Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PAMBAHASAN
Hormon ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
kedalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Jaringan
yang dipengaruhi umumnya terletak jauh dari tempat hormon tersebut dihasilkan,
misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh
kelenjar Hipofisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu diovarium. Dalam hal
hormone pertumbuhan lebih dari satu organ menjadi target, sebab hormone
pertumbuhan mempengaruhi berbagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan target suatu
hormone sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai reseptor untuk hormone
tersebut.
Sumber hormone alami ialah ternak sapi, babi, dan biri-biri. Tetapi beberapa
hormone demikian khas sifatnyasehingga yang berasal dari binatang tidak efektif pada
manusia, misalnya hormone pertumbuhan FSH dan LH (luteinizing hormone). Hormone
yang berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi imunologis.
Jenis-jenis hormone banyak sekali antara lain :
1. Hormon-hormon Tiroid dan Anti Tiroid
2. Hormon-hormon Estrogen dan Anti Estrogen
3. Hormon Progeteron
4. Hormon Steroid
5. Hormon Androgen
Meningkatkan
jumlah
oksigen
yang
digunakan
oleh
Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.
sel.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif,
yaitutri-iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20%
sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Ada dua kelainan berhubungan
Hipotiroidisme.
1.
Hipotiroidisme
dengan
tiroid
yaitu
Hipertiroidisme
dan
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan
menghasilkan
terlalu
sedikit hormon
tiroid.
Tanpa hormon ini tubuh tidak bekeja dengan semestinya sehingga bisa
menimbulkan pertumbuhan badan yang lambat, lambat berbicara, lemah,
bertambah berat badan, rambut rontok, kulit kering, dan meningkatkan
sensitivitas
pada
pilek.
Hipotiroid
yang
sangat
berat
disebut miksedema.
Preparat yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah Levothyroxine Na
dan
Thyroxine
Na.
Levothyroxine, adalah suatu hormon tiroid, selain untuk hipotiroidisme juga
digunakan untuk gondong (pembesaran kelenjar tiroid).
2.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara
berlebihan,
sehingga
menghasilkan
sejumlah
besar hormon
tiroid.
Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler
toksik atau hipertiroidisme sekunder.
Sifat kimia :
Sangat sukar larut dalam air, larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan
panas alkali karbonat, sukar larut dalam etanol (95 %) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan aseton P.
Uji kemurnian :
Halida terlarut tidak lebih dari 0,7 % sebagai klorida, penetapan dilakukan sebagai
berikut : 1 tetes asam nitrat encer P selama 5 menit, saring. Encerkan filtrate dengan
air secukupnya hingga 10 ml, tambahkan 3 tetes larutan perak nitrat P, terjadi
kekeruhan tidak lebih dari larutan pembanding yang mengandung 0,1 ml asam
klorida 0.02 N.
Cara penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
2. NATRII LIOTHYRONINUM
Sifat kimia :
Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P,larut dalam 500
bagian etanol ( 95 % ) P dan dalam larutan alkali hidroksida.
