wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar?.
(16) Apakah pimpinan entitas menetapkan tingkat kompetensi untuk menduduki
suatu jabatan tertentu?.
(17) Apakah pimpinan entitas memantau hasil keputusan yang didelegasikan
secara periodik?.
(18) Apakah pimpinan entitas menetapkan prosedur yang efektif untuk memantau
pendelegasiannya?.
(19) Apakah pimpinan entitas mengantisipasi keputusan yang tidak sesuai dan
melakukan aksi atau tanggapan atas kondisi tersebut?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Pembagian Tanggung Jawab dan Wewenang:
f.
37
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
(5) Apakah entitas menetapkan tindakan atau sanksi sebagai respon atas
penyimpangan terhadap prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan?.
(6) Untuk kondisi tertentu, apakah entitas melakukan penelusuran latar belakang
calon pegawai secara memadai terkait dengan tindakan pelanggaran yang
pernah dilakukan yang tidak bisa diterima oleh entitas?.
(7) Apakah entitas menetapkan kriteria mutasi serta rotasi dan promosi pegawai
secara memadai dengan mempertimbangkan hasil evaluasi kinerja pegawai?
(8) Apakah pimpinan entitas mengomunikasikan kepada SDM mengenai
kompetensi yang diperlukan dalam jabatan tertentu?
(9) Apakah terdapat program orientasi bagi pegawai baru?
(10) Apakah entitas menetapkan kebijakan pelatihan untuk memperkuat
peningkatan kinerja yang baik?
(11) Apakah aturan dan tanggungjawab dikomunikasikan melalui pelatihan atau
seminar?
(12) Secara periodik, apakah terdapat kebijakan transfer dan promosi bagi pegawai
yang berkualifikasi untuk mendorong penghargaan terhadap kinerjanya?
(13) Apakah terdapat program kompensasi yang kompetitif seperti bonus dan
insentif untuk memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja pegawai?
(14) Agar pegawai tidak tergoda melakukan tindakan kecurangan, apakah entitas
menerapkan sistem imbalan dengan struktur yang memadai?
(15) Untuk memberikan gambaran bagi pegawai lain bahwa kecurangan (yang
merugikan keuangan negara dan entitas) tidak dapat ditoleransi oleh entitas,
apakah hukuman juga diterapkan bagi pegawai yang melakukan kecurangan?.
Kesimpulan atas Sub-Komponen Praktik Pembinaan Sumber Daya Manusia:
2.
Penilaian Risiko
a.
38
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
entitas.
(1) Apakah entitas melakukan identifikasi risiko?.
(2) Apakah identifikasi risiko dilakukan pada tingkat entitas?.
(3) Apakah identifikasi risiko dilakukan pada tingkat kegiatan atau unit bisnis di
entitas?
(4) Apakah identifikasi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan faktor
internal?
(5) Apakah identifikasi risiko dilakukan dengan mempertimbangkan faktor
eksternal?
(6) Apakah identifikasi risiko meliputi identifikasi atas area-area yang berisiko
terhadap pencapaian tujuan entitas?
(7) Apakah dilakukan identifikasi atas alokasi tanggung jawab manajemen
terhadap risiko-risiko?.
(8) Apakah identifikasi risiko dilakukan secara berkelanjutan dan berkala serta
dapat terintegrasi dengan proses perencanaan?.
(9) Apakah identifikasi risiko dilakukan secara kualitatif?.
(10) Apakah identifikasi risiko dilakukan secara kuantitatif?.
Kesimpulan atas Sub-Komponen Identifikasi Risiko-Risiko yang Relevan terhadap Pencapaian Tujuan-Tujuan Entitas:
b.
c.
39
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
dihentikan (terminated)).
Kesimpulan atas Sub-Komponen Penentuan Tindakan untuk Mengelola Risiko:
3.
Aktivitas Pengendalian
a. Prosedur Otorisasi dan Persetujuan.
(1) Apakah otorisasi dan eksekusi atas transaksi dan kegiatan dilakukan oleh
seorang yang diberi kewenangan atau ditunjuk untuk melakukan tugas
tersebut?
