Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(SPPN)
mengamanatkan
penyusunan
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi
RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.
Dalam melaksanakan amanat undang-undang, peraturan pemerintah, serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kota Banjarbaru telah
menyusun dokumen RPJP Kota Banjarbaru 2005-2025 yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011. Untuk dokumen RPJMD Tahap I (20052010) telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005, sedang
RPJMD Tahap II (2011-2015) telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Banjarbaru Tahun 2011-2015.
Penyusunan RPJMD mengacu kepada RPJPD 2005-2025, yang memuat :
visi, misi dan program prioritas Kepala Daerah terpilih; dan rancangan rencana
teknokratik. RPJMD yang merupakan visi, misi dan program prioritas dari Kepala
Daerah terpilih yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat daerah
melalui
program
dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis dari
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). RPJMD akan dijabarkan dengan
rencana pembangunan tahunan/Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
B.
45
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
46
2.
3.
47
D.
4.
5.
sebagai
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
48
49
A.
2.
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai
dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil,
khususnya dalam bidang ekonomi. Indikator ini memiliki arti penting
bagi
pemangku
kebijakan
untuk
mengetahui
keberhasilan
50
2,657.29
2,360.08
2,500.00
2,000.00
2,115.58
1,887.95
1,696.61
1,500.00
901.43
1,000.00
954.18
1,011.34
1,073.88
1,141.26
500.00
0.00
2009
2010
2011
ADHB
2012
2013*
ADHK
51
6.27
6.2
6.18
6.1
6
5.9
5.99
5.91
5.85
5.8
5.7
5.6
2009
2010
2011
2012
2013*
2)
Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian Kota Banjarbaru masih didominasi oleh
peranan sektor tersier dan sektor sekunder. Hal ini disebabkan Kota
Banjarbaru tidak memiliki Sumber Daya Alam yang berlimpah. Selain
itu, Banjarbaru merupakan wilayah permukiman dan perkantoran.
Peranan
sektor
tersier
dalam
struktur
perekonomian
Kota Banjarbaru diperkirakan mengalami peningkatan dari 54,78 persen
pada tahun 2012 menjadi 55,35 persen pada tahun 2013. Hal ini
dikarenakan sektor jasa-jasa yang terus mengalami perkembangan.
Sementara itu, peranan sektor sekunder diperkirakan cenderung
mengalami penurunan sedikit dibanding tahun 2012, yaitu dari 33,22
persen pada tahun 2012 menjadi 32,86 persen di tahun 2013. Hal ini
merupakan kelanjutan dari adanya beberapa perusahaan industri besar
sedang yang tutup sejak tahun 2011.
Tabel 1.
Struktur Perekonomian Kota Banjarbaru
Tahun 2009-2012 dan Perkiraan Tahun 2013
Lapangan Usaha
Sektor Primer
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Sektor Sekunder
Industri
Listrik dan Air
Bangunan
Sektor Tersier
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persw dan Jasa Prsh.
Jasa- jasa
PDRB
2009
2011
2012
2013*
13,12
4,21
8,91
35,11
13,04
2,53
19,54
51,76
2010
12,63
4,35
8,28
34,25
12,50
2,88
18,87
53,12
12,34
4,24
8,10
33,58
12,24
2,82
18,52
54,08
13,00
4,14
7,86
33,22
12,09
2,76
18,37
54,78
11,79
3,99
7,80
32,86
11,89
2,80
18,17
55,35
18,89
18,45
18,82
19,41
19,95
7,66
3,75
21,46
100,00
7,96
3,96
22,75
100,00
7,84
4,14
23,28
100,00
7,76
3,94
23,67
100,00
7,64
3,82
23,94
100,00
3)
52
4)
Laju Inflasi
Sepanjang tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, tingkat inflasi
(tahunan) di Kalimantan Selatan mengalami gejolak naik dan turun.
Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu mencapai 9,06 persen.
Naiknya inflasi pada periode ini diakibatkan kondisi cuaca yang kurang
mendukung dan gelombang yang tinggi sehingga jalur distribusi barang
terhambat dan pasokan barang menjadi terbatas.
Tahun 2011 inflasi di Kalimantan Selatan kembali turun
mencapai 3,98 persen, jauh diatas inflasi nasional yang hanya mencapai
3,79 persen.
Melambatnya laju inflasi ini terutama dipengaruhi
turunnya tekanan permintaan serta lancarnya pasokan bahan makanan
secara umum. Hal ini terjadi karena dukungan kondisi cuaca yang baik
sehingga mendorong peningkatan produksi padi dan harga beras dapat
dikendalikan serta lancarnya pasokan bahan makanan seperti sayuran,
bumbu-bumbuan dan gula pasir dari Pulau Jawa.
Peningkatan
produksi peternakan ayam ras pedaging yang disebabkan karena karena
curah hujan yang moderat sehingga ayam tidak mudah terserang
penyakit juga turut andil dalam menjaga inflasi selama tahun 2011.
Selain itu harga emas yang sempat mengalami penurunan harga
khususnya pada bulan Oktober dan Desember turut mengurangi
tekanan inflasi pada tahun 2011.
Inflasi Kalimantan Selatan Tahun 2012 tercatat 5,96 persen.
Angka tersebut berada di atas angka inflasi rata-rata Kalimantan
maupun inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 5,29
persen dan 4,31 persen dan pada tahun 2013 kembali naik menjadi 6,98
persen.
53
9.06
6.98
5.96
3.98
3.86
2009
2010
2011
2012
2013
Kalimantan Selatan
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
54
1,648.65
1600.00
1,435.82
1400.00
1,118.46
1200.00
1000.00
808.01
800.00
627.02
550.34
600.00
400.00
200.00
257.50
155.42
295.71
238.47
2009
2010
388.60
285.20
550.34
282.49
268.99
2012
2013
0.00
Giro
2011
Deposito
Tabungan
Modal Kerja
400,35
432,60
537,26
670,39
853,54
868,88
1.031,24
1.321,66
1.368,85
1.902,32
Jumlah
1.380,60
1.566,95
2.021,75
2.436,45
3.283,16
55
Tabel 5.