Uji kemurnian :
Diiodotironina dan natrium tiroksina kocok bersama sama 5 bagian volume
amilalkohol P, 5 bagian volume amilalkohol tersier P, 3 bagian volume ammonia P,
dan 3 bagian volume air biarkan. Masukkan lapisan bawah kedalam bejana
kromatografi yang tidak dapat di masuki udara, pertahankan pada suhu
250 kemudian masukkan lapisan atas. Gambar sebuah langkaran diameter 3.8 cm
pada lebih kurang bagian tengah kertas kromatografi diameter 36 cm (Whatman 3
MM) yang cocok. Totolkan disuatu tempat disekitar lingkaran larutan A yaitu 0,02 ml
larutan 1,0 % b/v zat uji dalam campuran 5 bagian volume ammonia P ddan 70
bagian etanol (95 %) P. totolkan di tempat lain disekitar lingkaran larutan B 0,02 ml
larutan dalam campuran pelarut yang sama, yang mengandung 0,05 5 b/v zat uji
natrium tiroksina P 0,05 % b/v dan diiodotironina P 0,02 % sisipkan sumbu kapas
melalaui lubang di tengah lingkaran, letakkan kertas horizontal kedalam bejana,
biarkan selama 4 jam atur kertas hingga sumbu tercelup dalam cairan yang
beradada ditengah dan biarkan eluasi berjalan terus hingga pelarut depan bergerak
lebih kurang 15 cm. angkat kertas biarkan kering diudara, celupkan daam larutan
ninihidrina P 0,25% b/v dalam aseton P yang mengandung asam asetat glacial P 1
% v/v, biarkan kering di udara selama 2 jam, kromatogram yang diperoleh dengan
larutan B menunjukkan 3 berck yang sesuai dengan tiroksina. Liotironina dan
diodotironina sesuai dangan kenaikan harga Rr. Intensitas bercak yang sesuai
dengan tiroksina dan diiodotironina pada kromatogram yang diperoleh dari larutan A,
tidak lebih kuat daripada bercak yang sesuai dengan tirooksina dan diiodotironina
yang diperoleh dari larutan B.
Cara penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
antara lain ialah tiosianat (SCN), perklorat (D0 4-), nitrat (NO3,), fluoroborat (BF4),
fluosulfonat (SO3F), difluofosfat (PO2F2).
Mekanisme kerja obat ini mungkin didasarkan atas penghambatan kompetitif
terhadap mekanisme dalam memekatkan ion yodium.
Sifat kimia :
Sangat sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, larut dalam
larutan alkali hidroksida.
Uji kemurnian :
Tiourea refluks 500 mg dengan 50 ml air hingga larut. Encerkan 5,0 ml larutan panas
dengan air secukupnya hingga 50,0 ml. Pipet 10,0 ml larutan kedalam tabung kimia
A, tambahkan I ml larutan tioureum P 0,01% b/v. Dinginkan sisa larutan yang panas,
saring masukkan 10,0 ml filtrate kedalam tabung kimia B. pada masing-masing
tabung tambahkan 500 mg natrium asetat P dan 5 ml perak nitrat 0,1 N, panaskan
dalam tangas air selama 5 menit, warna isi tabung B tidak lebih tua dari warna isi
tabung A.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
berhubungan dengan adanya infeksi kronik pada jaringan yang mengalami atrofi.
Dalam hal ini, estrogen lebih berperan untuk mencegah daripada mengobati.
4.
dapat
secara tidak langsung maka hormon ini digunakan sebagai terapi paliatif
karsinoma prostat.
Untuk pemilihan preparat hormon estrogen yang tepat sesuai kebutuhan dan
keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter
C18 H24 O2
Sifat kimia :
Etil estradiol merupakan serbuk kristalin berwarna putih atau putih krim, tak berbau.
Tak larut dalam air, namun larut dalam alkohol, kloroform, eter, dan minyak sayur.
BM 296,41.
Uji kmurnian :
Asam sulfat-metanol pada 30 ml methanol anhidrat P dalam labu tentukur 100 ml,
tambahkan hati-hati asam sulfat P sedikit demi sedikit sambil di campur. Biarkan
hingga suhu kamar, encerkan dengan asam sulfat P hingga 100,0 ml, campur.
Larutan pembanding timbang seksama 20 mg etunil estradiol PK, larutkan dalam
methanol anhidrat P yang terdapat dalam labu tentukur 50 ml, tambahkan methanol
anhidrat P secukupnya hingga 50,0 ml, campur. Pipet 5,0 ml ke dalam labu tentukur
100 ml tambahkan isoktan Psecukupnya hingga 100,0 ml campur. Pipet 5,0ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 50 ml, tambahkan isoktan P secukupnya hingga 50
ml campur. Larutan uji buat menurut cara yang tertera pada larutan pembanding
menggunakan 20 mg zat uji yang di timbang seksama.
Cara penyimpanan :
Simpan pada suhu 2 - 30 C
Metabolisme terjd di hepar, dan metabolit utamanya ialah N-desmetiltamoksifen. Seperti estrogen, hormon ini juga mengalami sirkulasi enterohepatik.
