You are on page 1of 53

1

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VIIA SMPN 1


TAMBAN TAHUN AJARAN 2007/2008 MELALUI PEMANFAATAN
LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PADA KONSEP EKOSISTEM.

Nama : Ahadinniyati
NIM : A1C204044
Pembimbing 1 : Dra. Siti Wahidah Arsyad, M.Pd
Pembimbing 2 : Dra. Asri Lestari, M.Pd

I. LATAR BELAKANG
Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam
persoalan IPA dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi. Serta akan
melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa sehingga
pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan
dengan penjelasan melalui ceramah (Sandhi, 2007).
Hal ini sejalan dengan pandangan Dirjen Dikdasmen Indra Jati Sidi
dalam Mastur (2007) bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai
akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif, tetapi juga berorientasi pada
cara anak didik dapat belajar dari lingkungan, pengalaman, dan kehebatan orang
lain, kekayaan dan luasnya hamparan alam sehingga mereka bisa
mengembangkan sikap kreatif dan daya pikir imajinatif. Dengan penugasan di
luar kelas melalui proyek, siswa diharapkan akan semakin terlibat dan apresiatif
terhadap materi lingkungan hidup yang dipelajari. Dengan pendekatan
kontekstual, seorang guru berusaha menunjukkan kepada siswa, betapa materi
lingkungan hidup yang dipelajarinya sebenarnya sangat dekat, bahkan berinteraksi
secara langsung dengan pengalaman keseharian mereka. Akibatnya, pembelajaran
materi lingkungan hidup dapat berlangsung dengan penuh makna , dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap lingkungan hidup.
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran
melalui lingkungan salah satunya dilaksanakan Afriani (2005) hasil penelitiannya
2

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan dapat


mengoptimalkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem, pemahamana siswa
tentang pembelajaran konsep ekosistem meningkat dilihat dari ketuntasan hasil
belajar siswa untuk postes siklus 1 dari 78% menjadi 86,9 % pada siklus 2, proses
selama pembelajaran sudah tergolong baik dan kinerja siswa selama proses
pembelajaran menjadi lebih baik. Hasil penelitian Mardiana (2001), bahwa belajar
dengan memanfaatkan taman sekolah mendapatkan hasil yang lebih baik, dalam
pembelajaran ekosistem pada siswa kelas 1 SLTP Negeri 4 Martapura yang diukur
dengan tes formatif. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan Sukamto (2001)
hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan STP Marsudi Wiyata dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan relajar Biologi kelas 1 dalam pokok bahasan
makhluk hidup, keanekaragaman makhluk hidup, keanekaragaman tumbuhan,
tumbuhan biji, ekosistem dan saling ketergantungan.
Menurut Afriyani (2005) menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar dalam pembelajaran tidak terlepas dari berbagai kendala, sehingga
perkembangannya terasa lambat. Belajar di luar kelas terkesan banyak menyita
waktu, tidak serius, dan ada juga yang berpandangan bahwa belajar di luar kelas
adalah tidak belajar. Pandangan-pandangan ini harus diubah karena sangat
merugikan kelangsungan proses pembelajaran. Untuk mengatasi kendala waktu
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pemanfataan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar, maka diformulasikan keterpaduan antara kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler.
Berdasarkan informasi dari guru biologi kelas 1 SMPN 1 Tamban,
pembelajaran biologi umumnya disampaikan dengan cara ceramah, walaupun
guru yang bersangkutan pernah mencoba membawa ke lingkungan, namun tanpa
menggunakan LKS dan pembagian kelompok. Cara penyampaian guru seperti ini
cenderung tidak melibatkan siswa secara aktif.
Konsep-konsep biologi yang disampaikan masih kurang dipahami oleh
siswa, hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa pada konsep ekosistem
memperoleh nilai rata-rata sebesar 58,4 pada tahun ajaran 2006-2007, dari nilai
ulangan harian ini ada 12 siswa yang tuntas secara individual, yakni yang
3

mencapai nilai ≥ 65, dan ini berarti siswa mencapai ketuntasan klasikal sebesar
40% sedangkan hasil relajar yang diharapkan dengan ketuntasan klasikal 85%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa konsep ekosistem ini cukup sulit,
karena banyaknya siswa yang belum tuntas belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka dianggap penting bagi peneliti untuk
mengadakan penelitian melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
pada konsep ekosistem untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIIA SMPN
1 Tamban tahun ajaran 2007/2008.

II. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Apakah dengan melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar dapat meningkatkan pemahaman konsep ekosistem pada
kelas VIIA SMPN 1 Tamban tahun ajaran 2007/2008?

III. BATASAN MASALAH


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada konsep ekosistem dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
2. Lingkungan sekitar sekolah yang dijadikan sebagai sumber belajar adalah
kebun, kolam, lahan kosong, parit, sungai, halaman sekolah, dan taman
sekolah.

IV. TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas VIIA SMPN 1 Tamban ajaran 2007/2008
melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar pada
konsep ekosistem.
4

V. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti, pihak
sekolah, guru biologi dan para siswa.
1. Peneliti yang bersangkutan dapat memiliki pengalaman untuk memanfaatkan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang dapat diterapkan
nantinya dalam kegiatan pembelajaran biologi.
2. Sekolah yang bersangkutan dapat memelihara lingkungan sekitar sekolah yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi kelangsungan kegiatan proses
belajar-mengajar.
3. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai salah satu
sumber belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan dan
memperjelas konsep-konsep biologi.
4. Siswa termotivasi dan terbantu dalam mengenal lingkungan sebagai salah satu
sumber belajar dalam pembelajaran.

VI. TINJAUAN PUSTAKA


6.1 Sumber Belajar
6.1.1 Pengertian Sumber Belajar
Edgar Dale (1969) dalam anonim (2007) seorang ahli pendidikan
mengemukakan sumber belajar adalah, ' segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk memfasilitasi belajar seseorang.' Pendapat lain dikemukakan oleh
Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu '
berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Menurut Rohani (1997) sumber belajar (learning resources) adalah
segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
5

6.1.2 Manfaat sumber belajar


Menurut Rohani (1997) manfaat sumber belajar antara lain meliputi :
1. Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta
didik.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau
dilihat secara langsung dan konkret.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
4. Dapat memberi infomasi yang akurat dan terbaru.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam
lingkup mikro maupun makro.
6. Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan
pemanfaatannya secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
6.1.3 Ciri-ciri sumber belajar
Menurut Rohani (1997) ciri-ciri sumber belajar antara lain meliputi :
1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar
mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat
mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku
sesuai dengan tujuan yang ada.
3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang
dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.
b. Tidak mempunyai tujuan instruksiona tujuan instruksional yang eksplisit.
c. Hanya dipergunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara
insidenta.
d. Dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.
4. Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai
dengan tersedianya media.
6

6.1.4 Pembagian sumber belajar


Menurut Rohani (1997) pembagian sumber belajar antara lain meliputi :
1. Sumber belajar cetak : buku, majalah, ensiklpedi, brosur, koran, poster, denah,
dan lain-lain.
2. Sumber belajar non cetak : fim, slide, video, model, boneka, audio kaset, dan
lain-lain.
3. Sumber belajar yang berupa fasilitas : audotorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan lain-
lain.
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi,
simulasi, permainan dan lain-lain.
5. Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat : taman, terminal,
dan lain-lain.
Pengelompokkan sumber-sumber belajar menurut Udin saripuddin dan
Winataputra dalam Djamarah & Zain (1995) dibedakan menjadi lima kategori,
yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media
pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang.
6.2 Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar
Menurut Susilo (2003) sumber belajar yang dipiih dari lingkungan
sekitar dapat berupa objek tempat tertentu, majalah, koran maupun brosur.
Lingkungan sekitar yaitu lingkungan rumah, sekolah, sawah atau hutan, dapat
digunakan sebagai sumber belajar yang baik. Oleh karena itu dalam mempelajari
lingkungan, sejauh mungkin mencari kesempatan untuk bisa belajar dari alam.
Pendidikan dalam lingkungan ini memberi kesempatan siswa untuk
mengumpulkan data dari kegiatan pengamatan, pembuatan sketsa, pemotretan,
wawancara dan pengukuran. Dalam mengembangkan pembelajaran biologi perlu
diingat bahwa lingkungan siswa sendiri adalah sumber belajar biologi yang sangat
berharga. Melalui lingkungan kelas, sekolah atau rumah akan sangat bearti bagi
siswa untuk berperan aktif dalam mengelola lingkungan mereka. Pendekatan
7

