You are on page 1of 6

Sonia Sara Santya (138114038)

Deriven Samurai Teweng ( 138114046)


Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
1. Sifat bahan yang dikatagorikan sebgai sifat organoleptis bahan :
warna
Putih
Krim kuning
Berjamur
berkilau

Bau
Tajam
Sulfur
Buah
Aromatis
Tanpa bau

Rasa
Asam
Pahit
Lunak
Tajam
Manis
Hambar
2. Sifat-sifat organoleptis dalam formulasi penting untuk menetapkan standart dan
terminology untuk menjelaskan sifat-sifat ini untuk mengindari kekacauan antara ilmuan
menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan bahan yang sama. Warna
batch awal sangat berguna dalam membangun spesifikasi yang sesuai untuk produksi
selanjutnya. Ketika variabel warna tidak diinginkan, penggabungan warna dalam lapisan
produk akhir dapat di rekomendasikan. Jika rasa dianggap enak pertimbangan harus
diberikan pada penggunaan bentuk kimia kurang larut obat dan bioavailabilitasnya
terganggu. Bau dan rasa dapat dihilangkan dengan menggunakan eksipien atau dengan
melapisi produk akhir. Rasa, pewarna, dan bahan eksipien dipilih untuk menangani
variabel warna dan bau tidak sedap dan rasa harus diperiksa karena berpengaruh pada
stabilitas dan bioavailibilitas obat aktif.
3. Kemurnian bahan adalah bahan yang terbebas dari senyawa asing dan cemaran atau
mengandung senyawa asing dan cemaran pada batas tertentu.
4. Sebelum dilakukan formulasi kemurnian bahan perlu diuji karena untuk preformulasi
berikutnya dan studi klinis tidak terganggu untuk keabsahannya. Ketidakmurnian suatu
formulasi dapat berefek terhadap kestabilan formulasi tersebut. Disisi lain, beberapa
ketidakmurnian mengandung toksik sehingga uji kemurnian sebelum formulasi sangat
penting.
5. Teknik untuk menguji kemurnian bahan adalah kromatografi lapis tipis dan HPLC
merupakan alat yang sangat baik untuk karakteristik homogenitas kimia yang sangat
banyak jenis bahan. Kromatografi kertas dan gas juga berguna untuk mendeterminasi
homogenitas kimia.
6. Peran ukuran pertikel dalam formulasi sediaan solid ada 3: homogenitas, stabilitas,
apabila ukuran 30m atau di bawahnya sifat alir dan laju disolusinya akan lebih baik.

Sonia Sara Santya (138114038)


Deriven Samurai Teweng ( 138114046)
Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
Peran bentuk dalam formulasi sediaan solid adalah bahan yang halus akan lebih mudah
bereaksi dengan lingkungan luar (eksipien, oksigen, cahaya, dan panas) dibandingkan
bahan kasar.
Peran luas permukaan partikel dalam formulasi sediaan solid adalah terhadap kelarutan
sehingga semakin besar luas permukaan maka akan mudah larut.
7. Keuntungan :
-Lebih cepat dalam proses absorbs di dalam tubuh.
-lebih cepat terdistribusi di dalam tubuh
-lebih mudah menyatu atau homogeny dengan komposisi lain

Kerugian

dalam pembuatan tablet.


-molecul-moleculnya lebih cepat terdispersi
-lebih tidak stabil apabila memiliki sifat tertentu dari zat itu
seperti hygroscopic, polymorphic dll.
-memerlukan pengolahan lagi seperti drilling agar ukuran partikel
lebih kecil.
-lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa factor seperti oksigen,
panas, cahaya, humiditas dan pengaruh dari bahan lain.
-dengan ukuran partikel kecil mudah sekali terbawa angin sehingga

sangat mudah adanya kontaminasi dan bobot yang hilang.