Ekskresinya: melalui tinja, sedikit melalui ginjal.
Efek samping: hot flushes, mual, muntah, perdarahan pervaginal, sekret
berlbhan dan pruritus vulva.
Sediaannya berbtk tablet berisi 10 mg tamoksifen. Dosis: 20-40 mg sehari,
dibagi dlm 2 kali pemberian.
Rumus bangun :
Cara Penyimpanan :
Larutan: simpan dalam suhu kamar, atau di bawah 25C, jangan disimpan dalam
lemari pendingin atau disimpan beku.Hindari dari cahaya.
Tablet : simpan dalam suhu kamar, 20-25C.
Sifat kimia :
Serbuk kristal putih atau hampir putih, polimorf. Sangat sedikit larut dalam air,
alkohol, aseton dan kloroform, larut dalam metil alcohol
C. HORMON PROGESTERON
Progesteron adalah hormon wanita lain dalam tubuh dengan efek progestogenik.
Progesterone bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua
siklus mestruasi. Progesterone menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk
penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, da mempertahankan
uterus selama kehamilan.
Terdapat beberapa senyawa sintetik yang berefek progestogenik dan beberapa
diantaranya juga berefek androgenik atau estrogenik yang disebut golongan progestin.
medroksiprogesteron,
Derivat
testosteron:
noretisteron,
tibolon,
norgestrel,
linestrenol,
desogestrel,
gestoden
dan
alilestrenol.
Semua zat ini memiliki efek androgen kecuali Alilestrenol. Linestrenol,
Noretisteron dan Tibolon berefek estrogen. Norgestrel, Desogestrel dan
Gestoden memiliki efek antiestrogen yang kuat, begitu juga dengan Noretisteron,
Linestrenol, Megestrol dan Medroksiprogesteron tetapi lebih lemah.
Progesteron memiliki khasiat sebagai berikut:
1.
Kontrasepsi. Beberapa derivat progestin sering dikombinasikan dengan
derivat estrogen untuk kontrasepsi oral.
2.
Disfungsi
perdarahan
rahim.
Perdarahan
rahim
akibat
gangguan
keseimbangan estrogen dan progesteron tanpa ada kelainan organik antara lain
perdarahan rahim fungsional. Untuk menghentikan perdarahan yang berlebihan
dan pengaturan siklus hadi dapat diberikan progestin oral dosis besar.
3.
untuk nyeri haid yang tidak dapat diatasi dengan estrogen saja.
4.
Sifat kimia :
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 44 bagian etanol (95%) P, dalam 4,5 bagian
kloroform P, dalam 23 bagian eter P, dalam 23 bagian aseton P, dan dalam 12 bagian
dioksan P.
Uji kemurnian :
A. spectrum serapan infra merah menunjukkan maximum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada mestranol PK.
B. Memenuhi identifikasi steroid yang tertera pada pemeriksaan steroid
menggunakan pelarut bacam II dan fase bergerak D.
C. Larutkan 2 mg dalam 2ml asam sulfat P, larutan berwarna merah jingga berfluoro
sensi hijau kekuningan dan memenuhi syarat berikut :
1. pada 1 ml larutan tambahkan 1 tetes larutan besi ( III ) ammonium sulfat
P dan 2 ml air, terbentuk endapan menggumpal berwarna coklat
kemerahan.
2. pada 2 ml larutan tambahkan 2 ml air, terbentuk endapan menggumpal
berwarna merah muda.
D. tidak larut dalam larutan kalium hidroksida P 5 % b/v.
Cara Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya.
D. HORMON STEROID
Hormon steroid adalah steroid yang bertindak sebagai hormon. Hormon steroid
dapat
dikelompokkan
menurut reseptor yang
diikat: glukokortikoid, mineralokortikoid, androgen, estrogen, dan progestagen.
Hormon
steroid
pada
umumnya
disintesa
dari kolesterol di
dalam gonad dan kelenjar adrenal. Bentuk dari hormon ini, biasanya adalah lipid,
bukan peptida, dan mempunyai kurir khusus berbentuk globulin. Hormon steroid
biasanya bersifatkatabolisme.
