You are on page 1of 86

Epidemiologi

Ns Arlon B. Tengker S.Kep

Definisi Epidemiologi

Berasal dari bahasa Latin


Epi = pada, atas
Demos = populasi
Logos = ilmu
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit pada populasi (MacMahon & Pugh,
1978)

Distribusi

Distribusi:

Pola kejadian kejadian kesehatan di populasi


Frekuensi

Distribusi, menunjukkan bahwa dalam memahami


kejadian yang berkaitan dengan penyakit atau
masalah kesehatan, maka epidemiologi
menggambarkan kejadian itu menurut karakter
tertentu, yaitu karakter orang, tempat dan waktu

Frekuensi

Frekuensi, berarti upaya melakukan


kuantifikasi atas kejadian, mengukur besarnya
kejadian

Jumlah kejadian
Prevalens, Insidens

KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

Menggambarkan status kesehatan penduduk


Mempelajari riwayat alamiah penyakit atau suatu masalah
kesehatan
Mempelajari penyebab atau faktor resiko suatu penyakit atau
masalah kesehatan
Mengevaluasi suatu dampak perlakuan baik berupa suatu uji
coba di klinik maupun suatu uji coba di lapangan atau suatu
program intervensi
Mengembangkan sistem pengendalian dan pemberantasan
penyakit

Determinan

Determinan berarti faktor yang mempengaruhi


atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan

Konsep Agen, Host, dan


Lingkungan (Triad
Epidemiologi)

Triad Epidemiologik

Disebut juga segitiga epidemiologik


Adalah model tradisional atau dari teori
penyebab penyakit infeksi (Teori
epidemiologik klasik)
Diusulkan oleh John Gordon

Triad epidemiologik

Tiga komponen

Faktor Agen
Faktor Pejamu (host) yang rentan
Faktor Lingkungan (environment)

Segitiga epidemiologik atau triad


Agen

Agen

Pejamu

Lingkungan
Pejamu

Lingkungan

Agen

Faktor yang harus ada pada sebab penyakit


Substansi yang ada atau tidaknya, bila diikuti
kontak yang efektif pada manusia yang rentan
(suseptibel), akan menjadi rangsangan atau
stimulasi bagi terjadinya suatu penyakit.

Klasifikasi Agen

5 Kelompok:

Agen biologik
Agen kimia
Agen nutrisi
Agen mekanik
Agen fisika

Agen Biologik
1.
2.
3.

4.

5.
6.

Protozoa ( plasmodium, Amoeba dll)


Metazoa ( ascaris, schistosomiasis dll)
Bakteria ( Mycobacterium tuberculosis, Clostridium
tetani dll)
Virus (Influenza, Rabies,SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome dll)
Jamur (Epidermofitosis, Moniliasis, (kandidosis mulut)
Riketsia (Rocky Mountain spotted fever,Q-fever
(Rickettsia prowazeki )

Agen kimia

Pestisida
Food-additives
Obat-obatan
Zat yang diproduksi oleh tubuh manusia

Ureum uremia
Benda-benda keton asidosis

Agen kimia

Asbes
Logam berat

Merkuri
Kadmium
Timbal
Uranium

Minuman keras
Bahan-bahan kosmetik
Obat-obatan, alergen

Agen nutrisi

Karbohidrat: berlebihan obesitas


Lemak: berlebihan hiperlipidemia
Protein: kekurangan protein energi
malnutrisi
Vitamin:

Defisiensi vitamin A rabun senja


Defisiensi vitamin C skorbut

Agen nutrisi

Mineral

Cu
Zn
Mg
Fe

Air

Agen mekanik

Friksi yang kronik

Pemakaian sepatu yang sempit verucca vulgaris


(kutil)

Kompresi atau daya mekanik menekan atau


memutar

Menimbulkan carpal tunnel syndrom

Agen fisika

Radiasi

Suhu udara

Dingin: menimbulkan frost bite


Panas: menimbulkan dehidrasi, heat stroke

Kelembaban

Dapat menyebabkan kanker kulit

Rendah: hiperhidrosis

Intensitas suara

Bising, frekuensi tinggi: Gangguan pendengaran


Vibrasi

Agen fisika

Panas

Terang cahaya

menimbulkan luka bakar


Gangguan daya lihat mata

Objek

Air, makanan, tanah, udara

Faktor pejamu (host)

Organisme manusia atau hewan yang


merupakan faktor tempat (berlabuh penyakit)

Faktor pejamu

Faktor intrinsik yang mempengaruhi


keterpajanan individual, kerentanan dan
respon terhadap agen penyebab (kausatif)

Faktor pejamu

1.
2.
3.
4.

