You are on page 1of 15

Analisis Kereta Supercepat

dalam Tunnel bawah Laut


Posted on May 24, 2013

Abstract
Kereta supercepat merupakan hasil perkembangan teknologi di zaman
modern ini. Mengandalkan efisiensi dalam bahan bakar dan kecepatan dalam
mobilitas

adalah

kunci

dari

penggunaan

kereta

supercepat.

Kereta

supercepat di Indonesia, sangat memungkinkan untuk berada di tunnel


bawah laut, karena akan saling menghubungkan pulau di Indonesia.
Perancangan kereta dan tunnel sangat memengaruhi efisiensi dan keamanan
pengguna kereta, sehingga sangat penting untuk dirancang dengan baik.
Analisis dimensional, analisis aliran internal, analisis aliran eksternal, dan
analisis

aliran

mampu

mampat

merupakan

analisis

sederhana

yang

digunakan dalam analisis kereta supercepat dalam tunnel bawah laut.


Berbagai masalah dalam perancangan dapat dianalisis secara sederhana
untuk mengetahui efisiensi dan kemampuan kereta supercepat dalam tunnel
bawah laut. Material yang digunakan dan bentuk body dari kereta supercepat
yang sesuai dengan teorema mekanika fluida akan sangat memengaruhi
produksi dan operasional kereta supercepat. Kereta supercepat yang
digunakan sebagai model adalah Shinkansen seri 100 yang berkecepatan
antara 250-400 km/jam. Analisis akan menggunakan berbagai sumber
terkait, sehingga bisa melakukan pendekatan sederhana terhadap kereta
supercepat.
Background
Kereta supercepat merupakan alat transportasi modern yang sekarang
sedang dikembangkan di dunia ini. Dalam penggunaannya, kereta supercepat
sangat efisien dari segi bahan bakar. Selain itu terhadap adanya polusi udara,
maka karena kereta supercepat menggunakan energi listrik yang berasal dari
Pembangkit

Tenaga

Listrik,

maka

polusi

yang

dihasilkan

hanya

dari

Pembangkitnya saja, tidak dari keretanya. Kereta supercepat mempunyai


berbagai analisis yang sangat berkaitan erat dengan Mekanika Fluida. Hal ini
tentunya karena bisa mencapai kecepatan tinggi, sekitar 0,3 Mach (sekitar
500 km/jam) dan sangat bergantung pada analisis fluida udara yang

menyelimuti. Menggunakan analisis fluida di luar engine akan sangat


memengaruhi kinerja mesin dan energi yang digunakan untuk menggerakkan
kereta supercepat. Di lain itu juga, factor keselamatan penumpang menjadi
factor yang tidak boleh ditinggalkan dalam menganalisis kereta supercepat.

Gambar 1. Perbandingan penggunaan energi bahan bakar antara kereta, bus,


dan mobil
(Sumber: Jurnal Aerodynamics of high-speed railway train
Raghu S. Raghunathana, H.-D. Kimb, T. Setoguchic)
Kereta supercepat merupakan salah satu megaproyek Indonesia di masa
depan, sedangkan sampel yang akan kita gunakan adalah mengacu dari
kereta supercepat German Inter City Express (ICE), Japanese Shinkansen and
French Train de Grande Vitesse (TGV) di Eropa. Sesuai dengan struktur
wilayah Indonesia yang didominasi oleh laut, maka system tunnel bawah laut
akan menghubungkan antarpulau di Indonesia, yang menjadi alternative
selain menggunakan transportasi laut dan udara. Kereta supercepat dalam
tunnel bawah laut sangat memerlukan analisis mekanika fluida, karena dalam
tunnel bawah laut perhitungan akan kecepatan dan bagaimana kompensasi
fluida udara sangat dipertimbangkan.

Gambar 2. Sistem kereta supercepat dalam tunnel


(Sumber: Jurnal Aerodynamics of high-speed railway train

Raghu S. Raghunathana, H.-D. Kimb, T. Setoguchic)


Analisis mekanika fluida digunakan untuk menentukan bagaimana drag yang
melawan gaya horizontal kereta dapat dikurangi, bagaimana efisiensi energi
yang dibutuhkan, aliran fluida udara yang mengalir sepanjang tunnel
seberapa memengaruhi pergerakan kereta supercepat, dan bagaimana udara
akan terkompresi dalam daerah kecepatan kereta supercepat.
Kereta supercepat yang akan dianalisis di sini merupakan kereta supercepat
yang berada dalam tunnel bawah laut. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan

negara

penerapannya

untuk

kepulauan

terbesar

menghubungkan

di

dunia.