Penyaluran Kredit Menurut Sektor
di Kota Banjarbaru Tahun 2011-2013 (Milyar Rupiah)
Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
Jumlah
Penyaluran Kredit
2011
2012
2013
12,65
21,67
19,79
9,15
15,37
7,19
88,51
19,96
27,18
1,11
1,80
3,59
69,39
78,18
128,81
221,09
325,25
400,15
10,82
35,03
27,45
52,15
59,49
69,99
40,09
55,48
52,67
504,95
612,16
736,81
b.
Kesejahteraan Masyarakat
1)
Pendidikan
a)
56
99
98.91
98.8
98.53
98.6
98.4
98.2
98.1
98.22
98
97.8
97.6
2009
2010
2011
2012
2013
10.66
10.69
2012
2013*
10.6
10.4
10.2
10.06
10
9.8
9.74
9.85
9.6
9.4
9.2
2009
2010
2011
Peran
SDM
berkualitas
sangat
strategis
dalam
pembangunan/ pengembangan wilayah, di samping sebagai subyek
sekaligus obyek dari pembangunan/pengembangan wilayah
tersebut. SDM berkualitas merupakan faktor yang menentukan
maju tidaknya suatu daerah. Salah satu hal yang dapat dilakukan
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui
peningkatan taraf pendidikan.
57
120
98.78
100
103
90.91
84.78
80
58.28
60
40
20
0
SD
SLTP
APK
SLTA
APM
58
2010
4,28
23,41
17,6
16,85
26,53
3,75
7,58
100,00
2011
3,12
22,27
18,33
18,91
25,93
2,68
8,76
100,00
2012
4,57
20,72
18,59
16,05
26,97
2,36
10,75
100,00
2013
4,53
21,02
18,37
16,21
28,06
2,43
9,38
100,00
Kesehatan
Masalah kesehatan bagi negara-negara berkembang sangat erat
kaitannya dengan mutu sumber daya manusia sebagai salah satu modal
pembangunan. Pada tingkat mikro (individual dan keluarga), kesehatan
adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di
sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih
enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang
tinggi. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang
baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka
panjang.
Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan
bahwa setiap peningkatan 10 persen angka harapan hidup (AHH) waktu
lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 0.3-0.4 persen
per tahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan
demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara negaranegara maju yang mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negaranegara sedang berkembang dengan AHH rendah (49 tahun).
Gambaran
mengenai
perkembangan
derajat
kesehatan
masyarakat salah satunya dapat dilihat dari kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu. Kejadian kematian juga dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan di bidang kesehatan lainnya.
Tabel 7.
Perkembangan Jumlah Kejadian Kematian Bayi di Kota Banjarbaru
Tahun 2009-2013
Indikator Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi/1000
kelahiran Hidup
Jumlah Kematian bayi
2009
2010
2011
2012
2013
9,2
5,3
5,4
9,95
7,54
33
19
21
40
34
59
Jumlah
2009
2010
2011
2012
2013
0,05
1,41
0,10
0,25
0,02
5,38
11,52
4,41
2,75
1,00
5,43
12,93
4,51
3,00
1,02
Pada tahun 2009 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang
sebesar 5,43 persen, hingga pada tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar 1,02 persen. Hal ini menunjukkan penanganan gizi buruk dan
gizi kurang balita cukup mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan
sosial ekonomi salah satunya dapat dilihat dari peningkatan usia
harapan hidup penduduk di suatu wilayah. Meningkatnya perawatan
kesehatan melalui fasilitas kesehatan dan peningkatan daya beli
memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat untuk
mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan lebih mampu dalam
pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Perbaikan ekonomi masyarakat
juga akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan
dengan penghasilan yang memadai. Hal ini pada gilirannya akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menambah usia
harapan hidup. Perkembangan AHH Kota Banjarbaru adalah
sebagaimana grafik berikut :
60
68.28
68.2
68.04
68
67.76
67.8
67.6
67.4
67.48
67.31
67.2
67
66.8
2009
2010
2011
2012
2013*
3)
Ketenagakerjaan
Ketersediaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi
merupakan penunjang utama dalam pembangunan ekonomi. Dari
seluruh penduduk usia kerja di Kota Banjarbaru, sebesar 61,16%
diantaranya aktif dalam pasar tenaga kerja atau disebut dengan
penduduk angkatan kerja. Sedangkan sisanya lebih memilih untuk
mengurus rumah tangga atau masih bersekolah.
Selama 5 tahun terakhir ini sekitar 60 persen lebih dari total
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Kota Banjarbaru adalah
angkatan kerja, dengan TPAK pada tahun 2013 sebesar 62,43 persen
yang berarti dari 100 orang penduduk usia kerja, 62 orang diantaranya
merupakan angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja). Dari jumlah
tersebut yang bekerja sebesar 97,96 persen, sehingga tingkat
pengangguran terbuka (TPT) Kota Banjarbaru hanya 2,04 persen atau
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6,54
persen.
Tingkat pengangguran terbuka merupakan perbandingan antara
jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang pertama kali
maupun yang sudah pernah bekerja sebelumnya, dengan jumlah
seluruh angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka selalu
berbanding terbalik dengan tingkat kesempatan kerja. Tingkat
kesempatan kerja menggambarkan besarnya penyerapan pasar tenaga
kerja terhadap angkatan kerja. Semakin tingginya besaran tingkat
pengangguran terbuka mencerminkan semakin rendahnya besaran
tingkat kesempatan kerja, demikian sebaliknya semakin rendah tingkat
pengangguran terbuka mencerminkan semakin tingginya besaran
tingkat kesempatan kerja.
Tabel 9.
TPAK dan TPT Kota Banjarbaru Tahun 2009-2013
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
TPAK
61,00
65,19
67,06
61,24
62,43
TPT
9,15
8,10
6,69
6,54
2,04
61
62
75.43
74.74
74.43
74
76.9
76.28
72.12
72
70
70.44
69.92
69.3
71.08
68
66
64
2009
2010
2011
Kota Banjarbaru
2012
2013*
Kalimantan Selatan
Seni Budaya
Pengembangan bidang seni dan budaya sangat penting.
Keanekaragaman seni budaya menjadi sumber inspirasi pembangunan di
segala bidang. Dua sektor ini juga bagian dari industri kreatif, industri yang
sedang gencar dikembangkan pemerintah. Sudah menjadi fakta bahwa
banyak daerah dikenal berkat seni dan budayanya.