Faktor intrinsik pada manusia


Umur
Ras
Jenis kelamin
Status sosio-ekonomik

Faktor intrinsik pada manusia


5.
6.
7.
8.

Status perkawinan
Status kesehatan / kebugaran
Riwayat penyakit terdahulu
Sifat-sifat genetik

Faktor intrinsik pada manusia


9.

Perilaku

Merokok
Penyalahgunaan obat
Gaya hidup (lifestyle)
Aktivitas seksual
Penggunaan kontrasepsi
Kebiasaan makan

Faktor intrinsik pada manusia


10.
11.
12.
13.

Status nutrisi
Status imunologik
Status keterpajanan (level of exposure)
Struktur anatomik

Faktor intrinsik pada manusia


Karakteristik psikologik

14.

Kepribadian

15.
16.

Adanya penyakit atau medikasi


Golongan darah

Tipe A : terburu-buru
Tipe B : lamban, pasif

Dll

Sistem ABO
Rhesus positif, rhesus negatif

Faktor intrinsik pada manusia

Status imunologik berdasarkan cara didapat


1.

Imunitas alamiah (tanpa intervensi)

2.

Imunitas didapat (dengan intervensi)

3.

Aktif
Pasif
Aktif: TT, DPT
Pasif: ABU, ATS, gamma globulin, serum anti rabies

Herd immunity (Imunitas Kelompok)

Faktor lingkungan

Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi agen


dan peluang untuk terpajan
Faktor luar / kondisi ekternal yang
menyebabkan atau memungkinkan transmisi
penyakit

Faktor Lingkungan

Lingkungan fisik
Lingkungan biologik
Lingkungan sosio-ekonomik

Lingkungan fisik

Kondisi cuaca, musim, udara

Kondisi geologi

Faktor kelembaban
Struktur dan lapisan geologik, sifat fisik tanah

Kondisi geografi

Faktor ketinggian

Lingkungan biologik

Semua mahluk hidup

Hewan
Tumbuhan
Manusia

Lingkungan sosio-ekonomik

Kepadatan penduduk
Kehidupan sosial

Olahraga
Fasilitas rekreasi
Fasilitas umum
Fasilitas sosial lainnya

Lingkungan sosio-ekonomik

Stratifikasi sosial

Tingkat pendidikan
Latar belakang etnis
Macam pekerjaan

Nilai-nilai sosial yang berlaku

Aturan-aturan agama
Besar kecilnya keluarga
dll

Lingkungan sosio-ekonomik

Kemiskinan
Ketersediaan pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan

Ada atau tidaknya sistem asuransi

Tingginya pengangguran

Tidak tersedianya pekerjaan bagi orang yang cacat


fisik

Lingkungan sosio-ekonomik

Perang

Kemiskinan
Perpindahan penduduk

Bencana alam

Banjir
Letusan gunung berapi
Gempa / tanah longsor

Lingkungan sosio-ekonomik

Bencana karena ulah manusia

Bencana nuklir di Chernobyl (Russia)


Letusan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima
(Jepang)
Kasus

Dll

Interaksi Agent, Host,


Lingkungan
Interaksi agent lingkungan:

1.

Keadaan dimana agent langsung dipengaruhi oleh


lingkungan, tanpa memandang sifat dari host.
Misalnya: viabilitas bakteri yang langsung disinari
matahari, penguapan zat-zat kimia toksik karena
panas

Interaksi host lingkungan:

2.

Keadaan dimana host langsung dipengaruhi oleh


lingkungan, tanpa memandang sifat dari agent.
Misalnya: pengaruh cuaca/hujan terhadap manusia

Interaksi Agent, Host,


Lingkungan
Interaksi host agent:

3.