lingkungan diberikan agar siswa peduli terhadap lingkungan. Secara rinci siswa
memperoleh hal-hal berikut :
- peduli akan kualitas lingkungan
- sikap menghargai lingkungan
- rasa tanggung jawab atas tingkah laku mereka terhadap lingkungan
- kemauan untuk menilai pengaruh tingkah laku mereka terhadap lingkungan.
- antusias untuk menyelidiki aspek-aspek lingkungan.
- sikap hormat terhadap hal, kebutuhan, dan pendapat orang lain
- sikap menghargai kebutuhan adanya kerjasama lokal, nasional dan
internasional
- mencegah timbunya masalah dan mengatasi masalah lingkungan
- sikap menghargai karakter unik lingkungan Indonesia
- sikap menghargai sumbangan yang teah diberikan masyarakat terhadap
lingkungan.
Menurut Depdiknas (2003) dalam Sandhi (2007) laboratorium
lingkungan dapat bermakna kebun sekolah atau lahan/tanah yang dijadikan alat
perantara keberhasilan proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat lebih
berakar dalam pikiran keterampilan dan sikap anak. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
adalah mata pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari
tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Proses pembelajaran IPA
diharapkan memberi penekanan yang besar pada penguasaan kompetensi yang
disebut “life skill”, yang berarti kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problem hidup dan kehidupan kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Strategi pembelajaran IPA diharapkan
lebih mengedepankan pendekatan kontekstual, artinya lingkungan diharapkan
dapat sebagai sumber belajar dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi
siswa. lingkungan adalah sebuah ekosistem yang dapat dijadikan tempat
penelitian, merupakan sarana alamiah dan spesifik. Mengingat lapangan terbuka
8

dapat memberikan interaksi antar komponen (siswa dengan siswa, siswa dengan
guru atau sebaliknya) akan berlangsung dengan baik serta menempatkan guru
sebagai fasilitator dan motivator berlangsungnya pembelajaran di ruang terbuka.
Hal ini akan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa
sehingga pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat)
dibandingkan dengan penjelasan melalui ceramah.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah
dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif
dari diterapkannya pemanfaatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Ada empat pilar
pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be
(belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan
sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan yang
dikemas sedemikian rupa oleh guru. Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan
sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi
lingkungan sekitar (Suniarsih, 2007).
6.3 Kedudukan Konsep Ekosistem di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
Di dalam KTSP konsep ekosistem ini merupakan materi pelajaran
Biologi untuk SMPN kelas VIIA semester 2 dengan standar komptensi dan
kompetensi dasar adalah sebagai berikut :
Standar kompetensi 7.
: Memahami saling ketegantungan dalam ekosistem
Komptensi dasar 7.1
: Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
ekosistem
Indikator :7.1.1 Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem
dan menyatakan matahari merupakan sumber energi
utama.
7.1.2 Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan
dan jaring-jaring kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan suatu ekosistem.
9

6.4 Materi tentang Ekosistem


Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai
berikut :
6.4.1 Pengertian Ekosistem

Ekosistem merupakan hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup


dengan lingkungannya (makhluk tak hidup) membentuk suatu sistem. Sebuah
kebun, halaman sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah
masing-masing merupakan suatu ekosistem. Ilmu yang mempelajari ekosistem
adalah ekologi.

Seluruh ekosistem di permukaan bumi membentuk suatu ekosistem yang


sangat besar, yakni ekosistem dunia atau biosfer. Biosfer meliputi seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi beserta udara, air, dan tanah di sekitarnya.
6.4.2 Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Di dalam ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang


dinamakan individu, populasi, dan komunitas yang saling berinteraksi dengan
komponen benda tak hidup, misanya air dan udara.
1. Individu

Di dalam suatu habitat tidak hanya terdapat satu jenis makhluk hidup, melainkan
ada berbagai jenis makhluk hidup. Pada habitat perairan terdapat makhluk hidup,
yaitu ikan kecil, ikan lundu, ikan seluang, ikan gabus, ikan sepat, teratai,
kangkung, salvinia sp, ganggang dan hydrilla sp. Jumlah setiap jenis makhluk
hidup tersebut lebih dari satu. Satu ekor ikan gabus atau satu ekor ikan sepat
disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia.
Seorang manusia disebut individu. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal
(Sumarwan dkk.,2004).

2. Populasi

Ikan gabus yang hidup di kolam SMPN 1 Tamban jumlahnya lebih dari satu.
Demikian juga dengan tumbuhan air seperti Hydrilla sp, ganggang, Salvinia sp
dan teratai. Semua ikan sepat yang hidup di kolam tersebut disebut populasi ikan
10

sepat, semua Salvinia sp disebut populasi Salvinia sp, semua teratai disebut
populasi teratai, dan semua tumbuhan Hydrilla sp disebut populasi Hydrilla sp,
semua ganggang disebut disebut populasi ganggang. Populasi adalah kumpulan
individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu (Sumarwan
dkk.,2004).

Kepadatan Populasi

Jumlah individu sejenis atau anggota suatu popuasi pada suatu daerah
dengan luas tertentu disebut kepadatan populasi. Kepadatan populasi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kepadatan popuasi = banyaknya individu sejenis
Luas daerah yang ditempati
Kepadatan populasi dapat berubah karena beberapa hal berikut ini :

a. Kelahiran dan kematian. Kelahiran menyebabkan kepadatan populasi


meningkat, sedangkan kematian menyebabkan kepadatan populasi
menurun.

b. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut migrasi


masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang mengurangi populasi disebut
migrasi keluar (emigrasi).

Pada umumnya, kepadatan populasi tetap, karena jumlah kelahiran


biasanya diimbangi oleh jumlah kematian, dan migrasi keluar diimbangi oleh
migrasi masuk. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan yang besar pada
kepadatan populasi. Salah satu penyebabnya ialah perubahan atau kerusakan
lingkungan.
Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis habitat antara lain :
habitat air tawar, air asin, dan habitat darat.

3. Komunitas

Semua populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan
yang sama disebut komunitas. Misalnya populasi ikan gabus, populasi ikan kecil,
ikan sepat, populasi teratai, dan populasi Hydrilla sp di kolam merupakan anggota
11

komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi interaksi atau hubungan
timbal balik. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup
pada suatu daerah tertentu (Sumarwan dkk.,2004).

6.4.3 Saling hubungan antarkomponen ekosistem

Setiap ekosistem tersusun oleh benda-benda tak hidup dan makhluk hidup. Benda-
benda tak hidup merupakan komponen abiotik (a berati “tidak”, bio bearti
“hidup”) dari suatu ekosistem, dan makhluk hidup merupakan komponen biotik
dari ekosistem tersebut.
1. Peran komponen abiotik
Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap makhluk hidup antara lain tanah,
air, udara, cahaya matahari dan suhu.
2. Peran komponen biotik
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peran tertentu di dalam suatu ekosistem.
Peran ini berhubungan dengan cara-cara makhluk hidup tersebut memenuhi
kebutuhan makanannya. Ada makhluk hidup yang dapat membuat sendiri
makanannya, ada yang harus mengambil makanan dari makhluk hidup lain, dan
ada pula yang memperoleh makanannya dengan jalan menguraikan makhluk yang
telah mati. Berdasarkan cara memperoleh makanan itu, komponen biotik dari
suatu ekosistem dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu produsen (penghasil),
konsumen (pemakai), dan dekomposer (pengurai) (Muid & Kamajaya, 2007).

a). Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga
disebut organisme autotrof. Mereka mampu membentuk zat-zat organik dari zat
anorganik sederhana. Pembentukan makanan ini dapat melalui proses fotosintesis
dengan bantuan energi cahaya dan klorofil atau zat hijau daun.
Sebagai produsen, tumbuhan hijau menghasilkan makanan (karbohidrat)
dan O2 melalui proses fotosintesis. Makanan ini dimanfaatkan oleh tumbuhan
sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, produsen merupakan
sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. Sementara itu,
produsen menggunakan sumber energi matahari dalam proses fotosintesis.
12

