You are on page 1of 13

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA BAGI SISWA SMA


(STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 DEPOK)
Ali Hidayat (mbot_yota@yahoo.com)
ABSTRAK
Tujuan utama dari tesis yang berjudul Pengaruh Penggunaan E-Learning
Terhadap Motivasi dan Efektivitas Pembelajaran Fisika Bagi Siswa SMA (Studi Kasus
Di SMA Negeri 1 Depok) ini adalah untuk mendeskripsikan sejauh mana pola
pembelajaran e-learning berperan dalam memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran
disiplin ilmu fisika bagi siswa SMA Kelas X. Hasil yang diperoleh melalui penelitian
tesis ini akan menjadi suatu parameter atau pembanding antara efektifitas pengajaran
dan pembelajaran fisika konvensional dengan pola pembelajaran fisika berbasiskan elearning bagi siswa SMA Kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoda kuantitatif eksplanasi eksperimen, yaitu metode yang menggunakan sampel
penelitian untuk dilakukan generalisasi terhadap populasi. Metode ini digunakan karena
dianggap sangat efektif untuk pengumpulan data guna pengukuran pengaruh atau
efektivitas suatu alat, media atau kondisi tertentu. Setelah dilakukan penelitian,
diketahui bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong siswa
untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.
Kata Kunci: e-learning, efektivitas, motivasi
1.PENDAHULUAN
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penyusunan tesis. Diantara faktorfaktor tersebut, hal yang menjadi faktor utamanya adalah kesulitan siswa SMA dalam
mempelajari fisika dan adanya hipotesa bahwa pola pembelajaran e-learning merupakan
alternatif solusi yang menjanjikan untuk menggantikan pola pengajaran konvensional di
kelas dalam mempelajari mata pelajaran fisika bagi siswa SMA.
Secara garis besar, setiap disiplin ilmu dapat ditunjang dengan suatu
pembelajaran yang berbasiskan e-learning. Namun demikian, persoalan bagaimana atau
sejauh mana e-learning dapat menunjang pembelajaran suatu disiplin ilmu pada
akhirnya akan kembali kepada kekhasan sifat yang dimiliki oleh masing-masing disiplin
ilmu. Fisika adalah suatu disiplin ilmu eksakta yang yang mempelajari tentang pola
fenomena fisik alam dalam bentuk peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sifat dan
gejala-gejala materi abiotik. Pokok-pokok bahasan utama yang secara komprehensif
dibahas dalam bidang studi IPA SMA antara lain mekanika, kalor, getaran, gelombang
dan bunyi, cahaya, listrik dan magnet, bumi, tata surya dan angkasa luar, serta fisika
modern. Masing-masing pokok bahasan memiliki beberapa materi subpokok dengan
tingkat kompleksitas dan penjabaran konsep yang relatif berbeda yang harus didukung
oleh hasil-hasil eksperimen. Hasil-hasil eksperimen juga digunakan untuk eksplorasi
informasi-informasi yang diperlukan untuk membentuk teori lebih lanjut [5]. Data-data
statistik di lapangan menunjukkan adanya suatu opini publik bahwa mata pelajaran
Fisika merupakan momok yang ditakuti oleh siswa SMA IPA sekaligus mata pelajaran
yang kurang diminati. Karena seluruh materi yang ada di pokok bahasan fisika
merupakan suatu abstraksi atas fenomena alam yang membutuhkan penerjemahan-