Oleh karenanya
pemerintah daerah harus ikut andil mengembangkan seni budaya.
Tabel 10.
Jumlah Organisasi Kesenian Menurut Kecamatan di Kota Banjarbaru
Tahun 2009-2012
Kecamatan
Landasan Ulin
Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
Kota Banjarbaru
2009
2010
3
7
9
7
12
38
3
7
9
8
12
39
2011
2012
3
7
9
11
13
43
4
8
9
9
16
46
63
Pendidikan
1)
Fasilitas Pendidikan
Ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai merupakan
syarat mutlak untuk pembangunan. Peningkatan jumlah sekolah akan
memungkinkan daya tampung yang memadai yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya.
Kota Banjarbaru dikenal sebagai kota pelajar di Provinsi
Kalimantan Selatan umumnya dikarenakan tersedia lebih banyak
pilihan sekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan kualitas yang
relatif baik.
Pemerintah Kota Banjarbaru juga berupaya untuk
meningkatkan kualitas sekolah yang ada agar memenuhi standar
sekolah untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang
unggul.
Tabel 11.
Perkembangan Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun
2009-2013
Sekolah
STK
SD
SMP
SMA
SMK
2009
81
74
21
9
9
2010
81
78
18
9
11
Tahun
2011
81
78
18
9
11
2012
90
75
19
10
14
2013
90
74
20
10
14
Angka Kelulusan
Pemerintah Kota Banjarbaru terus memberikan perhatian
melalui berbagai instrument kebijakan dan langkah strategis terhadap
angka kelulusan siswa. Perkembangan tingkat persentase kelulusan
64
100
100
99.95
99.9
99.87
99.85
99.8
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
b.
Kesehatan
1)
Sarana Prasarana
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam
kehidupan manusia. Dalam tersedianya sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Di Kota Banjarbaru pada tahun 2013 terdapat 5 buah
rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan milik swasta.
Puskesmas perawatan meningkat jumlahnya pada tahun 2009 menjadi
17 buah.
Tabel 12.
Peningkatan Fasilitas Kesehatan di Kota Banjarbaru
Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Apotik Swasta
2009
4
7
14
32
2010
4
8
13
40
2011
4
8
12
42
2012
5
8
13
42
2013
5
8
13
45
2)
Tenaga Kesehatan
Tabel 13.
Peningkatan Tenaga Kesehatan di Kota Banjarbaru
Tenaga Kesehatan
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Medis
Perawat dan Bidan
Farmasi
Gizi
Teknisi Medis
Sanitasi
Kesmas
2009
31
52
10
42
248
17
14
27
5
9
2010
17
54
18
89
313
54
38
62
46
165
2011
50
83
19
152
494
62
43
61
40
50
2012
45
68
19
118
377
61
42
48
38
48
2013
45
74
20
45
327
55
40
67
35
33
65
Panjang Jalan
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) sangat tergantung pada kuatnya derajat
konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah). Untuk
menghubungkan
pusat-pusat
pertumbuhan
mutlak
diperlukan
infrastruktur jalan yang baik.
Disadari bahwa pembangunan infrastruktur jalan di Pulau
Kalimantan tertinggal dibandingkan Pulau Jawa, sehingga peran pemerintah
sangat diperlukan dalam meningkatkan dan membangun prasarana jalan.
Panjang jalan negara yang melewati Kota Banjarbaru hingga tahun
2012 adalah 26,500 km dengan kondisi baik. Sedangkan jalan provinsi yang
ada di Kota Banjarbaru adalah sepanjang 19,000 km. Jalan yang dimiliki
pemerintah Kota Banjarbaru sendiri adalah sepanjang 515,175 km dengan
rincian 64,41 persen dalam kondisi baik, 22,38 persen dalam kondisi sedang,
12,08 persen dalam kondisi rusak dan 1,13 persen dalam kondisi rusak
berat.
Tabel 14.
Panjang Jalan Negara, Provinsi, dan Kota Menurut Kondisi Jalan
Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 (km)
Kondisi jalan
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Jumlah
Negara
26.500
26.500
Provinsi
19.000
19.000
Kota
329.664
121.249
58.417
5.845
515.175
d.
66
85.5
85.1
84.33
80
70
62.55
60
50
40
30
20
10
0
2010
2011
2012
2013
e.
Sarana Ibadah
Sebagian besar penduduk Kota Banjarbaru adalah memeluk agama
Islam, akan tetapi toleransi beragama di Kota Banjarbaru tercipta baik.
Karena sebagian besar penduduk Kota Banjarbaru adalah pemeluk Islam,
maka tempat ibadah yang paling banyak adalah masjid dan
mushola/langgar.
Pada tahun 2012 terdapat 63 mesjid dan 192
mushola/langgar.
Selain itu juga terdapat 2 bangunan gereja khatolik.
Sarana ibadah yang lain juga tersedia, yaitu 6 gereja protestan dan 1 pura.
Tabel 15.
Sarana Ibadah di Kota Banjarbaru Tahun 2010-2011
Tempat Peribadatan
Masjid
Mushola/Langgar
Gereja Katholik
Gereja Protestan
Pura dan Lainnya
Tahun
2009
65
200
1
13
0
2010
73
276
2
5
1
2011
73
269
2
5
1
2012
63
192
2
6
1
f.
Gender
Kesetaraan gender merupakan salah satu hal yang sangat
diperhatikan dan disoroti oleh berbagai pihak saat ini, khususnya dalam
hubungannya dengan keberhasilan pembangunan.
Tabel 16.
Persentase Perempuan di Lembaga Pemerintah Kota Banjarbaru Tahun
2010-2012
Lembaga Pemerintah
Anggota DPRD 2009-2014
PNS
Hakim Pengadilan Negeri
Hakim Pengadilan Agama
Jaksa Kejaksaan Negeri
2010
12,00
60,69
38,46
25,00
40,00
2011
12,00
60,98
33,33
15,38
23,53
2012
12,00
61,62
36,36
20,00
30,00
67
32,083
30,029
25,000
23,742
25,391
23,742
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2009
2010
2011
2012
2013
68
IUD
1.106
1.809
1.469
781
1.401
MOP
219
103
264
146
MOW
181
937
966
691
1.068
Implan
1.092
1.176
794
459
1.120
Suntikan
10.589
11.071
11.698
9.063
9.171
Pil
10.064
13.723
15.765
16.011
12.276
Kondom
492
1.310
1.391
338
209
Total
23.742
30.029
32.083
27.607
25.391
4.
