Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
OLEH :
2014
ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR
DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL
Abstrak
Air baku untuk PDAM Tirtanadi sunggal adalah air sungai yang berasal
dari sungai Belawan digunakan melalui beberpa tahapan, penyedia air baku,
meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadap, alat
pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau
bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Air Reservoir adalah air yang telah melalui berbagai proses pengolahan
dan dapat digunakan sebagai air minum, air tersebut telah bersih dan bebas
dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada
konsumen.
Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap
tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau
Fe3+. Kandungan maksimal ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air baku dan reservoir
adalah 0,3 mg/L menurut Permenkes No. 492 /Per/Menkes/IV/ 2010.
kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan faktor lingkungan dan area
yang dilalui sungai tersebut. Karena sudah banyak permukiman, sehingga
sungai tercemar zat kimia salah satunya besi ( Fe ).
Fe dapat ditentukan kadarnya secara kolorimetri dengan menggunakan
ferro ver iron powder pillow, kemudian akan menghasilkan warna merah
jingga pada sampel.Dari hasil analisis Besi ( Fe ) di dalam air baku diperoleh
kadar 0,74 mg/l dan di dalam air reservoir diperoleh kadarn 0,13 mg/l.
Kata Kunci : Air Baku, Air Reservoir, Besi ( Fe ),Kolorimetri.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.
ii
iii
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
viii
ix
11
12
13
14
15
16
3.1 Tempat
.............................................................................
16
16
16
16
17
17
17
19
19
19
20
20
20
22
LAMPIRAN ................................................................................................
23
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
23
27
BAB I
28
ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA AIR BAKU DAN AIR RESERVOIR
DI PDAM TIRTANADI IPA SUNGGAL
Abstrak
Air baku untuk PDAM Tirtanadi sunggal adalah air sungai yang berasal
dari sungai Belawan digunakan melalui beberpa tahapan, penyedia air baku,
meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadap, alat
pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau
bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Air Reservoir adalah air yang telah melalui berbagai proses pengolahan
dan dapat digunakan sebagai air minum, air tersebut telah bersih dan bebas
dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada
konsumen.
Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap
tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada
umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau
Fe3+. Kandungan maksimal ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air baku dan reservoir
adalah 0,3 mg/L menurut Permenkes No. 492 /Per/Menkes/IV/ 2010.
kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan faktor lingkungan dan area
yang dilalui sungai tersebut. Karena sudah banyak permukiman, sehingga
sungai tercemar zat kimia salah satunya besi ( Fe ).
Fe dapat ditentukan kadarnya secara kolorimetri dengan menggunakan
ferro ver iron powder pillow, kemudian akan menghasilkan warna merah
jingga pada sampel.Dari hasil analisis Besi ( Fe ) di dalam air baku diperoleh
kadar 0,74 mg/l dan di dalam air reservoir diperoleh kadarn 0,13 mg/l.
Kata Kunci : Air Baku, Air Reservoir, Besi ( Fe ),Kolorimetri.
PENDAHULUAN
mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari
dalam tanah sendiri di samping dapat pula berasal dari sumber lain
(Widowati, 2008).
Kadar besi dalam air baku menurut persyaratan yang telah ditetapkan
adalah 0,3 mg/l dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember
Tahun 2001. Kadar besi dalam air hasil olahan ataupun air reservoir menurut
persyaratan yang telah ditetapkan adalah 0,3 mg/l dalam PERMENKES No.
492/ Menkes/Per/Iv/2010 Tanggal 19 April Tahun 2010 tentang persyaratan
kuliatas air minum.
Prinsip dasar metode kolorimetri adalah tercapainya kesamaan warna
bila jumlah penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi larutan persis sama.
Metode ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun
komponen yang belum berwarna. Namun dengan menggunakan reagen
pewarna yang sesuai dapat mengasilkan senyawa berwarna yang merupakan
fungsi dari kandungan komponennya ( Basset,1994 ).
Oleh karena itu saya tertarik untuk mengetahui kadar besi yang terdapat
pada air sungai Belawan yang digunakan untuk pengolahan di PDAM
Tirtanadi Sunggal menggunakan metode kolorimetri.
1.2.1 Tujuan
1. Penelitian ini
terdapat dalam air baku PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dan untuk mengetahui
apakah air baku memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun 2001.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah berapa kadar besi (Fe) yang
terdapat dalam air reservoir PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dan untuk
mengetahui apakah air baku memenuhi persyaratan yang ditetapkan
PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tanggal 19 April 2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
1.2.2 Manfaat
Penetapan kadar besi (Fe) bermanfaat untuk menambah wawasan penulis
mengenai cara menganalisa besi (Fe) pada air baku dan air reservoir yang terdapat
di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal serta bermanfaat dalam mengetahui kualitas
baku mutu untuk air baku dan air reservoir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi
( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya
30% berupa daratan ( dilihat dari permukaan bumi ). Udara mengandung uap air
sebanyak 15% di dalam atmosfer ( Gabriel, 2001 ).