penerjemahan perspektif dan dimensional, merupakan suatu hal yang relatif sulit bagi
pengajar untuk menyampaikan materi dengan hanya melalui metode konvensional di
kelas saat ini yang masih terpaku pada media pembelajaran statis dua dimensi, yaitu
buku. Akibatnya, motivasi dan efektivitas siswa SMA IPA dalam mempelajari fisika
tidak dapat dibina secara optimal karena relatif rendahnya tingkat pemahaman dan
ketertarikan siswa yang bersangkutan dalam mempelajari fisika.
Berangkat dari persoalan di atas, maka diperlukan suatu alternatif metode
pembelajaran yang bersifat lebih menunjang aktivitas pembelajaran fisika di SMA
sekaligus membangkitkan semangat dan motivasi siswa sebagai peserta didik. Elearning yang merupakan perangkat elektronik yang dinamis dan penuh kemudahan
adalah solusi yang paling prospektif. E-learning dipercaya secara dapat mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik dengan tipe belajar yang berbeda-beda, baik audio, visual,
terlebih lagi peserta didik dengan tipe pembelajaran audio-visual. Menilik berbagai
argumen tersebut di atas maka sistem pembelajaran yang berbasiskan e-learning secara
kausatif dapat dipandang sebagai suatu alternatif solusi yang tepat dalam konteks
pengoptimalan proses belajar. Dalam hal ini, pengoptimalan proses belajar
diindikasikan dari adanya peningkatan motivasi dan efektivitas belajar dalam diri siswa
atau peserta didik.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi
yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah "maya". Definisi lain dari
e-learning adalah proses intruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik
dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan
memudahkan suatu proses belajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan
secara interakktif kapanpun dan dimananpun. Menurut Turban E [7] e-learning adalah
pengiriman informasi online untuk tujuan pendidikan, pelatihan, atau manejemen
pengetahuan.
Konsep E-Learning
Faktanya, metode pengajaran konvensional dalam beberapa aspek dirasa kurang
menunjang jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern seperti e-learning.
Namun demikian, dalam penelitian ini metode e-learning tidak serta merta dijadikan
sebagai subtituen dari metode pengajaran konvensional, tetapi secara terintegrasi
difungsikan sebagai suplemen materi pengajaran konvensional. Terkait dengan
fungsinya sebagai suplemen penunjang metode pembelajaran konvensional, terdapat
berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-learning, antara lain:
Soal-soal
Materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disediakan
dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan.
Komunitas
Para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan
dan berbagai informasi yang salaing menguntuingkan.
Pengajar online
Para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar,
menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
Kesempatan bekerja sama

Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajar
dapat dilakukan secara bersamaan atau realtime tanpa kendala jarak.
Multimedia
Penggunaan teknologi audio dan video, dalam penyampaian materi sehingga
menarik minat dalam belajar seperti telepon, voice mail telephone, radio, audio,
televisi, videotape, video text, video messaging.

3. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksplanasi
eksperimen. Penelitian dengan metode kuantitatif eksplanasi eksperimen umumnya
menggunakan sampel penelitian untuk dilakukan generalisasi terhadap populasi.
Metode ini juga menggunakan hipotesis penelitian untuk dapat diuji secara statistik.
Metode kuantitatif eksplanasi eksperimen merupakan metoda penelitian yang dipakai
untuk mengetahui pengaruh dari suatu media, alat, atau kondisi yang sengaja diadakan
terhadap suatu gejala berupa kegiatan dan tingkah laku seseorang atau kelompok
individu.
Variabel Penelitian
Dalam proses menganalisa objek penelitian harus ditetapkan variabel-variabel yang
merepresentasikan item eksperimen. Hasil dari penelitian nantinya tergantung dari
interrelasi antara variabel-variabel yang diteliti, dimana variabel merupakan suatu
atribut, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang merupakan
variabel adalah :
1. E-learning Fisika merupakan variabel bebas
2. Motivasi merupakan variabel terikat
3. Efektivitas merupakan variabel terikat
Rancangan Percobaan
Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Depok
yang mempelajari fisika dalam kurikulumnya. Pemilihan sampel dengan mengguanakan
probability sampling, artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa
keseluruhan tingkatan kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Dengan demikian, dalam rancangan ini tidak terdapat diskriminasi tingkatan kelas, baik
kelas X, XI IPA dan XII IPA. Karena semua siswa dalam kelas yang menjadi sampel
memiliki kesempatan yang sama, maka kelas X, XI IPA dan XII IPA harus dirandom.
Sampel yang dihasilkan dari rancangan ini tetap merupakan sampel yang representatif.
Metoda Pengumpulan Data
Secara garis besar metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi tiga, yaitu :
1. Metode eksperimen untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu, motivasi belajar
siswa yang menggunakan e-learning dalam dalam proses pembelajaran,
digunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner. Kuisioner digunakan karena
bentuknya mudah disediakan, yaitu dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan terhadap para
responden. Selain itu, kuisioner memiliki keuntungan lain yaitu lebih cepat dan lebih
murah dari pada observasi. Kuisioner akan dikirimkan kepada responden langsung
ditujukan kepada responden yang bersangkutan. Responden diminta untuk mengisi semua
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuisioner dengan memberi dua jenis skala Likert

