You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur
kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dengan jumlah yang
berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan fisiologis yang
spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat dibutuhkan untuk hidup
dan sehat. Kebutuhan akan nutrien berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait
dengan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan.
Sekitar 2500 tahun yang lalu, Hippocrates, bapak ilmu kedokteran barat, telah
menyadari pentingnya peranan zat gizi untuk melindungi kesehatan manusia. Hal ini
diungkapkan dengan pernyataan Let your food be your medicine; let your medicine
be your food. Sebagai sumber zat gizi, makanan juga berperan alam proses
pencegahan dan penyembuhan penyakit. Para ilmuwan terus mempelajari dan
meneliti tentang kecukupan dan fungsi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Peran
biologis zat gizi dipahami dari waktu ke waktu.
Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak
dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena
masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan yang berlainan macam
maupun banyaknya. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian
sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi
seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan


minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang
optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan
penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk
hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional
dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular,
bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga
fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis.
Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres
oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh.
Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily
Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga
membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah
dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit,
penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari
pengobatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan zat gizi?


Klasifikasi zat gizi
Zat gizi apa saja yang sangat dibutuhkan dan apa fungsinya
Apa peranan zat gizi dalam aspek kehidupan?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan dari makalah ini bertujuan untuk:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian dan maksud dari zat gizi


Mengetahui klasifikasi zat-zat gizi
Mengetahui zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
Mengetahui peranan zat gizi dalam aspek kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zat Gizi


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang
gizi disebut ilmu gizi (Nutrience Science), yaitu ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.

1.2 Klasifikasi Zat Gizi

1.2.1 Berdasarkan Sumber


Bahan makanan tersusun atas banyak senyawa, dari yang kadarnya sangat
tinggi. Senyawa yang terdapat dalam makanan terdiri atas zat gizi esensial dan zat
gizi yang tidak esensial (non gizi).
a. Zat Gizi Esensial
Dalam ilmu gizi, zat gizi esensial adalah nutrisi yang penting namun tidak
bias diproduksi sendiri oleh tubuh. Kita harus mendapatkannya dari makanan atau
suplemen tambahan (bila kualitas makanan tidak memadai dan tingkat polusi tinggi
di lingkungan hidup sekitarnya). Bila kita kekurangan nutrisi esensial ini, kita akan
menderita suatu penyakit yang spesifik dengan kekurangan zat gizi tersebut.
Pada manusia, nutrisi esensialnya meliputi sebagian besar vitamin dan
mineral, beberapa asam amino (bahan dasar protein yang berfungsi sebagai zat
pembangun) dan beberapa asam lemak (yang penting untuk memperkuat jaringan
saraf).

Karbohidrat
Glukosa
Serat
Lemak/lipida
Asam linoleat(omega-6)
Asam linonenat(omega-9)
Protein
Asam-asam amino :
Leusin
Isoleusin
Lisin
Metionin
Fenilanin
Treonin
Valin
Histidin
Nitrogen nonesensial

Mineral
Kalsium
Fosfor
Natrium
Kalium
Sulfur
Klor
Magnesium
Zat besi
Selenium
Seng
Mangan
Tembaga
Kobalt
Iodium
Krom
Fluoe
Timah
Nikel
Silikon, arsen, boron
Vanadium, molibden

Vitamin
A (retinol)
D (kolekalsiferol)
E (tokoferol)
K
Tiamin
Ribiflavin
Niacin
Biotin
Folasin/folat
Vitamin B6
Vitamin B12
Asam pantotenat
Vitamin C
Air