Keadaan yang terjadi dimana agent yang sudah berada


dalam host menjadi lebih efektif bermukim di dalam host
atau bermultiplikasi & menimbulkan perubahan jaringan,
produksi imunitas, dll

Interaksi agent host lingkungan:

4.

Keadaan dimana agent, host, & lingkungan saling


pengaruh mempengaruhi hingga terjadi suatu proses
penyakit

Penyakit

Terjadi karena ketidakseimbangan antara


faktor agen, pejamu dan lingkungan

Keadaan berpenyakit
P
A

A
L

P
A

A
L

A = Agen
P = Pejamu
L = Lingkungan

Keadaan berpenyakit
P
A

Jumlah agen bertambah


banyak timbul penyakit

Keadaan berpenyakit
A
P

Kerentanan (suseptibel)
pejamu bertambah berat
daya tahan berkurang
timbul penyakit

Keadaan berpenyakit
P
Jumlah agen bertambah
banyak, karena
perubahan lingkungan

Keadaan berpenyakit
A
P
L

Kerentanan (suseptibel)
pejamu bertambah berat
karena perubahan
lingkungan

Riwayat Alamiah Penyakit

Definisi: Riwayat perjalanan atau proses terjadinya


suatu penyakit dari awal sampai akhir
Sehat: Suatu keadaan seimbang, dimana faktor-faktor
yang berada di dalamnya berada dalam keadaan
seimbang
Sakit: Suatu keadaan yang timbul bila keseimbangan
tsb diatas diganggu/ terganggu oleh suatu kekuatan
(force) yang disebabkan oleh satu faktor atau lebih

Periode penyakit

Tahap Prepatogenesis
Tahap Patogenesis

Tahap prepatogenesis

Interaksi pejamu, agen


dan lingkungan

Tahap Patogenesis

Masa inkubasi
Masa penyakit dini
Masa penyakit lanjut
Masa akhir penyakit

Tahap patogenesis

Masa inkubasi:

mulai masuknya bibit


penyakit ke dalam tubuh
dan timbulnya gejala
atau tanda sakit

Masa penyakit dini

Mulai munculnya
gejala penyakit, dengan
sifat penyakit masih
ringan

Tahap patogenesis

Masa penyakit lanjut:

Penderita tidak dapat


melakukan aktivitas, dan
memerlukan perawatan

Masa akhir penyakit:

Sembuh sempurna
Sembuh dengan cacat
Carrier
Kronis
Meninggal dunia

Bagan riwayat alamiah


penyakit

Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit


Perubahan
patologik

Onset
simptom

Waktu biasanya
diagnosis ditegakkan

Pemajanan

Tahap
suseptibilitas

Tahap penyakit
subklinis

Tahap klinis
penyakit

Tahap pemulihan,
cacat atau
meninggal

Rantai infeksi

Agen meninggalkan reservoir, melalui pintu ke


luar (portal of exit)
Agen ditransmisikan dengan model tertentu
agar dapat masuk ke pejamu melalui pintu
masuk (portal of entry) sehingga menginfeksi
pejamu yang rentan.

Rantai infeksi

Reservoir portal ke luar mode transmisi


portal masuk pejamu yang rentan
(suseptibel)

Rantai infeksi

Reservoir

Habitat tempat agen infeksius biasa hidup,


tumbuh dan memperbanyak diri

Macam reservoir

Manusia
Hewan
Lingkungan

Tipe reservoir pada manusia

Orang dengan penyakit asimtomatik


Carrier (karier)

Karier asimtomatik
Karier inkubasi
Karier konvalesen

Reservoir hewan

Sapi brucellosis
Domba / kambing anthrax
Tikus plaq
Cacing trichinosis
Kelelawar, rakun, anjing, manusia rabies
Mammalia lain

Reservoir lingkungan

Tanaman
Tanah
Air

Contoh: agen fungal penyebab histoplasmosis, hidup dan


multiplikasi dalam tanah
Bacillus Legionnaire muncul pada kolam air, termasuk
yang dihasilkan oleh menara pendingin dan kondensor
penguapan

Portal eksit

Jalan agen meninggalkan pejamu sumber,


biasanya berhubungan dengan agen yang
terlokalisasi

Portal eksit

Sistem respirasi tubercule bacilli, influenza


Urin schistosoma
Feses Vibrio cholera
Lesi kulit Sarcoptes scabiei, enterovirus 70

