Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Remaja indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat
sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus
menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut (Mutadin,2002).
Hubungan seks pranikah umumnya berawal dari masa pacaran. Pada masa
remaja ini hubungan intim dilakukan baik pada pelajar, mahasiswa, pemudapemudi tidak sekolah. Waktu pacaran tergiur melakukan cumbu rayu, peluk cium
dan bila gejolak nafsu tidak terkendali akan berlanjut ke hubungan badan.
tempatnya bisa di bioskop yang gelap di tengah pemutaran film, di tempat
rekreasi, tempat kost, di rumah, bahkan sengaja menginap di hotel (Tanjung,
2007).
Hasil penelitian yan dilakukan Pawestri menunjukkan bahwa tempat yang
biasa remaja gunakan untuk berhubungan seks adalah rumah, tempat kost, dan
hotel. Tempat kost sangat disukai para remaja karena cenderung bebas dan kurang
diawasi oleh pemiliknya (Pawestri, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada remaja kost dengan jumlah responden 100 orang, 100% responden
mengatakan melakukan perilaku seksual dalam bentuk berpegangan tangan, 90%
responden melakukan pelukan, 82% responden melakukan necking, 56%
melakukan rabaan pada bagian tubuh yang sensitif, 52% melakukan petting, 33%
melakukan oral sex, 34% melakukan sexual intercourse (Mutiara dkk, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan PKBI (Paguyuban Keluarga Berencana
Indonesia) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia sekitar 62 juta jiwa, terdapat
15% dari remaja tersebut telah melakukan aktivitas seksual yang melampaui batas
bahkan berhubungan seks tanpa menikah terlebih dahulu. Aktivitas seksual yang
diungkap dalam penelitian tersebut dimulai dari berciuman bibir, meraba-raba
dada, hingga "petting" (menempelkan alat kelamin), bahkan sampai melakukan
hubungan seks layaknya suami istri (Yulianto, 2010). Kepala Perwakilan Badan
Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Barat, Dwi Listyawardani
mengungkapkan adanya kenaikan angka kehamilan remaja untuk wanita usia 1519 tahun di Kalimantan Barat. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2002, persentase kehamilan remaja di Kalbar tercatat 9,3%.
Kemudian pada tahun 2007 naik menjadi 11,6% (Teguh, 2013).
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas maka rumus masalah yang diangkat adalah
Bagaimana gambaran perilaku seksual pranikah pada remaja yang tinggal kost
di Kabupaten Sanggau ?
1.3
Tujuan Penelitan
Untuk mengetahui gambaran remaja yang melakukan hubungan seksual
Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai bentuk penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh di dalam bangku perkuliahan.
2. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai gambaran tentang perilaku
seksual remaja di tempat kost di kabupaten Sanggau.
3. Bagi instansi, sebagai bahan masukan informasi kepada pemerintah
mengenai perilaku seksual remaja di tempat kost di Kabupaten Sanggau
sehingga dapat ditindak lanjuti.