You are on page 1of 6

Nama : Desendra Rufa Saputri

Nim

: 4201411061

Prodi : Pendidikan Fisika

ANALISIS JUDUL SKRIPSI

Judul

: Keefektifan Pembelajaran dengan Ketrampilan Metakognitif


terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X
Melalui Tutor Sebaya dan Aptitude Treatment Interaction ( ATI )

Efektivitas
Efektivitas merupakan pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuantujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai
dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut

adalah benar atau efektif. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas )


Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran proses, cara,
perbuatan,

menjadikan

orang

atau

makhluk

hidup

belajar.

(http://kbbi.web.id/ajar )
Ketrampilan
Menurut Dunette ( 1976 ) ketrampilan berarti mengembangkan pengetahuan
yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan
beberapa tugas. Sedangkan menurut Iverson ( 2001 ) Ketrampilan tidak
hanya membutuhkan training saja, tetapi kemapuan dasar yang dimiliki
setiap orang dapat lebih membantu menghasilkan sesuatu yang bernilai

dengan lebih cepat.


Metakognitif
Metakognitif pertama kali diperkenalkan oleh Flavell (Jonassen, 2000 : 14)
yang menyatakan metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang
bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah,
kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan

menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan

menilai kemajuan belajar dirinya sendiri.


Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan)
Anggiat M. Sinaga dan sri Hadiati ( 2001:34 ) mendifinisikan kemampuan
sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.


Tutor Sebaya
Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa
tutorial

adalah

bimbingan

pembelajaran

dalam

bentuk

pemberian

bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien
dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan
dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor.
Pengertian sebaya menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah
hampir sama; (Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, 1994:367). Dalam kamus
konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya berarti teman-teman yang
sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok prapuberteit yang
mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa
tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan
pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Pembelajaran
teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal
ini

siswa

belajar

dari

siswa

lain

yang

memiliki

status

umur,

kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri.

Aptitude Treatment Interaction (ATI)


Menurut Cronbach (1996: 249), mendefinisikan ATI sebagai as the
study of Aptitude Treatment Interaction approach (ATI), is the search for
treatments that are tailored to individual differences in aptitudes. That is,
treatmments that are optimally effective for studnts of different aptitude
levels. ATI Approach sebagai sebuah pendekatan yang berusaha mencari

dan menemukan perlakuan-perlakuan (treatments) yang cocok dengan


perbedaan kemampuan (aptitude) siswa, yaitu perlakuan (treatment) yang
secara optimal efektif diterapkan untuk siswa yang berbeda tingkat
kemampuannya.
A. Tujuan dan Objek Penelitian
Tujuan
:
Untuk
mengetahui

seberapa

efektifkah

pembelajaran Aptitude treatment Interaction (ATI)


dalam meningkatkan ketrampilan atau kemampuan
kognitif

siswa

dalam

pemecahan

masalah

atau

misskonsepsi yang ada pada materi suhu dan kalor


bila
Objek

dibandingkan

dengan

pembelajaran

Tutor

Sebaya.
: Objek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA N 1
Bergas

B. Manfaat
Manfaaat teoritis penelitian ini bahawa metode pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) dan tutor sebaya dapat
digunakan

oleh

guru

sebagai

meningkatkan

kemampuan

memecahkkan

suatu

salah

satu

metakognitif

masalah.

Siswa

cara

siswa
bisa

untuk
dalam

mengukur

kemampuannya sendiri dalam pelajaran fisika.


C. Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini berdasarkan pengamatan waktu
PPL di SMA N 1 Bergas, remdahnya kemampua metakognitif
fisika siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal
ini dapat ditunjukkan bahwa siswa masih kurang memahami
kemampuan yang dimilikinya, sehingga merasa kesulitan
dalam mengikuti pembelajaran khususnya fisika. Siswa selalu
beranggapan kalau fisika itu sulit, sehingga siswa cenderung
diam dan pasif dalam kegiatan pembelajaran. Sebelumnya
waktu PPL saya pernah menerapkan pembelajaran dengan
game education berupa puzzle dan mencari jodoh supaya

siswa aktif dan mau berpikir. Selain itu saya pernah


memberikan pelajaran dengan metode tutor sebaya agar
siswa itu aktif dan mampu menilai kemampuan yang ada
dalam dirinya sendiri. Dari beberapa metode itu siswa
menjadi semangat, mau berusaha untuk bisa dan bisa
mengukur kemampuan pemahaman tentang materi yang
disajikan.
mencoba

Dari

pengalaman

mencari

PPL

model

saya

berinisiatif

pembelajaran

yang

atau
bisa

meningkatkan kemampuan metakognitif siswa. Oleh karena


saya bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) dan tutor sebaya untuk
meningkatkan

kemampuan

metakognitif

siswa

kelas

khususnya materi suhu dan kalor.