b. Zat Gizi Non Esensial


Nutrisi atau zat gizi non esensial didefinisikan sebagai nutrisi yang diproduksi
sendiri oleh tubuh. Nutrisi non esensial antara lain Tyrosine, Valine, Agrinine dan
Serine yang dapat terpenuhi bilamana nutrisi esensial sudah terasup oleh tubuh.
Maka dari itu, supaya nutrisi non esensial dapat terpenuhi dengan baik, lengkapi dulu
nutrisi esensial dalam tubuh yang bersumber dari makanan. Contohnya susu sapi
yang merupakan sumber protein terbaik, karena mengandung delapan jenis asam
amino lengkap secara alami. Seluruh zat gizi dalam susu mudah diserap dan dapat
langsung digunakan oleh tubuh.
1.2.2 Berdasarkan Jumlah Kebutuhan
Nutrisi atau zat makanan berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh dibagi
menjadi makro nutrient dan mikro nutrient. Disebut makro-nutrien karena kebutuhan
kita atas zat tersebut relative besar dan zat-zat itu dapat menghasilkan energi. Mikro
nutrient, jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh kecil (dalam satuan milligram).
a. Zat Gizi Makro

Zat gizi makro merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah
banyak. Zat gizi ini digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas, dan sebagai zat pengatur sistem di
dalam tubuh. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat,
lemak dan protein.
b. Zat Gizi Mikro
Zat Gizi Mikro merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit. Meskipun cuma sedikit, zat gizi mikro sangat berperan penting dalam proses
metabolik dalam tubuh. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
1.2.3

Berdasarkan Fungsi
Makan-makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu
gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
a. Zat Gizi Sebagai Sumber Tenaga
Makan-makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu
gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari.

b. Zat Gizi sebagai Zat Pembangun


Zat gizi ini memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh
manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan
perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga berfungsi untuk
menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
c. Zat Gizi sebagai Zat Pengatur
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi
keseimbangan.

Untuk

itu

diperlukan

sejumlah

zat

gizi

untuk

mengatur

berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh. Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu


proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh perlu di atur dengan baik.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
2.3 Zat Gizi yang Diperlukan oleh Tubuh
2.3.1 Karbohidrat
Karbohidrat (hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani , skcharon, berarti gula) adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat tersusun dari karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O) dengan komposisi CnH2nOn.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksilketon, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan
banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan
senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula

karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung
nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida,

terdapat pula

disakarida

(rangkaian

dua monosakarida) dan

oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).


2.3.1.1 Peran Karbohidrat
a. Peran dalam biosfer
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang
kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat
yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai
gliseraldehida 3-fosfat. Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain
yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan
pati.
b. Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk
hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya,
pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh
sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang
tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular untuk menjalankan
sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai
bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino
dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya
kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber

karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian
(kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacammacam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat
menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui
saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding
saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan bijibijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh berperan penting dalam proses metabolisme
dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
c. Peran sebagai cadangan energi
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen.
Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan
otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan
gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis
hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi
makanan.
d. Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural.
Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat
seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai,
batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin.
Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang
menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea,

dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras
ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai
jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat
polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu
kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi
membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan
karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid.
Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun
proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri
terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada
jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara
itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan
pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa
oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan
darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.

Monosakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya

hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa

Disakarida dan oligosakarida


Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul

monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
Karbohidrat terdapat pada jagung, nasi, ketela, kentang, dan banyak lagi
makanan yang mengandung zat tepung (amilum) termasuk sumber karbohidrat.

Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan tubuh terasa lemas karena kurangnya


