Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Varises esofagus adalah terjadinya
distensi
vena submukosa yang
diproyeksikan ke dalam lumen
esofagus pada pasien dengan hipertensi
portal. Hipertensi portal adalah
peningkatan tekanan aliran darah
portal lebih dari 10 mmHg yang
menetap, sedangkan tekanan dalam
keadaan normal sekitar 5 10 mmHg.
Hipertensi portal paling sering
disebabkan oleh sirosis hati. Sekitar
50% pasien dengan sirosis hati akan
terbentuk varises esofagus, dan
sepertiga pasien dengan varises akan
terjadi perdarahan yang serius dari
varisesnya dalam hidupnya.1-3
Perdarahan varises esofagus
mempunyai rata-rata morbiditas dan
mortalitas
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
perdarahan
saluran cerna bagian atas lainnya
seperti misalnya ulkus peptikus. Bila
tidak di terapi, mortalitas
varises
esofagus adalah 3050%, namun bila
dilakukan terapi maka mortalitasnya
menurun hingga 20%. Angka kematian
tertinggi terjadi pada beberapa hari
pertama hingga beberapa minggu
perdarahan awal, karena itu intervensi
dini
sangat
penting
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup.
Intervensi dini ini diperlukan karena
perdarahan
pada
traktus
gastrointestinal
atas
potensial
mengancam jiwa, sehingga harus
ditangani dengan cepat dan tepat serta
mendapatkan penanganan medis yang
agresif untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan.3
Pemeriksaan
endoskopi
diperlukan pada kasus perdarahan
varises esofagus untuk menegakkan
diagnosis,
menilai
varises
dan
merencanakan penatalaksanaan yang
tepat berdasarkan penyakit dasarnya.4-6
Penatalaksanaan
perdarahan
pada varises esofagus dengan terapi
farmakologi, endoskopi antara lain
adalah
skleroterapi
dan
ligasi,
tamponade
balon,
transjugular
intrahepatic
portosistemic
shunt
2,7,8
(TIPS), dan operasi.
Tujuan penulisan referat ini adalah
untuk
memahami
anatomi,
patofisiologi,
diagnosis
dan
penatalaksanaan varises
esofagus
apabila terjadi perdarahan.
EPIDEMIOLOGI
Varises paling sering terjadi
pada beberapa sentimeter esofagus
bagian distal meskipun varises dapat
terbentuk dimanapun di sepanjang
traktus gastrointestinal. Sekitar 50%
pasien dengan sirosis akan terjadi
varises gastroesofagus dan sekitar 30
Varises
gastroesofagus
berhubungan dengan tingkat keparahan
penyakit hati. Keparahan dari sirosis
hati dapat dinilai dengan menggunakan
sistem klasifikasi Child-Pugh (Tabel
2). Tingkat keparahan penyakit hati
Walaupun
pengelolaan
perdarahan
gastrointestinal
telah
banyak
berkembang
namun
mortalitasnya relatif tidak berubah,
masih berkisar 8-10%. Hal ini
dikarenakan
bertambahnya
kasus
perdarahan dengan usia lanjut dan
akibat komorbiditas yang menyertai.9
ANATOMI
Dinding Esofagus
Esofagus merupakan suatu
organ berbentuk silindris berongga
dengan panjang sekitar 18-26 cm.
Esofagus
menghubungkan
antara
faring dan lambung. Batas proksimal
esofagus adalah sfingter esofagus atas,
yang berjalan ke distal sampai
mediastinum posterior
seperti
cekungan tabung otot hingga sfingter
esofagus bawah. Esofagus merupakan
bagian fungsional yang secara
anatomis
berhubungan
dengan
pertemuan antara muskulus konstriktor
faring dengan krikofaring. Esofagus
merupakan pusat kontraksi tonik,
berdinding tebal, terdapat otot polos
sirkuler yang panjangnya 2-4 cm,
sampai hiatus diafragma.8
Dinding esofagus terdiri dari 4
lapis yaitu: mukosa, submukosa,
muskularis propria dan adventisia.
