Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur
kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dengan jumlah yang
berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang
spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup
dan sehat. Kebutuhan akan nutrien berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait
dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan.
Sekitar 2500 tahun yang lalu, Hippocrates, bapak ilmu kedokteran barat, telah
menyadari pentingnya peranan zat gizi untuk melindungi kesehatan manusia. Hal ini
diungkapkan dengan pernyataan Let your food be your medicine; let your medicine
be your food. Sebagai sumber zat gizi, makanan juga berperan alam proses
pencegahan dan penyembuhan penyakit. Para ilmuwan terus mempelajari dan
meneliti tentang kecukupan dan fungsi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Peran
biologis zat gizi dipahami dari waktu ke waktu.
Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak
dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena
masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan yang berlainan macam
maupun banyaknya. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian
sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi
seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN
Karbohidrat
Glukosa
Serat
Lemak/lipida
Asam linoleat(omega-6)
Asam linonenat(omega-9)
Protein
Asam-asam amino :
Leusin
Isoleusin
Lisin
Metionin
Fenilanin
Treonin
Valin
Histidin
Nitrogen nonesensial
Mineral
Kalsium
Fosfor
Natrium
Kalium
Sulfur
Klor
Magnesium
Zat besi
Selenium
Seng
Mangan
Tembaga
Kobalt
Iodium
Krom
Fluoe
Timah
Nikel
Silikon, arsen, boron
Vanadium, molibden
Vitamin
A (retinol)
D (kolekalsiferol)
E (tokoferol)
K
Tiamin
Ribiflavin
Niacin
Biotin
Folasin/folat
Vitamin B6
Vitamin B12
Asam pantotenat
Vitamin C
Air
Zat gizi makro merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah
banyak. Zat gizi ini digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas, dan sebagai zat pengatur sistem di
dalam tubuh. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat,
lemak dan protein.
b. Zat Gizi Mikro
Zat Gizi Mikro merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit. Meskipun cuma sedikit, zat gizi mikro sangat berperan penting dalam proses
metabolik dalam tubuh. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
1.2.3
Berdasarkan Fungsi
Makan-makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu
gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
a. Zat Gizi Sebagai Sumber Tenaga
Makan-makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu
gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari.
Untuk
itu
diperlukan
sejumlah
zat
gizi
untuk
mengatur
karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung
nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida,
terdapat pula
disakarida
(rangkaian
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian
(kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacammacam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat
menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui
saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding
saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan bijibijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme
dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
c. Peran sebagai cadangan energi
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen.
Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan
otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan
gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis
hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi
makanan.
d. Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural.
Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat
seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai,
batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin.
Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang
menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea,
dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras
ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai
jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat
polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu
kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi
membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan
karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid.
Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun
proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri
terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada
jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara
itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan
pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa
oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan
darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
Monosakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya
hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa
monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
Karbohidrat terdapat pada jagung, nasi, ketela, kentang, dan banyak lagi
makanan yang mengandung zat tepung (amilum) termasuk sumber karbohidrat.
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang nonpolar atau organik seperti: eter, kloroform, atau benzol.
Lemak terbentuk dari 95% asam lemak & gliserol. Lemak merupakan sumber
energi selain karbohidrat dan protein. Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak
yang tersimpan sebagai cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi
kekurangan kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein. Oleh karena itu, dengan adanya cadangan
lemak, maka penggunaan protein sebagai energi akan dapat dihemat. Namun hal ini
tentu saja hanya bersifat sementara. Apabila dalam makanan kita terdapat kelebihan
hidrat arang dan lemak dari yang diperlukan oleh tubuh, maka lemak dan hidrat
arang tersebut tidak akan langsung dibakar. Tetapi kelebihan ini akan diubah oleh
tubuh menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan tenaga yang akan diambil jika
tubuh membutuhkan sewaktu-waktu.
Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit, di sekitar otot. Selain
itu, terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-paru, ginjal dan organ
tubuh lainnya. Kumpulan lemak disekitar ginjal ini mempunyai kegunaan khusus,
yaitu untuk menjaga agar ginjal tidak mudah berpindah tempat. Cadangan lemak
seperti ini tidak digunakan sebagai cadangan kalori, kecuali dalam keadaan yang
benar-benar memaksa. Pada orang gemuk, di sekitar perut dam mamae sering
terdapat tumpukan lemak dalam jumlah yang lebih banyak.