Portal eksit

Skresi konjunktiva agen hemoragik


konjunktivitis
Agen melalui darah lewat plasenta rubella,
toksoplasmosis, sifilis
Jalur kulit (perkutaneus) luka sayat dan
terkena jarum (hepatitis B), isapan darah
artropoda (malaria)

Mode transmisi

Langsung (Direk)
Tidak langsung (Indirek)

Transmisi langsung

Transfer agen segera dari reservoir ke pejamu


yang rentan dengan cara

Kontak langsung (Kontak direk)

Contoh: mononukleosis infeksius, gonore, cacingan


(karena cacing tambang)

Penyebaran droplet

Semprotan relatif besar, seperti bersin, batuk, bicara

Transmisi tidak langsung

Airborne
Vechicleborne
Vectorborne

Mekanis
Biologik

Airborne

Transmisi melalui udara

Partikel yang berada di udara: debu dan droplet


nuclei (residu droplet yang dikeringkan)
Misal: penyakit tuberkulosis, histoplasmosis

Vechicleborne

Transmisi secara tidak langsung oleh suatu


agen yang masuk dalam

Makanan, air, produk biologik (darah), fomites


(objek yang tidak bergerak

Vectorborne

Transmisi mekanis

Agen tidak mengalami perubahan fisiologik

Transmisi biologik

Agen mengalami perubahan dalam tubuh vektor

Portal entri

Sama dengan portal eksit

Kulit cacing tanah


Sistem respirasi influenza
Enterik fecal-oral (makanan, air, peralatan
masak)
Membrana mukosa (sifilis, trakhoma)
Darah hepatitis B

Pejamu yang suseptibel

Suseptibiltas bergantung pada

Faktor genetik
Imunitas yang didapat
Kemampuan bertahan terhadap infeksi atau
membatasi patogenisitas
Membrana mukosa

Pejamu yang suseptibel

Suseptibiltas bergantung pada

Asiditas gastrik
Silia dalam sistem respirasi
Refleks batuk
Respon imun nonspesifik

Pejamu yang suseptibel

Suseptibiltas bergantung pada

Manutrisi
Alkoholisme
Penyakit atau terapi yang melemahkan respon
imun non spesifik

Tingkat Pencegahan Penyakit

Riwayat alamiah penyakit dasar untuk


merencanakan suatu intervensi terhadap suatu
penyakit
Tujuan utama intervensi: mencegah terjadinya suatu
penyakit dan memutuskan/ menghentikan proses
penyakit sedini mungkin pada seseorang atau
masyarakat
Mencegah/ menghalangi menghalangi berlanjutnya
proses penyakit, termasuk pengobatan atau
pembedahan menghalangi penyakit berlanjut ke
fase yang lebih parah

Lima Tingkat Pencegahan


1.
2.
3.
4.
5.

Promosi Kesehatan
Perlindungan khusus
Diagnosis dini & pengobatan segera
Pembatasan ketidakmampuan
Rehabilitasi

Tingkat Pencegahan
1.

Pencegahan primer: Promosi kesehatan &


Perlindungan khusus

Tujuan: Mengadakan intervensi sebelum


terjadinya perubahan patologis pada host.

Misalnya: menjauhkan manusia dari kontak


dengan agent

Tingkat Pencegahan
2.

Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan


pengobatan segera, & Pembatasan ketidakmampuan

Tujuan: Menyembuhkan atau menghentikan proses


penyakit. Mencegah penyebaran dari penyakit
menular, mencegah komplikasi dan gejala sisa,
memperpendek masa disabilitas

Misalnya: Pengendalian penyakit TBC

Tingkat Pencegahan
3.

Pecegahan tersier: Rehabilitasi

Tujuan: Mengembalikan individu tersebut


sehingga dapat hidup berguna di masyarakat
dengan keadaan terbatas

Primary Prevention
Promosi Kesehatan (Health Promotion)

1.
a.
b.

c.
d.

e.
f.
g.