Air memegang peranan penting dalam suatu komunitas, karena
penyediaan air merupakan suatu persyaratan penting bagi terbentuknya suatu
komunitas yang permanen. Air murni adalah berupa zat cair yang tidak
mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari unsur hidrogen dan unsur
oksigen dengan rumus kimia H2O. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya
berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari ( Linsley, 1986 ).
Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat
digantikan dengan senyawa lain. Sesuai fungsinya, air digunakan untuk berbagai
keperluan seperti : untuk minum, keperluan rumah tangga, keperluan industri,
pertanian, pembangkit tenaga listrik, untuk sanitasi dan air untuk transportasi baik
di sungai maupun laut ( Linsley, 1986 ).
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin menigkatnya
kesadaran akan kesehatan lingkungan, maka kebutuhan ini tidak diimbangi
dengan meningkatnya ketersediaan air bersih yang cenderung menurun, terutama
kualitas air yang memburuk. Oleh karena itu diperlukan suatu proses pengolahan
untuk memenuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan ( Azwar, 1995 ).
Adalah air untuk injeksi yang disterilkan disebut juga aqua bidestilata dan
dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau
bahan tambahan lainnya ( FI ed IV,1995 ).
( Sutrisno, 2004).
2.3.4 Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zona jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
( Sutrisno, 2004 ).
2.3.5 Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama
dengan air dalam ( Sutrisno, 2004 ).
Bendungan
Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu
Intake
setelah intake yang terdiri dari dua unit (empat sel). Setiap unit berdimensi 50 m x
25 m, tinggi 5 m yang dilengkapi dengan dua buah inlet gate, dua buah outlet
gate, sluice gate dan pintu bilas dua buah. Raw water tank berfungsi sebagai
tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai
dengan sistem sedimentasi (pengendapan alamiah). Di IPA Sunggal volume air
baku pada dua RWT memiliki 14.000 m3. Waktu pengendapan (detention time)
untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar
menghasilkan air baku dengan turbidity (kekeruhan) rendah. Tiap sel dalam raw
water tank dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan dilakukan secara bergilir
setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar proses pengolahan air terus berjalan,
karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw Water Tank ditutup, sehingga
air baku dari intake tidak dapat masuk. Pembersihan sel Raw Water Tank
dilakukan pada malam hari secara manual dengan menggunakan nozle dan
dibuang ke lagoon.
Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut
prechlorination. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik,
anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut (alga) dan membunuh spora
dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya. Dosis klorin
yang diberikan adalan 2-3 g/m3 air, tergantung pada turbidity air.
4.
dari RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas
setiap pompa adalah 110 l/detik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC
nominal 75 KW.
5.
Clearator (Clarifier)
Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-masing
400 l/detik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang
bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent. Hasil clearator dilengkapi
dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter.
Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya
secara otomatis.
6. Filter
Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses
penyaringan flok-flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak tertahan (lolos)
dari clearator. Filter yang dipakai di IPA Sunggal adalah sistem penyaringan
didistribusikan bila air memenuhi syarat kualitas air. Untuk memastikan kualitas
air, perlu dilakukan pengendalian mutu. Pengendalian mutu mutlak diperlukan
agar kualitas air bersih dapat dijamin sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 yang meliputi aspek fisika,
kimia dan mikrobiologi.
9. Lagoon
Air buangan (limbah cair) dari masing-masing unit pengelohan dialirkan
ke lagoon untuk didaur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman
dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah
diterapkan sejak tahun 2002 di IPA Sunggal dengan kapasitas 9.600 m3
(berdimensi 80 x 40 m).
Lagoon terdiri dari tiga sel. Sel pertama adalah sebagai tempat lumpur .
jika sel telah penuh, lumpur akan disedot ke atas dan digunakan untuk menimbuh
tanah sekitar lagoon. Air dari sel pertama ini akan dialirkan ke sel berikutnya yang
difiltrasi dengan batu bronjong. Air dari sel kedua ini difiltrasi lagi dengan batu
benjong ke sel ketiga pada tiap-tiap unit produksi, dibuang ke lagoon untuk
diproses lagi menjadi air bersih. Sehingga tidak ada air yang dibuang kembali ke
badan air apabila sudah memasuki intake.
