Professional Documents
Culture Documents
Bau
Tajam
Sulfur
Buah
Aromatis
Tanpa bau
Rasa
Asam
Pahit
Lunak
Tajam
Manis
Hambar
2. Sifat-sifat organoleptis dalam formulasi penting untuk menetapkan standart dan
terminology untuk menjelaskan sifat-sifat ini untuk mengindari kekacauan antara ilmuan
menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan bahan yang sama. Warna
batch awal sangat berguna dalam membangun spesifikasi yang sesuai untuk produksi
selanjutnya. Ketika variabel warna tidak diinginkan, penggabungan warna dalam lapisan
produk akhir dapat di rekomendasikan. Jika rasa dianggap enak pertimbangan harus
diberikan pada penggunaan bentuk kimia kurang larut obat dan bioavailabilitasnya
terganggu. Bau dan rasa dapat dihilangkan dengan menggunakan eksipien atau dengan
melapisi produk akhir. Rasa, pewarna, dan bahan eksipien dipilih untuk menangani
variabel warna dan bau tidak sedap dan rasa harus diperiksa karena berpengaruh pada
stabilitas dan bioavailibilitas obat aktif.
3. Kemurnian bahan adalah bahan yang terbebas dari senyawa asing dan cemaran atau
mengandung senyawa asing dan cemaran pada batas tertentu.
4. Sebelum dilakukan formulasi kemurnian bahan perlu diuji karena untuk preformulasi
berikutnya dan studi klinis tidak terganggu untuk keabsahannya. Ketidakmurnian suatu
formulasi dapat berefek terhadap kestabilan formulasi tersebut. Disisi lain, beberapa
ketidakmurnian mengandung toksik sehingga uji kemurnian sebelum formulasi sangat
penting.
5. Teknik untuk menguji kemurnian bahan adalah kromatografi lapis tipis dan HPLC
merupakan alat yang sangat baik untuk karakteristik homogenitas kimia yang sangat
banyak jenis bahan. Kromatografi kertas dan gas juga berguna untuk mendeterminasi
homogenitas kimia.
6. Peran ukuran pertikel dalam formulasi sediaan solid ada 3: homogenitas, stabilitas,
apabila ukuran 30m atau di bawahnya sifat alir dan laju disolusinya akan lebih baik.
Kerugian
Hukum Noyes-Nernst :
dC
dt
AD (C sC)
hV
Ket:
dC/dt = laju disolusi
A
= koefisien difusi
Cs
Luas permukaan
Luas permukaan dari bentuk padatan zat terlarut mempengaruhi disolusi karena
kecil luas permukaan yang bisa berinteraksi dengan pelarut semakin lambat proses
semakin
disolusinya.
Volume medium
Semakin kecil volume medium pelarut maka semakin cepat laju disolusi terjadi hingga
tercapai titik jenuh dimana pelarut tidak dapat mengikat solut lagi.
Konsentrasi solut
14.
dalam air atau dalam lipid serta muatan pada molekul solut.
Koefisien partisi dari suatu zat menggambarkan kelarutan partikel dalam air atau lipid.
Jika obat mudah larut dalam lipid maka semakin mudah menembus membran sel namun
jika terlalu mudah obat tidak bisa keluar dari membran.
15.
Definisi koefisien partisi adalah: distribusi konsentrasi solut pada dua fase yang
tercampur. Perbandingan konsentrasi solut pada kedua fase bernilai tetap. Solut yang
terlarut dalam fase organik dibandingkan dengan solut yang terlarut pada fase cairan
dikemas
dibawah