yaitu (a) persepsi positif (favorable) (b) persepsi negatif (unfavorable)

2.

Sedangkan untuk membuktikan hipotesis kedua, yaitu, Ada perbedaan hasil


belajar siswa belum menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran dengan
hasil belajar siswa sudah menggunakan e-learning, dilaksanakan prosedur sebagai
berikut :
a. Menetapkan tujuan dilakukannya eksperimen.
b. Mempersiapkan perlengkapan atau kebutuhan eksperimen.
c. Menentukan kelompok eksperimen
d. Pelaksanaan eksperimen kegiatan proses pembelajaran
Data primer hasil belajar siswa dari kedua kelompok ini diuji secara statistik unutk
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang sudah menggunakan
e-learning dalam pembelajaran dengan hasil belajar yang belum menggunakan elearning dalam pembelajaran.
3. Untuk membuktikan hipotesis ketiga, yaitu Ada korelasi motivasi belajar siswa
dan efektivitas belajar siswa, digunakan data yang telah dikumpulkan pada
metode eksperimen dan data hasil kuesioner dengan teknik uji korelasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis dan Interpretasi
Setelah melaksanakan serangkaian penelitian di SMA Negeri 1 Depok, penulis
memperoleh sejumlah data yang dianggap cukup valid untuk menjelaskan variabel yang
ada dalam penulisan ini, serta menguji hipotesa yang telah disebutkan di muka. Angkaangka yang dipergunakan untuk perhitungan statistik dalam analisa ini diperoleh dari
jawaban responden atas kuesioner yang diajukan kepada responden, kemudian
didapatkan skor untuk masing-masing variabel.
Dalam penelitian ini siswa pada setiap tingkat kelas dikelompokkan ke dalam 2
katagori berdasarkan pola kelompok paralel yang ekuivalen, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang
dikenakan variabel eksperimen, yaitu menggunakan e-learning dalam proses
pembelajaran. Sedangkan kelompok kontrol, adalah kelompok siswa yang dikenakan
pembelajaran secara konvensional. Dari keseluruhan sampel (130 siswa) pada
penelitian ini diperoleh siswa kategori kelompok eksperimen sebanyak 63 siswa dan
kategori kelompok sebanyak 33 siswa atau 52.38 % dan responden laki-laki sebanyak
30 siswa atau 47.62 %.
Daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri atas 50 item pertanyaan
yang akan menjadi tolak ukur keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning
terhadap motivasi dan efektivitas siswa selama proses pembelajaran fisika dengan
menggunakan sistem e-learning yang diperoleh dari siswa kelompok eksperimen
(siswa).
Sebelum melangkah kepada prosedur utama penelitian, dilakukan uji validasi data
untuk menguji tingkat signifikansi korelasi (r). Uji validitas akan dilakukan dengan
metoda Pearson atau metoda Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor
butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Jika nilai koefisiennya lebih dari 0,3 maka
butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Uji validitas ini menggunakan bantuan
program SPSS 12 for windows Konstanta r hitung dapat dibandingkan dengan r tabel
dengan taraf signifikansi minimal 95%. Dari data r tabel, dengan taraf signifikansi 95%
dan N = 63 adalah sebesar 0,244. Setelah diadakan uji validitas, diketahui bahwa
seluruh pertanyaan kuesioner memiliki rhitung > rtabel , berarti semua item pertanyaan
dianggap valid dan dapat digunakan mengumpulkan data dalam penelitian.