Maksimum (kelebihan)
Total Solid
500 mg/l
1500 mg/l
Warna
5 unit
50 unit
Kekeruhan
5 unit
25 unit
Rasa
Tidak berasa
Bau
Tidak berbau
Besi ( Fe )
0,3 mg/l
1 mg/l
Mangan ( Mn )
0,1 mg/l
0,5 mg/l
Tembaga ( Cu )
1,0 mg/l
1,5 mg/l
Zink ( Zn )
5,0 mg/l
15 mg/l
Calcium ( Ca )
75 mg/l
200 mg/l
Magnesium ( Mg )
50 mg/l
150 mg/l
Sulfate ( SO4 )
200 mg/l
400 mg/l
Chloride ( Cl )
200 mg/l
600 mg/l
Ph
7 8,5
500 mg/l
1000 mg/l
Phenolic substans
0,001 mg/l
0,002 mg/l
Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang inorganik ( seperti
tanah liat ) (Kusnaedi, 2006).
Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi
dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini
dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Dalam air minum
Fe menimbulkan rasa, warna ( kuning ), pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan. Zat besi merupakan suatu komponen
dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di
dalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin, yang
+3
dan
+2
1.5380 C, dan titik didih 2.8610 C. Fe menempati urutan sepuluh besar sebagai
unsur bumi. Fe menyusun 5 5,6 % dari kerak bumi dan menyusun 35% dari
masa bumi. Fe menempati berbagai lapisan bumi. Konsentrasi tertinggi terdapat
pada lapisan terluar kerak bumi. Beberapa tempat di bumi bisa mengandung Fe
mencapai 70% (Widowati, 2008).
Metode kolorimetri sering kali akan memberikan hasil yang lebih tepat
pada konsentrasi rendah dibandingkan gravimetri , juga dapat lebih
sederhana dilakukannya.
2.
Metode kolorimetri sering kali dapat diterapkan pada kondisi dimana tidak
terdapat prosedur gravimetri yang tepat.
3.
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat
Penetapan kadar Besi ( Fe ) dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtanadi Sunggal, bagian Instalasi Pengolahan Air (IPA) di laboratorium
Pengendalian Mutu yang bertempat di Jln. Pekan Sunggal No. 1a
Medan
Sunggal.
Alat
-
Kuvet 25 ml
Pipet volum 10 ml
3.2.3
Bahan
-
tisu
2.
3.
4.
Diisi kuvet pertama (sebagai blanko) dan kuvet kedua (sebagai sampel)
dengan 10 ml sampel air dengan menggunakan pipet volume, lakukan
sebanyak tiga kali.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Ditampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa
kemasan bahan kimia yang baru atau yang kadaluarsa ke dalam wadah
yang aman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kadar besi ( Fe ) dalam air baku dan air reservoir pada tanggal 26 Februari 2014
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kadar Analisa Sampel
No
Sampel Air Baku
Kadar (mg/l)
Deviasi (%)
Kadar
Sebenarnya (%)
Percobaan I
0,72
3,7
Percobaan II
0,74
0,74
Pecobaan III
0,73
3,7
Kadar
Deviasi
Percobaan I
0,14
1,36
Percobaan II
0,13
0,13
Percobaan III
0,14
1,36
4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas kadar besi (Fe) dalam air baku yaitu 0,74 mg/l, hasil ini
menunjukkan bahwa kadar besi (Fe) dalam air baku melebihi kadar maksimal air
baku yaitu 0,3 mg/l menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember
Tahun 2001, berarti air baku yang digunakan PDAM Tirtanadi Sunggal sudah
tercemar. Hal ini dikarenakan air yang digunakan air sungai Belawan yang
berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal telah
melewati banyak permukiman sehingga air sungai telah tercemar.
Kadar besi ( Fe ) dalam air reservoir ataupun air hasil olahanan yaitu 0,13
mg/l. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar besi dalam air hasil olahan lebih kecil
dari kadar maksimal air reservoir yaitu 0,3 mg/l menurut PERMENKES
No.492/Menkes/Per/Iv/2010 Tanggal 19 April Tahun 2010. Maka dari itu
PDAM Tirtanadi Sunggal sudah baik dalam proses pengolahan air sehinga air
hasil olahannya layak di konsumsi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Kadar besi dalam air baku adalah 0,74 mg/l, dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa air baku yang digunakan telah melewati batas kadar yang ditentukan yaitu
0,3 mg/l menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember Tahun
2001.
- Kadar besi dalam air reservoir adalah 0,13 mg/l lebih rendah dari kadar
maksimum yaitu 0,13 mg/l menurut PERMENKES No. 492/Menkes/Per/2010
Tanggal 19 April Tahun 2010.