pulau-pulau

Sehingga

dalam

dengan

kereta

supercepat, maka dibutuhkan tunnel bawah laut yang efektif dan aman.
Problem Description
Masalah yang dihadapai dalam analisis mekanika fluida ini dipersempit ke
dalam masalah drag yang menahan kereta berjalan, kemudian aliran dalam
tunnel yang kaitannya dengan drag, aliran fluida compressible yang
menyelimuti kereta supercepat dalam tunnel, serta analisis dimensional yang
kaitannya dengan hubungan bilangan Reynolds. Dalam penggunaan energi
bahan bakar, kereta supercepat menggunakan energi listrik. Udara yang
berada di dalam tunnel akan memengaruhi gaya tahan atau drag kereta
supercepat, sehingga memerlukan analisis untuk dapat mengurangi drag
tersebut.
Kereta supercepat sebagai salah satu moda transportasi modern yang akan
terus

dikembangkan

demi

kemaslahatan

umat

manusia.

Dalam

penggunaannya sendiri untuk saat ini adalah di beberapa Negara maju,


seperti Perancis, Jerman, Jepang, dan sebagian Negara di benua Eropa.
Namun dalam penggunaannya sendiri di Eropa, negera-negara tersebut
adalah negara daratan yang tidak terpisahkan oleh laut, kecuali Perancis dan
Inggris yang dihubungkan oleh tunnel bawah laut maupun beberapa pulau di
Jepang. Di sini kasus yang didalami sebagai masalah merupakan kasus dalam
kereta supercepat dalam tunnel bawah laut, karena cocok diterapkan di
Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Analisis dalam tunnel akan memengaruhi pressure drop tunnel dan akan
menentukan berapa gaya drag yang ditimbulkan. Selain itu adanya
kecepatan yang tinggi yang diakibatkan oleh kereta supercepat sangat
memungkinkan untuk terjadinya aliran mampu mampat atau compressible
flow. Tujuan akhir dari analisis ini adalah untuk menentukan bagaimana gaya
dorong horizontal kereta supercepat yang diperlukan sehingga perancangan
kereta supercepat bisa diatur sedemikian rupa. Kemudian hubungan aliran
mampu mampat di sekitar kereta supercepat yang memengaruhi material
kereta supercepat untuk perancangan kereta yang disesuaikan dengan
tunnel bawah laut.
Objective
Literature Survey (Theories, Experimental & Simulation Results)
a)

Dimensional Analysis

Kereta supercepat merupakan suatu benda yang besar volumenya dan


panjang dalam ukuran dimensi luarnya. Analisis dimensional merupakan
salah satu cara dalam ilmu mekanika fluida dalam menyelasaikan persamaan
maupun masalah yang berkaitan dengan dimensi benda. Untuk memecahkan
permasalahan dimensional menggunakan analisis dimensional dibutuhkan
besaran-besaran yang berhubungan dengan benda, sehingga nantinya
ditemukan relasi yang akurat dalam analisis dimensional.
Kereta supercepat yang bergerak dalam fluida dapat kita tentukan relasi
persamaan besarannya dan selanjutnya dapat ditentukan keserupaan
(similarity) geometrinya. Akan kita tinjau dengan besaran-besaran yang
memenuhi hubungan dalam kereta supercepat.
Kita misalkan, F adalah daya dorong kereta supercepat diketahui tergantung
pada diameter moncong d, kecepatan muka v, densitas fluida , putaran
per N detik, dan koefisien viskositas , dari fluida. Di sini kita akan mencari
ekspresi untuk F.

Gambar 3. Ilustrasi kereta supercepat dalam tunnel


(Sumber: Jurnal Aerodynamics of high-speed railway train
Raghu S. Raghunathana, H.-D. Kimb, T. Setoguchic)

Hubungan umum menjadi F = (d, v, , ), yang dapat diperluas sebagai


jumlah yang terbatas seri istilah memberikan

Dimana A, B, dll Apakah konstanta numerik dan m, p, q, r, s adalah kekuatan


yang tidak diketahui. Karena, untuk homogenity dimensi, semua istilah harus
dimensi sama, ini dapat dikurangi untuk
Di mana K adalah sebuah konstanta numerik.
Dimensi F variabel dependen dan variabel independen d, v, p, N, dan
adalah
[ F ] = [ Force ] = [ MLT ]
-2

