You are on page 1of 26

PENCETAKAN

drg. Agung Satria Wardhana

26 Februari 2014

MATERIAL CETAK
Material cetak digunakan untuk membuat duplikasi atau replikasi yang akurat
dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut.
Persyaratan bahan cetak.
Bahan harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta
cukup kental untuk berada dala sendok cetak yang menghantar bahan
cetak ke mulut.
Selama di mulut bahan tersebut harus berubah atau mengeras menjadi
benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu
Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan
dari mulut dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat
dituang.

Bahan cetak merupakan suatu bahan yang sangat penting di bidang


kedokteran gigi, dimana dalam pembuatan inlay dan protesa seperti gigi
tiruan lepasan, bridge, crown, dan pesawat ortodontik memerlukan suatu
model tiruan dari struktur gigi dan rongga mulut yang tentunya hanya
dapat diperoleh dengan melakukan pencetakan.
Sifat material cetak yang diharapkan :
1. Bau, rasa dan warna dapat diterima.
2. Tidak mengandung material beracun atau mengiritasi.
3. Tahan dalam penyimpanan dan distribusi.
4. Bersifat elastis tanpa perubahan permanen.
5. Kekuatannya baik.
6. Kestabilan dimensi cukup lama pada suhu dan kelembaban normal
7. Akurat untuk penggunaan klinik.
8. Dapat di desinfektan tanpa berubah.
9. Tidak melepaskan gas selama setting material cetak.

Syarat bahan cetak yang digunakan:

Dapat menduplikasi secara akurat hasil preparasi


Gigi dan jaringan sekitar harus dapat tercetak
dengan akurat
Elastis
Mempunyai stabilitas demensional
Flow yang baik
Karakteristik pengerasan yang baik
Compatibilitas dengan bahan die
Akseptabel thd penderita
Ekonomis

Klasifikasi material cetak :


1. Material Elastis
a. Hydrocolloid : Reversible (Agar)
Irreversible (Alginat)
b. Elastomer : Polysulfide
Silicon
Polyeter
2.

Material Non Elastis


- Plaster of Paris (Gipsum Tipe 1)
- Impression Compound
- Zinc Oxide Eugenol Pasta
- Impression Wax

Bahan Cetak Agar


Bahan dasarnya berbentuk gel berupa :
1. Agar
2. Borat
3. Sulfat
4. Malam keras
5. Bahan thixotropic
6. Air
Pengerasan hydrocolloid reversible sering disebut gelasi/gelation.
Manipulasi bahan cetak agar dengan cara memanaskan pada temperatur
yang lebih tinggi yang dikenal sebagai temperatur liquefaction 70-100 C
sehingga berbentuk sol.
Untuk menjadikan bentukan gel kembali dengan cara menurunkan
temperaturnya menjadi 37-50 C

Bahan ini bersifat :


- Thermoplastis
- Fleksibilitas 11% (spesifikasi ADA 4-15%)
- Elastic recovery 98,8% (cukup elastis)
- Compressive strength dan tear strength baik, bila mengalami tegangan
singkat.
- Stabilitas dimensi : perubahan minimal pada kelembaban 100% tidak
lebih dari 1 jam.
- Deformasi permanen 1% (spesifikasi ANSI/ADA : kurang dari 1,5%)
- Kecermatan baik (limit reproduction 25 m)
- Penyimpanan harus di dalam kulkas.
Working time dan setting time dari bahan ini cukup lama.
Faktor yang mempengaruhi setting time adalah:
- Waktu
- Temperature

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Gel :


Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan gel hidrokoloid,
faktorfaktor ini dapat berdiri sendiri atau berhubungan satu sama lain
sehingga memberikan pengaruh yang sangat kompleks. Diantara faktorfaktor tersebut yang paling menonjol adalah konsentrasi, suhu, pH, dan
adanya ion atau komponen aktif lainnya.
1. Pengaruh konsentrasi
Konsentrasi hidrokoloid sangat berpengaruh terhadap kekentalan
larutannya. Pada konsentrasi yang rendah larutan hidrokoloid biasanya
akan bersifat sebagai aliran Newtonian dengan meningkatnya kosentrasi
maka sifat alirannya akan berugah menjadi non Newtonian. Hampir
semua hidrokoloid memiliki kekentalan yang tinggi pada konsentrasi yang
sangat rendah antara 1-5% kecuali pada gum arab yang sifat
Newtoniannya tetap dipertahankan sampai dengan onsentrasi 40% .
2. Pengaruh suhu
Pada beberapa hidrokoloid suhu akan menyebabkan penurunan
kekentalan, karena itu kenaikan suhu dapat mengubah sifat aliran yang
semula non Newtonian menjadi Newtonian.

