Professional Documents
Culture Documents
Nama : Ahadinniyati
NIM : A1C204044
Pembimbing 1 : Dra. Siti Wahidah Arsyad, M.Pd
Pembimbing 2 : Dra. Asri Lestari, M.Pd
I. LATAR BELAKANG
Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam
persoalan IPA dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi. Serta akan
melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa sehingga
pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan
dengan penjelasan melalui ceramah (Sandhi, 2007).
Hal ini sejalan dengan pandangan Dirjen Dikdasmen Indra Jati Sidi
dalam Mastur (2007) bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai
akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif, tetapi juga berorientasi pada
cara anak didik dapat belajar dari lingkungan, pengalaman, dan kehebatan orang
lain, kekayaan dan luasnya hamparan alam sehingga mereka bisa
mengembangkan sikap kreatif dan daya pikir imajinatif. Dengan penugasan di
luar kelas melalui proyek, siswa diharapkan akan semakin terlibat dan apresiatif
terhadap materi lingkungan hidup yang dipelajari. Dengan pendekatan
kontekstual, seorang guru berusaha menunjukkan kepada siswa, betapa materi
lingkungan hidup yang dipelajarinya sebenarnya sangat dekat, bahkan berinteraksi
secara langsung dengan pengalaman keseharian mereka. Akibatnya, pembelajaran
materi lingkungan hidup dapat berlangsung dengan penuh makna , dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap lingkungan hidup.
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran
melalui lingkungan salah satunya dilaksanakan Afriani (2005) hasil penelitiannya
2
mencapai nilai ≥ 65, dan ini berarti siswa mencapai ketuntasan klasikal sebesar
40% sedangkan hasil relajar yang diharapkan dengan ketuntasan klasikal 85%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa konsep ekosistem ini cukup sulit,
karena banyaknya siswa yang belum tuntas belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka dianggap penting bagi peneliti untuk
mengadakan penelitian melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
pada konsep ekosistem untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIIA SMPN
1 Tamban tahun ajaran 2007/2008.
V. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti, pihak
sekolah, guru biologi dan para siswa.
1. Peneliti yang bersangkutan dapat memiliki pengalaman untuk memanfaatkan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang dapat diterapkan
nantinya dalam kegiatan pembelajaran biologi.
2. Sekolah yang bersangkutan dapat memelihara lingkungan sekitar sekolah yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi kelangsungan kegiatan proses
belajar-mengajar.
3. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai salah satu
sumber belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan dan
memperjelas konsep-konsep biologi.
4. Siswa termotivasi dan terbantu dalam mengenal lingkungan sebagai salah satu
sumber belajar dalam pembelajaran.
lingkungan diberikan agar siswa peduli terhadap lingkungan. Secara rinci siswa
memperoleh hal-hal berikut :
- peduli akan kualitas lingkungan
- sikap menghargai lingkungan
- rasa tanggung jawab atas tingkah laku mereka terhadap lingkungan
- kemauan untuk menilai pengaruh tingkah laku mereka terhadap lingkungan.
- antusias untuk menyelidiki aspek-aspek lingkungan.
- sikap hormat terhadap hal, kebutuhan, dan pendapat orang lain
- sikap menghargai kebutuhan adanya kerjasama lokal, nasional dan
internasional
- mencegah timbunya masalah dan mengatasi masalah lingkungan
- sikap menghargai karakter unik lingkungan Indonesia
- sikap menghargai sumbangan yang teah diberikan masyarakat terhadap
lingkungan.
Menurut Depdiknas (2003) dalam Sandhi (2007) laboratorium
lingkungan dapat bermakna kebun sekolah atau lahan/tanah yang dijadikan alat
perantara keberhasilan proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat lebih
berakar dalam pikiran keterampilan dan sikap anak. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
adalah mata pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari
tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Proses pembelajaran IPA
diharapkan memberi penekanan yang besar pada penguasaan kompetensi yang
disebut “life skill”, yang berarti kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problem hidup dan kehidupan kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Strategi pembelajaran IPA diharapkan
lebih mengedepankan pendekatan kontekstual, artinya lingkungan diharapkan
dapat sebagai sumber belajar dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi
siswa. lingkungan adalah sebuah ekosistem yang dapat dijadikan tempat
penelitian, merupakan sarana alamiah dan spesifik. Mengingat lapangan terbuka
8
dapat memberikan interaksi antar komponen (siswa dengan siswa, siswa dengan
guru atau sebaliknya) akan berlangsung dengan baik serta menempatkan guru
sebagai fasilitator dan motivator berlangsungnya pembelajaran di ruang terbuka.