8. Secara singkat, definisi kelarutan sangatlah sederhana, yaitu dispersi molekuler dari suatu
zat dalam suatu medium. Dengan demikian, larutan terdiri dari dua komponen utama,
yaitu zat yang terlarut (solut) dan medium (solven). Sedangkan ukuran suatu zat dapat
melarut dalam suatu medium dinamakan kelarutan.Kelarutan juga sangat berpengaruh
terhadap perjalanan obat di dalam tubuh terutama ketika di gastrointestinal seperti pada
obat tablet. Jika obat tidak dapat larut dalam air maka akan sangat sulit baginya untuk
terdisolusi dari sediaannya. Sedangkan jika tidak mampu melarut dalam lipid maka akan
terhambat proses absorbsinya.
9. Karena setiap obat dan zat aktifnya memiliki spesifikasi tertentu untuk dapat larut seperti
pada tingkat keasaman tertentu, apalagi didalam tubuh manusia tidak melulu sama tingkat
keasamaanya disetiap jalur obat yang dilalui, maka dari itu disolusi perlu menjadi
pertimbangan supaya kita dapat menentukan apakah obat yang akan dibuat dapat
mencapai sasaran dan dapat diabsorbsi dengan baik sehingga dapat menimbulkan effect.
10. Ada, yaitu kondisi dari basis harus memiliki pH sekitar 1-8 dan intuk pH pada buffer
diharapkan pada kisaran pH 11-13 sehingga dilakukan penggojogan.

Sonia Sara Santya (138114038)


Deriven Samurai Teweng ( 138114046)
Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
11. Disolusi adalah proses pelepasan senyawa obat (padat) di gastrointestinal dan melarut
dalam media pelarut dalam bentuk larutan.
12. perbedaan disolusi dengan kelarutan adalah dimana disolusi merupakan proses pelepasan
senyawa obat (padat) di gastrointestinal dan melarut dalam media pelarut dalam bentuk
larutan sedangkan kelarutan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan
hayati obat dan penting untuk memformulasikan suatu bahan obat menjadi bentuk sediaan.
13.

Hukum Noyes-Nernst :
dC
dt

AD (C sC)
hV

Ket:
dC/dt = laju disolusi
A

= luas permukaan padatan

= koefisien difusi

= konsentrasi solut pada medium

= ketebalan lapisan difusi

= volume medium difusi

Cs

= konsentrasi solut pada lapisan difusi

Pada persamaan tersebut yang mempengaruhi disolusi adalah:

Luas permukaan
Luas permukaan dari bentuk padatan zat terlarut mempengaruhi disolusi karena

kecil luas permukaan yang bisa berinteraksi dengan pelarut semakin lambat proses

semakin

disolusinya.

Volume medium
Semakin kecil volume medium pelarut maka semakin cepat laju disolusi terjadi hingga

tercapai titik jenuh dimana pelarut tidak dapat mengikat solut lagi.
Konsentrasi solut

Sonia Sara Santya (138114038)


Deriven Samurai Teweng ( 138114046)
Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
Pada kondisi jenuh maka proses disolusi akan semakin lambat karena pelarut sudah tidak

dapat melarutkan solut lagi.


Koefisien difusi
Semakin besar koefisien difusi maka disolusi semakin cepat terjadi dan sebaliknya

semakin kecil koefisien difusi maka disolusi semakin lambat.


Tebal lapisan difusi
Semakin tipis lapisan maka semakin cepat disolusi dan sebaliknya.

14.

Sifat fisika kimia yang berpengaruh pada absorbsi obat yaitu


Laju disolusi, jika laju disolusi obat pada tubuh baik maka obat semakin mudah jika obat

bersifat relatif tidak larut.


Untuk obat yang relatif mudah larut kemampuan menembus membran sel sangat penting
dalam proses absorbsi obat. Hal tersebut tergantung pada ukuran partikel, kelarutan

dalam air atau dalam lipid serta muatan pada molekul solut.
Koefisien partisi dari suatu zat menggambarkan kelarutan partikel dalam air atau lipid.
Jika obat mudah larut dalam lipid maka semakin mudah menembus membran sel namun
jika terlalu mudah obat tidak bisa keluar dari membran.

15.

Definisi koefisien partisi adalah: distribusi konsentrasi solut pada dua fase yang
tercampur. Perbandingan konsentrasi solut pada kedua fase bernilai tetap. Solut yang
terlarut dalam fase organik dibandingkan dengan solut yang terlarut pada fase cairan

menghasilkan koefisien partisi/koefisien distribusi.