3.

4.

5.

Pengaruh pH
Hidrokoloid pada umumnya akan membentuk gel dengan baik pada
kisaran pH tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan
kekentalan dengan meningkatnya pH hingga mencapai titik tertentu dan
kemudian akan makin menurun bila pH terus ditingkatkan.
Pengaruh ion
Beberapa jenis hidrokoloid membutuhkan ion-ion logam tertentu untuk
membentuk gelnya, karena pembentukan gel tersebut melibatkan
pembentukan jembatan melalui ion-ion selektif.
Pengaruh komponen Aktif lainnya
Sifat fungsional beberapa jenis hidrokoloid dapat dipengaruhi oleh
adanya hidrokoloid lain. Pengaruh ini dapat bersifat negatif dalam arti
sifat fungsional makin berkurang dengan adanya hidrokoloid lain ataupun
bersifat positif karena adanya pengaruh sinergis antara hidrokoloidhidrokoloid yang bergabung.

Cara pemeliharaan hasil cetakan hidrokoloid reversible :


- Pemberian desinfektan
- Hindari terjadinya sineresis/imbibisi
- Hindari terjadinya distorsi
- Harus segera diisi
Hasil cetakan hidrokoloid reversible dianggap gagal apabila :
- Ada distorsi
- Robek
- Hasil cetakan tidak detail
- Dimensi berubah
- Hasil cetakan kasar.
- Lubang kosong dengan bentuk tidak teratur
- Gelembung eksternal

Hidrokoloid sebagai duplicating material :


- Untuk menduplikasi model.
- Dapat digunakan berulang kali.
- Dapat disimpan dalam keadaan sol.

Alginat
Komposisi ?????
Alginic acid adalah kopolimer anhydro--d-mannuronic acid dan anhydro--dguluronic dengan sejumlah carboxyl acid group.
Sifat meterial dasar alginat tergantung : derajat polimerisasi antara rasio
mannuronin dan guluronin pada molekul polimer.
Guluronin banyak Kuat, gel brittle
Mannuronin banyak lemah dan gel elastis lebih banyak
Sifat :
1. Hasil cetakan sangat detail
2. Bersifat elastis dan dapat mencetak undercut
3. Tidak iritasi dan toksik
4. Kompatible dengan plaster/dental stone
5. Kurang stabil shrinkage dan imbibisi

Jenis kegagalan alginat dan penyebabnya :


1.

2.

3.
4.

5.

Hasil cetakan berbutir :


a. cara mengaduk tidak benar
b. waktu pengadukan terlalu cepat
c. rasio tidak sesuai
Hasil cetakan sobek :
a. perbedaan ketebalan material cetak ekstrem
b. kontaminasi kelembaban
c. pengadukan terlalu lama
d. pelepasan dari mulut terlalu cepat
Bubbles :
a. Udara terperangkap selama pencampuran (gelation tidak sempurna)
Rongga tidak terbentuk :
a. kelembaban
b. kotoran pada jaringan
Hasil pengisian gips kasar/ berkapur :
a. pembersihan hasil cetakan alginat kurang benar
b. sisa air tertinggal di cetakan alginat

c. pelepasan gips terlalu cepat


d. gips terlalu lama di cetakan
e. manipulasi gips kurang benar
6. Distorsi
a. hasil cetakan alginat tidak segera diisi
b. sendok cetak berubah posisi selama masa gelation
c. pelepasan dari mulut terlalu cepat
d. cara pelepasan kurang benar

Material Cetak Elastomer


Bahan cetak elastomer ini terutama digunakan dalam pengambilan
pencetakan pembuatan berbagai jenis gigi tiruan seperti gigi tiruan penuh,
gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan cekat (bridge dan crown), dan
dalam pembuatan cetakan tambalan inlay.
Bahan cetak elastomer dalam penggunaannya mempunyai beberapa kebaikan
yaitu memiliki elastisitas dan stabilitas dimensi yang baik dan memiliki
waktu kerja yang relatif panjang sehingga pencetakan tidak perlu dlakukan
dengan tergesa-gesa. Selain itu juga terdapat beberapa keburukan dari
bahan cetak elastomer yaitu tidak mempunyai sifat retensi yang baik, dan
bahan elastomer relatif mahal dibandingkan dengan bahan cetak yang
lain.

Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak dengan komposisi pasta


dasar yang berwarna putih dan dalam pengerasannya diperlukan pasta
atau liquid reactor (katalis) yang berwarna coklat atau abu-abu tua. Reaksi
kimia bahan ini merupakan reaksi antara molekul atau polimer besar yang
diikat oleh ikatan-ikatan silang. Ikatan silang tersebut mengikat rantai
polimer besar yang diikat oleh ikatan-ikatan polimer. Ikatan polimer
tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk
membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel.
Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka
lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan
semula yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika
diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekuatan dan sifat elastis
bahan tersebut.
Klasifikasi Bahan Cetak Elastomer
Spesifikasinya American Dental Association (ADA) menyebutkan beberapa
jenis bahan cetak elastomer yaitu silicone, polyether, dan polysulfide.

Bahan Cetak Silicone


Bahan cetak silicone adalah bahan cetak elastomer dengan bahan dasar
siloksan yang dalam pengerasannya dapat melalui reaksi kimia kondensasi
dan addisi.
Silicone tipe kondensasi mempunyai bahan dasar, bahan pengisi, bahan
akselerator, dan bahan pewarna. Silicone tipe kondensasi merupakan hasil
reaksi ikatan silang antara ortosilikat dan ujung dari group hidroksil
dimetilsilikon.
Silicone tipe addisi mempunyai komposisi pasta dasar dan pasta liquid
reactor (katalis). Pasta dasar mengandung filler dan silicone polimer. Filler
terdiri dari titanium dioxide, silikat dapat juga zinc oxide maupun copper
carbonat. Filler berguna untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan.
Semakin banyak filler semakin tinggi viskosistasnya.

Silicone tipe addisi sering disebut juga dengan polyvinylsiloxane/ exaflex


(sering dipakai di RSGM Universitas Jember) merupakan reaksi adisi yang
basis polimer ujungnya adalah group vinil dan berikatan dengan silane,
dengan pengaktifnya garan platinum.
Bahan cetak silicone memiliki empat macam konsistensi yaitu low viscosity
(light body), medium viscosity (regular), high viscosity (heavy body), dan
very high body (putty).

Bahan Cetak Polieter


Bahan cetak polyether adalah bahan cetak elastomer yang terdiri dari bahan
dasar pasta base yang mengandung polimer dan filler inert dan pasta
katalis yang mengandung inisiator reaksi bersama dengan minyak dan
filler.
Komponennya terdiri atas pasta base (Prepolimer berujung imino, Filler
inert- silica, Plasticizer (phthalate) dan katalis (Derivat ester dari asam
sulfonat, romatis, Filler inert-silica, Plasticizer (phthalate). Plasticizer
seperti phthalate berguna untuk memudahkan pencampuran serta
pembentukan bahan cetak. Di dalam pasta katalis, derivat ester dari asam
sulfonat aromatis berguna sebagi inisiator cross linking sewaktu
pembentukan elastomer.
Bahan cetak polyether mempunyai empat klasifikasi menurut konsistensinya
yaitu low viscosity (light body), medium viscosity (regular), high viscosity
(heavy body), dan very high body (putty).

Bahan Cetak Polisulfide


Polysulfide adalah suatu bahan cetak elastis yang bersifat seperti karet dan
mengeras secara kimiawi, biasanya tersedia dalam bentuk tube dengan
dua macam pasta, pasta dasar atau bahan dasar yang mengandung
mercaptan yang berwarna putih yang terdiri dari liquid polysulfide, filler
(zink sulfat/ titanium dioksida) dan pasta katalis atau akselerator yang
mengandung bahan oksidasi yang berwarna coklat yang terdiri dari lead
dioksida, colloid sulfur, asam oleat dan asam stearat, filler dan inert oil.
Bahan cetak polysulfide dibagi atas beberapa tingkatan atau tipe pasta
berdasarkan viskositasnya, yaitu:
a. viskositas rendah yang disebut dengan heavy-body, digunakan sebagai
bahan objek yang dicetak. Tipe ini dikombinasikan dengan bahan sendok
yang merupakan bahan dengan viskositas tinggi atau light-body.