Setelah uji validitas, dilakukan uji realibitas terhadap alat test (instrumen). Metoda yang
digunakan pada uji reliabilitas adalah metoda Cronbachs Alpha. Penghitungan
Cronbachs Alpha. Dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butirbutir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dikatakan relibel jika nilai alphanya lebih
dari 0,3 yang dilanjutkan dengan pengujian menggunakan rumus Sperman Brown.
Sebagai hasil, dari korelasi antara skor item ganjil dan genap kuesioner, diketahui
bahwa kuesioner penelitian layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data guna
mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang
menggunakan e-learning. Berikut disajikan hasil uji validitasi dan reabilitasi .
Tabel 4-4 : Data validitasi item pertanyaan kusioner
Indikator
Item
r
Kehadiran di kelas

Mengikuti proses belajar mengajar di kelas

Belajar di rumah

Sikap terhadap kesulitan

Usaha mengatasi kesulitan

Kebiasaan dalam mengikuti proses


belajar mengajar

Semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar

Keinginan unutk berprestasi

Validitas

a1
a2
a3
a4

0.71
0.89
0.87
0.69

Valid
Valid
Valid
Valid

b1
b2
b3
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b10
c1
c2
c3
d1
d2
d3
e1
e2
e3
f1
f2
f3
f4
g1
g2
g3
g4
g5
h1
h2

0.72
0.84
0.84
0.77
0.8
0.77
0.87
0.95
0.74
0.66
0.81
0.78
0.78
0.79
0.76
0.72
0.77
0.77
0.77
0.73
0.88
0.81
0.52
0.69
0.84
0.71
0.74
0.74
0.89
0.82

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Kualifikasi nilai

Penyelesaian tugas PR

Menggunakan kemampuan di luar jam pelajaran

h3
h4
h5
i1
i2
i3
j1
j2
j3
j4
j5
k1
k2
k3
k4
k5

0.71
0.86
0.93
0.85
0.77
0.8
0.74
0.86
0.81
0.88
0.75
0.8
0.73
0.76
0.88
0.9

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan tabel validitas item pertanyaan kuesioner di atas dimana rhitung > rtabel ,
berarti semua item pertanyaan dianggap valid dan dapat digunakan mengumpulkan data
dalam penelitian.
Tabel 4-16 : Data reabilitas item pertanyaan kuesioner
Indikator
Jumlah item
r11
rtabel
Kehadiran di kelas
4
0,486
0,224
Mengikuti proses belajar mengajar
10
0,561
0,224
di kelas
Belajar di rumah
3
0,336
0,224
Sikap terhadap kesulitan
3
0,473
0,224
Usaha mengatasi kesulitan
3
0,.862
0,224
Kebiasaan dalam mengikuti proses
4
0,329
0,224
belajar mengajar
Semangat dalam mengikuti proses
5
0,549
0,224
belajar mengajar
Keinginan unutk berprestasi
5
0,584
0,224
Kualifikasi nilai
3
0,329
0,224
Penyelesaian tugas Pekerjaan
5
0,625
0,224
Rumah
Menggunakan kemampuan di luar
5
0,675
0,224
jam pelajaran

Reabilitas
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Berdasarkan data olahan tiap-tiap indikator di atas, maka untuk menguji apakah korelasi
tersebut signifikan atau tidak, maka hasil r11 dapat dibandingkan dengan rtabel dengan
taraf signifikansi = 0,05 dan dk = 63 2 =61, maka diperoleh rtabel = 0,224. Kaidah
keputusan : Jika rhitung denagn rtabel . Jika r11 > rtabel , berarti reliabel. Dan jika r11 < rtabel ,
berarati tidak reliabel. Artinya seluruh item-item pada kuesioner dinyatakan reliabel,
jika r11 > rtabel . Kuesioner ini layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data
guna mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang
menggunakan e-Learning.