Metakognitif merupakan kesadaran siswa seseorang tentang
bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran
suatu

masalah,

kemampuan

untuk

mengamati

tingkat

pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai


informasi untuk mencapai tujuan dan kemampuan menilai
kemajuan pembelajaran sendiri. Kegiatan metakognitif dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Kesadaran (kemampuan seseorang untuk mengenali
informasi baik eksplisit maupun implisit).
b. Penalaran (bertanya pada diri sendiri dan menjelaskan
dengan

kata-kata

sendiri

pemahaman).
c. Pengamatan (membandingkan

untuk

menstimulasi

dan

membedakan

jawaban yang lebih masuk akal dalam memecahkan


masalah).
Kemampuan metakognitif setiap individu akan berlainan,
tergantung dari variabel metakognitif yaitu kondisi individu,
kompleksitas,

pengetahuan,

pengalaman,

manfaat,

dan

strategi berpikir. Kemampuan metakognitif fisika adalah


kemampuan untuk

mengukur

baik

kekurangan maupun

kelebihan

yang

dimiliki

oleh

setiap

individu

dalam

pembelajaran fisika untuk menilai kemajuan diri sendiri.


Berdasarkan uraian atau penjelasan tentang metakognitif
saya beranggapan bahwa metode tutor sebaya dan Aptitude
Treatment

Interaction

meningkatkan

(ATI)

cocok

kemampuan

diterapakan

metakognitif

untuk

terhadap

pemecahan masalah yang ada di materi suhu dan kalor.


Yang pertama dengan tutor sebaya yang berarti siswa belajar
dari siswa. Dalam tutor sebaya ini untuk tutor bisa dipilih oleh
guru dengan siswa paling pintar di kelas atau bisa juga siswa
mengajukan diri menjadi tutor. Dengan menjadi tutor untuk
teman-temannya

berarti

dia

tuntas

dalam

bahan

pelajarannya, dari sini kemampuan metakognitif pun muncul.


Siswa yang menjadi tutor akan bisa mengendalikan dirinya
sendiri apakah dia sudah paham dan mengalami kesulitan
tentang suhu dan kalor, dia juga bisa memilih model yang
dianggapnya

mudah

untuk

memahami

dan

mengingat

materi. Dengan menjadi tutor dia bisa mencapai tujuan dan


menilai kemajuan belajar dirinya sendiri.
Kedua adalah dengan model Aptitude Treatment Interaction
(ATI) peningkatan pemecahan masalah melalui penyesuaian
pembelajaran

dengan

Langkah-langkah

perbedaan

model

kemampuan

pembelajaran

ATI

yang

siswa.
akan

dikembangkan dalam materi suhu kalor terdiri dari empat


tahap :
a. Treatment Awal
Pemberian perlakuan awal terhadap siswa dengan
menggunakan aptitude testing untuk menentukan dan
menetapkan klasifikasi kelompok siswa berdasarkan
tingkat

kemampuan.

Serta

mengetahui

seberapa

kemampuan masing-masing individu dalam menangkap


informasi atau materi.
b. Pengelompokan Siswa

Berdasarkan hasil aptitude testing siswa dibagi menjai


3 kelompok, yaitu kelompok berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
c. Memberikan Perlakuan (Treatment)
Perlakuan (treatment) untuk setiap kelompok berbeda,
sesuai

dengan

kemampuan

karakteristiknya.

tinggi

diberi

Siswa

perlakuan

self

dengan
learning

melalui modul. Siswa berkemampuan sedang dan


rendah

diberi

pembelajaran

reguler

teaching

dan

tutorial.
d. Achievemen Test
Di akhir kegiatan ini dilakukan penilaian terhadap
pemecahan masalah dengan menggunakan metode ATI
untuk mengetahui kemampuan metakognitif siswa.
Dari langkah-langkah diatas berarti untuk siswa kemampuan
tinggi diberi modul mereka bisa belajar dan memahami
materi dari modul tersebut. Jadi siswa bisa mengukur
seberapa tingkat kemampuannya dalam memahami materi,
mencari kesulitan dalam materi tersebut. Mereka juga bisa
memilih model pembelajaran yang menurut mereka gampang
untuk memahami materi. Sedangkan untuk kemampuan
sedang dan rendah diberi reguler teaching dan tutorial, jadi
bersama guru mereka dtuntun untuk memahami materi dan
menggali kemampuan metakognitif siswa dengan memberi
permasalahan yang harus di selesaikan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini PTK ( Penelitian
Tindakan Kelas), yang nantinya akan ada suatu tindakan
tertentu dalam upaya memperbaiki pembelajaran di kelas.

You might also like