(2) Apakah eksekusi atas transaksi dan kegiatan yang diberikan terbatas hanya
pada lingkup tugas dan tanggungjawabnya?
(3) Apakah telah ada prosedur otorisasi yang jelas mengenai siapa yang diberi
hak otorisasi dan atas apa otorisasi tersebut diberikan?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Prosedur Otorisasi dan Persetujuan:
b. Pemisahaan Tugas.
(1) Apakah telah ada pemisahan tugas antara bagian otorisasi, pelaksana,
pencatatan, dan reviu?
(2) Untuk tugas yang tidak dapat dipisahkan, apakah telah dirancang suatu sistem
pengendalian yang ditujukan untuk menghindari adanya korupsi, kolusi, dan
nepotisme?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Pemisahaan Tugas:
40
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
d. Verifikasi.
(1) Apakah kegiatan verifikasi telah dilakukan atas transaksi atau kejadian
sebelum dan sesudah proses terjadi?
(2) Apakah verifikasi tersebut dilakukan dengan membandingkan dua atau lebih
data/ informasi untuk memastikan akurasi dan kebenaran suatu transaksi atau
kejadian?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Verifikasi:
e. Rekonsiliasi.
(1) Apakah rekonsiliasi telah dilakukan terhadap beberapa data yang relevan,
yang diproses dengan beberapa sistem/ subsistem yang berbeda berdasarkan
41
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
f.
h. Supervisi:
(1) Apakah kegiatan supervisi telah mencakup kegiatan: pendelegasian tugas,
reviu dan persetujuan, serta pembinaan dan pelatihan?
(2) Apakah pendelegasian tugas, reviu dan persetujuan, serta pembinaan dan
pelatihan dilakukan dengan cara mengomunikasian secara jelas atas
kewajiban, uraian pekerjaan dan lingkup tanggungjawab kepada setiap
42
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
pegawai?
(3) Apakah pendelegasian tugas, reviu dan persetujuan, serta pembinaan dan
pelatihan dilakukan dengan cara melaksanakan reviu secara sistematis atas
kinerja seorang pegawai?
(4) Apakah pendelegasian tugas, reviu dan persetujuan, serta pembinaan dan
pelatihan dilakukan dengan cara melakukan persetujuan atas suatu pekerjaan
seorang pegawai pada tahap tertentu yang dinilai sangat penting, untuk
menyakinkan bahwa pekerjaan yang ditugaskan kepada pegawai tersebut
berjalan sebagaimana mestinya?
Kesimpulan atas Sub-Komponen Supervisi:
4.
a.
Informasi
(1) Apakah entitas mengidentifikasi informasi internal yang relevan dalam
pencapaian tujuan entitas?
(2) Apakah entitas mengidentifikasi informasi eksternal yang relevan dalam
pencapaian tujuan entitas?
(3) Apakah pimpinan satker di entitas pada semua tingkatan telah memperoleh
informasi internal dan eksternal yang diperlukan?
(4) Apakah informasi internal dan eksternal dimaksud pada butir (3) dianalisis
dan dilakukan tindakan khusus jika diperlukan?
(5) Untuk menghasilkan informasi dengan tingkat kedalaman dan waktu yang
tepat, apakah entitas mempertimbangkan:
a) Sumber informasi baik internal dan eksternal?
b) Alur informasi?
c) Bentuk dan tingkat kedetailan informasi?
d) Orang-orang yang terlibat dalam informasi?
43
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
44
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
b.
Komunikasi
(1) Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, apakah entitas:
a) Menyediakan rancangan sistem informasi yang strategis dan terintegrasi?
b) Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana
komunikasi?
c) Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara
terus menerus?
(2) Apakah pimpinan entitas sudah memberikan arahan yang jelas kepada
seluruh tingkatan organisasi bahwa tanggung jawab pengendalian internal
adalah masalah penting dan harus diperhatikan secara serius?
(3) Apakah pimpinan entitas telah mengomunikasikan kepada pegawai mengenai
tujuan entitas, risiko yang mungkin menghambat pencapaian tujuan entitas
serta tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi risiko yang ada?