Analisis Statistis Deskriptif


Hasil Penelitian
Berdasarkan 50 item pertanyaan yang merujuk kepada keterkaitan antara
pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan efektivitas pembelajaran fisika
bagi siswa yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok, didapatkan data-data kuantitatif
yang dapat dianalisis secara interpretatif. Meskipun secara teoritis pembelajaran fisika
berbasis e-learning dipercaya memiliki korelasi positif dengan motivas dan efektivitas
belajar siswa, namun ada hal-hal lain diluar pembelajaran e-learning itu sendiri yang
juga turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran fisika dengan e-learning. Dari data
yang diperoleh, diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi
dan efektivitas siswa dalam pembelajaran fisika. Diantara faktor tersebut adalah animo
siswa terhadap inovasi-inovasi pembelajaran, frekuensi kehadiran siswa di kelas, dan
pemahaman siswa akan sistem e-learning itu sendiri. Statistik penelitian menunjukkan
bahwa animo responden terhadap inovasi di bidang pembelajaran, dalam hal ini
pembelajaran berbasis e-learning, masih terbilang kurang. Sebagian besar siswa masih
menutup mata, dalam arti belum melihat pembelajaran berbasis e-learning sebagai suatu
sarana yang mempermudah proses belajar mengajar di kelas sehingga semangat mereka
pun tidak timbul. Sedangkan dari aspek frekuensi kehadiran, peneliti menemukan
realitas bahwa selama mengikuti pembelajaran berbasis e-learning masih ada siswa
yang izin keluar kelas. Pengetahuan mengenai frekuensi izin keluar kelas yang
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran e-learning penting mengingat efektivitas dan
tingkat keberhasilan pembelajaran amat tergantung kepada durasi kehadiran siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Tingginya angka izin keluar kelas secara
implisit telah menunjukkan bahwa durasi kehadiran siswa di kelas selama pembelajaran
berbasis e-learning berkurang karena aktivitas tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa
pemahaman akan e-learning juga sangat diperlukan dalam rangka memudahkan proses
pembelajaran berbasiskan perangkat elektronik ini. Hal ini dikarenakan keberadaan
siswa dalam pembelajaran e-learning tidak hanya sebagai objek semata, tetapi sekaligus
juga sebagai subjek yang secara pro-aktif turut memanfaatkan fasilitas. Namun
demikian, terlepas dari itu semua, ditemukan juga indikasi bahwa sebagian besar
responden telah memiliki keinginan dalam dirinya untuk memanfaatkan fasilitas
pembelajaran e-learning secara maksimal. Dari sini terlihat bahwa di pihak responden
sudah ada minat yang cukup baik; sebagian besar responden telah melihat sisi positif
dari pembelajaran e-learning sehingga mereka merasa pembelajaran berbasis e-learning
perlu diimplementasikan dalam kegiatan belajar-mengajar fisika di kelas. Data statistik
penelitian menunjukkan bahwa sudah ada minat positif yang signifikan terkait dengan
kebutuhan akan e-learning dalam subjek pelajaran tertentu, dalam hal ini fisika. Minat
positif ini disinyalir muncul karena siswa menyadari bahwa dibutuhkan suatu terobosan
yang inovatif dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran dalam kurikulum
yang bersifat dinamis seperti sekarang ini.
Di dunia pendidikan, prestasi selalu diawali oleh minat. Ketertarikan siswa
terhadap suatu bidang merupakan suatu batu loncatan yang menginisiasi cemerlangnya
perolehan nilai siswa yang bersangkutan dalam subjek tertentu. Dalam hal ini, ada
banyak faktor yang mendukung ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran atau
bidang studi. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis elearning adalah salah satunya. Berdasarkan salah satu item kuesioner, didapatkan bahwa
lebih dari separuh responden menyetujui pernyataan berbagai kemudahan yang

