Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Native chicken is very important for Indonesian people as meat and egg producers. Pattern raising of
native chicken is variation depending on its environmental condition and goal of raising. Intenive raising of
the birds is entailed good planning particularly in economic aspects. An economical analysis was conducted
on a group of native chicken farmers Barokah locating in district of Ciamis, West Java, of which producing
chicks intensively. The group raising 300 hens and 60 cockerels for egg producesr and for hatching
eggs produced by using 5 machines of egg hatchery. The result of analysis showed that this breeding
could be extended to 6 years by considering the profit obtained (Rp.3.449.097,-), break event point (1482
birds), break even point of selling cost (Rp.3949/bird), internal rate of return (IRR) for 6 years (37,28).
Key Words: Native Chicken, Intensive rearing, Financial Analysis
ABSTRAK
Ayam kampung merupakan alternatif pilihan bagi masyarakat Indonesia sebagai sumberdaya alam
penyedia pangan bergizi dalam bentuk daging maupun telur yang sangat dibutuhkan. Pola pengembangannya
beraneka sesuai dengan keadaan lingkungan maupun tujuan pemeliharaanya. Pengembangan pola
Intensif diperlukan perencanaan yang lebih detail yang meliputi aspek ekonomi, karena pada pola
intensif maka orientasi kegiatan condong ke arah komersial. Pada tahun 2009 kelompok peternak
ayam kampung "Barokah" yang berlokasi di Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis telah
melakukan
usaha
rintisan pembibitan ayam kampung penghasil DOC secara intensif. Usaha ini
menggunakan sebanyak 360 ekor ayam dewasa (300 ayam induk dan 60 ekor ayam pejantan) sebagai
penghasil telur, sedangkan untuk penghasil DOC digunakan 5 unit mesin tetas dengan kapasitas
masing-masing 400 butir. Usaha yang dilakukan kelompok Barokah ini perlu dianalisa dari sisi
ekonomi dengan pendekatan analisa kelayakan usaha yang meliputi analisa rugi-laba, analisa titik impas
dan analisa internal rate of return (IRR). Hasil analisa menunjukkan bahwa usaha pembibitan dapat
dilanjutkan sampai 6 tahun di kemudian hari, hal ini didasarkan bahwa usaha mendapat keuntungan sebesar
Rp.3.449.097, Titik Impas Produksi sebesar 1482 ekor dan Titik Impas harga jual sebesar Rp.3949/ekor, IRR
hasil perhitungan selama 6 tahun kegiatan diperoleh nilai sebesar
37,28%.
Kata Kunci: Ayam Kampung, Pola Intensif, Analisis Finansial
PENDAHULUAN
Ayam kampung (lokal) telah berkembang
secara luas di berbagai wilayah Indonesia,
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
menyebabkan keberadaanya diakui oleh
masyarakat sebagai bagian kehidupan yang tak
714
(I I)
NPV NPV
715
716
Tabel 1. Keragaan kegiatan produksi DOC dan telur Konsumsi selama 6 tahun kegiatan
Tahun
Produksi
Waktu
Telur konsumsi
2 bulan
12
DOC
10
3 12
II
Telur konsumsi
78
DOC
10
1 6 dan 9 12
III
Telur konsumsi
DOC
12
1 12
1V
Telur konsumsi
2 bulan
12
DOC
10
3 12
Telur konsumsi
78
DOC
10
1 6 dan 9 12
VI
Telur konsumsi
DOC
12
Keterangan
1 12
717
Pemasukan ayam
Kejadian I, pemasukan ayam dewasa untuk
awal kegiatan, sebelum tahun I. Kejadian II,
pada bulan ke-18, pada saat itu terjadi
penggantian ayam baru. Kejadian III, pada
bulan ke-36. Kejadian IV, yaitu pada bulan ke54.
Pengafkiran ayam dilakukan setelah 18
bulan masa produksi
Kejadian I, yaitu pada pertengahan tahun II
kegiatan Kejadian II, pada akhir tahun III, atau
pada bulan ke-36 kegiatan; Kejadian III, pada
pertengahan tahun V, yaitu pada bulan ke-54;
Kejadian IV, pada akhir tahun VI atau bulan
ke-72.