energi di dalam tubuh. Tinggi rendahnya aktifitas seseorang, maka akan berbeda
kebutuhan karbohidratnya. Bagi orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat,
kebutuhan tubuh rata-rata akan karbohidrat antara 8 sampai 10 gram untuk tipa
kilogram berat badan setiap hari.
2.3.1.2 Karbohidrat dalam Makanan
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan makanan nabati, berupa gula
sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang
komplek seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Pada umumnya buah-buahan
mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa. Disakarida seperti gula tebu
(sukrosa atau sakarosa) banyak terkandung dalam batang tebu; di dalam air susu
terdapat laktosa atau gula susu. Beberapa golongan oligoskarida seperti dekstrin
terdapat dalam pati, roti, sirup , dan bir. Sedangkan berbagai polisakarida seperti pati
banyak terdapat dalam buah-buahan. Sumber karbohidrat yang utama dalam
bahan makanan adalah serealia dan umbi-umbian. Seperti terdapatnya kandungan
pati yang berbeda-beda pada beberapa golongan serealia.
Pada hasil ternak, khususnya daging, karbohidrat terdapat dalam bentuk
glikogen yang tersimpan dalam jaringan otot dan dalam hati. Karbohidrat yang
terdapat pada daging ternak terdiri dari glikogen. Glikogen terdapat dalam tenunan,
terutama hati, cepat sekali mengalami pemecahan menjadi glukosa setelah lernak
dipotong. Pada daging yang berwarna merah terdapat gula dalam jumlah kecil
(D-glukosa, D-fruktosa, dan D-ribosa) yang terekstraksi ke dalam kaldu daging. Pada
susu karbohidrat terdapat dalam bentuk laktosa; air susu sapi mengandung sekitar 5%
laktosa, tetapi pada susu skim kering terkandung lebih dari 50% laktosa.
2.3.2 Lemak
Lemak atau lipid tidak sama dengan minyak. Orang menyebut lemak secara
khusus bagi minyak nabati atau hewani yang berwujud padat pada suhu ruang.
Lemak juga biasanya disebutkan kepada berbagai minyak yang dihasilkan oleh
hewan, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair. Satu gram lemak menghasilkan
39.06 kjoule atau 9,3 kcal. Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang

menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di
larutan yang nonpolar atau organik seperti: eter, kloroform, atau benzol.
Lemak terbentuk dari 95% asam lemak & gliserol. Lemak merupakan sumber
energi selain karbohidrat dan protein. Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak
yang tersimpan sebagai cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi
kekurangan kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein. Oleh karena itu, dengan adanya cadangan
lemak, maka penggunaan protein sebagai energi akan dapat dihemat. Namun hal ini
tentu saja hanya bersifat sementara. Apabila dalam makanan kita terdapat kelebihan
hidrat arang dan lemak dari yang diperlukan oleh tubuh, maka lemak dan hidrat
arang tersebut tidak akan langsung dibakar. Tetapi kelebihan ini akan diubah oleh
tubuh menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan tenaga yang akan diambil jika
tubuh membutuhkan sewaktu-waktu.
Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit, di sekitar otot. Selain
itu, terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-paru, ginjal dan organ
tubuh lainnya. Kumpulan lemak disekitar ginjal ini mempunyai kegunaan khusus,
yaitu untuk menjaga agar ginjal tidak mudah berpindah tempat. Cadangan lemak
seperti ini tidak digunakan sebagai cadangan kalori, kecuali dalam keadaan yang
benar-benar memaksa. Pada orang gemuk, di sekitar perut dam mamae sering
terdapat tumpukan lemak dalam jumlah yang lebih banyak.
Cadangan lemak memang diperlukan di dalam tubuh. Tetapi jika cadangan ini
jumlahnya terlalu banyak dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Orang yang di
dalam tubuhnya terdapat timbunan lemak dalam jumlah yang berlebihan mempunyai
kecendrungan untuk menderita penyakit jantung, ginjal, diabetes, tekanan darah
tinggi dan penyakit lainnya. Seseorang dengan kelebihan berat badan 10 % dari berat
idealnya, maka orang tersebut sudah dapat digolongkan gemuk.
2.3.2.1 Fungsi Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak biologis memenuhi 4 fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:
1.

Penyimpan energi

2.

Transportasi metabolik sumber energi

3.

Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang
proses pemberian Signal Transducing.

4.

Melarutkan vitamin A, D, E, dan K

5.
6.

