Professional Documents
Culture Documents
D I AR E
Oleh :
Dian Purwantini
Novi Diah P
G0099062
G0002113
Pembimbing :
dr. Pudjiastuti, Sp.A
PENDAHULUAN
Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang, angka kesakitannya adalah sekitar 200 400 kejadian diare diantara
1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan
penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar (7080%)
dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun. Kelompok ini setiap tahunnya
mengalami lebih dari satu kejadian diare . Episode diare pada bayi adalah rata-rata
sekali setahun, sedangkan anak balita (1-5 tahun) rata-rata 2- 3 kali setahun
bahkan ada yang melaporkan 20 kali setahun. Sebagian dari penderita (1 2%)
akan jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50 60% di
antaranya dapat meninggal dunia. Mortalitas diare disebabkan oleh dehidrasi
berat, dengan penanganan yang benar maka dapat menghindarkan 95% kematian
baru sebagai akibat diare akut. Setelah ditemukan cara penggunaan cairan
rehidrasi maka mortalitas dapat diturunkan. Penelitian pada negara sedang
berkembang lainnya, kematian karena diare akut mencapai puncaknya setelah
umur 6-24 bulan, sedikit menurun setelah umur 2-3 tahun dan lebih berkurang
setelah umur 5 tahun.
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat,
dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu
kurang dari satu minggu pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat.
Prevalensi diare tinggi pada usia 6 (enam) bulan sampai 2 (dua) tahun
pada stadium penyapihan., pada daerah dengan hygiene dan sanitasi buruk, tinggi
pada bulan-bulan tertentu, kadang-kadang dijumpai KLB. Di Indonesia kejadian
diare masih terdapat 60 juta episode setiap tahun, dimana 1 5 % daripadanya
akan menjadi diare kronik .
Penyebab diare akut :
1. Virus : rotavirus (penyebab terbanyak), enterovirus.
clostridium,
staphyllococcus, bakteroides.
3. Penyebab lain : parasit (entamoeba histolitika, cryptosporodium).
4. Alergi susu sapi, laktase defisien (primer, sekunder ok infeksi virus).
Makanan/minum/obat yg dpt menyebabkan diare oleh karena osmolaritas
tinggi (laksansia).
5. Obat tertentu dapat menyebabkan diare, seperti amoksisilin, ampisilin, obat
laksansia.
Tujuan disajikannya kasus ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan
penderita diare secara tepat dan cepat sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas akibat diare.
KASUS
Pada anamnesis kasus yang didapatkan dari alloanamnesis ibu penderita
tanggal 2 November 2006. Penderita An. R, laki-laki, usia 8 bulan, anak ketiga
dari tiga bersaudara, alamat Bayan 02/VIII Surakarta, dengan keluhan utama
muntah dan mencret. Penderita mulai muntah sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Muntah 5 kali sehari sebanyak gelas belimbing. Pasien muntah tiap kali
makan dan minum serta batuk. Mencret 3x sehari, konsistensi cair, banyaknya
gelas belimbing, nyemprot, warna kuning, lendir (-), darah (-). Setiap kali mencret
penderita menangis. 1 minggu sebelum muntah dan mencret penderita mulai
panas, diobati sendiri oleh ibu penderita, turun setelah minum obat tapi kemudian
panas lagi. Batuk (+), Pilek (+). Sejak penderita muntah dan mencret, penderita
sudah dibawa ke dokter dan diberi obat. Keluhan berkurang tetapi pada hari MRS,
frekuensi muntah dan mencret bertambah serta penderita nampak makin lemas.
Menurut anamnesis tidak ada riwayat ganti merk susu yang diminum atau makan
makanan yang tidak biasa dimakan atau makanan basi. Penderita minum ASI,
dengan tambahan susu formula dan makanan pendamping ASI. Setelah mulai
diare, frekuensi minum bertambah, penderita menjadi lebih rewel dari biasanya.
Buang air kecil terakhir 4 jam yang lalu, kurang lebih gelas belimbing. Di
keluarga tidak ada yang diare selain penderita.
Status imunisasi penderita sesuai jadwal, yaitu pada 0 bulan mendapatkan
imunisasi BCG, polio I dan hepatitis B I, usia 2 bulan mendapat imunisasi DPT I,
polio II, hepatitis B II, usia 3 bulan mendapat imunisasi DPT II dan polio III, usia
4 bulan imunisasi DPT III dan polio IV, sedangkan imunisasi yang kurang adalah
imunisasi campak dan hepatitis B III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
baik, mulai senyum usia 1 bulan, mulai miring usia 2 bulan, mulai tengkurap usia
3 bulan, dan mulai duduk usia 6 bulan
Sampai sekarang penderita minum ASI dilengkapi dengan susu formula
dan makanan pendamping ASI (SUN) sejak usia 1 bulan. Riwayat kelahiran
ditolong bidan, umur kehamilan cukup bulan, lahir spontan, berat badan lahir
3500 gram, panjang badan 48 cm, menangis kuat setelah lahir. Pemeriksaan
kehamilan di bidan dengan frekuensi trimester I-II 1x seminggu, trimester III 2
kali seminggu, penyakit kehamilan (-), obat-obatan yang diminum (-).