Makanan
51,19
50,80
49,95
44,96
47,37
Kota Banjarbaru
Bukan Makanan
48,81
49,20
50,05
55,04
52,63
Beberapa kondisi umum yang bisa terjadi adalah rumah tangga dengan
tingkat pendapatan yang tinggi, umumnya porsi konsumsi makanan semakin
berkurang seiring dengan tingkat pendapatan yang meningkat. Hal ini
disebabkan konsumsi makanan akan mengalami kejenuhan pada suatu batas
sehingga sisa pendapatan akan dialihkan ke konsumsi non makanan. Dengan
demikian pola konsumsi makanan dan non makanan sedikit banyak dapat
menggambarkan kesejahteraan penduduk atau rumah tangga.
Besarnya pengeluaran rumah tangga berhubungan erat dengan tingkat
konsumsi rumah tangga itu sendiri walaupun dipengaruhi juga oleh beberapa
hal yang lain seperti jumlah anggota rumah tangga dan kebiasaan lingkungan
tempat tinggal.
69
Nilai (Rp)
173.024
7.189
202.121
85.068
111.819
101.393
25.904
77.478
43.618
67.317
23.912
32.657
504.956
178.323
1.634.780
Persentase
10,58
0,44
12,36
5,20
6,84
6,20
1,58
4,74
2,67
4,12
1,46
2,00
30,89
10,91
100,00
Nilai (Rp)
837.942
661.940
92,961
125.184
64.503
33.816
1.816.346
Persentase
46,13
36,44
5,12
6,89
3,55
1,86
100,00
70
2009
60.347
208
4.520
19
1.683
807
1.142
1.935
16
2010
54.823
16.936
5.189
11
2.301
959
1.279
1.634
16
2011
52.559
21.244
6.063
6
2.594
810
1.278
1.801
16
2012
67.113
21.244
7.785
6
3.251
892
1.333
1.262
42
Datang
1.017.582
1.295.692
1.486.495
1.802.084
Berangkat
1.032.415
1.288.160
1.501.714
1.829.025
71
2009
12,08
28,98
8,61
49,68
0,64
100,00
Tahun
2010
2011
27,34
29,82
11,29
10,72
2,14
3,36
58,62
56,11
0,61
100,00
100,00
2012
35,45
17,69
4,19
42,67
100,00
2013
34,65
13,29
1,34
48,39
2,34
100,00
Sumber : Susenas
2009
Tahun
2011
2010
1
2
4
2
2
2
4
2
2012
2
2
4
2
2013
1
2
2
4
2
1
1
2
2
4
2
72
5
13
5
13
5
14
5
15
5
16
e. Obyek Wisata
Pembangunan di bidang pariwisata diarahkan untuk meningkatkan
gerak roda perekonomian daerah melalui pengembangan potensi
kepariwisataan yang dapat memberikan multiplier effect terhadap penyerapan
lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat serta penerimaan
daerah.
Tabel 26.
Nama dan Alamat Obyek Wisata Yang Ada di Kota Banjarbaru Tahun 2012
Nama Obyek Wisata
Kolam Renang Idaman
Water Boom Aquatika
Padang Golf Swargaloka
Taman Van Der Pijl
Taman Air Mancur Minggu Raya
Taman Bermain Idaman
Pujasera Minggu Raya
Sirkuit Cempaka
Pendulangan Intan Pumpung
Lesehan Bina Wisata
Museum Lambung Mangkurat
Makam Ratu Syarifah
Lapangan DR. Murjani
Bundaran Simpang Empat
Monumen Trisakti
Danau Seran Kota Banjarbaru
Bakantan Park
Agrowisata Durian
Family Park
Museum Permata
Museum Lahan Rawa
Taman Simpang Empat/ Eks Waterfall
Alamat
Jl. Taman Gembira Barat
Guntung Manggis
Jl. A. Yani Km. 21
Jl. A. Yani Km. 34
Jl. A. Yani Km. 34
Jl. A. Yani Km. 34
Jl. A. Yani Km. 34
Cempaka
Kec. Cempaka
Jl. Mentaos Timur
Jl. A.Yani Km 36
Kec. Cempaka
Jl. A.Yani Km 34
Jl. A.Yani Km 35,5
Kecamatan Cempaka
Kec. Landasan Ulin
Gt Manggis
Gt Manggis
Kota Citra Jl A Yani Km 18
Kec Landasan Ulin
Kec Landasan Ulin
Jl A Yani Km 36
5.
73
2009
411,17
24,77
346,32
40,07
421,28
182,69
238,59
2010
424,34
30,30
335,58
58,46
418,18
229,43
188,75
2011
546,32
44,18
379,57
122,57
479,73
251,49
228,24
2012
532,79
41,48
413,61
77,70
538,30
266,45
271,84
2013
662,69
54,37
491,43
116,88
679,61
307,55
372,05
74
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan
Realisasi RPJMD
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD merupakan suatu proses
untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Melalui evaluasi kinerja
pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi
masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran yang didukung oleh
ketersediaan informasi dan data yang lebih akurat. Dengan demikian, program
pembangunan menjadi lebih efisien, efektif, disertai dengan akuntabilitas
pelaksanaannya yang jelas. Keberhasilan pencapaian sasaran pada semua tingkat
pelaksana pembangunan akan dapat diukur dengan menggunakan indikator kinerja
yang telah didefinisikan secara tepat sebelumnya. Evaluasi terhadap status dan
kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah dilakukan dengan
menggunakan Indikator Kinerja Utama yang mencerminkan keberhasilan
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
Penyelenggaraan Pemerintahan Kota Banjarbaru didasarkan pada Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah tahun 2011-2015 dan Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 10 Tahun 2012
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013. Adapun hasilhasilnya antara lain :
No
1.
Sasaran
Strategis
Seluruh anak
usia sekolah
menyelesaikan
pendidikan SLTP
dan memiliki
keterampilan IT,
bahasa asing
dan wirausaha
Target
2013
100
Realisasi
2013
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
%
%
%
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Indikator Kinerja
Satuan
75
2.