[ d ] = [ Diameter] = [ L ]
[ v ] = [ Velocity] = [ LT ]
-1

[ ] = [ Mass Density ] = [ ML ]
-3

[ N ] = [ Rotational Speed ] = [ T ]
-1

[ ] = [ Dynamic viscosity ] = [ MLT T ]


-1

-1

Untuk kenyamanan, ini dapat ditetapkan pada bentuk matriks tabel atau
dimensi, di mana kolom disediakan untuk setiap variabel dan kekuatan
masing-masing dimensi dasar dalam rumus dimensi adalah intersted dalam
baris yang sesuai:

Tabel 1. Perhitungan analisis teorema Pi

Mengganti dimensi untuk variabel-variabel dalam (I),


[ MLT ] = [ L ] [ LT ] [ ML ] [ T ] [ MLT T ]
-2

-1

-3

-1

-1

-1

Kekuasaan menyamakan dari [M], [L], [T]:


[ M ], 1 = q + s; (2)
[ L ], 1 = m + p 3q s; (3)
[ T ], -2 = p r s. (4)
Karena ada lima variabel yang tidak diketahui dan hanya tiga persamaan,
adalah mustahil untuk mendapatkan solusi lengkap, tapi tiga tidak diketahui
dapat dtermined dalam hal dua yang tersisa. Jika kita memecahkan m, p, dan
q, basah mendapatkan
q = 1 s dari

(2)

p = 2 r s dari

(3)

m = 1 p + 3q + s = 2 + r s dari

(4)

Substitusikan nilai-nilai dalam (1),

Regrouping variabel,

Sejak s dan r tidak diketahui ini dapat ditulis


Mana berarti fungsi. Pada pandangan pertama, ini tampaknya menjadi solusi yang agak
memuaskan, (5) menunjukkan bahwa
Di mana C adalah konstanta yang akan ditentukan secara eksperimental dan nilai yang
tergantung pada nilai-nilai vd / dan dN / v.
Selanjutnya analisis dimensional kedua yaitu untuk menetukan bagaimana pemodelan yang
akan digunakan untuk mencari drag terhadap kereta supercepat. Skala yang kita gunakan
adalah 1:10 dengan menganggap V/Vm = 1, dan asumsi travelling drag model (Dm) kita

dapatkan melalui data dari jurnal Aerodynamics of high-speed railway train yaitu 250 N
(Shinkanses seri 100) untuk kecepatan 367 km/jam (lebih dari 0,3 Ma) dan bilangan Reynold
sekitar 20 juta, maka akan kita dapatkan
1

D = 10.250
D = 2500 N
Jadi Travelling Drag (bukan Pressure Drag) sebenarnya adalah 2500 N. Dengan drag seperti
itu maka akan terjadi inefisiensi energi bahan bakar yang dibutuhkan sebanding dengan drag
yang dihasilkan.
a) Internal Viscous Flow
Kereta supercepat yang berada dalam tunnel bawah laut dapat dianalisis dalam segi internal
flow, karena dalam tunnel tersebut tentunya aliran fluida udara akan berada dalam ruangan
tertutup yang di atasnya ada laut. Seperti ilustrasi berikut dijelaskan bahwa ada beberapa
komponen yang menyebabkan adanya internal viscous flow, sehingga dapat dianalisis sesuai
prinsip pressure drop.

Gambar 4. Aliran dalam tunnel terhadap kereta supercepat


(Sumber: Jurnal Aerodynamics of high-speed railway train
Raghu S. Raghunathana, H.-D. Kimb, T. Setoguchic)

Sesuai dengan Reynold number yang didapatkan dari jurnal Aerodynamics of high-speed
railway train adalah 20 juta atau 20 x 10 , maka itu merupakan aliran turbulen. Sehingga akan
dianalisis menggunakan analisis aliran turbulen. Apabila kita memakai analisis dengan
kecepatan sekitar 400 km/jam yang kita konversi ke m/s jadi 138,89 m/s n (Shinkanses seri
100). Dengan menggunakan udara standar = 1,23 kg/m dan = 1,79 x 10 N.m/s maka
kita dapat menghitung analisisnya sebagai berikut
Asumsi:
2

-9

Dengan pressure drop 234,56 kPa, maka hal itu akan menyebabkan tekanan udara yang akan
memengaruhi kereta supercepat. Sehingga sangat diperlukan keamanan material dan
keamanan dalam kereta yang sangat berhubungan dengan penumpang.
a) External Viscous Flow
Dalam menentukan eksternal viscous flow, di sini yang paling menentukan adalah Drag
Tekanan, yaitu bagian drag yang langsung disebabkan oleh tekanan pada sebuah benda. Drag
ini sering disebut sebagai drag bentuk karena ketergantungan pada bentuk dari benda. Drag
tekanan merupakan fungsi dari besarnya tekanan dan orientasi arah elemen permukaan di
mana gaya tekanan tersebut bekerja. Sesuai persamaan koefisien drag, maka besarnya
tekanan tidak memengaruhi drag secara langsung karena gaya tekanan netto pada benda
adalah nol jika tekanan konstan pada seluruh permukaan.