Hal ini akan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa
sehingga pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat)
dibandingkan dengan penjelasan melalui ceramah.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah
dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif
dari diterapkannya pemanfaatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Ada empat pilar
pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be
(belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan
sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan yang
dikemas sedemikian rupa oleh guru. Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan
sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi
lingkungan sekitar (Suniarsih, 2007).
6.3 Kedudukan Konsep Ekosistem di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
Di dalam KTSP konsep ekosistem ini merupakan materi pelajaran
Biologi untuk SMPN kelas VIIA semester 2 dengan standar komptensi dan
kompetensi dasar adalah sebagai berikut :
Standar kompetensi 7.
: Memahami saling ketegantungan dalam ekosistem
Komptensi dasar 7.1
: Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
ekosistem
Indikator :7.1.1 Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem
dan menyatakan matahari merupakan sumber energi
utama.
7.1.2 Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan
dan jaring-jaring kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan suatu ekosistem.
9
Di dalam suatu habitat tidak hanya terdapat satu jenis makhluk hidup, melainkan
ada berbagai jenis makhluk hidup. Pada habitat perairan terdapat makhluk hidup,
yaitu ikan kecil, ikan lundu, ikan seluang, ikan gabus, ikan sepat, teratai,
kangkung, salvinia sp, ganggang dan hydrilla sp. Jumlah setiap jenis makhluk
hidup tersebut lebih dari satu. Satu ekor ikan gabus atau satu ekor ikan sepat
disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia.
Seorang manusia disebut individu. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal
(Sumarwan dkk.,2004).
2. Populasi
Ikan gabus yang hidup di kolam SMPN 1 Tamban jumlahnya lebih dari satu.
Demikian juga dengan tumbuhan air seperti Hydrilla sp, ganggang, Salvinia sp
dan teratai. Semua ikan sepat yang hidup di kolam tersebut disebut populasi ikan
10
sepat, semua Salvinia sp disebut populasi Salvinia sp, semua teratai disebut
populasi teratai, dan semua tumbuhan Hydrilla sp disebut populasi Hydrilla sp,
semua ganggang disebut disebut populasi ganggang. Populasi adalah kumpulan
individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu (Sumarwan
dkk.,2004).
Kepadatan Populasi
Jumlah individu sejenis atau anggota suatu popuasi pada suatu daerah
dengan luas tertentu disebut kepadatan populasi. Kepadatan populasi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kepadatan popuasi = banyaknya individu sejenis
Luas daerah yang ditempati
Kepadatan populasi dapat berubah karena beberapa hal berikut ini :
3. Komunitas
Semua populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan
yang sama disebut komunitas. Misalnya populasi ikan gabus, populasi ikan kecil,
ikan sepat, populasi teratai, dan populasi Hydrilla sp di kolam merupakan anggota
11
komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi interaksi atau hubungan
timbal balik. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup
pada suatu daerah tertentu (Sumarwan dkk.,2004).
Setiap ekosistem tersusun oleh benda-benda tak hidup dan makhluk hidup. Benda-
benda tak hidup merupakan komponen abiotik (a berati “tidak”, bio bearti
“hidup”) dari suatu ekosistem, dan makhluk hidup merupakan komponen biotik
dari ekosistem tersebut.
1. Peran komponen abiotik
Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap makhluk hidup antara lain tanah,
air, udara, cahaya matahari dan suhu.
2. Peran komponen biotik
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peran tertentu di dalam suatu ekosistem.
Peran ini berhubungan dengan cara-cara makhluk hidup tersebut memenuhi
kebutuhan makanannya. Ada makhluk hidup yang dapat membuat sendiri
makanannya, ada yang harus mengambil makanan dari makhluk hidup lain, dan
ada pula yang memperoleh makanannya dengan jalan menguraikan makhluk yang
telah mati. Berdasarkan cara memperoleh makanan itu, komponen biotik dari
suatu ekosistem dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu produsen (penghasil),
konsumen (pemakai), dan dekomposer (pengurai) (Muid & Kamajaya, 2007).
a). Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga
disebut organisme autotrof. Mereka mampu membentuk zat-zat organik dari zat
anorganik sederhana. Pembentukan makanan ini dapat melalui proses fotosintesis
dengan bantuan energi cahaya dan klorofil atau zat hijau daun.