Memberi rasa kenyang


Pelindung alat-alat tubuh yang lunak dan melindungi tubuh ari suhu yang

rendah
7.
Sebagai bahan penyusun membran sel
2.3.2.2 Klasifikasi Lemak
Ada beberapa model klasifikasi, tetapi disini akan diklasifikasikan
berdasarkan kelas dari lemak tersebut.

2.3.2.3 Lemak dalam makanan


Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan
makanan, minyak dan lemak berfungsi sebagai penghantar panas, seperti minyak
goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega,dan margarin.
Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk meningkatkan tekstur dan cita rasa
makanan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kuekue, dan pada beberapa jenis masakan lainnya. Penambahan lemak dapat
meningkatkan citarasa dan mutu dari suatu makanan, namun penggunaannya harus
tetap terkendali dan jumlahnya tidak berlebihan.
Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah,
dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan
bersama bahan tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak
tersembunyi (invisible fat). Sedangkan lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari
ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau

lemak kasat mata (visible fat). Lemak visible fat sering digunakan dalam berbagai
pengolahan makanan. Sedangkan lemak tersembunyi adalah yang langsung
dikonsumsi manusia saat seseorang mengkonsumsi makanan.
Sumber lemak ada dua, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan yang disebut
lemak nabati, dan lemak yang berasal dari hewan disebut lemak hewani. Beberapa
bahan makanan yang mengandung lemak nabati adalah kelapa, kemiri, zaitun,
kacang tanah, dan buah alpokat. Bahan makanan yang mengandung lemak hewani
adalah daging, keju, mentega, susu, ikan segar, minyak ikan, dan telur.
2.3.3 Protein
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling
utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada masa dewasa
dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein dibutuhkan untuk
mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi
translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih mentah, hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Protein yang berkaitan dengan penyusunan sel, jaringan atau organ disebut
protein structural. Umumnya, keberadaan protein structural di dalam tubuh
merupakan hasil gabungan dengan senyawa lain. Misalnya nucleoprotein (gabungan

antara nukleotida dan protein) yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein
(persenyawaan antara lipid dan protein) yang terdapat pada membrane sel. Protein
yang berikatan dengan enzim, antibody, ataupun hormon disebut protein fungsional.
Asam amino merupakan hasil hidrolisis protein dengan asam, alkali, dan
enzim. Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil
serta sebuah atom hidrogen. Asam amino terbagi dua,yaitu asam amino essensial dan
non essensial. Asam amino essensial merupakan asam amino yang dapat dibentuk
oleh tubuh manusia, sedangkan asam amino non essensial tidak dapat dibentuk oleh
tubuh manusia, sehingga didapat dari makanan sehari-hari. Contoh asam amino
essensial adalah lisin, leusisn, isolusin, teronin, metionin, valin, venilalanin, histidin,
dan originin. Arginin tidak essensial bagi anak-anak dan orang dewasa tetapi berguna
bagi pertumbuhan bayi, sedang histidin, essensial bagi anak-anak tetapi tidak
essensial bagi orang dewasa.

2.3.3.1 Fungsi Protein


Secara umum protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh.
Fungsi protein lainnya di dalam tubuh adalah:
1. Mensintesis substansi-substansi penting seperti hormone, enzim, antibody, dan
kromosom
2. Mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh, mulai dari
sel, jaringan, hingga organ
3. Memacu dan berpartisipasi dalam berbagai reaksi kimia dan biologis
4.
5.
6.
7.

(biokatalisator)
Menyeimbangkan cairan alam tubuh (asam-basa) karena bersifat amfoter
Berfungsi sebagai sistem buffer (penyangga pH) yang efektif
Menyediakan energy
Membantu mengatur kemampuan tubuh mendetoksifikasi (menawar racun)
zat-zat asing