(4) Apakah tugas yang dibebankan kepada pegawai sudah dikomunikasikan
dengan jelas?
(5) Apakah Pegawai sudah diinformasikan bahwa, jika ada hal yang tidak
diharapkan terjadi dalam pelaksanaan tugas, perhatian harus diberikan bukan
hanya kepada kejadian tersebut, tetapi juga pada penyebabnya?
(6) Apakah sikap perilaku yang bisa dan tidak bisa diterima serta konsekuensinya
sudah dikomunikasikan secara jelas kepada pegawai?
(7) Apakah pegawai memiliki saluran komunikasi informasi ke atas selain
melalui atasan langsungnya?
(8) Apakah terdapat kesediaan dari pimpinan entitas untuk mendengar keluhan
pegawai sebagai bagian dari proses manajemen?
(9) Apakah terdapat mekanisme yang memungkinkan informasi mengalir ke
seluruh bagian dengan lancar dan menjamin adanya komunikasi yang lancar
antar kegiatan fungsional?
(10) Apakah pegawai mengetahui adanya saluran komunikasi informal atau
terpisah yang bisa berfungsi apabila jalur informasi normal gagal digunakan?
(11) Apakah pegawai mengetahui adanya jaminan tidak akan ada tindakan balas
dendam (reprisal) jika melaporkan informasi yang negatif, perilaku yang
tidak benar atau penyimpangan?
(12) Apakah terdapat mekanisme yang memungkinkan pegawai menyampaikan
rekomendasi penyempurnaan kegiatan?
(13) Apakah pimpinan entitas memberikan penghargaan kepada pegawai atas
45
Lampiran 3.1
Komponen SPI
Ya
Tidak
Rujukan
Catatan
46
Lampiran 3.1
5.
Pemantauan
a.
47
Lampiran 3.1
pengendalian internal dan melaporkannya ke atasan langsungnya?.
Kesimpulan atas Sub-Komponen Pemantauan Berkelanjutan:
48
Lampiran 3.1
49
Lampiran 3.1
33
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
Lampiran 3.2
:
:
:
:
BPK - RI
No
Jawaban
1.
2.
19
20
Tidak
Keterangan
N/A
Lampiran 3.2
No
3.
Jawaban
22
21
N/A
Dilakukan
oleh
bagian
verifikasi pada SKPD terkait.
Kuasa BUD tidak dapat
mengetahui realisasi belanja
modal karena tidak dilakukan
pencatatan pada dokumen
penatausahaan (buku kas
pengeluaran).
4.
Tidak
Keterangan
Lampiran 3.2
No
Jawaban
5.
6.
24
N/A
23
Tidak
V
Keterangan
Lampiran 3.3
BPK - RI
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
Siklus belanja modal dimulai saat pihak ketiga mengajukan permintaan pembayaran
kepada PPK SKPD. Atas permintaan tersebut, PPK mengajukan permohonan pembayaran
kepada pengguna anggaran, setelah disetujui (P1), Bendahara Pengeluaran membuat SPP LS
belanja modal beserta dokumen pendukungnya (rincian rencana penggunaan, dan berita acara
pembayaran uang muka kerja). Selanjutnya bendahara menyampaikan SPP LS belanja modal
beserta dokumen pendukungnya kepada PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan) SKPD untuk
diverifikasi kelengkapan dokumennya dan kesesuaiannya dengan DPA SKPD (P2), verifikasi
tersebut dilakukan hanya sebatas formalitas (K1), terbukti dari tidak pernah adanya surat
penolakan penerbitan SPM. Atas SPP LS barang jasa yang sudah dinyatakan lengkap, PPK
membuat SPM (Surat Perintah Membayar) LS barang jasa
29
:
:
:
:
Lampiran 3.3
Keterangan:
P = Pengendalian yang teridentifikasi.
K = Kelemahan Pengendalian yang teridentifikasi.