Pemeriksaan post natal di bidan tiap bulan. Ibu menggunakan KB suntik.
Pemeriksaan tanggal 31 Oktober 2006 pukul 10.00 WIB, keadaan umum
anak tampak gelisah, somnolen, gizi kesan cukup dengan nadi 156x/menit reguler,
isi cukup, respiration rate 36x/menit tipe thoracoabdominal, suhu 39,2 oC. Tampak
kehausan. Berat badan anak 7 kg, tinggi badan 66 cm, lingkar kepala 50 cm,
lingkar lengan atas 13,5 cm. Derajat gizi :
BB/U = 7/8,8 X 100%
: gizi baik
Mata cekung (+/+), air mata (+/+) jumlah berkurang., bulu mata hitam, rontok
(-/-), palpebra oedem (-/-), konjunctiva anemis (- / -), sclera ikterik (- / -), pupil
isokor, diameter 3 mm / 3 mm, bulat, ditengah, refleks cahaya (+ / +), kornea
jernih, iris coklat, air mata (+/+). Hidung bentuk normal, nafas cuping hidung (-),
sekret (+), darah (-). Mulut : mukosa basah bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah
kotor (-), lidah tremor (-), lidah tepi hiperemis (-). Telinga bentuk normal, sekret
(-), mastoid pain (-), tragus pain (-), retroauricular pain (-). Tenggorokan uvula di
tengah, tonsil T1 T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), pseudomembran (-).
Leher normocolli, kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), trakea
ditengah.
Thorak bentuk normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan = kiri
Cor
: Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
Perkusi
Kiri atas
Pulmo
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: SIC VI dextra
Auskultasi :
Redup relatif
: SIC V dextra
Redup absolut
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi :
Palpasi
Perkusi
timpani (+)
Turgor
kembali lambat
Ekstremitas :
akral dingin -
sianosis -
CRT < 2
Neurologi :
Koordinasi
oedem
: baik
Sensorik
: baik
Tonus
: baik
Refleks fisiologis
Biceps
: +2/+2
Triceps
: +2/+2
Patella
: +2/+2
Achilles
: +2/+2
Reflek patologis
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Probiotik 2 x I sachet
Paracetamol syrup 4 x 100 mg (k/p)
Ambroxol 3x3 mg
Diet ASI on demand
Monitoring status hidrasi post rehidrasi
Edukasi keluarga : Minum oralit jika mencret/muntah
Kompres hangat jika panas
Banyak minum
Cuci tangan setelah membersihkan kotoran bayi
Untuk perencanaan diagnostik selanjutnya direncanakan pemeriksaan
Darah Rutin 2 meliputi Hb, AE, AL, jenis lekosit, AT, MCV, MCH, MCHC;
pemeriksaan elektrolit, dan pemeriksaan urine dan faeces rutin
Monitoring tiap 6 jam terhadap keadaan umum penderita, vital sign, dan
tanda-tanda terjadinya syok (akral dingin, nadi kecil, lemah, cepat, CRT >2 ).
Sehingga prognosis pasien ini secara ad vitam baik, secara ad sanam baik,
dan ad fungsionam baik.
Status hidrasi post rehidrasi 31 Oktober 2006 jam 14.00 WIB.
-
Kesadaran : CM
BAK (+) 2x
Muntah (+) 1x
Akral dingin
CRT < 2
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE
1. Definisi
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang lunak atau cair tiga
kali atau lebih dalam satu hari, atau lebih praktis mendefinisikan diare
sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih
lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya 1.
Diare secara umum dihubungkan dengan peningkatan volume dan
perubahan kosistensi tinja. Pada anak kurang dari dua tahun, diare
didefinisikan sebagai pengekuaran tinja lebih dari 10ml/kgBB/hr. Sedangkan
pada anak lebih dari 2 tahun, diare didefinisikan pengeluaran tinja lebih dari
200 gram/hari atau dapat dikatakan adanya berak cair empat kali atau lebih
dalam satu hari. 2
2. Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral ini meliputi:
-
Infeksi
bakteri:
Vibrio,
E.
Coli,
Salmonella,
Shigella,
Infeksi
virus:
Enterovirus
(virus
ECHO,
Coxsackie,
Infestasi
parasit:
Cacing
(ascaris,
Trichiuris,
Oxyuris,
10
b. Faktor malasorbsi
1) Malasorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak terpenting dan sering adalah intoleransi laktosa.
-
Malasorbsi lemak.
Malasorbsi protein.
botol
susu.
Penggunaan
botol
ini
memudahkan
pencemaran oleh kuman yang berasal dari tinja dan sukar dibersihkan.