Sasaran
Strategis
Pelayanan
kesehatan
memenuhi
standar mutu
Target
2013
100
Realisasi
2013
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
85,71
100
100
100
100
100
%
%
52,98
36,86
57.98
41.86
%
%
%
100
100
98
100
100
98
90
90
97.58
Th
Th
6,01
3,01
6.01
3.01
%
%
124,09
106,23
120
103
%
%
%
16,07
6,27
5,43
17.57
6.91
5.93
%
%
97,65
83,20
98.78
90.91
Orang
Orang
%
70
17
80
70
17
90
80
79
Indikator Kinerja
Satuan
76
3.
4.
5.
6.
Sasaran
Strategis
dan mampu
menjangkau/
dijangkau
seluruh
masyarakat
Keluarga ikut
KB dan cukup
gizi
Masyarakat usia
produktif
menjadi tenaga
kerja produktif
yang mampu
memajukan
daerahnya
Pemuda
Banjarbaru
meraih prestasi
regional dan
nasional di
bidang iptek,
olahraga dan
seni budaya
Masyarakat
berpartisipasi
dalam
Target
2013
100
Realisasi
2013
70
94
96
80
51
60
99,2
93
95,7
78
74,8
rb kh
47/100
Tahun
%
70
88
110,9 /
100
70
94.03
60
84
11,9
68
orang
%
orang
orang
73
27.600
6.712
73
29.939
5.321
orang
300
240
orang
540
340
orang
38.677
40.616
orang
5.365
4.064
orang
1.232
969
orang
35
28
kel
20
20
%
%
<18,8
100
0,76
100
80
75,54
100
100
33,72
85
4,22
4,22
Buah
Buah
2
15
2
15
Buah
Indikator Kinerja
Satuan
Orang
Buah
Buah
Buah
10
1
1
1
177
10
1
1
1
179
Kali
Orang
%
5
100
3
100
77
7.
8.
9.
10.
Sasaran
Strategis
pembangunan
secara tertib dan
harmonis
Setiap
Kecamatan
memiliki
kelompok usaha
dengan produk
unggulan yang
berdaya saing
Setiap
kecamatan
memiliki pasar
yang mampu
memfasilitasi
pemasaran
produk
unggulannya
serta menjamin
ketersediaan
bahan pokok
dan sarana
produksi dengan
harga
terjangkau
Banjarbaru
menjadi tujuan
utama investasi
bidang
perdagangan
dan industri di
Kalimantan
selatan
Kawasan
pemukiman,
perkantoran dan
sentra ekonomi
memiliki
infrastruktur
dan fasilitas
yang memenuhi
standar
Indikator Kinerja
Tingkat pendapatan daerah
1. PAD
2. Dana perimbangan
3. Sumber-sumber lain yang sah
Prosentase pemamfaatan dan
pendayagunaan Aset Daerah
Tingkat akuntabilitas pengguna anggaran
Prosentas penyerapan anggaran
Opini laporan pengelolaan keuangan
Cakupan bina kelompok pengrajin
Jumlah wirausaha baru di bidang
perindustrian dan perdagangan
Kontribusi industri rumah tangga
terhadap PDRB sektor industri
Persentase koperasi aktif
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
Jumlah BPR/LKM aktif
Persentase usaha mikro dan kecil
Produktivitas padi atau bahan utama
lokal lainnya per hektar
Nilai tukar petani
Produksi perikanan
Produksi Perikanan Kelompok Budidaya
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap
PDRB
Persentase kebutuhan pokok dan sarana
produksi yang terjamin ketersediaannya
dengan harga terjangkau
Cakupan Bina Kelompok Petani Ikan
Cakupan Bina Kelompok Tani
Komsumsi ikan
Satuan
Target
2013
Realisasi
2013
Rp
Rp
Rp
44,105
388,478
67,675
185,20
1.387,16
406,75
95
118,40
%
%
Opini
%
Unit
100
91
WDP
50
144
200
174,93
WDP
50
82
19
28
%
LKM
LKM
%
%
69
3
6
79,38
3,8
69
3
6
69
3,8
%
%
%
%
106,83
69,60
119,38
25
106,33
88.60
119.38
27
Inflasi
<10
< 10
%
%
%
96
23,30
100
96
22,30
100
Milyar/
Rp
Perusa
-haan
30
20,5
100
100
Km
Km
3.293
326.806
2.646
319.149
Km
614.421
585.819
60
55
Km
483.042
405.750
93,76
78,76
%
%
%
0,2690
0.997
0,141
0,2690
0.997
0.138
Unit
26
15
59
74
ha
Unit
0,73
18
4.4
46
85,5
85,5
ha
3,12
7.80
78
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Satuan
Target
2013
Realisasi
2013
%
Set
0,86
1
8,3
1
Unit
Unit
Unit
Unit
4
4
2
672
4
2
596
%
Buah
Buah
unit
%
406,09
793
2
6.396
0,035
36,91
745
6.411
0,040
28
28
%
m2
100
1.874
100
2.030.54
m2
m2
8.281
49.122
%
%
4.157,5
9
614,9
0,24
15
%
%
m3
Titik
%
100
0,20
2.647
100
1
3,01
127.750
3.509
96,51
82,75
96,45
90
85,50
100
100
54
91
97,10
100
99
Orang
64.724
70.362
Buah
Buah
Set
Set
Buah
29.600
5.900
70
25
14
215.000
25
19.395
17.160
34
1
11
240.442
1
11.
12
13.
14.
Seluruh
kawasan dapat
diakses oleh
sarana
transportasi
yang nyaman
dan lancar
Banjarbaru
menjadi Kota
Hijau yang
bersih, sehat
dan ramah
lingkungan
Manajemen
Pemerintahan
(Perencanaan,
Pelaksanaan,
Pengendalian
dan Pelaporan)
terlaksana
secara
terintegrasi,
akuntabel dan
tepat waktu
berdasarkan
data yang
akurat
Pelayanan
publik
menerapkan
standar
pelayanan prima
yang terintegrasi
secara online
Buah
22,75
10,31
%
langka
h
SK
60
10
62
10
2.915
645
hari
kali
Ijin
1-7
1
74
1-9
1
54
79
C.
