Professional Documents
Culture Documents
Pernah gak kamu ngerasa tiba-tiba PD-mu ancur berantakan? Pernah gak
kamu mempertanyakan eksistensimu sendiri? Pernah gak kamu ngelanggar
komitmen yang kamu buat sendiri dan akibatnya kamu jadi gak percaya lagi ma
dirimu sendiri?
Pernah? Dan kamu gak percaya diri karenanya?
Citra diri (self-image) tuh emang dibentuk dari waktu ke waktu.
Orang-orang usia menjelang dewasa selalu mengutamakan citra dirinya. Apa yang
kita pikirkan tentang diri kita dan apa yang dipikirkan orang lain ttg kita menjadi
sesuatu yang penting. Yang namanya citra diri dibentuk dari perilaku kita dari waktu
ke waktu. Misal setiap hari kita pake baju rapi, hem kotak-kotak dimasukin ke celana
kain polos warna gelap, dengan sepatu vantovel tanpa tali warna item mengkilat,
dan rambut pendek rapi disisir belah samping; berarti citra dirimu adalah orang yang
rapi, dandy dan teratur. Gitu juga kalo tiap hari kita dandan sporty, ato funky, ato
model anak masjid dg celana dilipet-lipet, ato model british, dll.
So wajar kalo kemudian citra diri kita (baik menurut kita ato menurut
org lain) sama dengan perilaku yang kita tunjukkan.
So, apa hubungannya dengan percaya diri? Self Confident termasuk salah
satu citra diri. Artinya PD terbentuk melalui kebiasaan-kebiasaan kita.
PD bukan hanya lips service, gak cukup dengan kita bilang Aku ini PD
lhoo. PD tercermin melalui body language dan sikap kita ketika menghadapi
permasalahan. Dan itu artinya PD gak terbentuk secara instan.
Kalopun ada peningkatan PD secara instan lewat pelatihan motivasi, misalnyamaka itu gak akan bertahan lama dan akan rusak selama perilaku kita sehari-hari
gitu-gitu aja ato gak nunjukin perubahan.
PD juga terbentuk melalui alam bawah sadar. Itulah kenapa PD gak cukup
ditunjukin lewat kata-kata. Semua orang juga tahu kalo dia harus PD,
bahwa kepercayaan diri itu adalah hal mutlak biar bisa sukses. Toh,
kenyataannya kadar percaya diri tiap orang tetep aja beda walopun semua buku
motivasi menyebutkan hal yang hampir sama.
Kapan PD kita turun?
Ketika kita ngerasa gak percaya ma diri sendiri, ketika kita ngerjain
sesuatu dan gak selesai-selesai sampe kita jenuh lalu berhenti melakukannya, ketika
kita ngerasa gak pantes utk meraih sesuatu yang sebelumnya kita impikan, saat
itulah kita mengalami penurunan kepercayaan terhadap diri sendiri. PD, percaya diri.
Self Confident, keyakinan pada diri sendiri. Kepercayaan atau keyakinan pada diri
sendiri. Siapa coba yang bakal mempercayai kita kalo kita sendiri aja gak percaya
ama diri sendiri?
Kok bisa turun?
Keyakinan kita pada diri sendiri bakal turun ketika:
1.Kita menetapkan standar-standar yang terlalu tinggi pada hidup kita
tanpa perhitungan. (Misal: ngambil semua tawaran kerjaan padahal kuliah
juga menggunung dan pengen dua-duanya sukses maksimal, bikin planning
sehari-hari yang gak fleksibel setelah sebelumnya gak ada planning sama
sekali, bikin target penghasilan tinggi dalam waktu singkat padahal
baru aja masuk kerja dan sebelumnya gak punya pengalaman, dll yang tanpa
perhitungan. Kalo kemudian kita gak berhasil memenuhi standar-standar tersebut,
kita terus jadi gak PD. Ngerasa gak pantas jadi siapapun di dunia ini. Padahal
kesalahan kita hanya karena kita terlalu tinggi menetapkan standar sebelum
waktunya dan mengandalkan semangat doang di awal tanpa perhitungan. Bukankah
semua hal membutuhkan proses?
