You are on page 1of 9

Pemekatan

Tujuan dari pemekatan adalah untuk memisahkan eugenol dari pelarutnya


(diklorometan) sehingga didapat minyak kental eugenol. Sebelum dilakukan pemekatan, 100
mg eugenol ditambahkan pada labu C. Penambahan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui persen kesalahan pada proses pemekatan. Pemekatan dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan rotaroy evaporator dan destilasi sederhana.
Pemekatan dengan rotary evaporator termasuk dalam proses evaporasi memiliki
prinsip kerja yaitu dengan cara mengubah fase cair menjadi fase gas dengan cara
memanaskan suatu campuran pada titik didih zat sehingga tersisa fase dengan titik didih lebih
tinggi dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Pemanasan tidak selalu dilakukan pada titik
didih zat normal, melainkan dapat diturunkan dengan cara menurunkan tekanan sehingga
dapat menghindarkan kerusakan analit karena pemansan yang tinggi.
Namun pada praktikum kali ini, pemekatan dilakukan dengan cara pemanasan
menggunakan waterbath. Pemekatan pada praktikum kali ini menggunakan water bath.
Prinsip kerja dari water bath adalah proses penguapan pelarut melalui uap air yang suhunya
dapat diatur dan dijaga agar tetap konstan. Suhu yang digunakan pada saat praktikum kurang
lebih sekitar 77 .

Tidak dilakukan pada suhu tinggi karena pelarut diklorometan memiliki

titik didih 39,75

C sehingga pada suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menguapkan

pelarut diklorometan. Penguapan dihentikan saat pelarut diklorometan telah menguap dan
tersisa minyak berwarna kunign pucat berbau khas dan tajam dari cengkeh dan mengandung
sekitar 98% eugenol.
Setelah diperoleh minyak kuning pucat hasil pemekatan, minyak dalam labu alas bulat
tersebut kemudian dipindahkan ke dalam flakon, kemudian cawan porselen dibilas
menggunakan heksana dengan tujuan agar tidak ada sisa dari minyak cengkeh hasil
pemekatan yang tertinggal pada cawan porselen. Kemudian didapat sampel A,B,C, dan D
yang digunakan untuk pengamatan menggunakan Gas Chromatograpy (GC).
Yang sangat perlu diperhatikan adalah kebersihan dari alat-alat yang digunakan. Tiaptiap alat yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan aseton atau
metanol, tujuan dari pencucian menggunakan aseton atau metanol yaitu untuk menghilangkan

pengotor-pengotor, dan juga menghilangkan air. Pelarut yang digunakan sebagai pengencer
eugenol adalah heksan yang tidak dapat bercampur dengan air, maka harus dipastikan bahwa
alat-alat yang digunakan bebas dari air.
Keunggulan rotary evaporator dibandingkan dengan menggunakan water bath adalah
waktu pemekatan lebih cepat, dapat menurunkan titik didih pelarut dengan menurunkan
tekanan, karena pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak analit. Sedangkan
kekurangannnya adalah tidak dapat mengatur penurunan tekanan secara spesifik sehingga
tidak dapat diketahui penurunan titik didih yang terjadi. Pada water bath, penggunaan suhu
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada analit.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan persen kesalahan untuk tahap pemekatan
yaitu sebesar 87,18%. % kesalahan tahap pemekatan jauh lebih besar, jika dibandingkan
dengan % kesalahan pada tahap destilasi (1,96%) maupun tahap partisi (4,82%). Kesalahan
yang besar dari tahap pemekatan ini mungkin disebabkan oleh peggunaan waterbath dalam
proses pemekatan dimana dalam pelarut diklorometan belum menguap seluruhnya sehingga
hasil yang diperoleh tidak hanya berupa minyak cengkeh, dan juga banyaknya pengotor, serta
ketidaktelitian saat melakukan pemekatan.
Jawaban Pertanyaan
1. Berdasarkan kromatogram 1 mL E yang disisihkan, tahap clean up tidak perlu
dilakukan karena pada kromatogram terlihat bahwa hanya terdapat puncak eugenol
dan pelarutnya (heksana)
2. Perhitungan konsentrasi masing-masing ekstrak dengan cara standarisasi external
yaitu:
a. Perhitungan persamaan kurva baku
Konsentrasi Larutan standar adalah 1g/ml
KonsentrasiLarutan Stock
V1 x C1=V2 x C2
1 mL x 1000 mg/mL=100 mL x C2
C2 = 100 mg/mL
= 100.000 mg/L
Konsentrasi Larutan Intermediet
V1 x C1=V2 x C2
5 mL x 100.000 mg/L=25 mL x C2
C2 = 20.000mg/L