Sasaran
Strategis
Setiap SKPD
memiliki
aparatur
kompeten sesuai
kebutuhan
Indikator Kinerja
Persentase aparatur yang memiliki
kompetensi teknis sesuai bidangnya
Persentase aparatur yang memiliki
pembinaan dan pengembangan karir
sesuai dengan kebutuhan :
- Kompetensi aparatur dibidang
keuangan, pemerintahan dan
kepegawaian
- Kualitas SDM aparatur melalui
peningkatan jenjang pendidikan
- Pengadaan Pegawai
- Mutasi PNS
- Data informasi promosi pegawai
- PNS yang memiliki kemampuan teknis
fungsional
- Penjenjangan struktural yang akan
menduduki jabatan sudah Diklatpim
yang dipersyaratkan
- Menurunnya Jumlah kasus
pelanggaran disiplin
- Tersedianya data informasi pegawai
- Terlaksananya penyelenggaraan
pembinaan mental spiritual
Target
2013
100
Realisasi
2013
101,60
Orang
670
720
Orang
495
61
%
%
%
Orang
100
100
100
129
100
100
100
70
Orang
82
53
Kasus
%
%
35
100
100
20
100
100
Satuan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
80
81
82
83
Tahun
Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
1.
1,67
1,89
2,11
2,36
2,66
2.
8,87
9,38
10,40
11,16
12,07
5,83
5,85
5,99
6,18
6,27
504,95
612,16
736,81
Dana
1.039,94
1.342,19
1.792,26
2.268,65
2.352,20
1.380,60
1.566,95
2.021,75
2.436,45
3.728,16
3,86
9,06
3,98
5,96
6,98
74,43
74,74
75,43
76,28
76,90
Juta)
3.
4.
5.
Penghimpunan
Perbankan (Milyar)
6.
(Milyar)
7.
8.
9.
5,20
5,98
5,68
5,16
10.
Pengangguran Terbuka
9,15
8,10
6,69
6,54
2,04
2.
84
di
lapangan
agar
kualitas
Realisasi
Target
Proyeksi
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
662.696.090.820,- 742.906.124.210,- 787.380.914.140,54.375.989.000,- 75.076.031.275,- 82.583.634.405,25.350.510.930,- 36.378.404.000,- 40.016.244.400,9.549.667.500,- 10.311.967.500,- 11.343.164.250,2.756.963.275,3.561.207.675,3.917.328.445,16.718.847.295,- 24.824.452.100,- 27.306.897.310,491.435.025.260,- 530.723.583.260,- 559.634.370.060,92.937.455.260,- 92.937.455.260,- 92.937.455.260,358.995.070.000,- 389.107.868.000,- 418.018.654.800,39.502.500.000,- 48.678.260.000,- 48.678.260.000,116.885.076.560,- 137.106.509.675,- 145.162.909.675,70.564.000.000,-
80.564.000.000,-
88.620.400.000,-
45.021.076.560,-
56.542.509.675,-
56.542.509.675,-
85
Realisasi
Tahun 2013
1.300.000.000,-
Target
Tahun 2014
Proyeksi
Tahun 2015
-
86
b.
87
Realisasi
Tahun 2013
679.614.033.595,307.556.459.700,292.270.428.220,8.587.466.000,5.198.565.480,1.500.000.000,372.057.573.895,30.502.870.000,145.523.455.362,196.031.248.533,-
Target
Tahun 2014
932.919.628.425,343.959.755.110,330.673.723.630,5.471.250.000,6.314.781.480,1.500.000.000,588.959.873.315,30.819.710.500,178.400.373.012,379.739.789.803,-
Proyeksi
Tahun 2015
865.705.568.425,362.459.755.110,349.173.723.630,5.471.250.000,6.314.781.480,1.500.000.000,503.245.813.315,-
c.
88
Realisasi
Target
Tahun 2013
Tahun 2014
16.917.942.775,- 190.013.504.215,73.417.942.775,- 201.013.504.215,73.417.942.775,- 98.013.504.215,- 103.000.000.000,56.500.000.000,- 11.000.000.000,50.000.000.000,6.500.000.000,-
11.000.000.000,-
Proyeksi
Tahun 2015
78.324.654.285,88.324.654.285,28.324.654.284,60.000.000.000,10.000.000.000,10.000.000.000,-
89
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
A.
1.
2.
3.
4.
Prioritas Pembangunan
Mengacu pada pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Banjarbaru
Tahun 2011-2015 yang kemudian diselaraskan dengan program dari SKPD serta
berdasarkan isu strategis dan tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2015, maka
Prioritas Pembangunan Kota Banjarbaru Tahun 2015 diarahkan pada :
90
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1.
2.
3.
