You are on page 1of 10

Laporan Praktikum Hidrologi

Hari/Tanggal : Rabu / 13 November 2013


Assisten

: Sisi Febriyanti
Siti Khomariah

ANALISIS DATA DEBIT


Oleh:
Dana Isnawati
J3M212135

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu
hamparan wilayah yang dibatasi oleh pembatas topografi berupa punggung bukit
yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut
atau danau (Linsley 1980). Dalam DAS selalu ada sungai utama yang merupakan
saluran ke outlet. Sungai ini biasanya mempunyai debit yang besar saat musim
penghujan.
Analisis debit aliran merupakan suatu kajian atau telaah data debit yang
diarahkan pada suatu hasil perumusan atau pendekatan potensi sumber daya air
yang tersedia. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran sebaran data baik
nilai besarannya maupun waktu kejadiannya serta probabilitas kejadian yang
diinginkan, seperti besarnya debit andalan (Tikno 2000).
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak 1995).
Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur permukaan air sungai (Mulyana 2007). Data debit puncak (banjir) diperlukan
untuk pertimbangan dalam merancang bangunan pengendali banjir. Sementara
data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air
untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau pamjang. Debit
aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang
dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai (DAS) seperti PLTA dan lain
sebagainya.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis nilai debit aliran sungai harian
selama tahun 2004 dari stasiun Monjot (induk Sungai Cimanuk) .

METODE
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop, alat tulis, dan
kalkulator.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data debit
sungai harian selama satu tahun (tahun 2004) dari stasiun Monjot (induk Sungai
Cimanuk).

Prosedur Kerja
Alat dan bahan disiapkan. Data debit aliran harian (m 3/s) Tahun 2004,
Stasiun Monjot (Induk Sungai: Cimanuk) dimasukan ke laptop. Jumlah debit
dihitung dengan data debit aliran dijumlahkan setiap bulannya. Rata-rata debit
dihitung dengan jumlah debit dibagi dengan jumlah hari dalam bulan itu. Aliran
per kilometer dihitung dengan rata-rata debit dikali 1.000 dan dibagi dengan luas
DAS. Debit (Q) bulanan dihitung dengan jumlah debit dikali dengan 86.400.
Tinggi aliran (dalam mm) dihitung dengan Q bulanan dibagi dengan luas DAS
dalam m2 dan dikali dengan 1.000. g. Volume (m3 x 106) dihitung dengan Q
bulanan dibagi dengan 1.000.000. Data debit dalam satu tahun diurutkan sesuai
urutan tanggal dalam tahun masehi (hari pertama 1 Januari s/d hari terakhir 31
Desember). Grafik hidrograf dibuat dengan menghubungkan urutan hari sebagai
sumbu x dan data debit sebagai sumbu y. Data debit diurutkan dari debit terbesar
sampai debit terkecil. Nilai EFQ setiap debit dihitung dengan nomor urut debit
dibagi dengan 366 (jumlah hari dalam tahun 2004). Nilai EFQ (dalam %) dihitung
dengan nilai EFQ dikali dengan 100. Grafik Flow Duration Curve (FDR) dibuat
dengan menghubungkan EFC (dalam %) sebagai sumbu x dan nilai debit sebagai
sumbu y. Persamaan debit terhadap EFC (%) ditentukan. Ditentukan nilai debit
dengan nilai EFQ (%) sama dengan 100, 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, dan 10.

HASIL
Tabel 1. Data debit aliran harian (m3/s) Tahun 2004,
Stasiun Monjot (Induk Sungai: Cimanuk)
Debit (m3/s) BulanDate