Sewaktu susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih akan terjadi
kontaminasi kuman dan bila tidak segera diminum kuman akan tumbuh.
c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, oleh karena kuman dapat
berkembang biak.
d. Menggunakan air minum yang tercemar oleh tinja.
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
atau sebelum memasak makanan.
Sedangkan faktor host (pejamu) yang menyebabkan diare antara lain adalah:
a. Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun. ASI mengandung antibodi
yang melindungi kita terhadap kuman penyebab panyakit diare seperti
Shigella dan Vibrio cholera.
b. Kurang gizi.
c. Campak. Hal ini akibat penuruna kekebalan pada penderita.
d. Imunodefisiensi/imunosupresi
11
12
4) Terjadi penghentian mekanisme transport ion aktif pada Na K ATPase di enterosit dan gangguan absorbsi Na dan air.
5) Gangguan motilitas dan waktu transit usus:
6) Hipermotilitas usus tidak sempat di absorbsi diare.
7) Gangguan permeabilitas usus:
8) Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik
gangguan permeabilitas usus.
9) Diare inflamatorik:
10) Kerusakan sel mukosa usus eksudasi cairan, elektrolit dan mukus
yang berlebihan diare dengan darah dalam tinja.4
11) Diare pada infeksi:
-
Virus :
Virus berkembang biak dalam epitel vili usus halus, menyebabkan
keruskan sel epitel dan pemendekan villi yang secara normal
mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel
epitel bertbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus
mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan villi dapat juga
dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase, menyebabkan
berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa. Penyembuhan
terjadi jika villi mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi
matang.
Bakteri :
Penempelan di mukosa.
Bakteri yang berkembang biak di dalam usus halus
pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan
diri dari penyapuan. Penempelan terjadi melalui antigen yang
menyerupai rambut getar, disebut fimbria, yang melekat pada
reseptor di permukaan usus. Pada beberapa keadaan,
penempela di mukosa dihubungkan dengan perubahan epitel
usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan
atau menyebabkan sekresi cairan.
13
Invasi mukosa.
Invasi sering terjadi di kolon dan distal dari ileum.
Invasi mungkin diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus
superfisialis yang menyebabkan adanya sel darah merah dan
sel darah putih atau terlihat adanya darah dalam tinja.
Protozoa
5. Klasifikasi
Berdasarkan derajat dehidrasi, diare dibagi sebagai berikut:
a. Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:
1) Lesu, lunglai atau tidak sadar
2) mata sangat cekung dan kerin
3) tidak bisa minum atau malas minum
4) cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
b. Dehidrasi ringan sedang
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:
1) gelisah, rewel, mudah marah
2) mata cekung
3) haus, minum dengan lahap
4) cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
c. Tanpa dehidrasi:
14
15
(dengan
gejala
meteorismus,
hipotoni
otot,
lemah,
16
g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.3
9. Pengobatan1
Pengobatan penderita diare dibagi sebagai berikut:
a. Rencana pengobatan A untuk mengobati diare di rumah:
Prinsipnya adalah:
1) Pemberian cairan lebih banyak dari biasanya
a) Cairan yang diberikan harus memenuhi kritria:
-
mudah menyiapkannya
dapat diterima
efektif
b) Jumlah yang dapat diberikan adalah sebanyak yang anak mau dan
meneruskan penggunaan URO sampai diarenya berhenti. Sebagai
petunjuk pemberian cairan yang diberikan di rumah setiap kali
buang air besar adalah sebagai berikut:
-
dewasa:300-400ml
17
c) Obat-obatan:
-
18
19
20
21
ANALISIS KASUS
1.
Defekasi encer lebih dari 3x sehari, yang terjadi mendadak, kurang dari 14
hari pada anak yang sebelumnya sehat.
A (tanpa
dehidrasi)
Lihat :
1
Keadaan
umum
baik/sadar
Gelisah/rewel
Mata
normal
Sedikit cekung
Air mata
ada
Tidak ada
tidak ada
Kering
sangat kering
Rasa haus
5
minum biasa
tidak haus
Periksa Turgor
Kulit
kembali cepat
Hasil
pemeriksaan
tanpa dehidrasi
kembali sangat
lambat
Dehidrasi
ringan/sedang
1 tanda di (+) 1/>
tanda lain
dehidrasi berat
1 tanda di (+) 1/>
tanda lain
Pada kasus ini ada penderita gelisah/rewel, mata cekung dan mukosa
basah, turgor kulit kembali lambat, sehingga termasuk dalam derajat dehidrasi
ringan/sedang.
Pada kasus di atas lebih mengarah pada diare yang disebabkan virus, yaitu
dari anamnesis panas tinggi, diare tanpa lendir darah, dan pemeriksaan antal
lekosit masih dalam batas normal.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Departemen
Kesehatan
RI.
2005.
Muntah
dan
DiareAkut.
www.pediatrik.com
5.
24
25