Sebagai produsen, tumbuhan hijau menghasilkan makanan (karbohidrat)
dan O2 melalui proses fotosintesis. Makanan ini dimanfaatkan oleh tumbuhan
sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, produsen merupakan
sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. Sementara itu,
produsen menggunakan sumber energi matahari dalam proses fotosintesis.
12
Burung
dimakan
Belalang
dimakan
Pengura
Rumput
Urutan makan dan dimakan seperti pada gambar diatas membentuk suatu pola.
Pola-pola makan-memakan yang berurutan ini memberikan kesan saling mengait
seperti “rantai”. Oleh karena itu, pola seperti itu disebut rantai makanan. Dalam
makanan terdapat energi, proses makan dan dimakan pada dasarnya merupakan
proses perpindahan energi. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi
dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu (Sudjino, 2007).
2) Jaring-jaring makanan
Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja.
Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan
perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih
dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh sapi,
tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian, konsumen pada
suatu rantai makanan dapt menjadi anggota rantai makanan yang berbeda. Jadi,
rantai-rantai makanan dapat saling tumpang tindih atau saling berhubungan satu
sama lain membentuk suatu jaring-jaring yang simpang siur, dan disebut jaring-
jaring makanan. Jadi, kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut
jaring-jaring makanan (Muid & Kamajaya, 2007).
Burung
capung
Belalang
Jangkrik
Pengurai
Rumput
b. Piramida
Gambar Makanan dan
: Jaring-jaring Aliran
makanan Energi
yang terdapat di kebun sekitar SMPN 1 Tamban
14
Gambar : Dasar piramida selalu ditempati oleh produsen dan jumlahnya paling banyak.
bebas. Jadi, dalam proses makan dan dimakan terjadi aliran energi antarkomponen
biotiknya (Sudjino, 2007).
Tujuan
Perte Pembelajaran
Siklus Indikator Khusus Materi Tempat
muan
(Pada produk)
Mengidentifik a. Siswa dapat
asikan satuan- menjelaskan
satuan dalam pengertian
ekosistem dan ekosistem
menyatakan b. Siswa dapat
matahari menjelaskan
merupakan tentang individu
sumber energi c. Siswa dapat
utama. menjelaskan
tentang populasi
d. Siswa dapat
menjelaskan
tentang Satuan-satuan
komunitas makhluk hidup
e. Siswa dapat dalam
menjelaskan ekosistem dan
1 1 Di luar kelas
komponen biotik saling
f. Siswa dapat hubungan
menjelaskan antarkomponen
komponen ekosistem
abiotik
g. Siswa dapat
menjelaskan
tentang
konsumen
h. Siswa dapat
menjelaskan
tentang produsen
i. Siswa dapat
menjelaskan
tentang pengurai
piramida
makanan.
f. Siswa dapat
membuat
piramida
makanan
g. Siswa dapat
mengetahui
dalam proses
makan dan
dimakan
berlangsung
aliran energi.
7.4.1 Siklus 1
Refleksi awal
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman belajar guru, dapat
diuraikan refleksi awal sebagai berikut :
(1) Siswa SMP secara umum memperoleh pembelajaran biologi dari gurunya
melalui pendekatan konsep melalui ceramah, walaupun guru pernah
membawa ke lingkungan namun hanya sebagai pengamatan saja tidak
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus 1 membahas sub konsep satuan makhluk hidup dalam
ekosistem dan saling hubungan antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan
lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang didahului oleh
perencanaan yang meliputi :
1. Peneliti melakukan penjelajahan ke lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban untuk dijadikan lokasi pembelajaran.
18
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 dan
menjadi pertimbangan untuk memasuki pada siklus 2. Pertimbangan yang
dilakukan bilamana dijumpai satu komponen di bawah ini yang belum terpenuhi,
yaitu sebagai berikut :
a. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 % dan ketuntasan klasikal jika ≥
85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes
hasil belajar (pre test dan post test).
b. Hasil pemahaman terhadap LKS tergolong baik (76-100) (Arikunto, 1998).
7.4.2 Siklus 2
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus 2 ini terdapat 1 kali
pertemuan, yakni sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus 2 membahas sub konsep ketergantungan antara produsen,
konsumen, dan pengurai berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar yang didahului oleh perencanaan yang meliputi :
1. Peneliti melakukan penjelajahan lingkungan sekitar sekolah SMPN 1
Tamban untuk dijadikan lokasi pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub
konsep ketergantungan antara produsen, konsumen, dan pengurai
berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar.