16. Karena koefisien partisi obat dapat menerangkan karakteristik ionisasi antara partisi air
dan partisi organik serta potensial absorbsi obat di usus
17. Cara memprediksi fraksi obat yang diabsorbsi yaitu :
a.nilai koefisien partisi, jika nilai koefisien partisi besar maka obat diabsorbsi baik dalam
saluran pencernaan.
b.Ionisasi dari obat, obat yang bersifat asam lemah dapat terabsorbsi baik di lambung
sedangkan bersifat basa lemah akan terabsorbsi baik di usus sebab hal tersebut
dipengaruhi oleh Ph di mana di lambung memiliki pH asam sedangkan usus memiliki pH
basa.
c.Permeasi terhadap membran, obat memiliki gradien konsentrasi besar terhadap
konsentrasi membran diprediksi akan memiliki permeasi yang cepat sebab gradien
konsentrasi dipengaruhi obat yang terabsorbsi secara difusi.

Sonia Sara Santya (138114038)


Deriven Samurai Teweng ( 138114046)
Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
18. a.kristal adalah zat aktif obat bisa berada dalam satu bentuk teratur (kristal).
b.polimorfi adalah beberapa zat aktif obat bisa berada dalam lebih dari satu kristal dengan
berbagai penataan ruang kisi.
c.pseudo-polimorfi adalah kristal padat dimana penjebakan molekul pelarut dalam kisi
tertentu dan stoikiometri tetap, sehingga melarutkan suatu solvate.
19. pengaruhnya ialah saat terjadinya proses penyerapan obat laju disolusi terbatas, bentuk
kristal yang lebih mudah larut akan cepat melarutkan sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan tingkat laju sehingga bioavailbilitas meningkat.
20. .a.-stabilitas kimia : kecepatan degradasi yang tinggi menyebabkan perubah struktur dari
anhidrat dan sebuah solvate akibat pemasan sehingga terbentuk kristal baru.
-stabilitas fisika : stabilitas salah satu bentuk kristal harus stabil dari suhu dan tekanan
sedangkan yang tidak stabil dapat distabilkan dengan mengubah dari bentuk tidak stabil
menjadi metastabil dengan titik leleh tinggi solubilitas rendah dan stabilitas kimia yang
maksimal.
b.perilaku tablet :perilaku tablet terdiri dari morfologi , kekuatan tarik dan massa jenis
dari serbuk . perilaku tablet juga dipengaruhi oleh olrh adanya pengotor, konsentrasi ,
kecepatan kristalisasi , dan hidrodinamika dalam kristal
21. Berikut penjelasannya :
a. studi stabilitas yang dipercepat adalah studi dimana stabilitas dapat dipercepat dengan
studi preformulasi yang terdiri dari 3 yaitu stabilittas obat padat itu sendiri , studi
kompaktibilitas ( adanya eksipien ) dan stabilitas fase larutan ( ketika di saluran
pencernaaan dan granulasi solvent).
b. uji stabilitas pada kelembapan tinggi adalah uji dimana adanya kandungan air yang
menyebabkan zat aktif terhidrolisis , bereaksi dengan eksipien atau teroksidasi apabila
kelempaban tinggi maka dapat mempercepat reaksi tersebut sehingga perlu kontrol
kelembapan dengan desikator.

Sonia Sara Santya (138114038)


Deriven Samurai Teweng ( 138114046)
Kendhi Swandanu ( 138114136)
Yulianus Gerson (138114158)
Titi estetikaningtyas (138114170)
FST 2013
c. uji stabilitas terhadap cahaya adalah uji dimana adanya cahaya terang terpapar pada zat
aktif yang stabil pada gelap sehingga biasanya terjadi degradasi kecil dan terbatasnya luas
permukaan sehingga terjadi perubahan warna maka perlu perlindungan dari cahaya pada
produk.
d. uji stabilitas karena oksidasi adalah uji dimana sensitivitas obat baru terhadap oksigen

harus dievaluasi untuk menetapkan jika produk akhir sebaiknya


kondisi inert atmosfer dan sebaiknya

dikemas

dibawah

You might also like