Pendidikan kesehatan
Nutrisi yang adekuat, disesuaikan dengan berbagai
perkembangan fase hidup (masa anak, remaja, hamil,
usia lanjut)
Perhatian terhadap perkembangan kepribadian
Perumahan yang baik, rekreasi, suasana kerja yang
nyaman
Konseling perkawinan dan pendidikan sex
Genetika
Pemeriksaan kesehatan berkala

Primary Prevention
Perlindungan khusus (Specific Protection)

2.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Imunisasi
Kebersihan perorangan
Penggunaan sanitasi lingkungan
Perlindungan terhadap bahaya pekerjaan
Perlindungan terhadap kecelakaan
Penggunaan bahan gizi tertentu
Menghindari allergen

Secondary Prevention
Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early
diagnosis and prompt treatment)

3.

a.
b.
c.

Penemuan kasus, perorangan maupun kelompok


Survei skrining
Pemeriksaan yang selektif dengan tujuan:

Pengobatan dan mencegah penyakit berlanjut


Mencegah menjalarnya penyakit menular
Mencegah timbulnya komplikasi dan akibat lanjutan
Memperpendek masa ketidakmampuan

Secondary Prevention
4.

Membatasi ketidakmampuan (Disability


Limitation)
a.

b.

Pengobatan yang cukup untuk menghentikan


proses penyakit dan mencegah komplikasi dan
akibat lanjutan
Penyediaan fasilitas untuk membatasi
ketidakmampuan dan untuk mencegah kematian

Tertiary Prevention
Rehabilitasi (Rehabilitation)

5.
a.

b.

c.

d.
e.
f.

Penyediaan fasilitas pelatihan kembali di Rumah Sakit


dan masyarakat agar kemampuan yang tersisa dapat
dimanfaatkan secara maksimum
Pendidikan masyarakat dan industri agar mau
menggunakan mereka yang telah direhabilitasi
Sedapat mungkin diusahakan supaya semua dapat
bekerja
Penempatan yang terpilih (selektive)
Terapi pekerjaan di Rumah Sakit
Tempat tinggal yang khusus dan terlindung

LIMA TINGKAT PENCEGAHAN


Riwayat Alamiah Setiap Penyakit
Interaksi Agen, Pejamu dan Lingkungan
Faktor RANGSANGAN PENYAKIT

Reaksi pejamu terhadap RANGSANGAN PENYAKIT ->


Patogenesis
awal

Periode Prepatogenesis

Kerusakan
Penyakit
awal jaringan
lanjut
Periode Patogenesis

Konvalesens

Promosi kesehatan
Pendidikan kesehatan

Perlindungan khusus

Gizi yang cukup sesuai dengan


perkembangan
Perumahan, rekreasi dan tempat
kerja

Imunisasi
Kebersihan perorangan

Diagnosis dini dan pengobatan


segera
Penemuan kasus, individu dan masal

Perkembangan kepribadian

Sanitasi lingkungan

Skrining

Konseling perkawinan dan


pendidikan seks

Perlindungan terhadap kecelakaan


akibat kerja

Pemeriksaan khusus

Pengobatan yang cukup untuk


menghentikan proses penyakit dan
mencegah komplikasi

Genetika

Perlindungan terhadap kecelakaan

Tujuan:
Menyembuhkan dan mencegah
penyakit berlanjut

Penyediaan fasilitas untuk


membatasi ketidakmampuan dan
mencegah kematian

Pemeriksaan kesehatan secara


berkala

Penggunaan gizi tertentu


Perlindungan terhadap zat yang
dapat menyebabkan kanker
Menghindarkan zat-zat allergen

Rehabilitasi
Pembatasan ketidakmampuan

Mencegah penyebaran penyakit


menular

Penyediaan fasilitas untuk pelatihan


hingga fungsi tubuh dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya
Pendidikan pada masyarakat dan
industriawan agar menggunakan
mereka yang telah direhabilitasi
Penempatan secara selektif
Mempekerjakan sepenuh mungkin
Terapi kerja di RS
Penggunaan koloni yang terlindung

Mencegah komplikasi dan akibat


lanjutan
Memperpendek masa ketidakmampuan

Pencegahan primer

Pencegahan sekunder
Tingkat Penerapan Upaya Pencegahan

Pencegahan tertier

You might also like