3. Menyusun LKS tentang sub konsep ketergantungan antara produsen,
konsumen, dan pengurai berdasarkan pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar.
20
(2) Menyusun instrumen LKS sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
(3) Menyusun soal berdasarkan tujuan khusus yang telah dirumuskan dan kisi-kisi
soal sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dilengkapi dengan
kunci jawaban.
1. Sumber data
b. Hasil belajar siswa melalui tes hasil belajar (pre test dan post test) dan
nilai yang diperoleh berupa peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari
hasil pre test dan pos test.
d. Lembar observasi aktivitas dan respon dari siswa serta guru dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Jenis data
b. Data kuantitaif diperoleh dari : data kemampuan siswa yang diambil dari
hasil pre test dan post test dan kemampuan mengerjakan soal LKS
menggunakan katagori baik (76-100%), cukup (56-75%), kurang baik (40-
55%) dan tidak baik (kurang dari 40%) (Arikunto, 1998).
22
(1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar (pre test dan post test) dengan cara persentase yaitu dengan
menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa
tersebut mampu mencapai niai 65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang
memperoleh nilai 65 ini jumahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan
masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut
dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal
dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah nilai
Ketuntasan individual = x 100 %
Jumlah nilai maksimal
Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan > 65
(2) Data hasil pemahaman siswa terhadap soal-soal LKS yang diterjemahkan
menggunakan katagori baik (76-100%), cukup (56-75%), kurang baik (40-
55%) dan tidak baik (kurang dari 40%) (Arikunto, 1998).
(3) Data kualitatif diperoleh dari penggunaan lembar observasi aktivitas dan
respon siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara
deskriptif.
1. Jika siswa mencapai ketuntasan individual > 65, dan jumlah siswa yang
mencapai niai tersebut sebanyak 85%.
2. Jika hasil pemahaman siswa terhadap LKS yang diperoleh tergolong baik (76-
100).
7.10Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaifu Bahri & Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta, Banjarmasin.
Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.
Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus 1)
A. Standar Kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan hubungan antar
komponen ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Produk :
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian ekosistem
b. Siswa dapat mengidentifikasi komponen pada ekosistem yang diamati
c. Siswa dapat menguraikan pengertian individu, populasi dan komunitas
d. Siswa dapat menentukan suatu jenis ekosistem yang diamati.
e. Siswa dapat menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik
f. Siswa dapat menentukan organisme yang berperan dalam produsen,
konsumen, dan pengurai
II. Proses/Psikomotor
a. Siswa melakukan pengamatan melalui pemanfaatan lingkungan sekitar
sekolah.
b. Siswa dapat menjawab LKS yang diberikan secara berkelompok sesuai
tugasnya masing-masing.
c. Siswa dapat mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil pengamatan.
III. Afektif/ Keterampilan Sosial Yang Diatihkan.
Siswa dapat menunjukkan pendapatnya secara tertulis dan lisan cara kerja
kelompoknya dalam mengerjakan LKS melalui pengamatan mengenai satuan-
satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan saling hubungan antarkomponen
ekosistem.
E. Materi
27
G. Penilaian
1. Kognitif : melalui tes individual yaitu pre test dan post test
2. Psikomotor/Proses
Dilakukan guru pada saat siswa melakukan pengamatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan LKS secara
berkelompok.
H. Referensi
30
Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.
Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.
Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semseter 2. Erlangga,
Jakarta.
Lampiran 2
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Kelompok :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
Petunjuk :
a. Pergilah pada lokasi pengamatan yang sudah ditentukan! Untuk pengamatan
pada lokasi perairan (kolam, parit dan sungai) silahkan masing-masing
kelompok untuk mengambil peralatan yang sudah disediakan yaitu mikroskop,
kaca benda, kaca penutup, pinset, dan tissue.
b. Amati segala sesuatu yang ada lokasi pengamatan kalian tersebut!
c. Catat semua nama tiap jenis komponen yang kalian temukan.
d. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel 1 dan 2 di bawah ini!
e. Diskusikan jawabannya bersama teman kelompokmu dan presentasikan di
depan kelas.
Hasil Pengamatan :
Tabel 1
No Makhluk Hidup Makhluk Tak Hidup
Tabel 2
No Nama makhluk hidup/benda Biotik Abiotik
32
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
B. Kompetensi Dasar
Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring
kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu ekosistem.
