Professional Documents
Culture Documents
pelarut diklorometan. Penguapan dihentikan saat pelarut diklorometan telah menguap dan
tersisa minyak berwarna kunign pucat berbau khas dan tajam dari cengkeh dan mengandung
sekitar 98% eugenol.
Setelah diperoleh minyak kuning pucat hasil pemekatan, minyak dalam labu alas bulat
tersebut kemudian dipindahkan ke dalam flakon, kemudian cawan porselen dibilas
menggunakan heksana dengan tujuan agar tidak ada sisa dari minyak cengkeh hasil
pemekatan yang tertinggal pada cawan porselen. Kemudian didapat sampel A,B,C, dan D
yang digunakan untuk pengamatan menggunakan Gas Chromatograpy (GC).
Yang sangat perlu diperhatikan adalah kebersihan dari alat-alat yang digunakan. Tiaptiap alat yang digunakan harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan aseton atau
metanol, tujuan dari pencucian menggunakan aseton atau metanol yaitu untuk menghilangkan
pengotor-pengotor, dan juga menghilangkan air. Pelarut yang digunakan sebagai pengencer
eugenol adalah heksan yang tidak dapat bercampur dengan air, maka harus dipastikan bahwa
alat-alat yang digunakan bebas dari air.
Keunggulan rotary evaporator dibandingkan dengan menggunakan water bath adalah
waktu pemekatan lebih cepat, dapat menurunkan titik didih pelarut dengan menurunkan
tekanan, karena pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak analit. Sedangkan
kekurangannnya adalah tidak dapat mengatur penurunan tekanan secara spesifik sehingga
tidak dapat diketahui penurunan titik didih yang terjadi. Pada water bath, penggunaan suhu
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada analit.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan persen kesalahan untuk tahap pemekatan
yaitu sebesar 87,18%. % kesalahan tahap pemekatan jauh lebih besar, jika dibandingkan
dengan % kesalahan pada tahap destilasi (1,96%) maupun tahap partisi (4,82%). Kesalahan
yang besar dari tahap pemekatan ini mungkin disebabkan oleh peggunaan waterbath dalam
proses pemekatan dimana dalam pelarut diklorometan belum menguap seluruhnya sehingga
hasil yang diperoleh tidak hanya berupa minyak cengkeh, dan juga banyaknya pengotor, serta
ketidaktelitian saat melakukan pemekatan.
Jawaban Pertanyaan
1. Berdasarkan kromatogram 1 mL E yang disisihkan, tahap clean up tidak perlu
dilakukan karena pada kromatogram terlihat bahwa hanya terdapat puncak eugenol
dan pelarutnya (heksana)
2. Perhitungan konsentrasi masing-masing ekstrak dengan cara standarisasi external
yaitu:
a. Perhitungan persamaan kurva baku
Konsentrasi Larutan standar adalah 1g/ml
KonsentrasiLarutan Stock
V1 x C1=V2 x C2
1 mL x 1000 mg/mL=100 mL x C2
C2 = 100 mg/mL
= 100.000 mg/L
Konsentrasi Larutan Intermediet
V1 x C1=V2 x C2
5 mL x 100.000 mg/L=25 mL x C2
C2 = 20.000mg/L
eugenol =
1,064 g/L
ppm = 1 mg/L
Seri 1
V1 x C1=V2 x C2
1 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 2000mg/L
Seri 2
V1 x C1=V2 x C2
2 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 4000mg/L
Seri 3
V1 x C1=V2 x C2
3 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 3000mg/L
Seri 4
V1 x C1=V2 x C2
4 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 4000mg/L
Seri 5
V1 x C1=V2 x C2
5 mL x 20.000 mg/L=10 mL x C2
C2 = 5000mg/L
Larutan
Seri 1
Seri 2
Seri 3
Seri 4
Seri 5
Kadar (mg/L)
2000.000
4000.000
6000.000
8000.000
10000.000
AUC
0.265
0.488
0.780
1.034
1.280
tR(detik)
152.1
152.5
150.8
149.2
152
y = Bx A
B = 0.0001
A = 0.0034
r = 0.99935
y = 0.0001x - 0.0034
f(x) = 0x - 0
R = 1
0.8
AUC
0.6
0.4
0.2
0.0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Kadar (mg/L)
Perhitungan Teoritis
Perhitungan Kurva Baku Manual
8000
9000
10000 11000
NO
(x x )2
( y y )
( y y )2
(x x )( y y )
xx
1
20
00
40
00
60
00
80
00
10.