Hormon
steroid
berasal
dari
kolesterol
dan
berstruktur
inti
perhidrosiklopentanolfenantren yang terbagi atas tiga cincin sikloheksana. Senyawa
steroid terdapat pada hewan, tanaman tingkat tinggi bahkan terdapat pula pada
beberapa tanaman tingkat rendah seperti jamur (fungi). Steroid banyak terdapat di alam
tetapi dalam jumlah yang terbatas dan mempunyai aktivitas biologis, yang mempunyai
karakteristik tertentu yaitu seperti:
1) substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam
2) subsitusi gugus metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C18 dan C-19, kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid,
seperti pada kelompok esterogen. Mendengar kata steroid, anabolic steroid, obat
perangsang meningkatnya metabolisme hormonal tubuh manusia sehingga menjadi
lebih kuat. Steroid ini di dalam dunia olahraga sering menimbulkan kontroversi,
mengingat prestasi seseorang dapat meningkat dengan mengkonsumsinya, sementara
di pihak lain, konsumsi steroid dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan
manusia. Baik yang terdapat di tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang
larut dalam lemak, dan mempunyai struktur basa tetrasiklo. Struktur basa memiliki
empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin sikloheksan dan dan
siklopentan tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik di dalam
metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam mevalonik, dalam
biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan produk steroid yang
berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada hewan menghasilkan
kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan ergosterol.
Hormon Steroid
Sifat Kimia:
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 42 bagian etanol (95%) P dan dalam 165
bagian kloroform P.
Uji Kemurnian:
A.
B.
C.
D.
Masukkan 2ml larutan 0,01 % b/v dalam etanol (95%) P kedalam tabung
bersumbat, tambahkan 10ml larutan fenilhidrazina P, campur, tempatkan dalam
tangas air pada suhu 600 selama 20 menit. Dinginkan segera, serapan-1cm
larutan pada maksimum lebih kurang 423nm tidak kurang dari 0,42.
Cara Penyimpanan:
2. PREDNISOLONUM
Sifat Kimia:
Sangat sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam
aseton P, sukar larut dalam kloroform P, larut dalam Metanol P dan dalam dioksan P.
Uji Kemurnian:
A.
B.
C.
Lebih kurang 2mg larutkan dalam 2ml asam sulfat P, biarkan 5 menit, terjadi
warna merah anggur intensif tidak berfluorosensi. Encerkan dengan 10ml air,
warna hilang dan terbentuk endapan menggumpal berwarna kelabu.
Cara Penyimpanan:
E. HORMON ANDROGEN
Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis, biasanya
hormon steroid, yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan
Sifat kimia :
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80 bagian etanol ( 95 % ) P dalam 3 bagian
kloroform P dan dalam 100 bagian eter P.
Uji kemurnian :
a. kocok 10 mg dengan 2 ml asam sulfat (50% v/v) P, terjadi warna jingga
berfluoro sensi hijau kekuningan intensif. Panaskan perlahan lahan warna
menjadi merah tua dan berbentuk gas hydrogen sulfide yang dapat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam keadaan
normal,
tidak
berarti
hormon
bebas
dari
efek
toksis/racun.
Pemberian hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.
Terapi dengan hormon yang tepat hanya mungkin dilakukan bila dipahami segala
kemungkinan kaitan aksi hormon dalam tubuh penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
farmakologi
dan
terapeutik
faultas
kedokteran
fakultas Indonesia,farmakologi dan terap edisi V . 2007. jakrta : Balai penerbit FKUI
Departemen kesehatan RI, farmakope Indonesia edisi III. 1979. Jakarta : Depkes RI
PT. ISFI. Iso Indonesia vol.44, 2009. Jakarta : PT ISFI
http://www.aeron.com/estradiol.htm
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16_PengelolaandanPengobatanHipertiroidi.pdf/16_
Pengelolaa
http://www.wikipedia.com