You are on page 1of 14

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1

Asuhan Keperawatan Komunitas

2.1.1

Pengertian
Keperawatan

Kesehatan

Komunitas

adalah

pelayanan

keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok


resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan
dan Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan. (Ruth B. Freeman .1961)
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan
yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi
pengkajian, analisa data komnuitas, diagnosa keperawatan komunitas, rencana asuhan
keperawatan komunitas, implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi
asuhan keperawatan komunitas, dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan
memliki elemen-elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian
(adaptable), siklus (cyclic), berfokus pada klien (client focused), interaktif
(interactive) dan berorientasi pada kebutuhan komunitas (need-oriented).
2.1.2

Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas


Menurut ANA (American Nurses Association)

a. Asumsi
1) Sistem pemeliharaan yang kompleks.
2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar
praktek penelitian.
4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

5) Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.


b. Kepercayaan
1)

Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

2)

Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

3)

Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan


kesehatan.

4)

Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

5)

Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

6)

Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka


waktu yang lama.

7)

Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

8)

Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab


secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

2.1.3

Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka

dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik


keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan
dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan


kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Komunitas Dengan Keluarga


Sebagai Unit Pelayanan
Dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN
3 Tingkatan
Pencegahan.

KESEHATAN
(SEHAT-SAKIT)

LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg
berikut :

Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada pada
lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan
minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
Tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas,
Komunitas sebagaiklien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara
lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk

menekan

stressor, melalui

pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan, sasaran dan strategi


intervensi keperawatan komunitas.
2.2
2.2.1

Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2

Tujuan Khusus
Untuk

meningkatkan

berbagai

kemampuan

individu,

keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:


a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan

berbagai

alternatif

pemecahan

masalah

kesehatan/

keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,


ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
2.3

Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
2.3.1

Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri


sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2

Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,

anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
2.3.3

Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan


terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a.

Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan


dan pertumbuhannya, seperti;

b.

1)

Ibu hamil

2)

Bayi baru lahir

3)

Balita

4)

Anak usia sekolah

5)

Usia lanjut
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin


lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c.

Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:


1)

Wanita tuna susila

2)

Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3)

Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

d.

Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


1)

Panti wredha

2)

Panti asuhan

3)

Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4)

Penitipan balita

2.3.4

Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.4

Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).

2.5

Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan


dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan


adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
2.5.1

Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:


a.

Penyuluhan kesehatan masyarakat

b.

Peningkatan gizi

c.

Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d.

Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e.

Olahraga secara teratur

f.

Rekreasi

g.

Pendidikan seks.

2.5.2

Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan

terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:


a.

Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas


maupun kunjungan rumah

c.

Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di


rumah.

d.

Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

2.5.3

Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
a.

Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b.

Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit

c.

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas

d.

Perawatan payudara

e.

Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

2.5.4

Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderitapenderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.,
dilakukan melalui kegiatan:
a.

Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang maupun kelainan bawaan

b.

Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,


misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang
mungkin dilakukan oleh perawat.

2.5.5

Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompokkelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
2.6

Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai

lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah
kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:
2.6.1

Tahap Persiapan:
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah
dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan

pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader

kesehatan setempat.

g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,


epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah
dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah,
garis besar rencana kegiatan
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah
ditetapkan.
4) Tanggapan-tanggapan

dari

tokoh-tokoh

masyarakat

dan

petugas

kesehatan dari instansi terkait.


2.6.2

Tahap Pelaksanaan:
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja
kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.

2.6.3

Tahap Evaluasi:
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,
keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam
pemecahan masalah.

2.7
2.7.1

Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :

a.Pengkajian
a.Diagnosa Keperawatan
b. Perencanaan
c.Pelaksanaan
d. Evaluasi.

Gambar 2.2 : Tahapan Dalam Asuhan Keperawatan Komunitas


2.7.2

Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat

a. Tujuan pengorganisasian Komunitas :


Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan kebutuhannya,
mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan
potensi dan sumber daya yang ada di dalam komunitas dan di luar komunitas.
Pendekatan yang digunakan menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar
seperti tertera pada gambar 2.3
b. Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :
1)

Persiapan :
a)

Pengenalan komunitas

Pendekatan Jalur Formal


Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada
wilayah komunitas dengan cara ;
1.

Pengajuan proposal dan perijinan

2.

Penjelasan tujuan dan program


hasil : surat ijin/persetujuan

Pendekatan Jalur Informal


Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi dari birokrasi
dengan melakukan pendekatan kepada :
1.

Tokoh-tokoh masyarakat

2.

Ketua RW, RT

3.

Kader kesehatan
Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta dukungan
dan partisipasi serta kontrak kerjasama.

Gambar 2.3 : Prinsip Pendekatan dalam Asuhan Keperawatan Komunitas


b)

Pengenalan Masalah
Tujuan : untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang
benar-benar menjadi kebutuhan komunitas saai ini.
Tahap pengenalan masalah :

Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data


1.

Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi


sasaran, meliputi :

2.

Survey wilayah

Survey populasi

Survey masalah utama dan faktor penyebab

Survey kebijakan program dan frasilitas layanan kesehatan.

Survey potensi-potensi, sumber pendukung di komunitas.


Membuat instrument pengumpulan data.

Tabulasi Data:
1. Membuat table tabulasi data
2. Menghitung frekuensi distribusi
3. Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang diteliti.
2. Analisa Korelasi
Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau lebih
subvariabel yang diteliti dengan menggunkan perhitungan
statistik.

Perumusan Masalah
1.

Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas


yang dikaji dengan berdasarkan hasil analisa data.

2.

Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA

3.

Formulasi :

c)

Problem

Etiologi

Data yang menyokong.

Penyadaran komunitas
1)

Tujuan :
1.

Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh


komunitas

2.

Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah

3.

Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif


menjadi tenaga potensial dalam kegiatan pemecahan masalah.

2)

Kegiatan :
Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini,
dengan langkah :
1.

Penyajian data hasil survey

2.

Diskusi kelompok :
o

Perumusan masalah dan faktor penyebab

Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah,


waktu, tempat, penanggung jawab dan biaya)

Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari


anggota komunitas yang merupakan calon kader kesehatan
yang bertanggung jawabterhadap kegiatan yang direncanakan.

2)

3.

Penyajian hasil diskusi kelompok

4.

Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal, puskesmas.

Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanankan dengan
melihat aktifitas kelompok kerja yang telah terbentuk melalui kerja sama
dengan aparat desa/kelurahan, puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :
a)

Pelatihan Kader

b)

Penyuluhan kesehatan

c)

Pelayanan kesehatan langsung

d)

Home care

e)

Rujukan

Gambar 2.4 : Perawat Bekerja Bersama Masyarakat (Kader Kesehatan).


3)

Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
a)

Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan

b)

Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)

c)

Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan

d)

Rencana tindak lanjut.

Gambar 2.5 : Siklus Pemberdayaan Masyarakat dalam Asuhan Keperawatan


Komunitas
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini:

Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat

Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan
Kesehatan Komunitas
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat. Atau
dapat digambarkan peralihan basarnya peran antara perawat dan masyarakat :
Tahapan

Peran perawat

Peran Masyarakat

Pengenalan masyarakat

+++

Pengenalan masalah

+++

++

Penyadaran masyarakat

++

+++

Pelaksanaan

++++

Penilaian

++++

Perluasan

++++

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait


dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

You might also like