You are on page 1of 17

PARASITOLOGI

Nematoda Filaria

Materi tgl 28/03/2014

Filariasis
Banyak terdapat di daerah tropis
trmsk Indonesia
Filariasis limfatik, subkutan, dan
rongga serosa
Penyebab: W. bancrofti, Brugia
malayi, B. Timori, Loa loa,
Onchocerca volvulus, Mansonella
streptocerca, M. ozzardi, &
Dracunculus medinensis

Filariasis bancrofti
Disebabkan o/ W. bancrofti
Fase hidup:
- dewasa: bentuk seperti benang, halus,
warna putih susu, ukuran betina 65-100 x
0,25 mm
- Mikrofilaria: bentuk mirip dewasa, ukuran
250-300 x 7-8 mikron hidup di dalam
pemb. darah maupun darah tepi,
periodisitas: nokturna, pd siang hari trdpt
pd kapiler organ dalam

Filariasis bancrofti
- Vektor: di perkotaan Culex
quinquefasciatus, di pedesaan:
Anopheles atau Aedes
Silkus hidup pd tubuh nyamuk sekitar
2 mg, pd manusia sangat lama
(bertahun-tahun)

Siklus hidup W. bancrofti

Filariasis bancrofti
Gejala:
- Stadium mikrofilaremia tanpa
gejala klinis, mulai terjadi kerusakan
sal.limfe, dpt menyebabkan disfungsi
sist.limfatik, jika cacing sangat
banyak dapat menyebabkan
hipertrofi otot di daerah infeksi
- Stadium akut
- Stadium menahun

Filariasis bancrofti
Gejala:
- Stadium akut ditandai dgn
peradangan pd sal. &kel.limfe,
disertai demam dan malaise hilang
timbul beberapa kali setahun:
beberapa hari-minggu, peradangan
terjadi pd sist.limfatik alat kelamin
pria, mirip gejala hernia

Filariasis bancrofti
Gejala:
- Stadium menahun munculnya
hidrokel (hidrocoel), limfedem, dan
elefantiasis terutama pd bag.tungkai,
kadang terjadi kiluria:urin berwarna
putih spt susu akibat dilatasi pd
pemb.limfe pd sist.ekskretori

Filariasis bancrofti
Diagnosis:
- Deteksi mikrofilaria dalam darah,
hidrokel
- Pengambilan sampel darah dilakukan
pd malam hari (setelah pk. 20.00)
- Pemeriksaan apusan darah tebal

Filariasis bancrofti
Pengobatan:
- DEC (dietil karbamasin sitrat), dengan
kombinasi albendazol 400 mg
- Dosis: 6 mg/kg bb selama 12 hari
- DEC membunuh mikrofilaria dan cacing
dewasa
- Pengobatan untuk stadium
mikrofilaremia, akut dan menahun;
limfedema dan elefantiasis ditanggulangi
dg pembedahan

Brugia malayi & B. timori


Distribusi geografik : terdapat pd
Asia India Jepang, termasuk
Indonesia; B. timori hanya ada di
Indonesia
B. malayi malayan filariasis/
filariasis malayi
Penularan di Indonesia oleh An.
Barbirotris
Daur hidup : 10 hari pd tubuh
nyamuk, 3 bln pd manusia

Brugia malayi & B. timori

Brugia malayi & B. timori

Brugia malayi & B. timori


Patologi dan Gejala Klinik:
- Stadium akut: demam, peradangan
pd sal.& kel. Limfe yang hilang
timbul beberapa kali
- Stadium menahun : limfadenitis
peradangan kel.limfe menjalar ke
ekstrimitas bag. Bawah (pahatungkai/lengan bagian bawah) alat
kelamin dan payu dara tidak terkena,
tdk terjadi kiluria

Brugia malayi & B. timori


Diagnosis:
Penemuan mikrofilaria dengan apus
darah tepi
Pengobatan:
Dosis pengobatan 5 mg/kg bb
selama 10 hari
Dosis pemberantasan masal 6
mg/kg bb + albendazol 400 mg 1x
selama 5 thn berturut-turut

W. bancrofti B. malayi B . timori


Mikrofilaria dlm darah

Larva bersarung larva tidak bersarung M. ozzardi, M. perstans




Inti di ekor


Inti tidak samapi ke ujung ekor Inti sampai ke ujung ekor




W.bancrofti Rangkaian inti terputus rangkaian inti


Dua pd ujung ekor tdk terputus

B.malayi
B.timori

Loa loa

Occult filariasis (Tropical Pulmonary


Eosinophilia -TPE)
Filariasis limfatik akibat penghancuran
mikrofilaria oleh sistem imun penderita
Peningkatan antibodi IgE dan IgG4
berlebihan pembengkakan kel. Limfe
dengan gejala asma bronkial
Diagnosis: hipereosinofilia, peningkatan
kadar IgE, konfirmasi dengan penemuan
benda Meyers Kouwenar pada sediaan biopsi
Pengobatan ;pemberian DEC dosis 6 mg/kg
bb selama 21-28 hari

You might also like