Esofagus tidak terdapat lapisan serosa
sehingga merupakan saluran cerna
yang unik. Mukosa normal terdiri dari
epitel berlapis pipih, antara muskularis
propria dan mukosa terdapat aliran
limfatik yang berasal dari muskularis
propria. Muskularis propria terdiri dari
otot bergaris dan otot polos yaitu pada
bagian proksimal otot bergaris, bagian
tengah otot bergaris dan polos dan
pada bagian distal otot polos. Otot
lapisan dalam tersusun sirkuler dan
lapisan luar longitudinal (Gambar 1).7,8
ke hati ini
80%.3,10-12
adalah
sekitar
Gambar 2. Sirkulasi
Splanknik12
PATOFISIOLOGI
Deranged
(vascular)
architecture
CIRRHOSIS
Hyperdinamic
circulation
vasoconstrict
or/ dilator
imbalance
adrenergic
system
(increased
cardiac
index)
renin angiotensin
system (renal
Na
and
Counterregulat
water
ory mechanism
retention)
Portal
hypertension
increased
portal blood
flow
increased
resistance to
portal flow
pecahnya
varises.
Kemungkinan
pecahnya varises dan terjadinya
perdarahan akan meningkat sebanding
dengan meningkatnya ukuran atau
diameter varises dan meningkatnya
tekanan varises, yang juga sebanding
dengan HVPG. Sebaliknya, tidak
terjadi perdarahan varises jika HVPG
di bawah 12 mmHg. Risiko perdarahan
ulang menurun secara bermakna
dengan adanya penurunan dari HVPG
lebih dari 20% dari baseline. Pasien
dengan penurunan HVPG sampai <12
mmHg, atau paling sedikit 20% dari
baseline, mempunyai kemungkinan
yang lebih rendah untuk terjadi
perdarahan varises berulang, dan juga
mempunyai risiko yang lebih rendah
untuk terjadi asites, peritonitis
bakterial dan kematian.1
Beberapa
penelitian
menunjukkan peranan endotelin-1 (ET1) dan nitric oxide (NO) pada
DIAGNOSIS
Pascahepatik
Sindroma BuddChiari
Trombosis vena
kava inferior
Perikarditis
konstriktif
Penyakit hati
venooklusif
Varises
esofagus
biasanya tidak memberikan
gejala bila varises belum pecah
yaitu bila belum terjadi
perdarahan. Oleh karena itu,
bila telah ditegakkan diagnosis
sirosis hendaknya dilakukan
skrining
diagnosis melalui
pemeriksaan
esofagogastroduodenoskopi
(EGD) yang merupakan standar
baku emas untuk menentukan
ada tidaknya varises esofagus.
Pada pasien dengan sirosis
yang kompensata dan tidak
didapatkan varises, ulangi EGD
setiap 23 tahun, sedangkan
bila ada varises kecil, maka
pemeriksaan EGD diulangi
setiap 12 tahun. Pada sirosis
yang dekompensata, lakukan
pemeriksaan EGD setiap tahun.
Efektivitas skrining dengan
endoskopi ini bila ditinjau dari
segi biaya, masih merupakan
kontroversi,
maka
untuk
keadaan-keadaan
tertentu
disarankan untuk menggunakan
gambaran klinis, seperti jumlah
platelet yang rendah, yang
dapat
membantu
untuk
memprediksi
pasien
yang
cenderung mempunyai ukuran
varises yang besar.6
Bila standar baku emas tidak
dapat dikerjakan atau tidak tersedia,
langkah diagnostik lain yang mungkin
dapat dilakukan adalah dengan
ultrasonografi Doppler dari sirkulasi
darah
(bukan
ultrasonografi
endoskopik). Alternatif pemeriksaan
lainnya adalah pemeriksaan radiografi
dengan menelan barium dari esofagus
dan lambung, dan angiografi vena
porta serta manometri.1,6,13
Pada pemeriksaan-pemeriksaan
tersebut, sangatlah penting menilai
lokasi (esofagus atau lambung) dan
besar varises, tanda-tanda adanya
perdarahan
yang
akan
terjadi
(imminent), perdarahan yang pertama
atau perdarahan yang berulang, serta
bila mungkin untuk mengetahui
penyebab dan beratnya penyakit hati.1
Varises esofagus biasanya
dimulai dari esofagus bagian distal dan
akan meluas sampai ke esofagus
bagian proksimal bila lebih lanjut.