ditawarkan oleh pembelajaran berbasis e-learning membuat mereka semakin tertarik


untuk mendalami subjek yang didukung oleh sistem tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
dalam konteks ini, e-learning merupakan batu loncatan yang kemudian akan mendorong
peningkatan prestasi siswa dalam subjek yang diminatinya yang didukung oleh elearning. Dapat dikatakan mayoritas responden memandang e-learning sebagai suatu
inovasi revolusioner yang menambah minat dan semangat mereka dalam belajar.
Analisis Statistik Inferensial
Analisis ststistik inferensial adalah ststistik yang berhubungan dengan analisis data.
Analisis data ini dimadsudkan unuk melakukan uji terhadap hipotesis. Adapun hasil
analisis statistik inferensial terhadap hipotesis pada penelitian ini
Uji Hipotesis I
Berdasarkan rata-rata total bobot jawaban responden yaitu 3,75 > 3, yang berarti
bahwa H0 ditolak dan HI diterima. Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan motivasi belajar siswa yang menggunakan E-Learning dalam
pembelajaran.
One-Sample T Test
Tabel 4.69. Total nilai rat-rata jawaban item pertanyaan
One-Sample Statistics
N
Motivasi

Mean
63

Std. Deviation
3,7530

Std. Error Mean

0,24350

0,03068

Tabel 4.70 Uji one-sample t test untuk mengetahui thitung


One-Sample Test
Test Value = 0

df

Mean
Difference

Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the


Difference
Lower

Motivasi

122,335

62

0,000

3,75302

Upper

3,6917

3,8143

Jika thitung < ttable, maka H0 diterima


Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Berdasarkan data diatas thitung 122,3 > ttabel 2,000, maka H0 ditolak. Jadi
kesimpulannya ada peningkatan motivasi belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran elektronik (E-Learning).
Uji Hipotesis II
Tabel 4.71 Nilai rata-rata pembelajaran konvensional dan eLearning
pbm
test

Mean

Std. Deviation

Std. Error
Mean

konvensional

67

73,25

3,779

,462

elearning

63

80,05

3,461

,436

Tabel 4.72 Pengujian t berdasarkan probabilitas


Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances

test

Equal
variance
s
assumed
Equal
variance
s not
assumed

,053

Sig.

,818

t-test for Equality of Means

df

Sig.(2tailed)

Mean
Differen
ce

Std.
Error
Differ
ence

95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower

Upper

-10,668

128

,000

-6,794

,637

-8,054

-5,534

-10,697

127,
91

,000

-6,794

,635

-8,051

-5,537

Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa harga F = 0,053


dengan tingkat signifikasi 0,813. Dengan demikian, probabilitas 0,813 > 0,05.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kedua varians adalah sama.
Dari harga t pada Equal Varians assumed yakni -10,668 dengan tingkat signifikans
0,000. Dengan demikian probabilitas 0,000 < 0,05. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata konvensional berbeda dengan nilai rata-rata E-Learning. Untuk
membuktikan kita mengecek pada bagian I. Dimana nilai rata-rata konvensional adalah
73,25 sedangkan nilai rata-rata e-Learning adalah 80,05. Dengan demikian,
penggunaan e-Learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas belajar
(nilai siswa).
Uji Hipotesis III
Tabel 4.73 Kofesien korelasi antara motivasi dengan efektivitas
Correlation

Motivasi

Efektivitas

Motivasi

Efektivitas

Pearson Correlation

,099

Sig. (2-tailed)

,210

63

63

Pearson Correlation

,099

Sig. (2-tailed)

,210

63

63

Jika thitung < ttabel , maka Ho diterima


Jika thitung > ttabel , maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 4.73 bahwa besarnya hubungan antara variabel motivasi dengan
variabel efektivitas yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,099 atau (r =
0,099). Berdasarkan perhitungan di atas, sehingga didapat ttabel = 0,254. Ternyata thitung
lebih besar dari ttabel atau 0,777 > 0,254 signifikan artinya terdapat korelasi yang