I. Produk :
a. Siswa dapat membuat diagram rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan berdasarkan pengamatan
b. Siswa dapat menguraikan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan
dan piramida makanan.
c. Siswa dapat menjelaskan dalam proses makan dan dimakan berlangsung
aliran energi.
II. Proses/Psikomotor :
33
E. Materi
A. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
1. Rantai makanan
2. Jaring-jaring makanan
Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja.
Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan
perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh
lebih dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh
sapi, tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian,
konsumen pada suatu rantai makanan dapt menjadi anggota rantai makanan
yang berbeda. Jadi, rantai-rantai makanan dapat saling tumpang tindih atau
saling berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaring-jaring yang
34
Gambar : Dasar piramida selalu ditempati oleh produsen dan jumlahnya paling banyak.
Dalam piramida makanan, produsen dan konsumen menduduki tingkat-
tingkat tertentu. Tingkatan-tingkatan tersebut dinamakan tingkat tropik.
Produsen menempati tingkat tropik 1, konsumen 1 menempati tingkat tropik 2,
konsumen II menempati tingkat tropik 3, dan seterusnya. Piramida makanan
adalah komposisi rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil
(Sumarwan dkk.,2004).
F. Pembelajaran
Sumber pembelajaran : Lingkungan sekitar sekolah (kebun, halaman
sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan
taman sekolah)
Pendekatan : Kooperatif
Model : Belajar bersama
Metode : Observasi, diskusi dan tanya jawab
Kegiatan pembelajaran:
Langkah-langkah pembelajaran:
I. Pendahuluan (±20 menit)
a. Mengucapkan salam pembuka dan mempresensi siswa
b. Melakukan appersepsi dengan cara mengulang materi pelajaran yang
telah lalu.
c. Mengadakan pre test
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa
dalam belajar (fase 1)
e. Menyajikan informasi kepada siswa mengenai pembelajaran kali ini
siswa dibawa keluar kelas untuk mengamati lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar yaitu kebun, halaman sekolah, kolam,
parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah (fase 2)
36
G. Penilaian
1. Kognitif : melalui tes individual yaitu pre test dan post test
2. Psikomotor/Proses :
Dilakukan guru pada saat siswa melakukan pengamatan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan LKS secara
berkelompok.
H. Referensi
Muid, Fatimah.2007. Inspirasi Sains Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Keas VII.
Ganeca Exact, Jakarta.
Sudjino. 2007. IPA Biologi Eksplorasi Kelas VII untuk SMP dan MTs. Intan
Pariwara, Klaten.
Sumarwan, dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP Kelas VII Semseter 2. Erlangga,
Jakarta.
37
Lampiran 5
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Kelompok :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
Petunjuk :
a. Pergilah pada lokasi pengamatan yang sudah ditentukan! Untuk pengamatan
pada lokasi perairan (kolam, parit dan sungai) silahkan masing-masing
kelompok untuk mengambil peralatan yang sudah disediakan yaitu mikroskop,
kaca benda, kaca penutup, pinset, dan tissue.
b. Amati segala sesuatu yang ada lokasi pengamatan kalian tersebut!
c. Catat semua nama tiap jenis tumbuhan maupun hewan serta pemangsa yang
kalian temukan.
d. Tuliskan hasil pengamatan kalian ke dalam tabel di bawah ini!
e. Susunlah urutan proses makan dan dimakan pada ekosistem lokasi
pengamatan kelompok kalian masing-masing!
f. Diskusikan jawabannya bersama teman kelompokmu dan presentasikan di
depan kelas.
Ekosistem : ……………..
Pertanyaan
Dari data yang diperoleh maka terdapat pertanyaan :
1. Buatlah beberapa rantai makanan yang mungkin terjadi dalam ekosistem yang
kalian amati tersebut! Lalu jelaskan pengertian rantai makanan.
2. Hubungkanlah rantai-rantai tersebut hingga membentuk jaring-jaring
makanan! Dari kegiatan ini kalian dapat menjelaskan apa pengertian jaring-
jaring makanan?
3. Isilah kotak-kotak di bawah ini berdasarkan tumbuhan dan hewan yang kamu
jumpai sesuai dengan kedudukan daam piramida makanan!
Konsumen tingkat II
Konsumen tingkat I
Produsen
4. Mengapa proses makan dan dimakan dikatakan sebagai proses aliran energi?
39
Lampiran 6
Soal-Soal Evaluasi Siklus 1
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,
b, c, atau d.