91
92
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
93
Prioritas Pembangunan
Peningkatan Kualitas
Pendidikan dan
Kesehatan
Program Pembangunan
Program Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
Kinerja
Indikator
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-lV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik
Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau DlV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru)
telah memiliki sertifikat pendidik untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 20%
Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau DlV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing 1 (satu) orang
untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris
Di setiap Kota semua Kepala Sekolah SD/Ml berkualifikasi S1 atau D-IV
dan telah memiliki sertifikat pendidik
Pemerintah Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran yang efektif
Data SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA/SMK teremajakan dalam aplikasi
PADATIWEB
% siswa memiliki kartu NISN
% guru memiliki kartu NUPTK
Angka kredit guru dan pengawas sekolah
Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan
melaksanakan tugas tambahan
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34
minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
a) Kelas l - ll : 18 jam per minggu
b) Kelas lll : 24 jam per minggu
c) Kelas lV - Vl : 27 jam per minggu
d) Kelas VII - lX : 27 jam per minggu
Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku
94
Target
100
SKPD
Dinas Pendidikan
100
95
100
100
95
90
52,46
325
100
100
100
100
100
-
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Kinerja
Indikator
Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya
Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan balajar
Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru 2 (dua) kali dalam setiap semester
Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta
hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir
semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik
Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsp manajemen
berbasis sekolah (MBS)
Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk
SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk
setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta
papan tulis
Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal
satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen
peserta didik
Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala Sekolah SMP/MTs berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap
bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan
supervisi dan pembinaan
Angka kelulusan (AL) SD/MI
Angka kelulusan (AL) SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM) :
Dari SD/MI ke SMP/MTs
dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Angka Partisipasi Kasar :
SD/MI
SMP/MTs
Angka rata-rata lama sekolah :
SD/MI
SMP/MTs
95
Target
100
100
100
100
100
100
100
92,85
100
100
100
100
121,73
177,00
124,61
107,36
6,01
3,01
SKPD
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Kinerja
Indikator
angka pendidikan yang ditamatkan :
SD/MI
SMP/MTs
Angka Partisipasi Murni (APM) :
APM SD/MI/paket A
APM SMP/MTs/paket B
Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains:
SD/MI
SMP/MTs
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMA/SMA/MA
Angka kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
Angka rata-rata lama sekolah
Angka partisipasi kasar
Angka pendidikan yang ditamatkan
Angka partisipasi murni SMA/SMK/MA/paket C
Jumlah siswa yang mengikuti olimpiade sains
Jumlah event iptek berskala regional dan nasional di Banjarbaru
Jumlah prestasi yang diraih dibidang IT
Jumlah organisasi pemuda
Jumlah event olahraga dan seni budaya bersklasa regional dan nasional
di Banjarbaru
Jumlah gedung dan lapangan olahraga
Jumlah wirausaha baru dibidang pariwisata dan kebudayaan
Jumlah event olahraga dan seni budaya bersklasa regional dan nasional
di Banjarbaru
Cakupan Sumber Daya Manusia
Cakupan Tempat Kesenian
Cakupan Organisasi Kesenian
Cakupan Fasilitasi Seni
ketersediaan obat dan vaksin
Ketersediaan obat perkapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan
dasar (Rp/Kapita)
Rasio dokter per 1000 penduduk
Rasio dokter gigi per 1000 penduduk
Jumlah puskesmas yang menerapkan standar pelayanan medik dasar
Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan jiwa
Jumlah puskesmas yang melaksanakan program kesehatan gigi dan
mulut
Jumlah puskesmas yang melaksanaka program kesehatan indera
96
Target
SKPD
16,82
6,59
98,40
83,40
76
18
33,41
98,13
3,01
84,98
5,68
71,00
178
4
6
2
15
5
1
1
10
1
1
1
8
9.440
1:4.300
1:11.000
10
6
10
7
Dinas Pendidikan
Disbudparpora
Disbudparpora
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Kinerja
Indikator
Persentase rumah tangga yang melaksanakan PHBS (sesuai kriteria buku
petunjuk PHBS)
Persentase sekolah SD/MI yang ber PHBS
Posyandu purnama
Kelurahan siaga aktif
Rasio posyandu persatuan balita
Angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk (inciden rate)
Angka bebas jentik (ABJ 95 %)
Case Fatality rate (CFR) kematian DBD
Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (annual paracite
inciden)
Persentase KLB Malaria yang dilaporkan dan ditanggulangi
Persentase penderita kasus filaria yang ditangani sesuai standar
Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB)/BTA positif yang ditemukan
Persentase kasus baru Tuberkolusis (TB) yang disembuhkan
Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk (suspek penderita TB)
Error rate (angka kesalahan laboratorium) penyakit TB
Prevalensi kasus HIV (berdasarkan populasi dewasa)
Persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapat Anti Retroviral
Treatment (ART)
Persentase penduduk 15 th keatas mengetahui pengetahuan tentang HIV
& AIDS
Jumlah orang yang berumur 15 th atau lebih yang menerima konseling
dan testing HIV
Jumlah kasus diare per 1000 penduduk
Angka kematian diare (CFR) pada saat KLB
Cakupan penemuan dan tatalaksana standar kasus pnemoni balita
Penderita terdaftar akhir Desember per 10.000 penduduk (prevalensi
kusta)
Angka penemuan kasus baru (New case detection rate/NCDR) kusta per
100.000 penduduk
Angka kecacatan Tk II/Proporsi dari penderita baru penyakit kusta
Persentase penanganan penderita kasus kecacingan
Persentase bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Persentase desa/kelurahan yang sudah UCI
Persentase anak usia sekolah yang mendapat imunisasi
Penemuan kasus non folio AFP rate per 100.000 anak < 15 th
Persentase penyelidikan epidemiologi (PE) < 24 jam
Deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular
% kasus gigitan hewan penular rabies yang ditangani
97
Target
65
65
50
75
1:90
51
95
<1
1,03
100
100
<70
>85
>235
<5
<0,5
48,57
90
>50
232
<1
99,12
0,87
4,78
<8
100
100
100
97,6
1
97
50
100
SKPD
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Prioritas Pembangunan
2.
Peningkatan
Infrastruktur
Penanggulangan Banjir
dan Peningkatan
Pengawasan Ruang
Kinerja
Program Pembangunan
Indikator
jumlah Puskesmas Standar ISO
Cakupan sarana pelayanan kesehatan swasta yang legalitas
Jumlah puskesmas/pustu yang memenuhi sarana/prasarana dan
peralatan kesehatan sesuai standar dan aman
Target
6
94
8/12
SKPD
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
85
85
65
95
90
75
1
1
95
45/100
99
80
90
85
95
7,5/1.000
71
100
100
100
100
1.975
100
16
Diswasbang
Diswasbang
Diswasbang
100
2.777
Disbertaman
Disbertaman
98
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
RSUD
RSUD
RSUD
90
100
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Program Pembangunan Fasilitas Umum
Program Peningkatan Kesiagaan dan
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kebinamargaan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengendalian Banjir
3.