eugenol =
1,064 g/L
ppm = 1 mg/L

Konsentrasi Seri Baku


-

Seri 1
V1 x C1=V2 x C2
1 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 2000mg/L

Seri 2
V1 x C1=V2 x C2
2 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 4000mg/L

Seri 3
V1 x C1=V2 x C2
3 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 3000mg/L

Seri 4
V1 x C1=V2 x C2
4 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 4000mg/L

Seri 5
V1 x C1=V2 x C2
5 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 5000mg/L

Larutan
Seri 1
Seri 2
Seri 3
Seri 4
Seri 5

Kadar (mg/L)
2000.000
4000.000
6000.000
8000.000
10000.000

AUC
0.265
0.488
0.780
1.034
1.280

tR(detik)
152.1
152.5
150.8
149.2
152

y = Bx A
B = 0.0001
A = 0.0034
r = 0.99935
y = 0.0001x - 0.0034

Kurva Baku Eugenol


AUC Vs Kadar (mg/L)
1.4
1.2
1.0

f(x) = 0x - 0
R = 1

0.8
AUC

0.6
0.4
0.2
0.0
1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Kadar (mg/L)

Perhitungan Teoritis
Perhitungan Kurva Baku Manual

8000

9000

10000 11000

NO

(x x )2

( y y )

( y y )2

(x x )( y y )

xx
1

20

00
40

00
60

00
80

00
10.
00

0.265

-4000

16000000

-0.5044

0.254419

2017.6

0.488

-2000

4000000

-0.2814

0.079186

562.8

0.780

0.0106

0.000112

1.034

2000

4000000

0.2646

0.070013

529.2

1.280

4000

16000000

0.5106

0.260712

2042.4

40000000

0.664443

5152

8000000

0.132889

1030.4

0
Total 30.
00 3.847
0
0
Rata- 60 0.769
0
00
4
rata
{ ( xx )( y y ) }
B=
( xx )2

B=

5152
40000000

= 1,288 x 10-4

A= y B x

A=0.7694 1,288 x 10-4 (6000)


A=0.76940,7728=0.0034

r=

r=

{ ( xx ) ( y y ) }

{(x x )( y y )} { ( y y ) }
2

5152
(5152)(0.664443)

5152
=88.056022
58.508507

Sehingga persamaan regresi liniernya = 1,288 x 10-4 0.0034


b. Perhitungan konsentrasi ekstrak
Konsentrasi ekstrak dihitung dengan persamaan y = 0,00013x + 0,0034
Sampel

AUC Peak

Kadar (x)

Kadar (x)

Bobot

A
B
C
D
E

(y)

g
( mL )

mg
( mL )