Sumber: Tim Pemeriksa LKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009, BPK RI Perwakilan
Provinsi NTB
30
Lampiran 3.4
BPK - RI
Definisi
Simbol
Simbol
Definisi
Proses
Persiapan
Keputusan
Proses Manual
Dokumen
Data
Referensi
aktifitas/dokumen
berlanjut pada
halaman/fail lain
Referensi
aktifitas/dokumen
berlanjut pada
halaman yang sama
Arsip permanen
Arsip sementara
31
Lampiran 3.5
BPK - RI
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
Lampiran 3.6
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
BPK - RI
Personel1
Jabatan
Hari/tanggal
Tempat
: ......................................
: .......................................
: .......................................
: .......................................
49
Lampiran 3.7
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
BPK RI
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
PENGENDALIAN INTERNAL
1)
Pengeluaran kas
untuk belanja
modal benar
adanya, bukan
fiktif (keterjadian)
P1
P2
P3
P4
Asersi
P5
Semua transaksi
belanja modal
telah dicatat
(kelengkapan)
Belanja modal
dicatat dengan
jumlah yang
benar (akurasi)
Transaksi belanja
modal telah
dibukukan dan
dikhtisarkan
dengan benar
(Pengeposan dan
Pengikhtisaran)
Transaksi
belanja modal
telah
diklasifikasikan
dengan benar
(klasifikasi)
P6
K1
2)
K2
3)
Belanja modal
dicatat sesuai
tanggal
transaksi
(waktu)
2)
S
Material
Material
Material
Material
Material
Tinggi
T
Tinggi
T
Tinggi
T
Tinggi
T
Rendah
Y
Tinggi
T
4)
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
16
Tinggi
100%
Keterangan:
1) Simbol P singkatan dari Pengendalian dan K singkatan dari Kelemahan Pengendalian merujuk pada bagan alir.
2) Dari hasil analisis atas Tingkat Kelemahan Pengendalian: Material (M), Signifikan (S), atau Tidak Berdampak (TB)
3) Merupakan hasil analisis tingkat kelemahan pengendalian internal. Jika dalam satu asersi terdapat lebih dari satu kelemahan maka tingkat
kelemahan pengendalian disimpulkan dari tingkat kelemahan yang terlemah. Jika suatu asersi tidak terpengaruh oleh kelemahan
pengendalian manapun maka tingkat kelemahan pengendalian diberikan tanda - dan Nilai Awal Risiko Pengendalian disimpulkan
Rendah.
4) Untuk asersi yang tidak diuji maka RP sama dengan Nilai Awal RP.
Lampiran 3.8
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
BPK -RI
Siklus Transaksi : Pengeluaran Kas Belanja Modal
No
Kelemahan Pengendalian
Pengendalian Pengganti
1.
2.
Tidak ada
Tingkat
Kemungkinan
Terjadi
Tingkat
Pengaruh
Tingkat
Kelemahan
Pengendalian
Besar
Material
Material
Kecil
Material
Signifikan
Potensi Terjadi
Salah Saji
Lampiran 3.9
BPK - RI
Indeks KKP
Dibuat oleh
Direviu oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
Atribut:
1. SP2D diterbitkan berdasarkan SPP LS belanja modal yang didukung oleh dokumen yang
lengkap.
2. SP2D diterbitkan berdasarkan SPP LS belanja modal yang disetujui oleh pengguna anggaran.
3. PPK SKPD melakukan verifikasi SPP LS belanja modal sebelum menerbitkan SPM LS
Belanja modal.
4. SP2D didukung oleh SPM LS belanja modal yang diterbitkan oleh PPK yang telah diotorisasi
oleh pengguna anggaran.
5. Atas penerbitan SP2D, kuasa BUD mencatat dalam register penerbitan SP2D dan register
SP2D untuk dinas terkait.
Hasil Pengujian:
Sampel
Atribut Pengendalian
Deviasi/
Kesalahan
No
SP2D
00058/SP2DLS/2008
00091/SP2DLS/2008
00103/SP2DLS/2008
00138/SP2DLS/2008
00208/SP2DLS/2008
00529/SP2DLS/2008
91
01020/SP2DLS/2008
92
01930/SP2DLS/2008
93
07918/SP2DLS/2008