Cadangan lemak memang diperlukan di dalam tubuh. Tetapi jika cadangan ini
jumlahnya terlalu banyak dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Orang yang di
dalam tubuhnya terdapat timbunan lemak dalam jumlah yang berlebihan mempunyai
kecendrungan untuk menderita penyakit jantung, ginjal, diabetes, tekanan darah
tinggi dan penyakit lainnya. Seseorang dengan kelebihan berat badan 10 % dari berat
idealnya, maka orang tersebut sudah dapat digolongkan gemuk.
2.3.2.1 Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:
1.
Penyimpan energi
2.
3.
Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang
proses pemberian Signal Transducing.
4.
5.
6.
rendah
7.
Sebagai bahan penyusun membran sel
2.3.2.2 Klasifikasi Lemak
Ada beberapa model klasifikasi, tetapi disini akan diklasifikasikan
berdasarkan kelas dari lemak tersebut.
lemak kasat mata (visible fat). Lemak visible fat sering digunakan dalam berbagai
pengolahan makanan. Sedangkan lemak tersembunyi adalah yang langsung
dikonsumsi manusia saat seseorang mengkonsumsi makanan.
Sumber lemak ada dua, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan yang disebut
lemak nabati, dan lemak yang berasal dari hewan disebut lemak hewani. Beberapa
bahan makanan yang mengandung lemak nabati adalah kelapa, kemiri, zaitun,
kacang tanah, dan buah alpokat. Bahan makanan yang mengandung lemak hewani
adalah daging, keju, mentega, susu, ikan segar, minyak ikan, dan telur.
2.3.3 Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling
utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada masa dewasa
dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein dibutuhkan untuk
mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi
translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Protein yang berkaitan dengan penyusunan sel, jaringan atau organ disebut
protein structural. Umumnya, keberadaan protein structural di dalam tubuh
merupakan hasil gabungan dengan senyawa lain. Misalnya nucleoprotein (gabungan
antara nukleotida dan protein) yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein
(persenyawaan antara lipid dan protein) yang terdapat pada membrane sel. Protein
yang berikatan dengan enzim, antibody, ataupun hormon disebut protein fungsional.
Asam amino merupakan hasil hidrolisis protein dengan asam, alkali, dan
enzim. Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil
serta sebuah atom hidrogen. Asam amino terbagi dua,yaitu asam amino essensial dan
non essensial. Asam amino essensial merupakan asam amino yang dapat dibentuk
oleh tubuh manusia, sedangkan asam amino non essensial tidak dapat dibentuk oleh
tubuh manusia, sehingga didapat dari makanan sehari-hari. Contoh asam amino
essensial adalah lisin, leusisn, isolusin, teronin, metionin, valin, venilalanin, histidin,
dan originin. Arginin tidak essensial bagi anak-anak dan orang dewasa tetapi berguna
bagi pertumbuhan bayi, sedang histidin, essensial bagi anak-anak tetapi tidak
essensial bagi orang dewasa.
(biokatalisator)
Menyeimbangkan cairan alam tubuh (asam-basa) karena bersifat amfoter
Berfungsi sebagai sistem buffer (penyangga pH) yang efektif
Menyediakan energy
Membantu mengatur kemampuan tubuh mendetoksifikasi (menawar racun)
zat-zat asing
susu ikan, ayam, udang dan sebagainya, mengandung semua jenis asam amino,
sehingga bahan makanan tersebut termasuk dalam golongan protein sempurna.
Protein sempurna juga terdapat pada bahan pangan nabati. Namun hanya dari
kelompok kacang-kacangan saja yang mengandung protein sempurna, sementara
dari golongan pangan nabati lainnya tergolong protein tidak sempurna.
2. Protein tidak sempurna, merupkan protein yang tidak mengandung semua asam
amiono esensial. Sumbernya berasal dari bahan pangan nabati contohnya
kacangkacangan. Protein tidak sempurna dari dua bahan nabati apabila
digabungkan, maka kedua jenis protein itu akan saling mengisi sehingga dapat
membentuk protein yang sempurna.
Untuk memperoleh asam amino yang berbeda sehingga dapat saling
mendukung pembentukan protein tubuh, maka sebaiknya jangan mengkonsumsi dua
bahan makanan nabati yang sejenis. Seperti, beras dan jagung. Tetapi harus
mengkonsumsi dua jenis bahan makanan yang berbeda, seperti jagung dengan
kacang hijau dan sebagainya. Sehingga tanpa harus mengkonsumsi bahan pangan
hewani, kita sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam amino esensial jika variasi
bahan makanan yang dikonsumsi cukup.