2.3.3.2 Mutu Protein Makanan


Kandungan asam amino esensial pada protein dapat membedakan
penggolongan protein.
1. Protein sempurna, merupakan protein yang mengandungan semua asam amino
esensial. Protein sempurna dapat diperoleh dari bahan makanan hewani, telur,

susu ikan, ayam, udang dan sebagainya, mengandung semua jenis asam amino,
sehingga bahan makanan tersebut termasuk dalam golongan protein sempurna.
Protein sempurna juga terdapat pada bahan pangan nabati. Namun hanya dari
kelompok kacang-kacangan saja yang mengandung protein sempurna, sementara
dari golongan pangan nabati lainnya tergolong protein tidak sempurna.
2. Protein tidak sempurna, merupkan protein yang tidak mengandung semua asam
amiono esensial. Sumbernya berasal dari bahan pangan nabati contohnya
kacangkacangan. Protein tidak sempurna dari dua bahan nabati apabila
digabungkan, maka kedua jenis protein itu akan saling mengisi sehingga dapat
membentuk protein yang sempurna.
Untuk memperoleh asam amino yang berbeda sehingga dapat saling
mendukung pembentukan protein tubuh, maka sebaiknya jangan mengkonsumsi dua
bahan makanan nabati yang sejenis. Seperti, beras dan jagung. Tetapi harus
mengkonsumsi dua jenis bahan makanan yang berbeda, seperti jagung dengan
kacang hijau dan sebagainya. Sehingga tanpa harus mengkonsumsi bahan pangan
hewani, kita sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam amino esensial jika variasi
bahan makanan yang dikonsumsi cukup.
Disamping kandungan asam amino esensial , faktor lain yang menentukan
mutu protein adalah nilai cerna. Nilai cerna menunjukkan persentase protein dari
bahan makanan yang dapat diserap oleh dinding usus untuk membentuk protein
tubuh. Sebagai contoh, nilai cerna telur adalah 100, ini berarti 100 % protein telur
dapat diserap untuk protein tubuh. Nilai cerna beras adalah 96, jadi hanya 96 % dari
protein beras yang dapat diserap oleh tubuh.
2.3.3.3 Bahan makanan sumber protein
Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan makanan dari
hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuhtumbuhan.
Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan:
1). Daging
2). Ikan
3). Telur
4). Susu

Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung Protein nabati:


1) Beras sebagai sumber protein.
2) Kacang-kacangan
2.3.3.4 Kebutuhan protein
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah
jumlah unsur nitrogen ( zat lemas ) yang ada dalam dalam protein makanan dan
menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluakan tubuh melalui air seni dan
tinja.
Jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh seorang laki-laki dewasa
yang berat badannya 70 kg kira-kira sebanyak 3 gram sehari. Tiga gram nitrogen ini
ekivalen dengan 3 X 6.25 gram protein 18.75 gram protein ( 1 gram zat putih telur
mengandung 0.16 gram unsur nitrogen. Ini berarti secara teori seorang laki-laki
dewasa yang berat badannya 70 kg hanya akan memerlukan 18.75 gram protein.
Tetapi jika kita lihat bahwa penggunaan protein dalam tubuh dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat memenuhi
keperluan tubuh.
Hal ini disebabkan oleh, kadar protein 18.75 gram tubuh akan menyebabkan
beberapa reaksi kimia yang tidak bisa berlansung dengan baik. Kecernaan protein itu
sediri, Tidak semua bahan makanan yang banyak mengandung serat-serat, proteinnya
bisa diambil dari tubuh. Karena adanya serat-serat ini, enzimenzim tidak bisa masuk
untuk memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka ditetapkan bahwa
kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap 1 kilogram berat
badannya setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh , diperlukan protein
dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 3 gram untuk setiap kilogram berat badan.
Perbedaan ini disebabkan karena pada anak-anak, protein lebih banyak dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada orang dewasa fungsi protein
hanya untuk mempertahankan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
2.3.3.4 Akibat Kekurangan Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya
protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang
dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya.

Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atletatlet. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
2. Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang
menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan
oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.
3. Hipotonus
4. Gangguan pertumbuhan
5. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
2.3.4

Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang

memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi
oleh enzim. Istilah vitamin sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam
pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya
dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari
gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada
awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama
sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses
metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam
proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya
metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia)
karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok
dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat
tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai
provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit.
Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12.
Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.