Berikut ini adalah derajat dari varises
esofagus
berdasarkan
gambaran
endoskopis (Gambar 5).2
atau
cherry
red
spots
yang
menandakan baru saja mengeluarkan
darah atau adanya risiko akan
terjadinya perdarahan (Gambar 6).2
Cherry-red spots
Red wale marking
Untuk penatalaksanaan
yang optimal, sangat penting
memahami
pasien
yang
kemungkinan
besar
dapat
terjadi perdarahan. Faktor
klinis berhubungan
dengan
peningkatan risiko perdarahan
varises pertama, termasuk
penggunaan alkohol dan fungsi
hati yang buruk. Kombinasi
dari pemeriksaan klinis dan
endoskopi termasuk mencari
klasifikasi Child-Pugh pada
sirosis berat, varises yang besar
dan adanya red wale markings
sangat berhubungan dengan
risiko kejadian perdarahan
pertama pada pasien dengan
sirosis (Tabel 2).1,6,11
PENATALAKSANAAN
Tujuan
penatalaksanaan
perdarahan gastrointestinal adalah
stabilisasi
pada
hemodinamik,
meminimalkan
komplikasi
dan
mempersiapkan terapi yang efektif
untuk
mengontol
perdarahan.
Resusitasi awal harus dengan cairan
intravena dan produk darah, serta
penting perlindungan pada saluran
nafas. Setelah dicapai hemodinamik
yang stabil, namun bila perdarahan
terus berlanjut hendaknya dilakukan
pemeriksaan endoskopi untuk melihat
sumber perdarahan, dan untuk
identifikasi kemungkinan pilihan terapi
seperti skleroterapi, injeksi epineprin
atau elektrokauter (Gambar 7).8,13
Terapi Farmakologi
Prinsip
pemberian
farmakoterapi adalah menurunkan
tekanan vena porta dan intravena.
Hanya ada dua farmakoterapi yang
direkomendasikan
untuk
pentatalaksanaa perdarahan varises
esofagus yaitu: vasopresin dan
terlipresin.2
Vasopresin
adalah
vasokonstriktor kuat yang efektif
nenurunkan tekanan portal dengan
menurunkan aliran darah portal yang
menyebabkan
vasokonstriksi
splanknik. Penatalaksanaan dengan
obat vasoaktif sebaiknya mulai
diberikan saat datang ke rumah sakit
pada pasien dengan hipertensi portal
dan dicurigai adanya perdarahan
varises. Dikutip dari Science Direct,
tujuan pemberian farmakoterapi adalah
untuk menurunkan tekanan portal,
yang berhubungan erat dengan tekanan
varises. Terapi ini rasional bila tekanan
portal yang tinggi ( > 20 mmHg)
dengan prognosis yang kurang baik.13,14
Obat vasoaktif dapat diberikan
dengan mudah, lebih aman dan tidak
memerlukan keterampilan. Terapi
dapat dimulai di rumah sakit, dirumah
atau saat pengiriman ke rumah sakit
yang akan meningkatkan harapan
hidup pasien dengan perdarahan masif.
Obat vasoaktif juga akan memudahkan
tindakan endoskopi.13
Terlipresin adalah turunan dari
vasopresin sintetik yang long acting,
bekerja lepas lambat. Memiliki efek
samping kardiovaskuler lebih sedikit
dibandingkan dengan vasopresin. Pada
pasien dengan sirosis dan hipertensi
porta terjadi sirkulasi hiperdinamik
dengan
vasodilatasi.
Terlipresin
memodifikasi sistem hemodinamik
dengan menurunkan cardiac output
dan meningkatkan tekanan darah arteri
dan tahanan vaskuler sistemik.
Terlipresin
memiliki
efek
menguntungkan pada pasien ke
gagalan hepatorenal, yaitu dengan
kegagalan fungsi ginjal dan sirosis
dekompensata. Dengan demikian,
dapat mencegah gagal ginjal, yang
sering terdapat pada pasien dengan
perdarahan varises. Ketika dicurigai
perdarahan varises diberikan dosis 2
mg/ jam untuk 48 jam pertama dan
dilanjutkan sampai dengan 5 hari
kemudian dosis diturunkan 1 mg/ jam
atau
12-24 jam setelah perdarahan
berhenti. Efek samping terlipresin
berhubungan dengan vasokonstriksi
seperti iskemia jantung, infark saluran
cerna dan iskemia anggota badan.2,13,14
Terapi Endoskopi
Terapi endoskopi dilakukan
Harus di ketahui bahwa selama
pada kasus perdarahan varises,
perencanaan terapi, prognosis
terutama dalam upaya mencapai
lebih tergantung pada tingkat
homeostasis. Temuan endoskopi juga
insufisiensi hati dari pada
berguna sebagai indikator prognosis
tingkat
keparahan
varises
risiko perdarahan ulang. Teknik
esofagus. Varises yang ringan
endoskopi yang digunakan mencapai
tidak memerlukan tindakan
homeostasis adalah dengan memutus
endoskopi. Dengan varises
aliran darah kolateral dengan cepat
risiko perdarahan tinggi dapat
seperti ligasi atau skleroterapi karena
diterapi obat-obatan dengan
trombosis. Endoskopi dapat dilakukan
propanolol 80-240 mg/hari
pada pasien dengan varises esofagus
yang dapat di kombinasi
sebelum perdarahan pertama terjadi,
dengan 2 X 40 mg/ hari
saat perdarahan berlangsung dan
isosorbide
mononitrate.