0.759
0.838
1.039
0.285
0.516

5919.255
6532.609
8039.168
2239.13
4032.609

5.919255
6.532609
8.039168
2.23913
4.032609

Sampel A

(mg)
18.94162
20.90435
25.72534
7.165216
12.90435

Sampel B

AUC = 0.759

AUC = 0.838

0,759 = 0,00013x + 0,0034

0,838 = 0,00013x + 0,0034

x = 5812,3 ppm

x = 6420 ppm

Sampel C

Sampel D

AUC = 1,039

AUC = 0.285

1,039 = 0,00013x + 0,0034

0,285 = 0,00013x + 0,0034

x = 7966,15 ppm

x = 2166,15 ppm

Sampel E
AUC = 0.516
0,516 = 0,00013x + 0,0034
x = 3943,07 ppm
3. Perhitungan LOD dan LOQ
NO
1
2
3
4
5
Total
Ratarata

SB=

^y

2000
4000

0.265
0.488

0.1966
0.3966

0.0684
0.0914

6000

0.780

0.5966

0.1834

8000

1.034

0.7966

0.2374

10.000

1.280

0.9966

0.2834

30.000

3.847

2.983

0.864

0.183342

6000

0.7694

0.5966

0.1728

0.036668

2
( y ^y )
n2

0.183342
=0.061114
52

y ^y

( y ^y )2
4.679 x 10-3
8.354 x 10-3
3.3636 x 102

5.6359 x 102

8.0316 x 102

YLOD = A + 3SB = 0.0034 + 3( 0.061114 ) = 0,0034 + 0.183342 = 0.186742


Y = A + 10SB = 0.0034 + 10( 0.061114 ) = 0.0034 + 0.61114 = 0.61454
LOQ

YLOD
= 0.0001X - 0.0034
0.186742 = 0.0001 LOD
-0.0034
LOD
= 1,90142 x 10 3 mg/L
YLOD
= 0.0001X - 0,0034
0.61454 = 0.0001 LOD
- 0,0034
LOQ
= 6,1794 x 10 3mg/L
4. Konsentrasi eugenol pada E berada dibawah LOD karena LOD yg didapat sebesar
1,90142 x 10

mg/L ppm sedangkan konsentrasi eugenol E hanya sebesar 3943,07

ppm. Karena LOD merupakan salah satu parameter sensitifitas yang merupakan C
terkecil yang masih dapat diukur oleh detektor, sehingga alat sudah tidak sensitif saat
mengukur konsentrasi E akibatnya pada saat injeksi tidak menunjukkan puncak.
5. Persen Perolehan Kembali (%Recovery)
Jumlah Adisi Eugenol = 100L x Konsentrasi Eugenol
= 100L x 1 mg/L
= 100 mg

%Recovery A=

bobot Abobot E
x 100
100 mg

%Recovery A=

( 18.9416212.90435) mg
x 100 =6.04
100 mg

%Recovery B=

bobot Bbobot E
x 100
100 mg

%Recovery B=

(20.9043512.90435)
x 100 =8
100 mg

%Recovery C=

bobot Cbobot E
x 100
108 mg

%Recovery C=

(25.7253412.90435)
x 100 =12.82
100 mg

%Recovery D=

%Recovery D=

bobot Dbobot E
x 100
97.4 mg

(7.16521612.90435)
x 100 =5.74
100 mg

6. Persen Kesalahan Tiap Tahap


a)

( Determinasi )=100 5.74=94.26

b)

C ( Determinasi+ Pemekatan )=100 12.82 =87.18

%Kesalahan Tahap Pemekatan


c)

= |87.18 94.26 | =7.08%

B ( Partisi+ Determinas i+ Pemekatan )=100 8 =92


%Kesalahan Tahap Partisi = |92 7.08 94.26 | = 9.34 %

d)

A ( Destilasi+ Partisi+ Determinasi+ Pemekatan ) =100 6.04


= 93.96 %
%KesalahanTahap Destilasi

= |93.96 9.34 7.08 94.26 |


= 16.72 %

Persen Kesalahan Total


=127.4 %

= 94.26

+ 7.08 %+ 9.34%+ 16.72

7. Tahapan yang perlu dioptimasi lagi adalah tahap determinasi karena %kesalahannya
sangat besar yaitu 94,26 %

You might also like