Vitamin dinamakan menurut nama abjad; namun sekarang dalam praktik


mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer
penggunaannya.
Berikut adalah senyawa-senyawa yang tergolong vitamin alami. Tahun penemuan
vitamin alami dan sumbernya

2.3.4.1 Klasifikasi Vitamin


Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang
larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut,
vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin
yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
a. Vitamin yang Larut dalam Air

b. Vitamin yang Larut dalam Lemak

2.3.5

Mineral
Mineral esensial diklasifikasikan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.

Termasuk mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan
magnesium. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, selenium,
mangan, tembaga, iodium, molybdenum, cobalt, chromium, silikon, vanadium, nikel,
arsen, dan fluor.
Fungsi umum mineral adalah mempertahankan keseimbangan asam-basa,
sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis, sebagai komponen esensial senyawa
tubuh, mempertahankan keseimbangan air tubuh, mentransmisi impuls syaraf;
mengatur kontraksi otot, serta untuk pertumbuhan jaringan tubuh.
1. Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas
di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium.
Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau
kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok,
gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang
terbentuk pada kelenjar tiroid.
2. Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
3. Cobalt / Kobal / Kobalt / Co

Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun


4. Chlor / Klor / Cl
Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada
lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung
dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Ion Cl merupakan anion yang
paling banyak terdapat dalam cairan ektraseluler. Di dalam tubuh terdapat sekitar
0,15 persen ( 1,9 gram per kg berat badan). Cairan cerebrospinal dan lambung
mengandung Cl lebih banyak. Otot dan syaraf kandungannya rendah. Fungsi khlorida
bagi tubuh adalah sebagai berikut:
a. Memainkan peranan penting dalam regulasi tekanan osmotik, keseimbangan
air, dan keseimbangan asam-basa.
b. Dibutuhkan untuk produksi asam HCl di lambung; asam ini penting untuk
penyerapan vitamin B12 dan Fe, untuk mengaktifkan enzim yang memecah
pati (karbohidrat), serta untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
masuk lambung bersama-sama dengan makanan dan minuman.
Gejala defisiensi Cl adalah lesu, lemah, kehilangan nafsu makan (anoreksia),
kram otot, bernafas pelan, kejang, dan gagal tumbuh pada anak-anak. Ion Cl banyak
terdapat dalam garam (NaCl), substitusi garam kalium khlorida (KCl), dan makanan
yang diproses (karena penambahan garam NaCl). Selain itu, khlorida juga terdapat
dalam pangan hewani, yaitu daging, hati, telur, makanan laut, serta dalam pangan
nabati.
5. Magnesium / Mg
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk
sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
6. Mangaan / Mangan / Mn
Mangaan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem
reproduksi.
7. Tembaga / Cuprum / Cu
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada
sel darah merah.
8. Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai
fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot
pada tubuh.

Berikut beberapa manfaat kalsium bagi manusia:

1. Mengaktifkan saraf
2. Melancarkan peredaran darah
3. Melenturkan otot
4. Menormalkan tekanan darah
5. Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
6. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
7. Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
8. Mencegah penyakit jantung
9. Menurunkan risiko kanker usus
10. Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
11. Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
12. Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
13. Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
14. Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
15. Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
16. Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan
kalsium sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan
kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50%
ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan
kalsium.
Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah,
sesak napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berakberak, insomnia, kram, dan sebagainya.
9. Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung. Kalium
dalam makanan dan dalam tubuh ditemukan dalam bentuk ion K+, baik dalam
larutan ataupun dalam bentuk garam.
Fungsi kalium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a.

Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel.

b. Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti pelepasan energi
dari makanan, sintesis glikogen dan protein.

c. Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol distribusi air antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler.
d. Menjaga keseimbangan asam-basa.
e. Penting dalam transmisi impuls syaraf.
f. Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.
g. Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot yang merupakan
lawan dari stimulasi otot oleh Ca2+.
h. Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium yang tinggi.
Gejala defisiensi kalium adalah pusing, muntah, diare, lemah otot, lemah otot
pernapasan, kembung, serta denyut jantung cepat dan tidak beraturan. Kalium
ditemukan banyak dalam makanan, terutama pada buah-buahan dan sayuran. Kalium
banyak terdapat dalam bayam, pisang, jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol,
dan asparagus.
10. Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon
penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim,
hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
11. Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
12. Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam di
dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis
pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di
sekitarnya.
Natrium merupakan ion positif yang dominan dalam cairan ekstraseluler.
Volume

cairan

ekstraseluler

diatur

keseimbangannya

melalui

mekanisme

homeostasis.
Fungsi natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.
a. Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan
ekstraseluler.
b. Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat.
c. Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
d. Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.

Gejala defisiensi natrium adalah kelesuan, mual, muntah, lekas marah,


pusing, kehilangan nafsu makan, penurunan pertumbuhan, kehilangan berat badan
karena kehilangan cairan tubuh, berkurangnya produksi susu pada ibu yang
menyusui, diare, kram otot. Kadar natrium dalam darah yang turun di bawah normal
disebut hiponatremia.
13. Flour / F
Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari
segala macam gangguan pada gigi.
2.3.6

Air
Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh. Ada tiga komponen air

tubuh, yaitu air intraseluler pada membran sel, air intravaskuler, dan air interseluler
atau ekstravaskuler pada dinding kapiler. Dua komponen air yang terakhir disebut
juga cairan ekstraseluler.
2.3.6.1 Fungsi Air Bagi Kehidupan

Fungsi Air dalam Kehidupan Laut


Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk

adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa
organic untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki
ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk
hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan
dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk
memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk
membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.

Fungsi Air bagi Manusia


Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran

badan Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu
sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya
bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya.
Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain
selain air. Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 810 gelas
(sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas
Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas

tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah


terkadang untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari
yang dianjurkan dapat menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya
menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau
pada cuaca yang panas.
Fungsi air bagi tubuh adalah berikut ini.
a. Pelarut zat gizi
b. Fasilitator pertumbuhan
c. Sebagai katalis reaksi biologis.
d. Sebagai pelumas.
e. Sebagai pengatur suhu tubuh.
f. Sebagai sumber mineral bagi tubuh.
Keseimbangan air tubuh dapat dicapai melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a.

Mengontrol asupan cairan dengan adanya rasa haus.

b.

Mengontrol kehilangan cairan melalui ginjal.

Air Sebagai Pelarut


Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh

manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah
tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara
industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut. Air dapat memfasilitasi proses
biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat
membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
2.3.6.2 Sumber Air Bagi Tubuh
Ada tiga sumber air bagi tubuh, yaitu air yang berasal dari minuman, air yang
terdapat dalam makanan yang kita makan, serta air yang berasal dari hasil
metabolisme di dalam tubuh. Kebutuhan air tubuh berasal dari ketiga sumber air
tersebut.
2.4 Gizi dalam Aspek Kehidupan
2.4.1 Aspek Gizi Dalam Pertumbuhan Fisik
Sel telur yang telah dibuahi dalam rahim ibu, pada proses selanjutnya akan
tumbuh dan berkembang sehingga mencapai tingkatan yang telah memungkinkan
janin itu lahir. Dalam proses itu sel telur yang telah dibuahi akan tumbuh dalam arti