2.Apa yang kita lakukan dengan baik tidak mendapat dukungan signifikan
dari orang lain. Wah, kalo ini jelas sudah di luar kontrol kita karena
menyangkut penilaian orang lain. Kalo udah gini, kemungkinan yang
kemudian terjadi adalah adu sudut pandang; tetep dengan cara pandang
masing-masing, kita yang ngikut dia, ato dia yang ngikut kita. Yang jelas, kalo
berhubungan dengan org lain gini, kita juga harus mengetahui cara orang tersebut
memandang, gak bisa langsung menghakimi dan dengan keras kepala menolak
pendapat orang itu. Baru setelah itu kita tetapkan langkah selanjutnya. Hanya saja,
kadang PD kita jadi ancur setelah langkah kita dicemooh org laen. Segera sikapi aja
langsung dengan hal-hal teknis:
apa salahku? Aku yang ngaco ato dia yang bisanya cuma ngejek? Oh emang
kerjaanku kurang di sini, kurevisi aja deh, dll. Langsung aja teknis.
Lakukan perbaikan kalo emang kita yang punya kekurangan. Ketika orang gak yakin
dengan kemampuan kita, ketika orang belum percaya pada kita,
bukan berarti kita juga harus gak yakin pada diri kita sendiri!!
So, Trust yourself!
Benernya ketika kita sedang gak yakin pada kemampuan diri sendiri, itu
berarti kita sedang gagal membentuk citra diri kita. Kita kelewat ideal
menentukan kita ini siapa, kita ini bisa apa, standar hidup kita seperti apa, dll.
Kelewat ideal? Emang bisa? Bisa. Idealisme didapat melalui teori. Idealisme juga bisa
jadi merupakan doktrin yang masuk
betahun-tahun lamanya tanpa kita mau dan sadari. Ato bisa juga merupakan
bentukan lingkungan. Dan itu artinya, kalo idealisme itu kita dapat dari luar diri kita,
bisa jadi sebenernya kita belum memahami 100% idealisme tersebut dan kita
dipaksa untu menjadi ideal seperti yang diberikan ke kita tanpa kita sadari. Media,
misalnya, ikut membentuk life-style ideal yang masuk ke dalam otak masyarakat dan
jadi cita-cita semua orang. Imej kehidupan lux dalam sinetron-sinetron, imej
kehidupan sepasang homoseksual yang penuh sensasi, imej perselingkuhan yang
dikemas indah penuh cinta, imej eksekutif muda metroseksual yang hidup dalam
nuansa eksklusif, lux, cozy, dan lain-lain ikut membentuk pribadi-pribadi kita dan
memenuhi
otak-otak kita (secara sadar ato tidak sadar) dengan gaya hidup yang
menurut mereka ideal. Begitu juga dengan kehidupan masyarakat yang
Islami, terjaga pergaulannya, penuh dengan semangat jihad yang heroik,
ukhuwah yang indah dan tulus, komunikasi antar lini jamaah yang intens dan
penuh dengan baik sangka, dll. Juga merupakan pandangan ideal yang kita
gak harus meraihnya dengan cara instan. Kita harus juga memperhitungkan
cara gimana sesuatu yg ideal itu bisa terwujud. Kalo itu luput dari
perhitungan kita, jangan heran kalo kemudian kita gak mampu mencapainya,
yang akhirnya malah menghancurkan bangunan keyakinan diri kita.
Gak semua yang didoktrinkan pada kita buruk. Juga gak semuanya baik.
Hanya saja, kita sendiri harus tahu bahwa untuk mencapai sesuatu yang
ideal, baik itu dari doktrin maupun dari diri kita sendiri, kita