2,15
setelah perdarahan pertama terjadi.
Spironolakton dalam dosis 100Sebelum perdarahan pertama
200 mg/ hari dapat diberikan
Deteksi varises esofagus
sebagai alternatif pengganti
sebelum terjadi perdarahan
beta bloker. Tidak dilakukan
pertama
biasanya
dicapai
tindakan endoskopik, operasi
selama pemeriksaan stadium
dan transjugular intrahepatic
hipertensi portal, jarang varises
portosystemic
shunting
2,13
13
terdeteksi secara kebetulan.
(TIPS).
sign of upper GI bleeding in patient with:
1. Known cirrhosis
2. Clinical suspicion cirrhosis
Gastric varices
Esophageal varices
1.
Band ligation
1.
Glue
2.
2.
TIPS
Continuous rebleeding
Second endoscopy with therapy
TIPS
Bila
tindakan
endoskopi
Tamponade
balon
pada
prinsipnya adalah melakukan kompresi
eksternal pada perdarahan varises
dengan
mengembangkan
balon.
Tamponade balon tepat di lakukan jika
tidak
ada
pilihan
endoskopik
emergensi atau setelah tindakan
endoskopik, terapi operasi atau TIPS
gagal. Pada varises esofagus digunakan
pipa Sengstaken-Blakemore dengan
dua balon (Gambar 10). Teknik ini
tidak dilakukan jika pasien muntah.
Periksa pipa untuk kekedapan udara
sebelum digunakan, olesi pipa dan
balon menggunakan pelumas. Berikan
anestesi pada mukosa hidung, tekan
sisa udara dari balon, masukan pipa
melalui hidung sampai dengan panjang
50 cm. Pompa balon gastrik sampai 50
ml dan diklem. Perlahan-lahan pipa
ditarik sampai ada tahanan, bila
terdengar suara seirama dengan
pernafasan berarti gagal. Lindungi pipa
dengan plester yang kuat, fiksasi pipa
pada lubang hidung. Pompa balon
sampai 45 mmHg dengan manometri
kemudian diklem. Kempeskan pipa 30
menit setiap 6-8 jam sekali.
Maksimum pemasangan pipa adalah
24 jam.2,16
RINGKASAN
Varises esofagus merupakan dilatasi
vena
bagian
submukosa
yang
diproyeksikan
kedalam
esofagus
terjadi pada pasien dengan hipertensi
portal dan dapat menyebabkan
perdarahan saluran cerna bagian atas
yang serius.
Semua
pasien
perdarahan
varises memerlukan pemeriksaan
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dite P, Labrecque D, Fried M,
Gangl A, Khan AG, Bjorkman D,
et al. Esophageal varices. World
gastroenterology
organisation
practise guideline 2007. Available
from:
http://www.worldgastroenterology.
org/graded-evidence-access.html.,
Accessed January 6, 2012.
2. Block B, Schachschal G, Schmidt
H. Esophageal varices. In: Block
B, Schachschal G, Schmidt H, eds.
Endoscopy of the upper GI Tract.
Germany: Grammlich; 2004.p. 85150.
3. Azer SA, Katz J. Esophageal
varices 2010. Available from:
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/175248-overview.,
Accessed
January 6, 2012.
4. Kenneth
R,
McQuaid
M.
Gastrointestinal disorders. In:
Stephen J, McPhee M, Maxine A,
Papadakis P, eds. Current Medical
Diagnosis & Treatment. 48th ed.
USA: McGraw Hill Companies
Inc; 2009. p. 523-6.
5. John R, Saltzman S. Acute upper
gastrointestinaleeding.
In:
Greenberger N, Blumberg R,
Burakoff R, eds. Current diagnosis
& treatment: gastroenterology.
34.