00
0.265
-4000
16000000
-0.5044
0.254419
2017.6
0.488
-2000
4000000
-0.2814
0.079186
562.8
0.780
0.0106
0.000112
1.034
2000
4000000
0.2646
0.070013
529.2
1.280
4000
16000000
0.5106
0.260712
2042.4
40000000
0.664443
5152
8000000
0.132889
1030.4
0
Total 30.
00 3.847
0
0
Rata- 60 0.769
0
00
4
rata
{ ( xx )( y y ) }
B=
( xx )2
B=
5152
40000000
= 1,288 x 10-4
A= y B x
r=
r=
{ ( xx ) ( y y ) }
{(x x )( y y )} { ( y y ) }
2
5152
(5152)(0.664443)
5152
=88.056022
58.508507
AUC Peak
Kadar (x)
Kadar (x)
Bobot
A
B
C
D
E
(y)
g
( mL )
mg
( mL )
0.759
0.838
1.039
0.285
0.516
5919.255
6532.609
8039.168
2239.13
4032.609
5.919255
6.532609
8.039168
2.23913
4.032609
Sampel A
(mg)
18.94162
20.90435
25.72534
7.165216
12.90435
Sampel B
AUC = 0.759
AUC = 0.838
x = 5812,3 ppm
x = 6420 ppm
Sampel C
Sampel D
AUC = 1,039
AUC = 0.285
x = 7966,15 ppm
x = 2166,15 ppm
Sampel E
AUC = 0.516
0,516 = 0,00013x + 0,0034
x = 3943,07 ppm
3. Perhitungan LOD dan LOQ
NO
1
2
3
4
5
Total
Ratarata
SB=
^y
2000
4000
0.265
0.488
0.1966
0.3966
0.0684
0.0914
6000
0.780
0.5966
0.1834
8000
1.034
0.7966
0.2374
10.000
1.280
0.9966
0.2834
30.000
3.847
2.983
0.864
0.183342
6000
0.7694
0.5966
0.1728
0.036668
2
( y ^y )
n2
0.183342
=0.061114
52
y ^y
( y ^y )2
4.679 x 10-3
8.354 x 10-3
3.3636 x 102
5.6359 x 102
8.0316 x 102
YLOD
= 0.0001X - 0.0034
0.186742 = 0.0001 LOD
-0.0034
LOD
= 1,90142 x 10 3 mg/L
YLOD
= 0.0001X - 0,0034
0.61454 = 0.0001 LOD
- 0,0034
LOQ
= 6,1794 x 10 3mg/L
4. Konsentrasi eugenol pada E berada dibawah LOD karena LOD yg didapat sebesar
1,90142 x 10
ppm. Karena LOD merupakan salah satu parameter sensitifitas yang merupakan C
terkecil yang masih dapat diukur oleh detektor, sehingga alat sudah tidak sensitif saat
mengukur konsentrasi E akibatnya pada saat injeksi tidak menunjukkan puncak.
5. Persen Perolehan Kembali (%Recovery)
Jumlah Adisi Eugenol = 100L x Konsentrasi Eugenol
= 100L x 1 mg/L
= 100 mg
%Recovery A=
bobot Abobot E
x 100
100 mg
%Recovery A=
( 18.9416212.90435) mg
x 100 =6.04
100 mg
%Recovery B=
bobot Bbobot E
x 100
100 mg
%Recovery B=
(20.9043512.90435)
x 100 =8
100 mg
%Recovery C=
bobot Cbobot E
x 100
108 mg
%Recovery C=
(25.7253412.90435)
x 100 =12.82
100 mg
%Recovery D=
%Recovery D=
bobot Dbobot E
x 100
97.4 mg
(7.16521612.90435)
x 100 =5.74
100 mg
b)
d)
= 94.26
7. Tahapan yang perlu dioptimasi lagi adalah tahap determinasi karena %kesalahannya
sangat besar yaitu 94,26 %