Khusus aliran pada kereta supercepat yang mempunya Re besar (20 juta), efek inersianya
lebih besar dari efek viskos. Hal ini bisa mengakibatkan efek viskos diabaikan. Kemudian
jelas koefisien drag sangat bergantung pada bentuk, sehingga sangat memengaruhi bentuk
aerodinamis dari kereta supercepat.

Gambar 5. Model dari kereta supercepat


(Sumber: Basic Mechanic Fluid 6th, Munson, Young, Okiishi)

Dalam mempermudah perhitungan kecepatan maksimum dari kereta supercepat, maka


diasumsikan Cd dari kereta tersebut 0.3 dan penampang depan kereta tersebut diasumsikan
lingkaran karena kita mengambil proyeksi dari penampang kereta yang aerodinamis, dan
asumsi untuk kereta berseri 100 Shinkanses yang diambil dari jurnal Aerodynamics of highspeed railway train bahwa luas penampang cross sectionnya A = 12,6 m, maka
perhitungannya
3

Dengan drag sebesar itu untuk kejadian yang diasumsikan seri 100 Shinkanses, maka
dibutuhkan suatu bentuk lebih aerodinamis, sehingga luas permukaan cross section dari
kereta sehingga gaya drag kereta semakin kecil.
a) Compressible Flow
Kecepatan kereta supercepat berada di atas kisaran 350 km/jam atau di atas 0,3 Mach. Di
mana Ma dapat dicari dari perbandingan kecepatan benda dibandingkan kecepatan suara.
Dengan kecepatan sebesar itu maka kereta supercepat berada dalam daerah subsonik aliran
mampu mampat, yaitu aliran tidak terhambat, tetapi komunikasi tekanan tidak simetris.
Kita dapat menggunakan persamaan berikut untuk menyimpulkan bahwa apabila aliran
subsonik mampu mampat (di bawah 1 Mach), perubahan kecepatan dan luas penampang
sangat berkebalikan.
Dengan kata lain peningkatan luas yang berkaitan dengan aliran subsonik mampu mampat
melalui saluran duct (di sini tunnel) akan disertai pengurangan kecepatan. Selain itu, dengan
menggunakan persamaan berikut,

kita dapat menyimpulkan bahwa untuk aliran subsonik mampu mampat kereta supercepat
perubahan kerapatan dan luas penampang terjadi dalam arah yang sama. Di sini apabila body
depan kereta supercepat mengecil, maka kecepatan akan meningkat. Maka untuk
meningkatkan body aerodinamis bodi depan kereta supercepat. Seperti ilustrasi berikut,

Gambar 6. Ilustrasi aliran duct pada body aerodinamis


(Sumber: Basic Mechanic Fluid 6th, Munson, Young, Okiishi)

Sehingga sesuai dua persamaan di atas, maka untuk luas penampang yang lebih kecil akan
mempercepat kereta supercepat. Setelah menganalisis luas penampang yang dibutuhkan,
maka sekarang kita mencari suhu yang dihasilkan ketika berada dalam daerah subsonik
mampu mampat. Dengan menggunakan keadaan standar k = 1,401, dan R = 286,9 J/(kg.K),
mengasumsikan bahwa udara bersifat sebagai suatu gas ideal,

V kereta supercepat = 101,84 m/s dan anggap bilangan Mach standar adalah 0,3, maka
c = V/Ma
c = 101,84/0,3 = 339,84 m/s

Analisis Simulasi CFD

Gambar 7. Analisis gaya yang memengaruhi kereta supercepat


(Sumber: http://www.cfse.ch/cfse/site/train-aerodynamics.php)

