You are on page 1of 3

Pariyati Hidayat, ibu rumah tangga yang dirikan perpus gratis untuk anak-anak

kampungnya
Inginkan Anak-Anak Kampung Senang Belajar dan Baca
Sejak dini penanaman membaca dan belajar perlu diterapkan pada anak-anak.
Dalam masa perkembangan, anak perlu terus dibekali pemahaman tentang
pentingnya mengetahui banyak pengetahuan. Darimana mendapatkannya? Salah
satunya dari membaca buku dan belajar bersama. Pariyati menyadari hal ini dan
berusaha menjembatani harapan itu untuk anak-anak di kampungya.
MASBAHUR ROZIQI
Rumah yang terletak di kelurahan Karangbesuki, RT 10 RW 02 itu tampak sepi saat
siang hari Senin (12/11) Radar Malang berkunjung ke sana. Baru setelah diketuk
keluarlah seorang anak laki-laki. Menyusul setelah itu seorang ibu muda
menyambut kedatangan Radar Malang. Dia mengajak masuk untuk ngobrol di
dalam rumah. Maaf Mas berantakan, ujar ibu tersebut.
Ibu itu tak lain adalah Pariyati Hidayat, seorang ibu rumah tangga penggagas
perpus gratis bagi anak-anak di kompleks RT 10 RW 02 kelurahan Karangbesuki
kecamatan Sukun, Kota Malang. Perpus itu dinamainya Rumah Baca Insan Cerdas
(RBIC). Dinamai demikian agar berpengaruh pada psikologis anak-anak. Kalau
istiqomah belajar dan baca, bisa menghasilkan manusia atau insan cerdas
nantinya, kata dia sambil tersenyum.
Pendirian RBIC itu sendiri sebenarnya sederhana. Saat itu sekitar tahun 2009 dirinya
ingin agar anaknya dapat belajar bersama anak-anak kampungnya. Kebetulan saat
itu dia memiliki banyak buku terutama tentang buku cerita anak dan buku pelajaran
SD lainnya. Ada pula buku-buku tentang psikologi. Merasa sayang buku itu tidak
dimanfaatkan, dia pun akhirnya mulai menata buku-buku. Disetinggnya penataan
buku-buku tersebut seperti di perpus. Ya saya setting waktu itu seperti perpus
kecil-kecilan, tutur staf tata usaha MTsN 1 Malang ini.
Di luar dugaan, ternyata para anak sekitar tertarik dengan pengadaan perpus itu.
Terbukti dengan banyak anak yang hilir mudik datang untuk membaca dan belajar
berkelompok di sana. Tujuan awalnya yang hanya mencarikan teman belajar bagi
sang anak berubah. Dia ingin anak-anak bisa mendapat kegiatan positif berupa
belajar dan membaca walau di kampung. Jadi kegiatan belajar pembelajaran tidak
berhenti di sekolah saja. Langsung waktu itu melihat antusiasme anak-anak, saya
segera inisiatif legalkan jadi perpus gratis bagi anak-anak, ujar ibu dua anak ini.
Dirinya pun lantas berkomunikasi dengan sang suami, Muhammad Nur Hidayat,
yang waktu itu menjabat wakil ketua RT. Setelah berdiskusi intens, disepakati untuk
meminta izin ketua RT. Gayung bersambut, sang ketua RT mempersilahkan RBIC
berdiri dan melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Bahkan RT berjanji membantu

semaksimal mungkin. Setelah disetujui RT itu lah RBIC mulai semakin diminati
banyak anak. Semakin rame setelah dapat persetujuan RT itu, ungkap perempuan
asli Malang ini.
Semakin intensnya anak-anak belajar di sana merangsang warga untuk turut
membantu pertumbuhan dan perkembangan RBIC. Pasokan sumbangan buku-buku
pun terus mengalir dari warga. Awal buku yang hanya 50 an, berkembang menjadi
sampai sekitar 200 an buku. Tidak hanya itu, para orang tua banyak menyarankan
anak-anaknya untuk memanfaatkan RBIC kalau ingin belajar dan berdiskusi
bersama teman-temannya. Ya waktu itu dukungan orang tua mengalir deras, kata
mantan guru Bimbingan Konseling MTsN 1 Malang itu.
Pariyati terus berusaha menata RBIC agar lebih teroganisir. Pemberdayaan pun dia
lakukan. Terutama memberdayakan remaja dan mahsiswa kost di lingkungan RT.
Siasat pemberdayaan ini disambut baik para remaja dan anak-anak kost itu. Sejak
2009 itu sebanyak belasan remaja dan anak kost yang bergabung untuk jadi
pendamping para anak yang belajar bersama di RBIC. Peran remaja itu misalnya
jadi guru bagi anak-anak saat mengerjakan PR. Atau saat menanyakan materi
pelajaran yang tidak dipahami saat di sekolah. Demikian pula dengan anak-anak
kost. Kaum remaja dan anak kostnya menyambut baik dan berperan serta, tutur
dia.
Sayangnya saat ini para kaum remaja dan anak kost yang jadi pendamping mulai
berkurang. Hal itu karena banyak yang sudah kerja dan mengurusi pengerjaan
skripsi. Total saat ini yang masih intens untuk jadi pendamping anak-anak hanya
tiga orang. Di tengah kesibukan bekerja, mereka menyempatkan diri untuk
mendampingi anak-anak. Yang intens itu total sekarang tiga orang, mereka
sempatkan diri di tengah kesibukan bekerja, sekitar hari Senin dan Kamis
utamanya, kata Pariyati.
Selain kegiatan membaca dan belajar bersama, dirinya juga berinisiatif untuk
menambahkan kegiatan seperti saat ramadan dan liburan sekolah kemarin. Saat
ramadan, pihak remaja dan anak-anak berkolaborasi mengisi ramadan dengan
berjualan takjil. Remaja bahu membahu membuat makanan dan minuman takjil.
Anak-anak membantu berjualan takjil. Hasil penjualan nantinya pada akhir ramadan
dibuat untuk takjil gratis buat seluruh RT.
Sedangkan untuk liburan sekolah kemarin diisi dengan mengadakan kemah dan
outbond di sekitar lingkungan RT. Antusiasme anak-anak RT benar-benar terlihat
waktu itu. Bahkan ada anak-anak dari RT lain yang turut nimbrung ikut kemah.
Ditambah outbond, kegiatan kemah waktu itu mendapat respon luar biasa. Para
orang tua pun juga respek karena tidak hanya kegiatan outbond dan kemah,
Pariyati juga tidak lupa mengajak para anak dan remaja untuk sholat berjamaah
bersama selama kegiatan. Alhamdulillah respon warga sangat positif pada kegiatan
kami waktu itu, terang istri Muhammad Nur Hidayat ini.

Ditanya harapan ke depannya, Pariyati tidak menarget harapan muluk-muluk. Dia


hanya menginginkan anak-anak bisa intens memanfaatkan RBIC untuk belajar atau
pun sekedar membaca. Baginya anak-anak sudah mau membaca dan belajar di
RBIC sudah anugrah luar biasa. Karena saat ini tantangan ke depan membutuhkan
generasi muda yang cerdas. Salah satu usahanya untuk turut mencerdaskan
generasi muda dari hal kecil ini. Menfasilitasi anak-anak untuk tak bosan dengan
buku dan belajar sama-sama. Ini lah usaha kecil yang bisa saya lakukan, saya gag
narget muluk-muluk, yang penting anak-anak tetap bisa baca dan belajar di sini,
tandasnya.

You might also like