Dengan demikian, matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan


(Sudjino, 2007).
b). Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam
tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat organik yang
telah dibentuk oleh produsen atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.
Zat-zat organik ini digunakan oleh konsumen sebagai sumber energi (Sudjino,
2007).
c). Pengurai
Semua makhluk hidup akhirnya akan mati. Daun-daun kering
berguguran, pohon-pohon tua tumbang, dan hewan-hewan mati menjadi bangkai.
Namun demikian, bumi tidak dipenuhi oleh sampah tumbuhan dan bangkai
hewan. Hal ini semua berkat adanya pengurai (dekomposer), yaitu konsumen
khusus, yang mengambil makanan dari bangkai atau makhluk hidup yang telah
mati. Bakteri dan jamur saprofit merupakan organisme yang termasuk
dekomposer.
6.4.4 Ketergantungan Antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai.

a. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan


1) Rantai makanan

Burung

dimakan

Belalang
dimakan
Pengura

Rumput

Gambar : Rantai makanan yang berlangsung di lahan kosong SMPN 1 Tamban


13

Urutan makan dan dimakan seperti pada gambar diatas membentuk suatu pola.
Pola-pola makan-memakan yang berurutan ini memberikan kesan saling mengait
seperti “rantai”. Oleh karena itu, pola seperti itu disebut rantai makanan. Dalam
makanan terdapat energi, proses makan dan dimakan pada dasarnya merupakan
proses perpindahan energi. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi
dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu (Sudjino, 2007).
2) Jaring-jaring makanan
Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja.
Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan
perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih
dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh sapi,
tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian, konsumen pada
suatu rantai makanan dapt menjadi anggota rantai makanan yang berbeda. Jadi,
rantai-rantai makanan dapat saling tumpang tindih atau saling berhubungan satu
sama lain membentuk suatu jaring-jaring yang simpang siur, dan disebut jaring-
jaring makanan. Jadi, kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut
jaring-jaring makanan (Muid & Kamajaya, 2007).

Burung

capung
Belalang
Jangkrik

Pengurai
Rumput

b. Piramida
Gambar Makanan dan
: Jaring-jaring Aliran
makanan Energi
yang terdapat di kebun sekitar SMPN 1 Tamban
14

1). Piramida makanan

Konsumen II Tingkat tropik III


Ikan gabus

Konsumen I Tingkat tropik II


Ikan kecil

Produsen Tingkat tropik I


alga

Gambar : Dasar piramida selalu ditempati oleh produsen dan jumlahnya paling banyak.

Dalam piramida makanan, produsen dan konsumen menduduki tingkat-


tingkat tertentu. Tingkatan-tingkatan tersebut dinamakan tingkat tropik. Produsen
menempati tingkat tropik 1, konsumen 1 menempati tingkat tropik 2, konsumen II
menempati tingkat tropik 3, dan seterusnya. Piramida makanan adalah komposisi
rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil (Sumarwan
dkk.,2004).
2). Aliran Energi
Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan dimakan yang
dilakukan organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Di dalam proses
makan dan dimakan tersebut juga berlangsung aliran energi.
Dalam jaring-jaring kehidupan, hanya sebagian kecil dari energi
mengalami perpindahan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya.
Energi yang tersimpan dalam produsen tidak seluruhnya akan pindah ke dalam
jaringan tubuh konsumen tingkat pertama. Dari sejumlah energi yang tersimpan
dalam jaringan, yang disimpan dalam tubuh konsumen kira-kira 10% saja. Energi
yang lain akan digunakan untuk gerak, aktivitas biologis, dan sebagian energi
hilang sebagai panas, sedangkan sebagian lagi tetap tersimpan dalam makanan
yang tidak tercena dan keluar sebagai kotoran. Pendek kata, setaip kali energi
terlibat dalam suatu kegiatan hidup, selalu ada sebagian yang diepaskan ke alam
15

bebas. Jadi, dalam proses makan dan dimakan terjadi aliran energi antarkomponen
biotiknya (Sudjino, 2007).

VII. METODE PENELITIAN


7.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan tekhnik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007).

7.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN 1 Tamban tahun
ajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 14
perempuan dan 8 laki-laki.

7.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari 2008
sampai dengan Juni 2008 yang bertempat di SMPN 1 Tamban, Jl. Purwosari 1 Km
7 Kecamatan Tamban Kab. Batola. Kode pos 70566.
7.4 Rencana Penelitian
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing-masing siklus 1
kali pertemuan. Siklus 1 menjelaskan sub konsep satuan makhluk hidup dalam
ekosistem dan saling hubungan antar komponen ekosistem sedangkan pada siklus
2 menjelaskan ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai. Waktu
belajar efektif sebanyak 4 jam pelajaran kegiatan intrakurikuer dan 1 jam
pelajaran kegiatan kokurikuler. Hal ini dilakukan karena pembelajaran ini
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga menuntut siswa
keluar kelas dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Hal ini menimbulkan
konsekuensi pembelajaran dilakukan di luar jadwal pelajaran sekolah, namun
demikian hal ini sudah disepakati oleh guru biologi dengan pimpinan sekolah.
16

Tabel. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan
Perte Pembelajaran
Siklus Indikator Khusus Materi Tempat
muan
(Pada produk)
Mengidentifik a. Siswa dapat
asikan satuan- menjelaskan
satuan dalam pengertian
ekosistem dan ekosistem
menyatakan b. Siswa dapat
matahari menjelaskan
merupakan tentang individu
sumber energi c. Siswa dapat
utama. menjelaskan
tentang populasi
d. Siswa dapat
menjelaskan
tentang Satuan-satuan
komunitas makhluk hidup
e. Siswa dapat dalam
menjelaskan ekosistem dan
1 1 Di luar kelas
komponen biotik saling
f. Siswa dapat hubungan
menjelaskan antarkomponen
komponen ekosistem
abiotik
g. Siswa dapat
menjelaskan
tentang
konsumen
h. Siswa dapat
menjelaskan
tentang produsen
i. Siswa dapat
menjelaskan
tentang pengurai

2 2 Menggambar- a. Siswa dapat Ketergantungan Di luar kelas


kan dalam menjelaskan antara
bentuk rantai makanan. produsen,
diagram rantai b. Siswa dapat konsumen, dan
makanan dan membuat pengurai.
jaring-jaring diagram rantai
kehidupan makanan
berdasar hasil c. Siswa dapat
pengamatan menjelaskan
suatu jaring-jaring
ekosistem. makanan.
d. Siswa dapat
membuat jaring-
jaring makanan.
e. Siswa dapat
menjelaskan
17

piramida
makanan.
f. Siswa dapat
membuat
piramida
makanan
g. Siswa dapat
mengetahui
dalam proses
makan dan
dimakan
berlangsung
aliran energi.

7.4.1 Siklus 1

Refleksi awal
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman belajar guru, dapat
diuraikan refleksi awal sebagai berikut :
(1) Siswa SMP secara umum memperoleh pembelajaran biologi dari gurunya
melalui pendekatan konsep melalui ceramah, walaupun guru pernah
membawa ke lingkungan namun hanya sebagai pengamatan saja tidak
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(2) Lingkungan sekitar sekolah dan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) yang sangat mendukung pembelajaran pada konsep
ekosistem ini.

Proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus 1


terdapat 1 kali pertemuan, yakni sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan
Pada siklus 1 membahas sub konsep satuan makhluk hidup dalam
ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang didahului oleh
perencanaan yang meliputi :
1. Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban untuk dijadikan lokasi pembelajaran.
18

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub konsep


satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan saling hubungan
antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar.
3. Menyusun LKS tentang satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan saling
hubungan antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
4. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya selanjutnya
disampaikan kepada guru bidang studi untuk dipelajari, didiskusikan dan
diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang
tersedia.
5. Menyusun soal-soal evaluasi yang akan diujikan secara tertulis kepada
siswa pada setiap kali pertemuan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


1. Siswa telah diberi tugas membaca bahan ajar (buku paket) di rumah
sebelum materi tersebut akan dibahas, maksudnya agar konsep yang
dipelajari telah dipahami oleh siswa sehingga diperoleh kesiapan belajar.
2. Siswa di ajak menuju lokasi yang telah ditetapkan dalam pembelajaran
pada siklus 1, menetapkan anggota kelompok dan mempelajari LKS.
3. Kegiatan pembelajaran, secara umum dalam kegiatan ini siswa melakukan
pengamatan, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab
soal-soal.

c. Observasi dan Evaluasi Tindakan


Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi terhadap pelaksanaan PTK dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas dan respon siswa serta guru dari modifikasi Borich
(1995) dalam Supramono.
2. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa (post
test dan pre test) dan kemampuan siswa dalam memahami LKS. Data ini
19

dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi pada siklus


berikutnya.

d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 dan
menjadi pertimbangan untuk memasuki pada siklus 2. Pertimbangan yang
dilakukan bilamana dijumpai satu komponen di bawah ini yang belum terpenuhi,
yaitu sebagai berikut :
a. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 % dan ketuntasan klasikal jika ≥
85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes
hasil belajar (pre test dan post test).
b. Hasil pemahaman terhadap LKS tergolong baik (76-100) (Arikunto, 1998).

7.4.2 Siklus 2
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus 2 ini terdapat 1 kali
pertemuan, yakni sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus 2 membahas sub konsep ketergantungan antara produsen,
konsumen, dan pengurai berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar yang didahului oleh perencanaan yang meliputi :
1. Peneliti melakukan penjelajahan lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban untuk dijadikan lokasi pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub
konsep ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai
berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar.
3. Menyusun LKS tentang sub konsep ketergantungan antara produsen,
konsumen, dan pengurai berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar.
20

4. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya selanjutnya


sampaikan kepada guru bidang studi untuk dipelajari, didiskusikan dan
diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang
tersedia.
5. Menyusun soal-soal evaluasi yang akan diujikan secara tertulis kepada
siswa pada setiap kali pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Siswa telah diberi tugas membaca bahan ajar (buku paket) di rumah sebelum
materi tersebut akan dibahas, maksudnya agar konsep yang dipelajari telah
dipahami oleh siswa sehingga diperoleh kesiapan belajar.
2. Siswa di ajak menuju lokasi yang telah ditetapkan dalam pembelajaran pada
siklus 1, menetapkan anggota kelompok, dan mempelajari LKS.
3. Kegiatan pembelajaran, secara umum dalam kegiatan ini siswa melakukan
pengamatan, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal-
soal.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi terhadap pelaksanaan PTK dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas dan respon siswa serta guru dari modifikasi Borich (1995) dalam
Supramono.
2. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa (post test
dan pre test) dan kemampuan siswa dalam memahami LKS.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap inilah hasil peneitian akan tampak, apakah semua indikator yang
dirancang dalam penelitian ini akan berhasil atau tidak.
7.5 Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
meliputi LKS dan alat evaluasi hasi belajar yang berpedoman pada indikator
masing-masing rencana pelaksanaan pembelajaran. Instrumen ini merupakan
seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, langkah-langkah
penyusunan instrumennya adalah sebagai berikut :
21

(1) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus berdasarkan rambu-rambu dalam


silabus kurikulum IPA SMP 2006.

(2) Menyusun instrumen LKS sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

(3) Menyusun soal berdasarkan tujuan khusus yang telah dirumuskan dan kisi-kisi
soal sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dilengkapi dengan
kunci jawaban.

7.6 Validasi Instrumen


Validasi instrumen dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi dan dosen
pembimbing.

7.7 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari :

1. Sumber data

Sumber data penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari :

b. Hasil belajar siswa melalui tes hasil belajar (pre test dan post test) dan
nilai yang diperoleh berupa peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari
hasil pre test dan pos test.

c. Hasil pemahaman siswa melalui LKS pada setiap kali pertemuan.

d. Lembar observasi aktivitas dan respon dari siswa serta guru dalam
kegiatan pembelajaran.

2. Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah kuantitatif dan kualitatif.

3. Cara pengambilan data

b. Data kuantitaif diperoleh dari : data kemampuan siswa yang diambil dari
hasil pre test dan post test dan kemampuan mengerjakan soal LKS
menggunakan katagori baik (76-100%), cukup (56-75%), kurang baik (40-
55%) dan tidak baik (kurang dari 40%) (Arikunto, 1998).
22

c. Data kualitatif diperoleh dari penggunaan lembar observasi aktivitas dan


respon siswa serta guru dalam kegiatan pembelajaran.

7.8 Teknik Analisis Data


Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

(1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar (pre test dan post test) dengan cara persentase yaitu dengan
menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa
tersebut mampu mencapai niai 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang
memperoleh nilai 65 ini jumahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan
masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut
dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal
dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah nilai
Ketuntasan individual = x 100 %
Jumlah nilai maksimal

Jumlah siswa yang tuntas belajar


Ketuntasan klasikal = x 100 %
Jumlah seluruh siswa
Keterangan:

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan > 65

Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan > 65

(2) Data hasil pemahaman siswa terhadap soal-soal LKS yang diterjemahkan
menggunakan katagori baik (76-100%), cukup (56-75%), kurang baik (40-
55%) dan tidak baik (kurang dari 40%) (Arikunto, 1998).

(3) Data kualitatif diperoleh dari penggunaan lembar observasi aktivitas dan
respon siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara
deskriptif.

7.9 Indikator Keberhasilan Penelitian


23

Indikator keberhasian dari penelitian ini adalah apabila ada peningkatan


hasi dari setiap siklus.

1. Jika siswa mencapai ketuntasan individual > 65, dan jumlah siswa yang
mencapai niai tersebut sebanyak 85%.
2. Jika hasil pemahaman siswa terhadap LKS yang diperoleh tergolong baik (76-
100).

7.10Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X X X
2 Pelaksanaan Penelitian X
3 Pengolahan Data X X
4 Penyusunan Skripsi X
24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Mengenal Sumber Belajar. http://pena-


deni.blogspot.com/2007/04/mengenal-sumber-belajar.html.

Afriyani, Erma. 2005. Upaya Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Ekosistem


Siswa Kelas VII SMP 1 Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran
2004/2005 dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan. Skripsi.
Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM, Banjarmasin. (tidak
dipublikasikan).

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaifu Bahri & Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta, Banjarmasin.

Mardiana, N. 2001. Hasil Belajar Konsep Ekosistem dengan Pemanfaatan


Taman Sekolah Siswa Kelas 1 pada SLTPN 4 Martapura. Malakah.
Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM, Banjarmasin. (tidak
dipublikasikan).

Mastur, Zaenuri. 2007. Model Pembelajaran Lingkungan


http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/16/kha1.htm.

Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.

Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta, Jakarta.

Sandhi S, Aris. 2007. Pemanfaatan Laboratorium Lingkungan sebagai Media


Pembelajaran IPA yang Bernilai Edukatif dan
Ekonomis.http://iyoyee.wordpress.com/2007/11/08/artikel-non-
penelitian-1.

Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.

Sukamto, S. 2001. Inventarisasi Komponen Biotik dan Abiotik di Lingkungan


Sekolah sebagai Sumber Belajar Mengajar Biologi Kelas 1 SLTP Marsudi
25

Wiyata Banjarmasin. Malakah. Program Sarjana S-1 Biologi FKIP


UNLAM, Banjarmasin. (tidak dipublikasikan).

Susilo, Herawati. 2003. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka, Jakarta.
Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semseter 2. Erlangga,
Jakarta.