Berdasarkan analisis simulasi CFD, maka sangat jelas terlihat (untuk mendukung analisis
internal flow, eksternal flow, dan compressible flow) bahwa bagian depan mendapat gaya
drag yang sangat tinggi. Sehingga sisi depan aerodinamis sangat memengaruhi kecepatan
maupun gaya dorong kereta supercepat.
Method
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka yang dicampur dengan perhitungan
sesuai data rata-rata dari jurnal-jurnal kereta supercepat. Studi kepustakaan dapat diartikan
sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus
dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau
data sekunder. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode
ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk
mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang,
sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat. Studi
kepustakaan menggunakan referensi buku Mekanika Fluida Dasar Munson, Young, dan
Okiishi yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Ir. Budiarso, M. Eng., dan Prof. Dr. Ir. Harinaldi
M.Eng., yang dipadu dengan data referensi penelitian dari jurnal Aerodinamika, dan jurnal
High
Speed
Train.
Dalam metode ini ada beberapa variable penting yang digunakan, yaitu kereta supercepat dan
tunnel bawah laut. Di sini variable terikat yang digunakan adalah analisis dimensional,
internal viscous flow, eksternal viscous flow, dan compressible flow yang diterapkan pada
analisis kereta supercepat di dalam tunnel bawah laut.
Results
&
Discussion
Penggunaan kereta supercepat dalam negeri menjadi tantangan tersendiri bagi para insnyur

Indonesia. Selain itu cara mengubungkan penggunaan kereta suoercepat antarpulau menjadi
sangat penting. Kereta supercepat merupakan kereta yang menggabungkan aspek teknologi
tinggi dalam perancangan, terutama dalam segi aerodinamika dan efisiensi bahan bakar, serta
efektifitas mobilisasi manusia. Analisis yang digunakan di sini menggunakan rumus-rumus
dasar mekanika fluida dengan menggunakan data yang paling banyak dari Aerodynamics of
high-speed railway train . Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan beberapa hasil yang
akan dijabarkan satu persatu. Analisis di atas menggunakan analisis mekanika fluida dasar
dengan bantuan data-data jurnal khusus kereta supercepat yang didasarkan pada
perkembangan
kereta
supercepat
di
Jerman,
Perancis,
dan
Jepang.
Sesuai analisis dimensional yang didapatkan dengan menggunakan metode teorema Pi
4

didapatkan gaya dorong/tarik kereta sebesar


Dari system persamaan di atas, maka gaya dorong yang maksimal (dalam dunia
perkerataapian dinamakan gaya tarik/dorong horizontal) harus lebih besar, sehingga dorongan
dalam kereta supercepat dapat ditentukan oleh diameter dan kecepatan pesawat yang
dipadukan dengan konstanta C. Kemudian dalam analisis aliran internal dalam tunnel,
didapatkan pressure drop sekitar p = 234,56 kPa. Untuk mengimbangi pressure drop, maka
dibutuhkan gaya horizontal yang tinggi, sehingga sangat bergantung pada kecepatan. Selain
itu langsung digabungkan dengan aliran eksternal drag pressure sehingga gaya dorong
horizontal serta body depan harus dibuat seaerodinamis mungkin. Mengenai aliran eksternal,
di mana drag pressure adalah 19.601,92 N, maka untuk mengkompensasinya dibuatlah sisi
depan yang lebih kecil, seperti gambar berikut,

Gambar 8. Body aerodinamis kereta supercepat


(Sumber: http://www.cfse.ch/cfse/site/train-aerodynamics.php)

Setelah itu untuk aliran compressible flow, untuk mempercepat aliran di sekitar kereta
supercepat, maka harus diperkecil body depan keretanya. Hal ini sangat menentukan
kecepatan kereta supercepat, sehingga efisiensi bahan bakar yang digunakan dapat
disesuaikan. Untuk menentukan material yang digunakan oleh kereta supercepat, maka
mengacu pada suhu daerah subsonik mampu mampat sekitar 287,27 K, sehingga material
yang digunakan memiliki ketahanan yang tinggi dan dapat menyesuaikan kebutuhan industri.
Kereta supercepat dalam tunnel bawah laut harus memerhatikan body depan yang lebih