signifikan antara variabel motivasi dengan variabel efektivitas. Hal ini menuujukan
pengaruh yang kuat hubungan subtansial antara variabel motivasi dan variabel
efektivitas. Atau dengan kata lain , makin tinggi motivasi belajar siswa naik makin
tinggi pula efektivitas belajar juga naik.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan serta kajian pustaka yang telah
dibahas terdahulu, dari hasil penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan e-learning
dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang menggunakan cara
konvensional dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peningkatan motivasi belajar
secara signifikan ditemukan pada siswa yang menggunakan e-learning dalam proses
pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat dirumuskan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara motivasi dengan peningkatan hasil belajar pada siswa menggunakan elearning dalam proses pembelajaran.
Merujuk pada kesimpulan di atas dapat dinyatakan bahwa penggunaan e-learning
dalam proses pembelajaran dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sehingga
menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan anatara pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran terhadap motivasi
dan efektivitas belajar siswa. Menilik pada kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat
peneliti sampaikan:
1. Komponen pendidik hendaknya memanfaatkan fungsi-fungsi pembelajaran
berbasis e-learning secara optimal ke dalam proses belajar mengajar demi
membangun motivasi siswa sehingga siswa dapat belajar dengan lebih giat.
Lebih lanjut diharapkan agar nantinya motivasi siswa dapat berdampak pada
meningkatnya efektivitas belajar siswa yang diukur dari peningkatan hasil
belajar siswa
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok sebagai pengelola sekaligus supervisor
pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya perlu membantu menyosialisasiikan
temuan penelitian ini dengan cara :
a. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar yang menggunakan e-learning sehingga e-learning dapat berjalan
terarah dan terukur dalam usaha meningkatankan kualitas pendidikan.
b. E-learning di SMA Negeri 1 Depok selayaknya sudah diakses secara online
mengingat infrastruktur pendukung sudah cukup memadai selain sumber
daya manusia yang cukup berkualitas.
c. Mengadakan pelatihan untuk dewan guru dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang berbasis e-learning.
d. Bagi siswa diharapakan untuk menggunakan e-learning dalam pembelajaran
yang sesuai dengan dunia pendidikan.
3. Pemerintah, khususnya dari jajaran Departemen Pendidikan Nasional, sebagai
institusi formal kenegaraan yang memiliki wewenang terhadap kelangsunga
pendidikan di tanah air seyogyanya dapat menyebarluaskan hasil penelitian ini

kepada pada sekolah lainnya untuk menggunakan e-learning dalam proses


pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Mcleod, R., Jr, 1997. Sistem Informasi Manajemen, Jilid 2 edisi ketujuh , PT
Prehalindo Jakarta
[2]. Purwo O.W.dkk.2001, "Teknologi e-Learning, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
[3]. Mayub, A, 2005, " e-Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash MX, Edisi
Pertama Graha Ilmu Yogyakarta. h 2
[4]. Ibid .,h 7
[5]. Sutrisno, 1993, Fisika Komputasi dan Kurikulum Inti Pendidikan Sarjana Fisika
dan Sarjana Pendidikan Fisika :" Jurusan Fisika ITB, Bandung
[6]. Mayub, A, op.cid, h 65
[7]. Turban, E, dkk,2005 Sistem Pendukung Keputusan dan Sitem Cerdas, Jilid 2 edisi
7 Penerbit Andi h.1014
[8]. Soekarwati (2002a), e-Learning: A new Strategy for Enhancing Greater Learning
Opportunities in Indonesia. Invited paper presented in the International Seminar
on Cooperatives Program on Excahange Experiences, Expoertise, Information,
Science and Technology in Southeast Asia, Jakarta, Indonesia.
[9]. Bullen, M. (2001), E-Learning and the Internationalization Education, Malaysian
Journal of Educational Technology,
[10]. Loftus, Margaret. 2001. But Whats It like? Special Report on-Learning. (Diakses
20 Agustus 2006). h 9
Ibid. H.112
[11]. Tucker, Bill. 2000. E-learning and Non-Profit Sector, White Paper Discussion of
the Potential of E-Learning to Improve Non-Profit management Training,
Washington, SmarterOrg, Inc., (sumber dari internet: www.smarterorg.com).
[12]. Lewis, Diane E. 2002. A Departure from Training by the Book, More Companies
Seeing Benefits of E-Learning, The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02 (sumber
Internet: http://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html)
[13]. Allan J. Henderson 2003,55 The e-learning Question and Answer Book, Amacom
Div. America Mgmt Assn
[14]. Anonymous (2000). The Dakar Framewoek for Action Education for All, World
Education Forum, Dakar, Sinegal,
[15]. Rosenberg 2001,121 E Learning: Strategies for Delivering Knowledge in the.
Digital Age, New York 2001.
[16]. Wulf, K. (1996). Training via the Internet: Where are We? Training and
Development 50 No. 5. (sumber dari Internet: 20 September 2002).
[17]. Siahaan, Sudirman. 2002. Studi Penjajagan tentang Kemungkinan Pemanfaatan
Internet untuk Pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Ke-8, No. 039, November 2002.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan-Departemen Pendidikan Nasional.
[18]. Sardiman, A.M. 1986, Interaksi dan motivasi relajar mengajar. Jakarta: Rajawali.
[19]. Herzberg, F. 1986. Work and the Nature of Man. New York: World Publishing Co
Hersey 1986],82
[20]. Hardhono, A.P. 2002. Potensi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam
mendukung Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia dalam Jurnal

