You are on page 1of 2

Sejumlah siswa tertegun melihat temannya diimunisasi Difteri Tenanus (DT) dan Tetanus difteri

(Td) di SDN Torongrejo II, Temas, Batu, Jawa Timur, (14/11). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Sampang - Kementerian Kesehatan mencatat angka kasus


penyakit difteri di empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur,
merupakan yang tertinggi di dunia. "Kasus difteri paling banyak ditemukan
di Kabupaten Sampang dan Bangkalan," kata Kepala Pusat Promosi
Kesehatan Kementerian Kesehatan Lily Sulistyowati di Sampang, Rabu,
10 September 2014.
Di Bangkalan, penderita difteri ditemukan paling banyak pada 2012 dan
2013, yakni 145 penderita. Di Kabupaten Sampang 51 penderita.
Sedangkan di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan penderita difteri tidak
sebanyak di Sampang dan Bangkalan.
Hasil analisis Kementerian Kesehatan, kata Lily, menunjukkan penyebab
tingginya jumlah kasus ini adalah rendahnya tingkat pendidikan warga
Madura. Hal ini membuat warga abai akan pentingnya imunisasi bagi
anak. Padahal dalam salah satu tahapan imunisasi bayi akan diberi
suntikan antidifteri. "Yang bisa dilakukan untuk menekan kasus difteri,
pemda harus gencar sosialisasi kepada warga akan pentingnya
imunisasi."
Laila Syarifah, 26 tahun, ibu muda di Sampang, mengaku tidak
menyertakan anaknya dalam program imunisasi. Sebab, kata dia, setelah
anaknya mendapat imunisasi pertama, suhu tubuh sang anak mendadak
panas. "Karena panas dan rewel, suami dan orang tua melarang ikut
imunisasi lagi."

Laila mengkritik cara kerja petugas imunisasi yang ditugaskan di desadesa. Mereka tidak menjelaskan perihal imunisasi dan manfaatnya. "Tahutahu warga disuruh kumpul bawa anak dan mau disuntik. Pasti banyak
yang nolak karena anak kami tidak sakit, kok disuntik."

You might also like