aerodinamis, yaitu smeakin lancip ke bagian depannya seperti Gambar 8. Selain itu
dibutuhkan gaya dorong yang lebih dari system permesinan kereta disesuaikan dengan
keadaan tunnel bawah air. Kereta supercepat juga harus menggunakan material yang ringan,
namun disesuaikan dengan suhu di daerah subsonik mampu mampat yang berasal dari
analissi sederhana di atas.
Concluding Remark
1. Kereta supercepat harus melawan drag travelling yang ada di sekitar tunnel bawah laut.
2. Pengujian dalam terowongan angin sangat diperlukan, karena akan memengaruhi
beberapa variabel yang terikat dengan kereta supercepat.
3. Dalam penggunaannya di tunnel bawah laut, kereta supercepat melewati daerah fluida
dengan pressure drop yang cukup tinggi.
4. Untuk mengkompensasi drag pressure, maka luas permukaan bagian body depan harus
dipersempit.
5. Aliran dalam tunnel yang dilewati kereta supercepat adalah aliran turbulen, didasarkan
pada bilangan Reynold 20 x 10 .
6. Gaya drag paling tinggi berada di paling depan kereta, sehingga diharuskan sisi depan
kereta dipeelancip, namun tetap aerodinamis.
7. Material yang digunakan harus dapat menahan suhu aliran sekitar 287,27 K, sehingga
keamanan kereta terjamin.
8. Penggunaan body kereta seaerodinamis mungkin dengan menerapkan prinsip streamline
akan berdampak pada efisiensi penggunaan bahan bakar, karena kereta supercepat berada
pada daerah di atas 0,3 Ma.
References
Munson, B. R., Young, D. F., Okiishi, T. H., Mekanika Fluida, terjemahan Dr. Ir. Harinaldi,
Ir.Budiarso. M.Eng. (Jakarta : Erlangga, 2003)
Raghunathana, Raghu S., Kimb, H.D., Setoguchi, T.. (2006). Aerodynamics of high-speed
railway train. Pergamon: Progress in Aerospace Sciences.
Kage K, Miyake H, Kawagoe S. Numericalstudy ofcompression waves produced by highspeed trains entering a tunnel(2nd report, effects of shape of hood). Bull JSME 1993;59(560)
Matsuo K, Aoki T, Mashimo S, Nakatsu E. Entry compression wave generated by a highspeed train entering a tunnel. In: Proceedings of the International Symposium on the
Aerodynamics and Ventilation of Vehicle Tunnels, 9th, Aosta Valley, Italy. 1997.
http://www.cfse.ch/cfse/site/train-aerodynamics.php diakses pada 23 Mei 2013
http://web1.ctaa.org/webmodules/webarticles/anmviewer.asp?a=1804 diak
6

ses pada 22 Mei 2013


http://www.europeanrailwayreview.com/tag/high-speed-rail/ diakses pada 22
Mei 2013

Appendix
Rancangan Kereta Supercepat Indonesia Shinkansen Indonesiasebagai solusi kemacetan
dari PT INKA (Persero)

Desain standar dari High Speed Train di berbagai penjuru dunia. Kereta supercepat mulai
dioperasikan di Eropa dan Asia Timur.

Pengujian menggunakan Wind Tunnel, sehingga bisa ditentukan variable apa saja yang
terikat pada kereta supercepat.

Pembangunan tunnel bawah laut yang menghubungkan antarpulau. Tunnel bawah laut
merupakan solusi untuk memeratakan perekonomian ke seluaruh bagian negara.

Terowongan kereta supercepat yang menghubungkan pulau Inggris Raya dan daratan Eropa.
Inggris merupakan salah satu negara kuat secara perkeonomian di Eropa, namun berada di
seberang lautan. Pembangunan tunnel bawah laut sangat membantu dalam menghubungkan
negara-negara Eropa daratan dengan Inggris Raya.

Rancangan tunnel bawah laut yang mengubungkan Jepang dan Korea Selatan di masa
depan. Dari desain tunnel terlihat desain berbentuk silinder lebih baik digunakan, karena
aliran fluida dalam tunnel dapat mengalir lebih baik, sehingga tidak terjadi penghambatan
yang menambah pressure drop.

Tunnel yang berbentuk silinder lebih disukai dan sangat sesuai dengan bentuk kereta
supercepat yang aerodinamis.

Rancangan tunnel bawah laut sangat memerhatikan efek aliran luar dari laut dan efek aliran
dalam tunnel. Selain itu efek dari kereta supercepat memengaruhi rancangan tunnel bawah
laut.

Perbaikan dan pemantauan sangat diperlukan secara rutin, karena tunnel bawah laut
beresiko runtuh maupun adanya tekanan udara yang tidak stabil dalam tunnel.

High Speed Train Desain and Analysis dari Youtube


http://www.youtube.com/watch?v=3-ynoTqu3Sk
Cita-cita Kereta Supercepat Indonesia
http://dafiqur.wordpress.com/2013/02/03/cita-cita-kereta-apiterintegrasi-dan-kereta-supercepat-indonesia/

You might also like