You are on page 1of 3

TENUN SILUNGKANG

08.07 aden No comments


Tenun atau menenun adalah proses pembuatan pakaian dengan cara
menganyam benang pakan diantara benang lungsi dengan menggunakan alat
tenun yang terbuat dari kayu, lidi, bambu dan logam. Dari proses menenun inilah
nantinya dihasilkan kain dan songket. Songket merupakan salah satu produk
tenun Minangkabau yang paling dikenal dan berkelas tinggi, bukan saja karena
keindahan kilauan benang emasnya dalam ragam motif yang unik tetapi juga
karena fungsi sosialnya sebagai kelengkapan pakaian adat. Songket berasal dari
kata sungkit atau ungkit, yaitu cara penambahan benang pakan dan benang
emas dalam pembuatan ragam hiasnya yang dilakukan dengan
menyungkitkannya ke benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk menenun
adalah benang yang berasal dari kapas, serat, sutera, dan benang makau
(benang emas dan perak). Pada umumnya benang tenun yang dipergunakan
saat ini diimpor dari luar negeri seperti India, China dan Eropa. Ragam hias atau
motif pada songket disebut cukie, ada yang menggunakan benang makau
(benang emas dan perak), sutera dan katun berwarna. Suatu keunikan pada kain
songket lama Minangkabau yaitu terdapat perpaduan dua atau tiga jenis benang
dalam satu motif.

Salah satu daerah yang terkenal dengan pengrajin songket di


Minangkabau adalah nagari Silungkang. Nagari Silungkang berada di pinggir
jalan lintas Sumatera lebih kurang 95 km arah tenggara Kota Padang. Nagari ini
juga terkenal dengan seni kerajinannya seperti anyaman rotan, lidi, bambu, sapu
dan tenun. Tenunan songket dan sarung silungkang sudah sangat dikenal di
Sumatera Barat. Songket silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat
tenun yang hampir sama dengan alat tenun Kubang atau Pandai sikek tetapi
ukurannya agak besar dari alat tenun Pandai sikek. Tradisi menenun di daerah ini
pada umumnya dilakukan oleh kaum perempuan di rumah mereka masingmasing.

Tenun Silungkang pada umumnya jenis bertabur, yaitu songket yang


hiasannya tidak memenuhi bidang kain, dengan dasar songket ada yang polos
dan ada yang kotak-kotak. Motif tenun silungkang bersumber dari alam
lingkungan sekitar seperti pucuak rabuang, bunga, motif burung, sirangkak,
balah katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana bila dibandingkan
dengan tenun songket Pandai sikek dan tidak rumit dalam pengerjaannya
sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam perkembangan tenun silungkang saat ini juga telah


memadukan teknik ikat dengan teknik songket dengan berbagai variasi motif.
Sedangkan bahan yang digunakan saat ini selain benang katun juga telah ada
benang sutera dengan hiasan benang makau atau benang katun berwarna. Hasil
tenun Silungkang, selain untuk kebutuhan pakaian juga ada sebagai hiasan dan
aksesoris lainnya. Saat ini perkembangan songket silungkang cukup baik dilihat

dari kualitas bahan, teknik pembuatan, motif hiasan dan pemasarannya, bahkan
telah diproduksi pula tenunan mesin dengan motif yang beragam dan harga
yang relative murah. Silungkang merupakan daerah pemasok benang tenun
yang telah dicelup/diwarnai untuk kebutuhan pengrajin tenun di Sumatera
Barat.Tenun atau menenun adalah proses pembuatan pakaian dengan cara
menganyam benang pakan diantara benang lungsi dengan menggunakan alat
tenun yang terbuat dari kayu, lidi, bambu dan logam. Dari proses menenun inilah
nantinya dihasilkan kain dan songket. Songket merupakan salah satu produk
tenun Minangkabau yang paling dikenal dan berkelas tinggi, bukan saja karena
keindahan kilauan benang emasnya dalam ragam motif yang unik tetapi juga
karena fungsi sosialnya sebagai kelengkapan pakaian adat. Songket berasal dari
kata sungkit atau ungkit, yaitu cara penambahan benang pakan dan benang
emas dalam pembuatan ragam hiasnya yang dilakukan dengan
menyungkitkannya ke benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk menenun
adalah benang yang berasal dari kapas, serat, sutera, dan benang makau
(benang emas dan perak). Pada umumnya benang tenun yang dipergunakan
saat ini diimpor dari luar negeri seperti India, China dan Eropa. Ragam hias atau
motif pada songket disebut cukie, ada yang menggunakan benang makau
(benang emas dan perak), sutera dan katun berwarna. Suatu keunikan pada kain
songket lama Minangkabau yaitu terdapat perpaduan dua atau tiga jenis benang
dalam satu motif.

Salah satu daerah yang terkenal dengan pengrajin songket di


Minangkabau adalah nagari Silungkang. Nagari Silungkang berada di pinggir
jalan lintas Sumatera lebih kurang 95 km arah tenggara Kota Padang. Nagari ini
juga terkenal dengan seni kerajinannya seperti anyaman rotan, lidi, bambu, sapu
dan tenun. Tenunan songket dan sarung silungkang sudah sangat dikenal di
Sumatera Barat. Songket silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat
tenun yang hampir sama dengan alat tenun Kubang atau Pandai sikek tetapi
ukurannya agak besar dari alat tenun Pandai sikek. Tradisi menenun di daerah ini
pada umumnya dilakukan oleh kaum perempuan di rumah mereka masingmasing.

Tenun Silungkang pada umumnya jenis bertabur, yaitu songket yang


hiasannya tidak memenuhi bidang kain, dengan dasar songket ada yang polos
dan ada yang kotak-kotak. Motif tenun silungkang bersumber dari alam
lingkungan sekitar seperti pucuak rabuang, bunga, motif burung, sirangkak,
balah katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana bila dibandingkan
dengan tenun songket Pandai sikek dan tidak rumit dalam pengerjaannya
sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam perkembangan tenun silungkang saat ini juga telah


memadukan teknik ikat dengan teknik songket dengan berbagai variasi motif.
Sedangkan bahan yang digunakan saat ini selain benang katun juga telah ada
benang sutera dengan hiasan benang makau atau benang katun berwarna. Hasil
tenun Silungkang, selain untuk kebutuhan pakaian juga ada sebagai hiasan dan

aksesoris lainnya. Saat ini perkembangan songket silungkang cukup baik dilihat
dari kualitas bahan, teknik pembuatan, motif hiasan dan pemasarannya, bahkan
telah diproduksi pula tenunan mesin dengan motif yang beragam dan harga
yang relative murah. Silungkang merupakan daerah pemasok benang tenun
yang telah dicelup/diwarnai untuk kebutuhan pengrajin tenun di Sumatera Barat.

You might also like