Disamping kandungan asam amino esensial , faktor lain yang menentukan
mutu protein adalah nilai cerna. Nilai cerna menunjukkan persentase protein dari
bahan makanan yang dapat diserap oleh dinding usus untuk membentuk protein
tubuh. Sebagai contoh, nilai cerna telur adalah 100, ini berarti 100 % protein telur
dapat diserap untuk protein tubuh. Nilai cerna beras adalah 96, jadi hanya 96 % dari
protein beras yang dapat diserap oleh tubuh.
2.3.3.3 Bahan makanan sumber protein
Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari
hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuhtumbuhan.
Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan:
1). Daging
2). Ikan
3). Telur
4). Susu
Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atletatlet. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
2. Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang
menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan
oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.
3. Hipotonus
4. Gangguan pertumbuhan
5. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
2.3.4
Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi
oleh enzim. Istilah vitamin sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam
pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya
dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari
gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama
sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses
metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam
proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya
metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia)
karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok
dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat
tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai
provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit.
Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12.
Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.
2.3.5
Mineral
Mineral esensial diklasifikasikan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.
Termasuk mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan
magnesium. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, selenium,
mangan, tembaga, iodium, molybdenum, cobalt, chromium, silikon, vanadium, nikel,
arsen, dan fluor.
Fungsi umum mineral adalah mempertahankan keseimbangan asam-basa,
sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis, sebagai komponen esensial senyawa
tubuh, mempertahankan keseimbangan air tubuh, mentransmisi impuls syaraf;
mengatur kontraksi otot, serta untuk pertumbuhan jaringan tubuh.
1. Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas
di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium.
Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau
kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok,
gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang
terbentuk pada kelenjar tiroid.
2. Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
3. Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
1. Mengaktifkan saraf
2. Melancarkan peredaran darah
3. Melenturkan otot
4. Menormalkan tekanan darah
5. Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
6. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
7. Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
8. Mencegah penyakit jantung
9. Menurunkan risiko kanker usus
10. Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
11. Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
12. Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
13. Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
14. Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
15. Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
16. Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan
kalsium sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan
kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50%
ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan
kalsium.
Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah,
sesak napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berakberak, insomnia, kram, dan sebagainya.
9. Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung. Kalium
dalam makanan dan dalam tubuh ditemukan dalam bentuk ion K+, baik dalam
larutan ataupun dalam bentuk garam.
Fungsi kalium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a.
Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel.
b. Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti pelepasan energi
dari makanan, sintesis glikogen dan protein.
c. Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol distribusi air antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler.
d. Menjaga keseimbangan asam-basa.
e. Penting dalam transmisi impuls syaraf.
f. Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.
g. Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot yang merupakan
lawan dari stimulasi otot oleh Ca2+.
h. Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium yang tinggi.
Gejala defisiensi kalium adalah pusing, muntah, diare, lemah otot, lemah otot
pernapasan, kembung, serta denyut jantung cepat dan tidak beraturan. Kalium
ditemukan banyak dalam makanan, terutama pada buah-buahan dan sayuran. Kalium
banyak terdapat dalam bayam, pisang, jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol,
dan asparagus.
10. Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon
penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim,
hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
11. Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
12. Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam di
dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis
pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di
sekitarnya.
Natrium merupakan ion positif yang dominan dalam cairan ekstraseluler.
Volume
cairan
ekstraseluler
diatur
keseimbangannya
melalui
mekanisme
homeostasis.
Fungsi natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a. Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan
ekstraseluler.
b. Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat.
c. Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
d. Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.
Air
Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh. Ada tiga komponen air
tubuh, yaitu air intraseluler pada membran sel, air intravaskuler, dan air interseluler
atau ekstravaskuler pada dinding kapiler. Dua komponen air yang terakhir disebut
juga cairan ekstraseluler.
2.3.6.1 Fungsi Air Bagi Kehidupan
adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa
organic untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki
ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk
hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan
dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk
memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk
membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
badan Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu
sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya
bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya.
Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain
selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 810 gelas
(sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas
Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas
b.
manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah
tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara
industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut. Air dapat memfasilitasi proses
biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat
membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
2.3.6.2 Sumber Air Bagi Tubuh
Ada tiga sumber air bagi tubuh, yaitu air yang berasal dari minuman, air yang
terdapat dalam makanan yang kita makan, serta air yang berasal dari hasil
metabolisme di dalam tubuh. Kebutuhan air tubuh berasal dari ketiga sumber air
tersebut.