Siniarsih, UU. 2007. Lingkungan Sumber Belajar yang Terlupakan.


http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/18/99forumguru.htm.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka,


Jakarta.
26

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus 1)

Satuan pendidikan : SMP


Mata pelajaran : Sains Biologi
Konsep : Ekosistem
Sub Konsep Satuan-Satuan
: Makhluk Hidup Dalam
Ekosistem dan Saling Hubungan
Antarkomponen Ekosistem
Kelas/Semester : VII/II (dua)
Alokasi Waktu : 3 JP (3 x 40 menit)

A. Standar Kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan hubungan antar
komponen ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Produk :
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian ekosistem
b. Siswa dapat mengidentifikasi komponen pada ekosistem yang diamati
c. Siswa dapat menguraikan pengertian individu, populasi dan komunitas
d. Siswa dapat menentukan suatu jenis ekosistem yang diamati.
e. Siswa dapat menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik
f. Siswa dapat menentukan organisme yang berperan dalam produsen,
konsumen, dan pengurai
II. Proses/Psikomotor
a. Siswa melakukan pengamatan melalui pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah.
b. Siswa dapat menjawab LKS yang diberikan secara berkelompok sesuai
tugasnya masing-masing.
c. Siswa dapat mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil pengamatan.
III. Afektif/ Keterampilan Sosial Yang Diatihkan.
Siswa dapat menunjukkan pendapatnya secara tertulis dan lisan cara kerja
kelompoknya dalam mengerjakan LKS melalui pengamatan mengenai satuan-
satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan saling hubungan antarkomponen
ekosistem.
E. Materi
27

Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai


berikut :
6.4.5 Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya (makhluk tak hidup) membentuk suatu sistem. Sebuah
kebun, halaman sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah
masing-masing merupakan suatu ekosistem. Ilmu yang mempelajari ekosistem
adalah ekologi.
Seluruh ekosistem di permukaan bumi membentuk suatu ekosistem yang
sangat besar, yakni ekosistem dunia atau biosfer. Biosfer meliputi seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi beserta udara, air, dan tanah di sekitarnya.
6.4.6 Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang
dinamakan individu, populasi, dan komunitas yang saling berinteraksi dengan
komponen benda tak hidup, misanya air dan udara.
4. Individu
Di dalam suatu habitat tidak hanya terdapat satu jenis makhluk hidup, melainkan
ada berbagai jenis makhluk hidup. Pada habitat perairan terdapat makhluk hidup,
yaitu ikan kecil, ikan lundu, ikan seluang, ikan gabus, ikan sepat, teratai,
kangkung, salvinia sp, ganggang dan hydrilla sp. Jumlah setiap jenis makhluk
hidup tersebut lebih dari satu. Satu ekor ikan gabus atau satu ekor ikan sepat
disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia.
Seorang manusia disebut individu. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal
(Sumarwan dkk.,2004).
5. Populasi
Ikan gabus yang hidup di kolam jumlahnya lebih dari satu. Demikian juga dengan
tumbuhan air seperti Hydrilla sp, eceng gondong, kangkung dan teratai. Semua
ikan seluang yang hidup di kolam tersebut disebut populasi ikan seluang, semua
eceng gondok disebut populasi eceng gondok, semua teratai disebut populasi
teratai, dan semua tumbuhan Hydrilla sp disebut populasi Hydrilla sp. Populasi
adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu
(Sumarwan dkk.,2004).
Kepadatan Populasi
Jumlah individu sejenis atau anggota suatu popuasi pada suatu daerah
dengan luas tertentu disebut kepadatan populasi. Kepadatan populasi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kepadatan popuasi = banyaknya individu sejenis
Luas daerah yang ditempati
Kepadatan populasi dapat berubah karena beberapa hal berikut ini :
28

c. Kelahiran dan kematian. Kelahiran menyebabkan kepadatan populasi


meningkat, sedangkan kematian menyebabkan kepadatan populasi
menurun.
d. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut migrasi
masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang mengurangi populasi disebut
migrasi keluar (emigrasi).
Pada umumnya, kepadatan populasi tetap, karena jumlah kelahiran
biasanya diimbangi oleh jumlah kematian, dan migrasi keluar diimbangi oleh
migrasi masuk. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan yang besar pada
kepadatan populasi. Salah satu penyebabnya ialah perubahan atau kerusakan
lingkungan.
Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis habitat antara lain :
habitat air tawar, air asin, dan habitat darat.
6. Komunitas
Semua populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan
yang sama disebut komunitas. Misalnya populasi ikan gabus, populasi ikan kecil,
ikan sepat, populasi teratai, dan populasi Hydrilla sp di kolam merupakan anggota
komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi interaksi atau hubungan
timbal balik. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup
pada suatu daerah tertentu (Sumarwan dkk.,2004).
6.4.7 Saling hubungan antarkomponen ekosistem
Setiap ekosistem tersusun oleh benda-benda tak hidup dan makhluk hidup. Benda-
benda tak hidup merupakan komponen abiotik (a berati “tidak”, bio bearti
“hidup”) dari suatu ekosistem, dan makhluk hidup merupakan komponen biotik
dari ekosistem tersebut.
1. Peran komponen abiotik
Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap makhluk hidup antara lain tanah,
air, udara, cahaya matahari dan suhu.
2. Peran komponen biotik
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peran tertentu di dalam suatu ekosistem.
Peran ini berhubungan dengan cara-cara makhluk hidup tersebut memenuhi
kebutuhan makanannya. Ada makhluk hidup yang dapat membuat sendiri
makanannya, ada yang harus mengambil makanan dari makhluk hidup lain, dan
ada pula yang memperoleh makanannya dengan jalan menguraikan makhluk yang
telah mati. Berdasarkan cara memperoleh makanan itu, komponen biotik dari
suatu ekosistem dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu produsen (penghasil),
konsumen (pemakai), dan dekomposer (pengurai) (Muid & Kamajaya, 2007).
F. Pembelajaran
Sumber pembelajaran : Lingkungan sekitar sekolah (kebun, halaman
sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan
taman sekolah)
Pendekatan : Kooperatif
Model : Belajar bersama
29

Metode : Observasi, diskusi dan tanya jawab


Langkah-langkah pembelajaran:
1. Pendahuluan (±20 menit)
a. Mengucapkan salam pembuka dan mempresensi siswa
b. Melakukan appersepsi dengan cara menggali kemampuan dasar siswa
c. Mengadakan pre test
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa
dalam belajar (fase 1)
e. Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini
siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar yaitu kebun, halaman sekolah, kolam,
parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah (fase 2)
f. Guru mengorganisasi siswa untuk belajar dengan membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kooperatif dengan lokasi pengamatan yang
masing-masing pada setiap kelompok, kemudian membagi LKS
kepada kelompok siswa untuk melakukan pengamatan.
2. Inti Pembelajaran (±95 menit)
g. Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban sesuai dengan kelompoknya masing-masing..
h. Membimbing dan mengawasi siswa melakukan pengamatan,
mendeskripsikan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan (fase 3)
i. Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatannya kemudian
melakukan diskusi. Guru meminta salah seorang siswa yang mewakili
kelompok menyampaikan hasil pengamatannya, sementara kelompok
lain menanggapinya (fase 4)
j. Guru bersama siswa mendiskusikan langkah-langkah pengamatan yang
telah dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip
penting materi.
k. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran
yang telah dipelajari, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pelajaran selanjutnya.
l. Memberikan penghargaan pada hasil belajar siswa, baik individu
maupun keompok (fase 5)
3. Penutup
m. Guru mengadakan pos test untuk te individual.
n. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

G. Penilaian
1. Kognitif : melalui tes individual yaitu pre test dan post test
2. Psikomotor/Proses
Dilakukan guru pada saat siswa melakukan pengamatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan LKS secara
berkelompok.

H. Referensi
30

Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.
Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.
Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semseter 2. Erlangga,
Jakarta.
Lampiran 2
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Kelompok :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.

Petunjuk :
a. Pergilah pada lokasi pengamatan yang sudah ditentukan! Untuk pengamatan
pada lokasi perairan (kolam, parit dan sungai) silahkan masing-masing
kelompok untuk mengambil peralatan yang sudah disediakan yaitu mikroskop,
kaca benda, kaca penutup, pinset, dan tissue.
b. Amati segala sesuatu yang ada lokasi pengamatan kalian tersebut!
c. Catat semua nama tiap jenis komponen yang kalian temukan.
d. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel 1 dan 2 di bawah ini!
e. Diskusikan jawabannya bersama teman kelompokmu dan presentasikan di
depan kelas.