b. Viskositas sedang yang disebut regular-body, biasanya digunakan sendiri


dengan menggunakan sendok cetak.
c. Viskositas tinggi yang disebut dengan light-body, dengan menggunakan
sendok cetak.
Viskositas dari bahan cetak tergantung dari jumlah bahan pengisi dalam pasta
dasar, jika semakin besar jumlah bahan pengisi pasta dasar maka semakin
tinggi viskositasnya.
Keuntungan dan kekurangan Bahan Cetak Elastomer
Setiap jenis bahan cetak mempunyai keuntungan yang ditinjau dari sifatsifat kimia, fisis, biologis serta dari segi ekonomisnya. Dalam hal ini
terdapat keuntungan dari pemakaian bahan cetak elastomer yaitu
sebagai berikut:
a. Stabilitas dimensi yang baik.
b. Mudah dimanipulasi.
c. Mempunyai shelf life yang baik (minimal 2 tahun).
d. Bahan ini memiliki elastisitas yang baik sehingga dapat mencetak
daerah undercut.
e. Mudah dibersihkan.
f. Bebas dari bau.

Di samping memiliki keuntungan bahan ini juga memiliki kerugian sebagai


berikut:
a. Sangat kaku setelah mengeras sehingga pelepasan bahan cetak dari
mulut menjadi sukar bahkan dapat mengakibatkan gigi tersebut tercabut
(jika bahan ini digunakan untuk mencetak gigi mobility, resesi gingiva dll).
b. Bahan cetak elastomer memiliki warna yang kurang baik setelah
pencampuran.
c. Memerlukan adhesif (untuk polysulfide), untuk merekatkan bahan cetak
dengan sendok cetak.
d. Memerlukan biaya yang besar (harganya mahal).

Bahan Cetak Non Elastis


Bahan cetak non elastis sekelompok bahan kedokteran gigi mudah
patah
tekanan > kekuatan bahan

Plaster of Paris
Kompoun cetak
Pasta cetak ZOE

Kompoun Cetak

Indikasi utama untuk mencetak rahang tak bergigi.


Berbentuk stik
Mencetak gigi tunggal
Sendok cetak perorangan (Cetakan Primer)
ZOE, Hidrokoloid, Elastomer (Cetakan Sekunder)

Bahan Pengisi : memperkuat atau sebaliknya dengan mengubah sifat fisik


dengan menambah partikel kecil bahan lembab. (kimia beda dengan
komponen utama).
Bahan Utama : malam dan resin Cair bahan pengisi meningkatkan
viskositas
Kekerasan

Pasta Cetak Oksida Seng Eugenol


Aplikasi : Bahan cetak tak bergigi, bahan dresing, pasta pencatatan gigit,
bahan tambal sementara, pengisi saluran akar, bahan sementasi, dan
bahan relining sementara untuk gigi tiruan.
Bentukan bahan : tube 2 pasta yang terpisah.
Komposisi :
Tube 1: seng oksida, minyak mineral atau sayur.
Tube 2: Eugenol, Garam atau Resin terpolimerisasi, bahan pengisi, lanolin,
balsam bersifat resin, Larutan aselerator dan pewarna.

Manipulasi : panjang pasta harus sama dan tempatkan pada lempeng kaca,
diaduk dengan spatula khusus selama 1 menit sampai warna homogen.
Waktu pengerasan : waktu kerja bervariasi antara 3 6 menit. Pengerasan
pasta tipe 1 (keras) 10 menit, pasta tipe 2(lunak) 15 menit.

Syarat Pencetakan
Pencetakan dikatakan berhasil apabila:
Seluruh struktur anatomis tercetak dengan baik, antara lain:
dasar vestibulum, ridge alveolar, seluruh permukaan palatum, frenulum,
gigi termasuk abutmen dan preparasinya.
Seluruh lengkung rahang tercetak, tidak ada permukaan tray yang
terekspos
Tidak porus, patah, sobek

Pencetakan
Yang harus diperhatikan dalam tahapan pencetakan :
Komposisi adonan w/p sesuai, waktu pengadukan tepat
Posisi operator dan pasien tepat
Bahan cetak tidak berlebih
Arah pelepasan tepat

You might also like