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Agt

Sep

Oct

Nov

Dec

76,10

171,20

112,20

67,70

32,90

22,50

9,56

6,38

3,68

1,56

11,90

77,60

77,60

83,20

108,60

67,70

28,30

22,50

9,56

6,38

9,18

1,56

4,24

62,50

55,30

141,10

188,10

63,20

27,20

22,50

16,70

6,38

22,50

1,56

3,42

10,70

51,20

236,20

255,00

49,20

57,50

21,00

13,60

6,71

13,20

1,56

9,94

24,00

186,00

98,20

360,60

44,60

43,30

20,00

14,90

4,82

5,74

1,56

8,09

19,50

94,80

131,50

129,60

46,50

56,70

17,60

13,60

4,82

4,53

1,56

11,10

19,50

99,00

100,70

116,70

44,60

47,20

13,20

11,90

3,42

3,68

1,56

11,10

17,60

83,20

156,90

88,10

49,90

53,30

13,20

9,56

3,42

3,68

1,56

61,00

12,30

124,90

108,60

93,10

60,30

51,90

13,20

9,56

3,96

3,68

1,56

44,60

15,80

10

351,20

97,30

180,60

106,00

54,00

18,60

9,56

3,42

3,68

1,56

23,50

14,40

11

171,20

92,30

195,70

67,70

71,40

20,00

9,56

3,42

3,68

1,56

36,40

7,74

12

206,60

84,00

204,40

60,30

57,50

37,70

45,20

3,42

3,68

1,56

61,00

51,90

13

231,50

68,40

217,80

53,30

46,50

47,20

26,70

3,42

3,68

1,56

57,50

41,40

14

172,20

66,90

221,20

47,90

51,90

39,50

22,00

3,42

3,68

1,56

40,70

34,10

15

290,40

61,80

154,90

40,10

55,30

52,60

22,00

3,42

3,68

1,56

22,50

84,80

16

238,50

63,90

188,10

38,30

47,20

26,70

22,00

3,42

9,56

1,56

18,60

115,80

17

204,40

115,80

184,90

35,20

73,70

22,50

19,00

3,42

6,06

1,56

25,10

93,10

18

157,90

81,60

188,10

32,30

51,90

16,70

16,70

3,42

3,68

1,56

53,30

80,00

19

121,20

138,20

103,30

60,30

50,50

13,20

13,60

3,42

3,68

1,56

48,50

68,40

20

128,70

98,20

80,00

52,60

45,20

13,20

13,60

3,42

3,96

1,76

54,60

90,60

21

141,10

92,30

78,40

42,60

43,30

12,30

11,50

3,42

3,96

1,76

53,30

82,40

22

114,90

149,90

66,90

43,30

43,30

11,10

9,56

3,68

3,96

1,76

29,50

67,70

23

106,80

111,30

88,10

49,20

40,10

9,18

68,40

3,68

3,96

1,76

54,60

74,50

24

128,70

86,50

84,00

46,50

34,60

9,56

9,94

3,68

3,96

1,76

47,90

62,50

25

202,20

124,90

82,40

46,50

33,50

9,56

6,38

3,68

3,96

1,76

42,00

63,20

26

210,00

90,60

89,80

40,70

27,80

9,56

6,38

3,68

3,96

1,76

88,90

68,40

27

164,00

159,90

87,30

53,30

26,70

12,30

8,09

3,68

5,42

1,76

88,90

63,90

28

137,20

106,00

73,00

46,50

25,10

14,40

7,39

3,68

9,94

1,76

47,90

70,70

29

162,00

95,60

67,70

38,90

25,10

10,70

6,38

3,68

5,42

6,71

47,90

76,10

30

121,20

446,00

35,80

27,80

9,56

6,38

3,68

5,42

7,39

76,90

66,90

31
Jumlah
debit
Ratarata
debit
Aliran/
Km
Tinggi
aliran
(mm)
Volume
(m3 x
106)
Q
Bulanan

113,10

108,60

26,20

6,38

3,68

9,18

4723,10

3213,00

4643,20

1531,00

1356,90

581,82

475,64

124,13

168,85

68,76

1184,89

1692,04

152,36

110,79

149,78

51,03

43,77

19,39

15,34

4,00

5,63

2,22

39,50

54,58

54,34

39,52

53,42

18,20

15,61

6,92

5,47

1,43

2,01

0,79

14,09

19,47

145,54

99,01

143,08

47,18

41,81

17,93

14,66

3,83

5,20

2,12

36,51

52,14

408,08

277,60

401,17

132,28

117,24

50,27

41,10

10,72

14,59

5,94

102,37

146,19

40807
5840

27760
3200

40117
2480

13227
8400

11723
6160

50269
248

41095
296

10724
832

14588
640

59408
64

10237
4496

14619
2256

54,00

Tabel 2. Frekuensi terlampaui dengan debit (m3/s).


EFQ (%)

Q (m3/s)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

-10,136
-3,288
4,368
13,048
23,068
34,919
49,423
68,122
94,477
139,532

Contoh Perhitungan
Bulan Januari :
-

Jumlah debit = 76,10 + 77,60 + 55,30 + 51,20 + 186,00 + 94,80 +


99,00 + 83,20 + 124,90 + 351,20 + 171,20 + 206,60 + 231,50 + 172,20
+ 29,40 + 238,50 + 204,40 + 157,90 + 121,20 + 128,70 + 141,10 +
114,90 + 106,80 + 128,70 + 202,20 + 210,00 + 164,00 + 137,2 +
162,00 + 121,20 + 113,10 = 4723,10 m3/s

Rata-rata debit = Jumlah debit / jumlah hari dalam Januari


= 4723,10 / 31 = 31152,36 m3/s

Aliran/km = (rata-rata debit * 1000) / Luas DAS (dalam km2)