[21].
[22].
[23].

[24].

[25].

[26].

[27].
[28].
[29].

[30].

[31].

[32].

[33].
[34].
[35].
[36].
[37].
[38].
[39].
[40].
[41].

Pendidikanterbuka dan Jarak Jarauh Vol. 3, No. 1Maret 2002. Tangerang : Pusat
Studi Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.h 56
Lewis, Diane E. 2002. Op.cit.h.78
Hardhono, A.P Op.cit.h.77
Pethokoukis, James M. 2002. E-Learn and Earn.
http://www.snew.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm. (Diakses 20
Agustus 2006)
Brown, Mary Daniel. 2000. Education World: Technology in the Classroom:
Virtual High Schools, Part 1, The Voices of
Experience.http://www.educationworld.com/a_tech/tech052.shtml.(diakses 16
September 2006).75
Gibbon, Heather S. 2002. Process for Motivating Online Learnes from
Recruitment through Degree Completion. Brenau University. [sumber dari
internet 20 september 2006]
McCracken, Holly. 2002. The Importance of Learning Communities in
Motivating and Retaining Online Learners. University of Illinois at Springfield.
H.75
Pethokoukis, James M. 2002 Op.cit.h 150
Ibid. h .170
Daniel, Sir John. 2000. Inventing the Online University. An Address on the
occasion of the opening of the Open University of Hong Kong Learning Center on
4 December 2000, in Hong Kong.
Alhabshi, Syed Othman. (2002). e-Learning: A Malaysian Case Study. A
Paper presented at the Africa-Asia Workshop on Promoting Cooperation in
Information and Communication Technologies Development, organized by
United Nations Development Program (UNDP) and the Government of Malaysia
at the National Institute of Public Administration (INTAN) on 26 March 2002, in
Kuala Lumpur.
Anggoro , Mohammad Toha, Tutorial Elektronika melalui internet dan Fax
Internet dalam jurnal pendidikan Terbuka dan jarak jauh, Volume 2, No, 1, Maret
2001.Tangerang: Universitas Terbuka
Prabandari 1998, Process Evaluation of Internet-based Education on Hospital and
Health Service Management at Gajah Mada University, Yogyakarta, A Paper
presented in the 4th International Symposium on open and Distance Learning.
Wildavsky, Ben. 2001. Want More From High School? Special Report: ELearning 10/15/01, Sumber: http://www.usnews/edu/elearning/articles).
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Kencana, 2005.h.
25
Ibid.h. 35
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Cetakan ke-3, Yogyakarta: Rineca
Cipta , 2005
Burhan Bungin Op.cit.h.50
Santoso, Singgih , Statistik Non Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo,
2001
Ibid.h. 92
Bangun 2005.146
Santoso, Singgih 2001 Op.cit.h.50

You might also like