Hasil Pengamatan :
Tabel 1
No Makhluk Hidup Makhluk Tak Hidup

A. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Berdasarkan hasil pengamatan kalian jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah


ini :
1. Berapa jenis makhluk hidup yang ada di lokasi pengamatan kalian? Coba
kalian sebutkan! Lalu bagaimana menurut kalian pengertian individu?
2. Setelah kalian menemukan individu tumbuhan dan hewan pada lokasi
pengamatan menurut pendapat kalian makhluk hidup yang manakah memiliki
populasi terbesar?
31

a. Bagaimana pengertian populasi menurut pendapat kalian?


b. Hitunglah salah satu kepadatan populasi yang kalian dapat jika luas lokasi
pengamatan kalian 1m x 1m!
c. Apakah pengertian habitat menurut pendapat kalian?
3. Setelah kalian menemukan individu dan populasi dari makhluk hidup di atas,
tentu kalian jumpai komunitas. Tentukan 1 komunitas yang kalian temukan!
Nama Populasi Nama Individu

Komunitas apa yang tepat untuk menyebutkan temuan-temuan pada kolom


yang kalian isi?...................
4. Berdasarkan hasil pengamatan kalian mengenai individu, populasi dan
komunitas kalian dapat menjelaskan ekosistem. Kemudian isilah kolom di
bawah ini.

Nama komunitas Nama populasi Nama individu

a. Apakah nama ekosistem yang tepat untuk menyebutkan temuan-temuan


pada lokasi yang kalian amati?
b. Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, jelaskan pengertian
ekosistem menurut pendapat kalian!

B. Saling Hubungan Antarkomponen Ekosistem

1. Sebutkan komponen biotik dan abiotik yang menyusun ekosistem berdasarkan


pengamatan pada tabel 1 dengan mengisi kolom di bawah ini!

Tabel 2
No Nama makhluk hidup/benda Biotik Abiotik
32

2. Sebutkan komponen biotik yang mampu membuat makanan sendiri.


3. Sebutkan komponen biotik yang bertindak sebagai konsumen!
4. Apakah dalam pengamatan kalian ada ditemukan jamur atau bakteri yang
berperan sebagai pengurai?jika ada tulis ya, jika tidak ada, bagaimana kalian
bisa menunjukkan adanya komponen abiotik sebagi pengurai?
5. Komponen abiotik apa saja yang kalian temukan pada masing-masing lokasi
pengamatan kelompok kalian?

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Siklus 2)

Satuan pendidikan : SMP


Mata pelajaran : Sains Biologi
Konsep : Ekosistem
Sub Konsep Ketergantungan
: antara produsen, konsumen dan
pengurai
Kelas/Semester : VII/II (dua)
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 40 menit)

A. Standar Kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

B. Kompetensi Dasar
Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

C. Indikator
Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu ekosistem.

D. Tujuan Pembelajaran Khusus

I. Produk :
a. Siswa dapat membuat diagram rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan berdasarkan pengamatan
b. Siswa dapat menguraikan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan
dan piramida makanan.
c. Siswa dapat menjelaskan dalam proses makan dan dimakan berlangsung
aliran energi.

II. Proses/Psikomotor :
33

a. Siswa dapat menjawab LKS berdasarkan hasil pengamatan yang telah


dilakukan pada pertemuan pertama secara berkelompok.
b. Siswa dapat mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil pengamatan.

III. Afektif/Keterampilan Sosial Yang Dilatih :


Siswa dapat menunjukkan pendapatnya secara tertulis dan lisan cara kerja
kelompoknya dalam mengerjakan LKS melalui pengamatan mengenai satuan-
satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

E. Materi
A. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
1. Rantai makanan

Gambar : Rantai makanan yang berlangsung di lahan kosong SMPN 1 Tamban.


Urutan makan dan dimakan seperti pada gambar diatas membentuk suatu pola.
Pola-pola makan-memakan yang berurutan ini memberikan kesan saling
mengait seperti “rantai”. Oleh karena itu, pola seperti itu disebut rantai
makanan. Dalam makanan terdapat energi, proses makan dan dimakan pada
dasarnya merupakan proses perpindahan energi. Rantai makanan adalah
perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu (Sudjino, 2007).

2. Jaring-jaring makanan
Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja.
Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan
perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh
lebih dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh
sapi, tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian,
konsumen pada suatu rantai makanan dapt menjadi anggota rantai makanan
yang berbeda. Jadi, rantai-rantai makanan dapat saling tumpang tindih atau
saling berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaring-jaring yang
34

simpang siur, dan disebut jaring-jaring makanan. Jadi, kumpulan rantai


makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan (Muid &
Kamajaya, 2007).

Gambar : Jaring-jaring makanan yang terdapat di kebun sekitar SMPN 1 Tamban.


B. Piramida Makanan dan Aliran Energi
1). Piramida makanan
35

Gambar : Dasar piramida selalu ditempati oleh produsen dan jumlahnya paling banyak.
Dalam piramida makanan, produsen dan konsumen menduduki tingkat-
tingkat tertentu. Tingkatan-tingkatan tersebut dinamakan tingkat tropik.
Produsen menempati tingkat tropik 1, konsumen 1 menempati tingkat tropik 2,
konsumen II menempati tingkat tropik 3, dan seterusnya. Piramida makanan
adalah komposisi rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil
(Sumarwan dkk.,2004).

2). Aliran Energi


Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan dimakan yang dilakukan
organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Di dalam proses makan dan
dimakan tersebut juga berlangsung aliran energi.
Dalam jaring-jaring kehidupan, hanya sebagian kecil dari energi
mengalami perpindahan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya.
Energi yang tersimpan dalam produsen tidak seluruhnya akan pindah ke dalam
jaringan tubuh konsumen tingkat pertama. Dari sejumlah energi yang
tersimpan dalam jaringan, yang disimpan dalam tubuh konsumen kira-kira
10% saja. Energi yang lain akan digunakan untuk gerak, aktivitas biologis,
dan sebagian energi hilang sebagai panas, sedangkan sebagian lagi tetap
tersimpan dalam makanan yang tidak terkena dan keluar sebagai kotoran.
Pendek kata, setaip kali energi terlibat dalam suatu kegiatan hidup, selalu ada
sebagian yang diepaskan ke alam bebas. Jadi, dalam proses makan dan
dimakan terjadi aliran energi antarkomponen biotiknya (Sudjino, 2007).

F. Pembelajaran
Sumber pembelajaran : Lingkungan sekitar sekolah (kebun, halaman
sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan
taman sekolah)
Pendekatan : Kooperatif
Model : Belajar bersama
Metode : Observasi, diskusi dan tanya jawab
Kegiatan pembelajaran:
Langkah-langkah pembelajaran:
I. Pendahuluan (±20 menit)
a. Mengucapkan salam pembuka dan mempresensi siswa
b. Melakukan appersepsi dengan cara mengulang materi pelajaran yang
telah lalu.
c. Mengadakan pre test
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa
dalam belajar (fase 1)
e. Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini
siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar yaitu kebun, halaman sekolah, kolam,
parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah (fase 2)
36

f. Guru mengorganisasi siswa untuk belajar dengan membagi siswa


dalam kelompok-kelompok kooperatif dengan lokasi pengamatan yang
masing-masing pada setiap kelompok, kemudian membagi LKS
kepada kelompok siswa untuk melakukan pengamatan.
II. Inti Pembelajaran (±95 menit)
g. Guru mengajak siswa ke lokasi lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
h. Membimbing dan mengawasi siswa melakukan pengamatan,
mendeskripsikan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan (fase 3)
b. Guru membimbing siswa menyusun hasil pengamatannya kemudian
melakukan diskusi. Guru meminta salah seorang siswa yang mewakili
kelompok menyampaikan hasil pengamatannya, sementara kelompok
lain menanggapinya (fase 4)
c. Guru bersama siswa mendiskusikan langkah-langkah pengamatan yang
telah dilakukan siswa, kemudian mendiskusikan prinsip-prinsip
penting materi.
d. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran
yang telah dipelajari, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pelajaran selanjutnya.
e. Memberikan penghargaan pada hasil belajar siswa, baik individu
maupun keompok (fase 5)
III. Penutup
f. Guru mengadakan pos test untuk te individual.
g. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

G. Penilaian
1. Kognitif : melalui tes individual yaitu pre test dan post test
2. Psikomotor/Proses :
Dilakukan guru pada saat siswa melakukan pengamatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan LKS secara
berkelompok.