= (31152,36 m3/s * 1000) / 2803,8 = 54,34 aliran / km

Q Bulanan = Jumlah debit * 86400


= 408075840 m3/s

Tinggi aliran (mm) =( Q Bulanan / (Luas DAS * 106))*1000


= ((408075840 m3/s) / (2803,8 * 106)*1000
= 145,54 mm

Volume (m3 x 106) = Q Bulanan / 106


= (408075840 m3/s) / 106
= 408,08

Flow Duration Curve untuk i = 1 (Q = 446,00 m3/s)


EFC

= 1 / 366

= 0,00273

EFC (%)

= EFC * 100%

= 0,273 %

Persamaan dari grafik EFQ (%) dan debit adalah : y = -65 * ln(x) +
289,2
Maka untuk EFC (%) = 100 %,
Debit = - 65 * ln(EFC) + 289,2
Debit = - 65 * ln(100) + 289,2 = - 10,136

Grafik

500.00
450.00
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00

50

100

150

200

250

300

350

400

Debit (m3/detik)

Grafik 1. Hidrograf debit air.


500.00
450.00
400.00
350.00
D
e
b
i
t

300.00

f(x) = -65.07 ln(x) + 289.27


R = 0.99

250.00
200.00

FDC

Logarithmic (FDC)

150.00
100.00
50.00
0.00
0.000

20.000

40.000

60.000
EFQ (% )

Grafik 1. Flow Duration Curve.

80.000

100.000

120.000

PEMBAHASAN
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa intensitas hujan menentukan nilai
debit aliran sungai. Saat musim hujan yang terjadi pada bulan November sampai
bulan Mei debit rata-rata masih terlihat tinggi, sedangkan pada bulan Juni, Juli,
Agustus, September, dan Oktober, yang merupakan bulan-bulan kemarau, aliran
bernilai rendah. Dalam pengertian ini dapat dilihat bahwa nilai debit yang
didapatkan setiap bulannya cenderung berfluktuatif. Nilai debit terdapat
kemungkinan berbanding lurus dengan curah hujan yang turun di daerah tersebut.
Debit terbesar adalah pada bulan Januari dengan nilai 152,36 m3/s, sedangkan
nilai debit terkecil adalah pada bulan Agustus dengan nilai 4,00 m3/s. Peningkatan
debit aliran sungai saat musim penghujan dari musim kemarau bernilai 10 sampai
38 kali lipat. Jika dibuat grafik curah hujan akan berpuncak hanya pada bulan
Januari. Grafik tipe ini merupakan tipe hujan monsoonal yang terjadi pada seluruh
Pulau Jawa dan sebagian kecil Sumatera dan Kalimantan.
Berdasar pada distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya
wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu Pola hujan
monsoonal, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode
musim hujan dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona
Musim, tipe curah hujan yang bersifat unimodial satu puncak musim hujan,
Desember, Januari, Februari musim hujan, Juni, Juli, Agustus musim kemarau).
Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan
bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang
tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah
hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar
bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks. Sedangkan pola hujan
lokal memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola monsoon, dicirikan
oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya
berlawanan dengan tipe hujan monsoon (Bayong 1999).
Haeruman (1994) mengemukakan bahwa topografi permukaan atau bentuk
lahan juga mempengaruhi aliran permukaan (run off) dan aliran air bumi. Aliran
permukaan (surface runoff) meningkat dengan meningkatnya lereng. Tanah,
geologi, geomorfologi dari suatu DAS, berfungsi sebagai kontrol terhadap besar
kecilnya infiltrasi dan kapasitas menahan air permukaan.
Muchtar dan Abdullah (2007) mengemukakan bahwa debit sungai dapat
berubah-ubah tergantung pada dua keadaan, yaitu pertama adanya curah hujan,
dan kedua adanya evapotranspirasi. Debit dapat berubah jika adanya presipitasi
(curah hujan) dan terjadinya evapotranspirasi dari badan air, tanah, dan tanaman.
Debit sungai tidak pernah konstan namun selalu berubah menurut iklim dan
keadaan biofisik DAS. Termasuk sistem penggunaan lahan bagian hulu dan jenis
penutupan lahan lainnya. Adanya perubahan luas penutupan lahan pada masingmasing tipe penutup lahan di atas mempengaruhi fluktuasi debit sungai DAS.