Pada Tabel 2, menunjukkan bahwa
investasi yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan pembibitan ayam kampung penghasil
DOC pada sakala 360 ekor dan 5 mesin tetas,
Tabel 2. Jumlah dan jenis investasi usaha pembibitan ayam kampung penghasil DOC, skala 360 ekor.pada
awal tahun
Harga satuan
(Rp)
Nilai (Rp)
Usia teknis
(tahun)
Penyusutan
per bulan
(Rp)
275.000
27.500.000
286.456
13.500
810.000
13.500
Timbangan (1 buah)
150.000
150.000
2.500
200.000
200.000
3.333
150.000
150.000
2.500
12.500
375.000
6.250
65.000
19.500.000
1,5
450.000
85.000
5.100.000
1,5
125.000
Uraian
Kegiatan Budidaya ayam
2
Sub total
53.785.000
889.539
800.000
4.000.000
47.619
50.000
50.000
833
20.000.000
20.000.000
10
166.667
300.000
2.400.000
40.000
26.450.000
718
255.119
80.235.000
Tabel 3. Jumlah biaya tidak tetap dalam usaha pembibitan ayam kampung penghasil DOC
1. Pemeliharaan ayam tetua (360 ekor) per bulan
Biaya tidak tetap (Rp)
Pakan induk + pejantan ( 360 x 100 gr x 30 x Rp 3700)
Kesehatan (paket_)
Sanitasi (paket)
Listrik
Sekam
Total biaya tidak tetap
Rp
(%)
3.966.000
76,18
100.000
1,92
50.000
0,96
120.000
2,30
50.000
0,96
4.316.000
889.539
Biaya operasional/bulan
5.205.539
17,08
100
Rp
500.000
34,12
10.000
0,68
700.000
47,77
1.210.000
255.119
Biaya operasonal/bulan
1.465.119
17,41
100
6.670.658
x (I I)
NPV NPV
719
Tabel 4. Jumlah penerimaan pada usaha pembibitan ayam kampung penghasil DOC
Penerimaan dalam bentuk fisik per bulan
(butir/ekor)
3600
180
3420
1026
2394
2155
245
1724
1689
285
57
Rp
180.000
1.231.200
215.460
7.601.429
100.000
633.333
158.333
Total penerimaan ( a + b + c + d + e + f + g)
10.119.755
3.449.097
1,51
Rp 3.949/ekor
720
1482 ekor
Tabel 5. Arus tunai biaya dan penerimaan kegiatan pembibitan selama 6 tahun (Rp 000)
Uraian
Biaya
Tahun kegiatan
1
47.592
47.592
47.592
47.592
47.592
47.592
1.200
1.200
1.200
1.200
1200
1.200
600
600
600
600
600
600
Listrik
1.440
1.440
1.440
1.440
1440
1.440
Sekam
600
600
600
6.00
600
600
19.500
19.500
19.500
5.100
5.100
5.100
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
120
120
1.20
1.20
120
1.20
8.400
8.400
8.400
8.400
8.400
8.400
65.952
90.552
90.552
65.952
90.552
65.952
3.437
3.437
3.437
3.437
3.437
3.437
135
135
135
135
135
135
25
25
25
25
25
25
333
333
333
333
333
333
Gerobak roda 3
25
25
25
25
25
25
Tempat minum
62
62
62
62
62
62
571
571
571
571
571
571
Pakan
Kesehatan
Sanitasi
Ayam induk
Ayam pejantan
Tenaga pemanas
Egg try
Tenaga kerja
Total
Penyusutan
Bangunan kandang
ayam
Tempat pakan
Timbangan
Tangki sprayer
Mesin tetas
Ruang penetasan
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
Kandang indukan
400
400
400
400
400
400
Total
13.896
6.996
6.996
6.996
6.996
6.996
Biaya total
72.948
97.548
97.548
72.948
97.548
72.948
8.640
8.640
8.640
8.640
Alat candling
Penerimaan
Telur konsumsi
(produksi 2 bulan)
Telur rusak
Telur tak layak tetas
Telur infertil
Penjualan DOC
1.800
1.800
2.160
1.800
1.800
2.160
12.312
12.312
14.774
12.312
12.312
14.774
2.202
2.205
2.646
2.205
2.205
2.646
76.005
76.005
91.206
76.005
76.005
91.206
11.400
11.400
11.400
11.400
2.850
2.850
2.850
2.850
1.200
1.200
1.200
1.200
1.200
1.200
102.159
116.412
126.236
102.162
116.412
126.236
721
722
Tabel 6. Arus kas biaya dan keuntungan dalam (Rp 000) dan perhitungan IRR
Tahun
0
Investasi
Biaya
operasi
Total
biaya
Penerimaan
Keuntungan
NPV
15%
df
NPV
df
NPV
df 15%
35%
35%
40%
40%
80.235
80.235
-80.235
-80.235
-80.235
-80.235
65.952
102.159
36.207
0,8696
31.486
0,74
26.819
0,714
25.863
24.600
90.306
90.552
116.412
25.860
0,7561
19.553
0,55
14.189
0,51
13.194
24.600
90.306
91.752
126.236
34.484
0,6575
22.673
0,41
14.014
0,364
12,566
65.952
65.952
102.162
36.210
0,5718
20.705
0,3
10.903
0,26
9.425
90.306
90.552
116.412
25.860
0,4972
12.858
0,22
5.767
0,186
4.807
67.152
67.152
126.236
59.084
0,4323
25.542
0,17
9.761
0,133
7.846
15.445
15.445
0,4323
6.677
0,17
2.552
0,133
2.051
705.062
152.915
4
5
24.600
6
Total
722
154.035
469.974
552.147
59.258
3.769
-4.482
65.952
DAFTAR PUSTAKA
BAMBANG, P. dan NESIA D. 1992. Ekonomi Teknik ,
Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
DITJENNAK. 2006. Statistik Peternakan Indonesia.
Direktorat Jenderal Peternakan. Departeman
Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
DITJENNAK. 2008. Statistik Peternakan Indonesia.
Direktorat Jenderal Peternakan. Departeman
Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
STATISTIK INDONESIA. 2008. Badan Pusat Statistik
Indonesia.
SARTIKA, T. dan B. GUNAWAN. 2007. Karakteristik
sifat-sifat produktivitas ayam kampung betina
fase produksi pada populasi dasar seleksi.
Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner. Bogor, 21 22 Agustus 2007.
Puslitibang Peternakan. Bogor. hlm. 576 582.
SARTIKA, T dan S. ISKANDAR. 2007. Mengenal
Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan
Pemanfaatannya. Balai Penelitian Ternak,
Puslitbang Peternakan, Bogor.
723