1. Jika dalam kolam dijumpai makhluk hidup berupa ikan kecil, ikan sepat, ikan
gabus, dan beberapa tumbuhan air yakni teratai, Hydrilla p, Salvinia sp,
kemudian mereka berinteraksi dengan lingkungan kolam, maka kolam
membentuk…..
a. Populasi c. Individu
b. Komunitas d. Ekosistem
2. Satuan makhluk hidup tunggal disebut ……
a. ekosistem c. individu
b. populasi d. komunitas
3. Dibawah ini merupakan contoh individu adalah ……
a. sebatang pohon kelapa c. lima ekor capung
b. tiga ekor belalang d. dua ekor kupu-kupu
perhatikan soal cerita di bawah ini untuk menjawab soal no. 3 sampai 6.
Pada ekosistem kebun pada lingkungan sekitar sekolah SMPN 1 Tamban yang
kalian amati dengan luas 200m2 terdapat dua pohon mangga, sebatang pohon
kelapa, dua ekor burung, lima ekor kumbang, tiga ekor jangkrik, lima ekor
belalang, tujuh ekor capung dan dua puluh ekor semut.
Lampiran 7
Keterangan :
TPK : Tujuan Pembelajaran Khusus
C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi
43
C4 : Analisis
C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi
Lampiran 8
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,
b, c, atau d.
1. Perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu disebut .....
a. rantai makanan c. piramida makanan
b. jaring-jaring makanan d. aliran energi
2. Perhatikan nama makhluk hidup di bawah ini :
(1) Burung (2) Rumput (3) Jangkrik
Urutan yang benar agar membentuk suatu rantai makanan yaitu :
a. 2) – 1) – 3)
b. 2) – 3) – 1)
c. 3) – 2) – 1)
d. 1) – 2) – 3)
3. Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut …..
a. rantai makanan c. piramida makanan
b. jaring-jaring makanan d. aliran energi
4. (1) Jagung (2) belalang (5) burung (6) pengurai
(3) jangkrik
(4) capung
Lampiran 9
a 2 √ D
b 3 √ B
a 4 √ C
5 √ C
6 √ A
7 √ A
8 √ A
c 9 √ A
10 √ D
Keterangan :
TPK : Tujuan Pembelajaran Khusus
C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
46
C3 : Aplikasi
C4 : Analisis
C5 : Sintesis
C6 : Evaluasi
Petunjuk:
1. Selama melakukan pengamatan, pengamat duduk di dekat siswa yang diamati.
2. Setiap 4 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dianggap dominan, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori
pengamatan.
3. Pengamatan ditunjukkan hanya pada 1 kelompok yang dilakukan dengan interval
waktu 5 menit.
4. Kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai kejadian pada baris dan kolom yang
tersedia.
5. Pengamatan kepada guru dan siswa dilakukan bersamaan selama KBM berlangsung.
Nama guru:
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24
48
Petunjuk:
Beri tanda √ pada tempat yang disediakan sesuai dengan pilihan jawabanmu.
1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran di luar kelas, di mana lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar?
a. menyenangkan
a. tidak menyenangkan bahkan membosankan
2. Bagaimana menurut kamu tentang pembelajaran di luar kelas, di mana lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar?
a. merupakan hal baru
b. sangat membantu saya dalam belajar
b. merupakan hal yang tidak baru tetapi membantu saya dalam belajar
c. merupakan hal yang tidak baru
d. tidak membantu saya dalam belajar
3. Apa yang kamu lakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar!
Ya Tidak
1. Dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan
2. Dapat melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan
3. Berminat untuk mengikuti kegiatan belajar seperti ini.
4. Apakah kamu dapat memahami dengan baik LKS atau buku-buku sumber yang
digunakan?
a. susah memahaminya
b. kurang paham
c. dapat memahaminya
5. Bagaimana menurut kamu susunan kalimat, gambar, atau tabel dalam LKS atau buku-
buku sumber yang digunakan?
a. tidak baik
b. cukup baik
c. baik
d. sangat baik
50
Petunjuk:
1. Beri tanda √ pada tempat yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian Anda.
2. Tulislah jawaban atau saran Anda terhadap perangkat pembelajaran yang telah ada.
Lampiran 11
52
7. Taman sekolah sebagai sumber belajar 7. Halaman sekolah sebagai sumber belajar