membelah diri dan bertambah menjadi berlipat ganda sehingga terbentuklah struktur
tubuhjanin yang sempurna.
2.4.2 Aspek gizi dalam pertumbuhan otak dan kecerdasan
Hubungan antara tumbuh kembang otak dan tingkat kecerdasan dan keadaan
gizi anak pada usia awal kehidupannya, banyak menarik perhatian para ahli gizi dan
kesehatan. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa pada
penderita gizi buruk telah terjadi hambatan terhadap pertumbuhan otak, dan tingkat
kecerdasan. Pertumbuhan otak dan jaringan syaraf berlangsung sangat cepat pada
masa janin masih dalam kandungan dan pertumbuhan itu akan berlangsung terus
sampai setelah bayi lahir. Pada waktu bayi mencapai usia 10 bulan, jumlah sel otak
yang terbentuk sudah akan mencapai jumlah maksimal. Pada penderita gizi kurang
atau gizi buruk, sejak masih dalam kandungan maupun setelah lahir, akan mengalami
hambatan terhadap tumbuh kembang sel jaringan otak.
2.4.3 Aspek gizi dan produktivitas kerja
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani
hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebut "kapasitas orang dewasa". Jadi untuk
memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh
makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi
faal normal dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk
memungkinkan bekelja secara maksimal.
2.4.4 Aspek gizi dan daya tahan terhadap infeksi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab
utama kematian, terutama pada anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak-anak
yang meninggal karena penyakit infeksi itu, biasanya didahului oleh keadaan gizi
yang kurang memuaskan. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat
memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh. Antara
gizi buruk dan penyakit infeksi sesungguhnya terdapat hubungan timbal balik yang
sangat erat, sehingga sering sukar untuk mengidentifikasi mana dari kedua keadaan
itu yang datang lebih dahulu. Kadang-kadang sukar dijawab pertanyaan apakah gizi
buruk yang menyebabkan anak mudah menderita infeksi atau penyakit infeksilah

yang menyebabkan gizi anak menjadi buruk. Dalam banyak kejadian terjadi
synergisitas antara gizi buruk dan penyakit infeksi dan akibat yang terjadi tentu saja
sangat fatal.
Gizi buruk akan menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh.
Perubahan morfologis yang teljadi pada jaringan limphoid yang berperan dalam
sistem kekebalan akibat gizi buruk, menyebabkan pertahanan tubuh menjadi lemah.
Kekebalan seluler yang dimungkinkan oleh berfungsinya kelenjar thymus berkurang
karena kelenjar thymus mengecil akibat kekurangan gizi. Produksi berbagai
antibodies juga berkurang di samping terjadinya atropi pada dinding usus
menyebabkan berkurangnya sekresi berbagai enzim sehingga memudahkan
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Keseluruhan gangguan pada system
pertahanan tubuh itu berlangsung serentak pada penderita gizi buruk hingga
menjadikan penderita gizi buruk sangat mudah terserang penyakit, lebih-lebih jika
lingkungan hidup anak tidak mendukung.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
2. Berdasarkan sumbernya zat gizi terbagi atas zat gizi esensial dan zat gizi non
esensial. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh zat gizi terbagi atas
zat gizi makro dan zat gizi mikro. Berdasarkan fungsinya zat gizi berperan
sebagai sumber tenaga, pembangun, dan juga berperan sebagai pengatur
3. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air.
4. Gizi dalam aspek kehidupan pada umumnya berfungsi dalam beberapa aspek
yaitu, aspek gizi dalam pertumbuhan fisik, aspek gizi dalam pertumbuhan otak
dan kecerdasan, aspek gizi dan produktivitas kerja, dan aspek gizi dan daya
tahan terhadap infeksi

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D., dkk., 2004, Biologi, Esis, Jakarta.
Buckle, K. A., dkk., 2007, Ilmu Pangan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Dianlita, 2011, Gizi, http://dianlita.mhs.unimus.ac.id/files/2011/12/GIZI.pdf, diakses
pada tanggal 9 Februari 2015 pukul 13.20 WITA
Kurniali, P. C., dan Abikusno, N., 2007, Healthy Food for Healthy People, Gramedia,
Jakarta.
Suharjo, dan Kusharto, C. M., 1992, Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, Kanisius, Yogyakarta.
Silalahi, J., 2006, Makanan Fungsional, Kanisius, Yogyakarta

You might also like