5.2 Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Perhitungan kadar besi ( Fe ) dalam air baku pada tanggal26 Februari 2014
sebagai berikut.
Kadar besi dalam air baku
Percobaan 1 = 0,72 mg/l
Percobaan 2 = 0,74 mg/l
Percobaan 3 = 0,73 mg/l
Rata-Rata kadar besi dalam air baku
x 100%
= 1,36 %
x 100%
HalamanKe 2 lanjutanLampiran I
=
x 100%
=0%
x 100%
=1,36 %
Dari hasil perhitungan yang di peroleh, maka kadar air baku yang diambil adalah
rata-rata 1 dan 3 yaitu 0,725 mg/l dengan deviasi terendah 0%.
HalamanKe 3 lanjutanLampiran I
= 0,135 mg/l
x 100%
= 3,7 %
x 100%
=0%
x 100%
= 3,7 %
Dari hasil perhitugan yang di peroleh, makakadarair reservoir yang diambil adalah
kadar rata-rata air baku 1dan 3 yaitu0,14 mg/l dengan deviasi terendah 0%.
Kadar
(mg/l)
Deviasi
(%)
Kadar sebenarnya
(% )
PercobaanI
0,72
3,7
Percobaan II
0,74
0,74
PecobaanIII
0,73
3,7
Sampel Air
Reservoir
Kadar
Deviasi
PercobaanI
0,14
1,36
PercobaanII
0,13
0,13
PercobaanIII
0,14
1,36
Lampiran 2
Lampiran 3
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010
Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
I.
PARAMETER WAJIB
No
1
Jenis Parameter
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
Satuan
Jumlah per
100 ml sampel
Jumlah per
100 ml sampel
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,01
1,5
0,05
0,003
3
50
0,07
0,1
Tidak berbau
15
500
5
Tidak berasa
Suhu udara 3
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,2
0,3
500
250
0,4
TCU
mg/l
NTU
0
HalamanKe 2 lanjutanLampiran 3
6 ) Ph
7 ) Seng
8 ) Sulfat
9 ) Tembaga
10 ) Amonia
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
6,5 8,5
3
250
2
1,5
No
Jenis Parameter
KIMIAWI
a.
Bahan Anorganik
Air Raksa
Antimon
Barium
Boron
Molybdenum
Nikel
Sodium
Timbal
Uranium
b.
Bahan Organik
Zat Organik ( KMnO4 )
Deterjen
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride
Dichloromethane
1,2-Dichloroethane
Chlorinated ethenes
1,2-Dichloroethene
Trichloroethene
Tetrachloroethene
Aromatic hydrocarbons
Benzene
Toluene
Xylenes
Ethylbenzenes
Satuan
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,001
0,02
0,7
0,5
0,07
0,07
200
0,01
0,015
mg/l
mg/l
10
0,05
mg/l
mg/l
mg/l
0,004
0,02
0,05
mg/l
mg/l
mg/l
0,05
0,02
0,04
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,01
0,7
0,5
0,3
HalamanKe 3 lanjutanLampiran 3
Styrene
Chlorinated benzenes
1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB )
1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB )
Lain lain
No
Jenis Parameter
Di ( 2ethylhexyl) phthalate
Acrylamide
Epichlorohydrin
Hexachlorobutadiene
Ethylenediaminetetraacetic acid
(EDTA)
Nitrilotriacetic acid (NTA)
c.
Pestisida
Alachlor
Aldicarb
Aldrin dan dieldrin
Atrazine
Carbofuran
Chlordane
Chlortoluran
DDT
1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP )
2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D )
1,2-Dichloropropane
Isoproturon
Lindane
MCPA
Methoxychlor
Metolachlor
Molinate
Pendimethalin
Pentachlorophenol ( PCP )
Permethrin
Simazine
Trifluralin
mg/l
0,02
mg/l
mg/l
1
0,3
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
0,008
0,0005
0,0004
0,0006
0,6
mg/l
0,2
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,02
0,01
0,0003
0,002
0,007
0,0002
0,03
0,001
0,001
0,03
0,04
0,009
0,002
0,002
0,02
0,01
0,006
0,02
0,009
0,3
0,002
0,02
Satuan
Halaman Ke 4 lanjutanLampiran 3
No
2.
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,090
0,10
0,009
0,001
0,009
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,01
Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
0,7
0,7
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
0,2
0,1
0,1
0,06
0,3
mg/l
mg/l
0,05
0,02
mg/l
mg/l
mg/l
0,02
0,07
0,07
Bq/l
Bq/l
0,1
1
Satuan
RADIOAKTIFITAS
Gross alpha activity
Gross beta activity