H. Referensi

Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.
Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.
Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semseter 2. Erlangga,
Jakarta.
37

Lampiran 5
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Kelompok :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.

Petunjuk :
a. Pergilah pada lokasi pengamatan yang sudah ditentukan! Untuk pengamatan
pada lokasi perairan (kolam, parit dan sungai) silahkan masing-masing
kelompok untuk mengambil peralatan yang sudah disediakan yaitu mikroskop,
kaca benda, kaca penutup, pinset, dan tissue.
b. Amati segala sesuatu yang ada lokasi pengamatan kalian tersebut!
c. Catat semua nama tiap jenis tumbuhan maupun hewan serta pemangsa yang
kalian temukan.
d. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel di bawah ini!
e. Susunlah urutan proses makan dan dimakan pada ekosistem lokasi
pengamatan kelompok kalian masing-masing!
f. Diskusikan jawabannya bersama teman kelompokmu dan presentasikan di
depan kelas.

Ekosistem : ……………..

No Jenis Tumbuhan Pemangsa No Jenis Hewan Pemangsa


38

Pertanyaan
Dari data yang diperoleh maka terdapat pertanyaan :
1. Buatlah beberapa rantai makanan yang mungkin terjadi dalam ekosistem yang
kalian amati tersebut! Lalu jelaskan pengertian rantai makanan.
2. Hubungkanlah rantai-rantai tersebut hingga membentuk jaring-jaring
makanan! Dari kegiatan ini kalian dapat menjelaskan apa pengertian jaring-
jaring makanan?
3. Isilah kotak-kotak di bawah ini berdasarkan tumbuhan dan hewan yang kamu
jumpai sesuai dengan kedudukan daam piramida makanan!

Konsumen tingkat II

Konsumen tingkat I

Produsen

4. Mengapa proses makan dan dimakan dikatakan sebagai proses aliran energi?
39

Lampiran 6
Soal-Soal Evaluasi Siklus 1

Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,
b, c, atau d.

1. Jika dalam kolam dijumpai makhluk hidup berupa ikan kecil, ikan sepat, ikan
gabus, dan beberapa tumbuhan air yakni teratai, Hydrilla p, Salvinia sp,
kemudian mereka berinteraksi dengan lingkungan kolam, maka kolam
membentuk…..
a. Populasi c. Individu
b. Komunitas d. Ekosistem
2. Satuan makhluk hidup tunggal disebut ……
a. ekosistem c. individu
b. populasi d. komunitas
3. Dibawah ini merupakan contoh individu adalah ……
a. sebatang pohon kelapa c. lima ekor capung
b. tiga ekor belalang d. dua ekor kupu-kupu

perhatikan soal cerita di bawah ini untuk menjawab soal no. 3 sampai 6.
Pada ekosistem kebun pada lingkungan sekitar sekolah SMPN 1 Tamban yang
kalian amati dengan luas 200m2 terdapat dua pohon mangga, sebatang pohon
kelapa, dua ekor burung, lima ekor kumbang, tiga ekor jangkrik, lima ekor
belalang, tujuh ekor capung dan dua puluh ekor semut.

4. Berdasarkan cerita di atas, ada berapa macam populasi yang dijumpai di


tempat tersebut?
a. 4 b. 5 c. 6 d. 7
5. Populasi apakah yang paling padat pada tempat tersebut?
a. pohon mangga c. dua puluh ekor semut
b. sebatang pohon kelapa d. dua ekor burung
6. Berapakah kepadatan populasi kumbang?
a. 5 ekor kumbang/200 m2 c. 5 ekor kumbang/250 m2
b. 6 ekor kumbang/250 m2 d. 6 ekor kumbang /200 m2
7. Banyaknya individu sejenis dalam setiap satuan luas daerah tertentu disebut…
a. pertambahan populasi c. keanekaragaman individu
b. kesamaan individu d. kepadatan populasi
8. Yang bukan merupakan anggota komunitas di tempat tersebut adalah …….
40

a. mangga dan kelapa c. jangkrik dan belalang


b. kelapa saja d. capung dan kumbang
9. Komunitas dalam sungai dapat ditunjukkan oleh ……
a. Bunga asoka c. kumpulan beberapa jenis ikan
b. sekelompok ulat seluang
d. beberapa semut
10. Yang menjadi komponen ekosistem adalah …..
a. biotik dan abiotik
b. hewan dan lingkungan
c. hewan dan tumbuhan
d. hewan dan biotik
11. Ada beberapa komponen ekosistem sebagai berikut :
(1) Rumput, air dan udara
(2) Udara, tanah dan air
(3) Batu, semut dan oksigen
(4) Oksigen dan air
(5) Karbon dioksida dan oksigen
Diantara komponen ekosistem di atas yang termasuk komponen abiotik yaitu
a. 1), 2) dan 3) c. 2), 4) dan 5)
b. 1), 4) dan 5) d. 3), 4) dan 5)
12. Salah satu komponen abiotik yang mempengaruhi kesuburuan tanah yaitu ….
a. suhu c. batu
b. tanaman d. kandungan mineral
13. Organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga
mendapatkannya dari makhluk hidup lain disebut …..
a. autotrof c. O2 dan makanan
b. heterotrof d. Zat makanan dan air
14. Di bawah ini yang bukan termasuk konsumen adalah ….
a. belalang c. rumput
b. capung d. jangkrik
15. Berikut ini adalah pengertian omnivora….
a. hewan pemakan tumbuhan
b. hewan pemakan daging
c. hewan pemakan tumbuhan dan daging
d. hewan pemakan yang bukan pemakan daging
16. Di dalam kolam air tawar di depan pada lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban djumpai komponen abiotik, kecuali…
a. Ikan kecil
b. Ikan sepat
c. Ikan gabus
d. Ikan bandeng
17. Tumbuhan yang mengandung klorofil disebut produsen, karena …..
a. hidupnya memerlukan cahaya matahari
b. diperlukan oleh konsumen
c. dapat membuat sendiri makanannya
d. dapat menyerap karbon dioksida dari udara
41

18. Organisme yang bertindak sebagai produsen yaitu ……


a. pohon mangga, pohon kelapa c. pohon kelapa, ikan gabus dan
dan semut semut
b. pohon mangga, belalang dan d. rumput, kangkung dan teratai.
capung
19. Pada ekosistem lahan kosong SMPN 1 Tamban terdapat beberapa jenis
makhluk hidup : rumput, burung, capung, dan belalang, yang berfungsi
sebagai produsen adalah …..
a. belalang c. rumput
b. burung d. capung
20. Organisme yang telah mati akan diuraikan oleh …..
a. dekomposer c. predator
b. konsumen d. produsen
42

Lampiran 7

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 1

No. TPK Ranah Kognitif


Jawaban
(Produk) No Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
a 1 √ A
b,c 2 √ C
3 √ A
4 √ D
5 √ C
6 √ A
7 √ D
8 √ B
9 √ C
e 10 √ A
11 √ C
12 √ D
f 13 √ B
14 √ C
15 √ C
16 √ D
17 √ C
18 √ D
B 19 √ C
f 20 √ A

Keterangan :
TPK : Tujuan Pembelajaran Khusus

C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi
43

C4 : Analisis
C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi

Lampiran 8

Soal-Soal Evaluasi Siklus 2

Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,
b, c, atau d.

1. Perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu disebut .....
a. rantai makanan c. piramida makanan
b. jaring-jaring makanan d. aliran energi
2. Perhatikan nama makhluk hidup di bawah ini :
(1) Burung (2) Rumput (3) Jangkrik
Urutan yang benar agar membentuk suatu rantai makanan yaitu :
a. 2) – 1) – 3)
b. 2) – 3) – 1)
c. 3) – 2) – 1)
d. 1) – 2) – 3)
3. Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut …..
a. rantai makanan c. piramida makanan
b. jaring-jaring makanan d. aliran energi
4. (1) Jagung (2) belalang (5) burung (6) pengurai
(3) jangkrik

(4) capung

Dari bagan jaring-jaring makanan di atas yng menunjukkan konsumen I


adalah ……
a. 4 dan 5 c. 5
b. 6 d. 2, 3 dan 4
5. Komposisi rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil adalah
pengertian dari …..
a. rantai makanan c. piramida makanan
b. jaring-jaring makanan d. aliran energi
6. Perhatikan nama makhluk hidup di bawah ini :
1. alga 2. ikan kecil 3. ikan gabus
Makhluk hidup yang tepat untuk menempati konsumen puncak adalah ….
a. Ikan kecil c. alga
b. Ikan gabus d. ikan kecil dan ikan gabus
44

7. Perbandingan populasi-popuasi yang menyusun suatu piramida makanan yaitu


a. produsen lebih besar dari pada konsumen
b. produsen lebih kecil dari pada konsumen
c. konsumen I lebih besar dari pada produsen
d. konsumen I lebih kecil dari pada konsumen II

8. Dasar piramida di tempati oleh ……


a. produsen c. konsumen II
b. konsumen I d. konsumen III
9. Urutan perpindahan energi yang benar di bawah ini adalah ……
a. matahari – tumbuhan – hewan
b. matahari – hewan – tumbuhan
c. tumbuhan – matahari – hewan
d. tumbuhan – hewan – matahari
10. Perpindahan energi secara langsung terjadi dari …..
a. pengurai ke konsumen c. produsen ke matahari
b. konsumen ke produsen d. matahari ke produsen
45

Lampiran 9

Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus 2

No. TPK Ranah Kognitif


Jawaban
(Produk) No Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
b 1 √ A

a 2 √ D

b 3 √ B

a 4 √ C

5 √ C

6 √ A

7 √ A

8 √ A

c 9 √ A

10 √ D

Keterangan :
TPK : Tujuan Pembelajaran Khusus
C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
46

C3 : Aplikasi
C4 : Analisis
C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi

Lampiran 10 Lembar Observasi Pembelajaran modifikasi Boriech (1994)


daam Supramana (2005)

(L-1) Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam KBM


Sumber Pembelajaran : Lingkungan Sekitar Sekolah
Konsep : Ekosistem
Kelas/semester : VII/II
Nama sekolah : SMPN 1 Tamban
Nama guru : Suwarni
Tanggal :

Petunjuk:
1. Selama melakukan pengamatan, pengamat duduk di dekat siswa yang diamati.
2. Setiap 4 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dianggap dominan, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori
pengamatan.
3. Pengamatan ditunjukkan hanya pada 1 kelompok yang dilakukan dengan interval
waktu 5 menit.
4. Kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai kejadian pada baris dan kolom yang
tersedia.
5. Pengamatan kepada guru dan siswa dilakukan bersamaan selama KBM berlangsung.

Tabel Kategori Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Mengajak siswa ke lokasi lingkungan 1. Siswa menuju lokasi pengamatan yang
sekitar sekolah sesuai dengan sudah ditentukan
kelompoknya masing-masing 2. Melakukan pengamatan lingkungan
2. Membimbing siswa dan mengawasi sekitar sekolah masing-masing
siswa melakukan pengamatan pada kelompok.
lingkungan sekitar sekolah sebagai 3. Menulis hal-hal yang diperoleh dari
sumber belajar. hasi pengamatan pada LKS.
3. Membimbing siswa menulis hal-hal 4. Berdiskusi antara siswa dengan :
yang diperoleh dari hasil pengamatan. - siswa
4. Membimbing siswa berdiskusi antara : - kelompok
- siswa - guru
- kelompok 5. - melakukan refleksi hasil pengamatan
- guru - mengevaluasi proses pengamatan.
5. Membimbing siswa menyusun dan 6. Bertanya kepada siswa lain atau kepada
menyajikan hasil pengamatan guru.
berdasarkan lingkungan sekitar 7. Menyusun dan menyajikan hasil
sekolah. penyelidikan.
47

6. Membimbing siswa melakukan : 8. Membuat/menulis rangkuman


- refleksi hasil pengamatan pelajaran.
- mengevaluasi proses pengamatan.
7. Mendorong siswa bertanya kepada
siswa lain atau kepada guru.
8. Membimbing siswa membuat/menulis
rangkuman pelajaran

(L-2) Lembar Aktivitas Guru pada 5 menit yang ke-

Nama guru:

Aktivitas guru 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24
48

(L-3) Lembar Aktivitas Siswa pada 5 menit yang ke-

Nama siswa (1):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24

Nama siswa (2):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24

Nama siswa (3):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24

Nama siswa (4):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24

Nama siswa (5):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
49

Nama siswa (6):

Aktivitas siswa 2 menit ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24

(L-4) RESPON SISWA TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sumber Pembelajaran : Lingkungan Sekitar Sekolah


Konsep : Ekosistem
Kelas/semester : VII/II
Nama sekolah : SMPN 1 Tamban
Nama guru : Suwarni
Tanggal

Petunjuk:
Beri tanda √ pada tempat yang disediakan sesuai dengan pilihan jawabanmu.
1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran di luar kelas, di mana lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar?
a. menyenangkan
a. tidak menyenangkan bahkan membosankan
2. Bagaimana menurut kamu tentang pembelajaran di luar kelas, di mana lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar?
a. merupakan hal baru
b. sangat membantu saya dalam belajar
b. merupakan hal yang tidak baru tetapi membantu saya dalam belajar
c. merupakan hal yang tidak baru
d. tidak membantu saya dalam belajar
3. Apa yang kamu lakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar!
Ya Tidak
1. Dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan
2. Dapat melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan
3. Berminat untuk mengikuti kegiatan belajar seperti ini.

4. Apakah kamu dapat memahami dengan baik LKS atau buku-buku sumber yang
digunakan?
a. susah memahaminya
b. kurang paham
c. dapat memahaminya
5. Bagaimana menurut kamu susunan kalimat, gambar, atau tabel dalam LKS atau buku-
buku sumber yang digunakan?
a. tidak baik
b. cukup baik
c. baik
d. sangat baik
50

6. Tuliskan tanggapanmu setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini.

(L-5) RESPON GURU TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sumber Pembelajaran : Lingkungan Sekitar Sekolah


Konsep : Ekosistem
Kelas/semester : VII/II
Nama sekolah : SMPN 1 Tamban
Nama guru : Suwarni
Tanggal

Petunjuk:
1. Beri tanda √ pada tempat yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian Anda.
2. Tulislah jawaban atau saran Anda terhadap perangkat pembelajaran yang telah ada.

1. Bagaimana penilaian Anda terhadap komponen pembelajaran di bawah ini.


Komponen pembelajaran Membantu Cukup Kurang Tidak
membantu membantu membantu
1. Lingkungan sekitar sekolah
sebagai sumber belajar yang
dipilih dalam proses
pembelajaran
2. Lembar kegiatan siswa
3. Rencana pembelajaran
4. Lembar evaluasi
5. ……………………………….
6. ……………………………….
2. Pendapat Anda terhadap rencana pembelajaran!
a. mudah dilaksanakan
b. cukup mudah dilaksanakan
c. sulit dilaksanakan
3. Tuliskan keuntungan yang diperoleh dari merencanakan dan melaksanakan rencana
pelajaran melalui pemanfaatan lingkingan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang
Anda gunakan.

4. Tuliskan hambatan-hambatan yang muncul selama merencanakan dan melaksanakan


rencana pelajaran melalui pemanfaatan lingkingan sekitar sekolah sebagai sumber belajar
yang Anda gunakan.
51

5. Tuliskan saran-saran untuk perbaikan proses pembelajaran setelah merencanakan dan


melaksanakan rencana pelajaran melalui pemanfaatan lingkingan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar yang Anda gunakan.

Lampiran 11
52

Lampiran 12 Gambar Tempat Penelitian

1. SMPN 1 Tamban dilihat dari depan 2. Kolam sebagai sumber belajar


sekolah

3. Sungai sebagai sumber belajar 4. Kebun sebagai sumber belajar

5. Lahan kosong sebagai sumber belajar 6. Parit sebagai sumber belajar


53

7. Taman sekolah sebagai sumber belajar 7. Halaman sekolah sebagai sumber belajar

You might also like