2.4 Gizi dalam Aspek Kehidupan
2.4.1 Aspek Gizi Dalam Pertumbuhan Fisik
Sel telur yang telah dibuahi dalam rahim ibu, pada proses selanjutnya akan
tumbuh dan berkembang sehingga mencapai tingkatan yang telah memungkinkan
janin itu lahir. Dalam proses itu sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh dalam arti
membelah diri dan bertambah menjadi berlipat ganda sehingga terbentuklah struktur
tubuhjanin yang sempurna.
2.4.2 Aspek gizi dalam pertumbuhan otak dan kecerdasan
Hubungan antara tumbuh kembang otak dan tingkat kecerdasan dan keadaan
gizi anak pada usia awal kehidupannya, banyak menarik perhatian para ahli gizi dan
kesehatan. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa pada
penderita gizi buruk telah terjadi hambatan terhadap pertumbuhan otak, dan tingkat
kecerdasan. Pertumbuhan otak dan jaringan syaraf berlangsung sangat cepat pada
masa janin masih dalam kandungan dan pertumbuhan itu akan berlangsung terus
sampai setelah bayi lahir. Pada waktu bayi mencapai usia 10 bulan, jumlah sel otak
yang terbentuk sudah akan mencapai jumlah maksimal. Pada penderita gizi kurang
atau gizi buruk, sejak masih dalam kandungan maupun setelah lahir, akan mengalami
hambatan terhadap tumbuh kembang sel jaringan otak.
2.4.3 Aspek gizi dan produktivitas kerja
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani
hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebut "kapasitas orang dewasa". Jadi untuk
memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh
makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi
faal normal dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk
memungkinkan bekelja secara maksimal.
2.4.4 Aspek gizi dan daya tahan terhadap infeksi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab
utama kematian, terutama pada anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak-anak
yang meninggal karena penyakit infeksi itu, biasanya didahului oleh keadaan gizi
yang kurang memuaskan. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat
memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh. Antara
gizi buruk dan penyakit infeksi sesungguhnya terdapat hubungan timbal balik yang
sangat erat, sehingga sering sukar untuk mengidentifikasi mana dari kedua keadaan
itu yang datang lebih dahulu. Kadang-kadang sukar dijawab pertanyaan apakah gizi
buruk yang menyebabkan anak mudah menderita infeksi atau penyakit infeksilah
yang menyebabkan gizi anak menjadi buruk. Dalam banyak kejadian terjadi
synergisitas antara gizi buruk dan penyakit infeksi dan akibat yang terjadi tentu saja
sangat fatal.
Gizi buruk akan menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh.
Perubahan morfologis yang teljadi pada jaringan limphoid yang berperan dalam
sistem kekebalan akibat gizi buruk, menyebabkan pertahanan tubuh menjadi lemah.
Kekebalan seluler yang dimungkinkan oleh berfungsinya kelenjar thymus berkurang
karena kelenjar thymus mengecil akibat kekurangan gizi. Produksi berbagai
antibodies juga berkurang di samping terjadinya atropi pada dinding usus
menyebabkan berkurangnya sekresi berbagai enzim sehingga memudahkan
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Keseluruhan gangguan pada system
pertahanan tubuh itu berlangsung serentak pada penderita gizi buruk hingga
menjadikan penderita gizi buruk sangat mudah terserang penyakit, lebih-lebih jika
lingkungan hidup anak tidak mendukung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
2. Berdasarkan sumbernya zat gizi terbagi atas zat gizi esensial dan zat gizi non
esensial. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh zat gizi terbagi atas
zat gizi makro dan zat gizi mikro. Berdasarkan fungsinya zat gizi berperan
sebagai sumber tenaga, pembangun, dan juga berperan sebagai pengatur
3. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air.
4. Gizi dalam aspek kehidupan pada umumnya berfungsi dalam beberapa aspek
yaitu, aspek gizi dalam pertumbuhan fisik, aspek gizi dalam pertumbuhan otak
dan kecerdasan, aspek gizi dan produktivitas kerja, dan aspek gizi dan daya
tahan terhadap infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D., dkk., 2004, Biologi, Esis, Jakarta.
Buckle, K. A., dkk., 2007, Ilmu Pangan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Dianlita, 2011, Gizi, http://dianlita.mhs.unimus.ac.id/files/2011/12/GIZI.pdf, diakses
pada tanggal 9 Februari 2015 pukul 13.20 WITA
Kurniali, P. C., dan Abikusno, N., 2007, Healthy Food for Healthy People, Gramedia,
Jakarta.
Suharjo, dan Kusharto, C. M., 1992, Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Kanisius, Yogyakarta.
Silalahi, J., 2006, Makanan Fungsional, Kanisius, Yogyakarta