Sedangkan menurut Kodoatie dan Sjarief (2010), ada beberapa faktor


penyebab banjir dan peningkatan debit aliran sungai. Salah satu diantara yang
paling memengaruhi adalah perubahan tata guna lahan. Debit puncak naik 5
sampai 35 kali karena di DAS tidak ada yang menahan, maka aliran air
permukaan (run-off) menjadi besar, sehingga berakibat debit di sungai menjadi
besar dan terjadi erosi lahan yang berakibat pada sedimentasi di sungai sehingga
kapasitas sungai menjadi turun. Selain itu, tumpukan sampah di sungai, erosi dan
sedimentasi, kawasan kumuh sepanjang sungai, perencanaan sistem pengendalian
banjir yang tidak tepat, curah hujan, fisiografi, kapasitas sungai, kapasitas
drainase, pengaruh air pasang, penurunan tanah dan rob, drainase lahan,
bendungan dan bangunan air, dan kerusakan bangunan pengendali air juga sangat
memengaruhi terjadinya debit puncak yang kengakibatkan banjir.
Flow Duration Curve (FDC) yaitu grafik hubungan antara probabilitas (%)
dan debit (m3/detik), dari grafik tersebut dengan memplot pada probabilitas awal
yaitu 100% ditarik vertikal berpotongan dengan grafik FDC dan ditarik sejajar
dengan garis probabilitas sampai memotong sumbu vertikal yang merupakan
besarnya debit dengan demikian diperoleh debit potensi 100% dari grafik FDC
(Indra dkk 2012). Begitupun selanjutya dengan probabilitas 90%, 80%, sampai
10%. Analisis grafik Flow Duration Curve (FDC) debit aliran harian (Grafik 2)
menunjukkan bahwa 50% sebaran data debit berada diatas nilai 34 m 3/det. Dan
50% sisanya berada di bawah 34 m3/det.
Informasi penting yang diberikan oleh FDC adalah debit aliran yang
melewati lokasi tertentu dan dalam rentang waktu tertentu akan bermanfaat untuk
merancang struktur PLTM. Sebagai contoh, struktur dapat dirancang untuk
beroperasi dengan optimal pada rentang debit tertentu, misalnya antara 20-80%
frekuensi waktu. Untuk penentuan inilah FDC diperlukan. Selain itu, FDC juga
diperlukan untuk kajian khusus (kajian banjir), rekaman tinggi muka air dibaca
dengan interval yang lebih pendek (per jam, 30 menit). FDC dibuat dengan cara
analisis frekuensi terhadap rangkaian data debit untuk kurun waktu tertentu.
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting
bagi pengelola sumberdaya air. Penentuan tempat untuk pengukuran debit dapat
dipertimbangkan berdasarkan pada kondisi tempat yang meliputi ketelitian
pengukuran dan kestabilan penampang sungai. Kondisi tempat dapat dipakai
untuk mengukur aliran rendah sampai tinggi, selain itu, ada bagian yang relatif
lurus, penampang sungai yang regular, penampang sungai stabil, tidak ada
pengaruh alir balik, jauh dari cabang sungai atau muara, tidak ada tumbuhan air,
dan perubahan tinggi muka air nyata.

SIMPULAN
Debit aliran sungai yang tercatat di stasiun Monjot (Induk Sungai Cimauk)
tahun 2004 terjadi fluktuasi yang beragam setiap bulannya. Intensitas hujan
menentukan nilai debit aliran di sungai. Peningkatan debit aliran sungai saat
musim penghujan dari musim kemarau bahkan bernilai 10 sampai 38 kali lipat.

Selain faktor curah hujan, faktor topografi, faktor pengolahan lahan juga
memengaruhi nilai debit aliran air yang melintas pada sungai ini.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak

C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah


Yogyakarta(ID): Gadjah Mada University Press.

Aliran

Sungai.

Bayong T H K. 1999. Klimatologi Umum. Bandung(ID): ITB Press.


Haeruman H. 1994. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Lokakarya Pengelolaan
DAS Terpadu. Bogor(ID): Cisarua.
Indra Z, Jasin M I, Binilang A, dan Mamoto J D. 2012. Analisis Debit Sungai
Munte Dengan Metode Mock Dan Metode Nreca Untuk Kebutuhan
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Dalam Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1:
halaman 34-38.
Kodoatie R J dan Sjarief R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta(ID): Andi Offset.
Linsley R K, Kohler M A dan Paulhus J L H. 1975. Applied Hydrology. New York
(US): McGraw-Hill
Muchtar A dan Abdullah N. 2007. Analisis Faktor-faktor yang memengaruhi debit
sungai Mamasa. Dalam Jurnal Hutan dan Masyarakat. Volume 2(1):
halaman 174-187.
Mulyana D. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung(ID): Remaja
Rosdakarya
Tikno S. 2000. Analisis Debit di Daerah Aliran Sungai Batanghari Provinsi Jambi.
Dalam Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 1: 101108.

You might also like