Pengendalian Kualitas
Lingkungan Hidup
Kinerja
Indikator
Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU
(Prasarana,Sarana, Utilitas)
Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU
(Prasarana,Sarana, Utilitas)
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun
Panjang Jalan Kota dalam kondisi mantap (>40 KM/Jam)
Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam kondisi baik
Persentase rumah tangga bersanitasi dan air bersih
Target
8
31
70
499.042
96,87
85,9
Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang
sudah ada
Luas Irigasi Kota dalam kondisi baik
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota
Tersedianya sistem Jaringan Drainase Skala Kawasan dan Skala Kota
sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam) dan tidak
lebih dari 2 kali setahun
Persentase wilayah yang memiliki akses jalan dan jembatan
Rasio Jalan dilalui roda 4
Panjang Jalan yang memiliki drainase/saluran pembuangan air
Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat
Persentase penanganan sampah
100
3.333
335.000
632.909
0,26
6.236,38
922,35
0,21
99
59
0,77
23
1,56
SKPD
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
Disbertaman
Disbertaman
Disbertaman
100
Kantor LH
Kantor LH
66
100
75
90
85
85
75
Dinas Kesehatan
Prioritas Pembangunan
Penanggulangan
Kemiskinan dan
Peningkatan Kualitas
Tenaga Kerja
Program Pembangunan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin
Program Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Kinerja
Indikator
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah :
SD/MI
SMP/MTs
Rasio puskesmas per satuan penduduk
Rasio puskesmas pembantu per satuan penduduk
Persentase pasien miskin yang terlayani
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan peserta askes
Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi
penduduk miskin
Prevalensi balita kekurangan gizi
Presentase balita gizi buruk ditemukan yang mendapat perawatan
Presentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bln keluarga miskin
Rasio Rumah Layak Huni
Rasio Permukiman Layak Huni
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sempadan Jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah
liar
PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
Rata-rata jumlah anak per keluarga
Rasio akseptor KB
Cakupan peserta KB aktif
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)
Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun
Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif
PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)
Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB untuk setiap 2
kelurahan
Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap
desa/kelurahan 1 PPKBD
Ketersediaan Data Base Kependudukan
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
100
SKPD
Target
Dinas Pendidikan
55,48
39,36
1:22.000
1:5.500
100
Dinas Kesehatan
RSUD
65
14,9
47,9
8
Dinas Kesehatan
<18,8
100
85
100
0,2695
0,997
0,140
3
Dinas Kesehatan
Dinas PU dan
Perumahan
Dinas PU dan
Perumahan
BPMPKB
3,03
73,10
27.900
6.579
320
530
39.277
5.360
1.292
37
20
218.000
Disdukcapil
33,87
Dinsosnaker
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya
5.
Kinerja
Indikator
Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
Target
10
20
30
4
7
79,45
SKPD
BPMPKB
115
70
100
26
<10
20
70
4,22
100
101
164
Disperindag dan
Tamben
Disperindag dan
Tamben
Disperindag dan
Tamben
Distankanhut
Setdako Bagian
Ekonomi
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan produksi hasil
peternakan
Peningkatan
Profesionalisme Aparatur
dan Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Kinerja
Indikator
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB
Produktivitas padi atau bahan utama lokal lainnya perhektar
Nilai tukar petani
Pertumbuhan Populasi ternak besar
Pertumbuhan Populasi ternak kecil
Pertumbuhan Populasi unggas
Pertumbuhan Produksi telur
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
Produksi Perikanan
Produksi perikanan kelompok budidaya
Cakupan bina kelompok petani ikan (pokdakan)
Cakupan bina kelompok tani
Konsumsi ikan
Buku kota dalam angka
Buku PDRB kota
Persentase Dokumen LAKIP yang terintegrasi dan tepat waktu
Persentase SKPD yang memperoleh penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan yang efektif dan efisien
Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan
Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat
Persentase pembuatan KTP online
Persentase laporan keuangan terintegrasi online
Persentase aparatur yang memiliki kompetensi teknis sesuai bidangnya
Jumlah perizinan yang mendukung investasi
Terlayaninya Masyarakat dalam Pengurusan Izin sesuai SOP
Penerbitan Izin sesuai dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan dalam
SOP
Waktu proses perizinan
indeks kepuasan masyarakat
Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui
media baru seperti website (media online)
Penerbitan KTP
Penerbitan Akta Kelahiran
Penerbitan Akta Perkawinan Non Muslim
Penerbitan Akta Perceraian Non Muslim
Penerbitan Akta Kematian
102
Target
3,86
107,08
5.855
4.310
3.746
12.137
0,87
76,90
129,38
98,00
22,97
101,30
Ada
Ada
100
SKPD
Distankanhut
Distankanhut
Distankanhut
Distankanhut
Distankanhut
Bappeda dan PM
Bagian OrganisasiSetdako
96
100
80
70
90
74
10
3.050
1-7
1
76.724
33.200
5.500
80
27
15
Inspektorat
Kecamatan
BP2T
Dinas Perhubungan,
Kominfo
Dinas Dukcapil
Prioritas Pembangunan
Program Pembangunan
Kinerja
Indikator
Penerbitan Akta Pengakuan,Pengesahan dan Pengangkatan Anak
Penerbitan Akta Perubahan Kewarganegaraan
Prosentase Pelaksanaan Kegiatan Rutin, Administrasi dan Pelaporan
secara Akuntabel dan Tepat Waktu
Prosentase Pelayanan Yang Memenuhi Standar Layanan Yang Prima
Prosentase Aparatur Yang Memiliki Kompetensi Sesuai Bidangnya
Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan pengembangan karir
sesuai dengan kebutuhan :
- Kompetensi aparatur dibidang keuangan, pemerintahan dan
kepegawaian
- Kualitas SDM aparatur melalui peningkatan jenjang pendidikan
- Pengadaan Pegawai
- Mutasi PNS
- Data Informasi Promosi Pegawai
Persentase aparatur yang memiliki pembinaan dan memiliki pembinaan
dan pengembangan karir sesuai dengan kebutuhan :
- Menurunnya Jumlah kasus pelanggaran disiplin
- Tersedianya data informasi pegawai
- Terlaksananya penyelenggaraan pembinaan mental spiritual
103
Target
27
100
100
100
100
770
595
100
100
100
30
100
100
SKPD
Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan
nama program/kegiatan, indikator kinerja program/kegiatan, tahun rencana yang
meliputi lokasi, target capaian kinerja dan kebutuhan dana/pagu indikatif, klasifikasi
program dan kegiatan dituangkan secara lengkap dalam matrik rencana program dan
kegiatan prioritas daerah Kota Banjarbaru. Program prioritas yang direncanakan dibiayai
tahun 2015 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kota Banjarbaru Tahun 2015 disusun berdasarkan hasil analisa yang merupakan
penjabaran dari isu strategis dan prioritas pembangunan daerah dalam rangka
mendukung pencapaian Visi dan Misi pembangunan Daerah Kota Banjarbaru.
Prioritas pembangunan Kota Banjarbaru Tahun 2015 diselaraskan dengan
pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
serta berpedoman pula kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang dijabarkan lampiran dokumen ini.
59
WALIKOTA BANJARBARU,
60