You are on page 1of 2

ontrol Lendutan Balok Pada SNI 03-2847-2002

Kita tau kalau lendutan itu adalah fungsi dari kekakuan yaitu perkalian antara modulus elastisitas
beton

dengan inersia penampang , lebih populer dengan istilah

. Ternyata eh ternyata

lendutan itu harus dibatasi, karena itu menyangkut masalah kenyamanan. SNI-Beton-2002 kali ini
dengan tegas membuat butir tersendiri, yaitu butir 9.5 tentang Kontrol Terhadap Lendutan.

Pada butir 9.5(2), dikatakan bahwa jika lendutan harus dihitung, maka lendutan yang terjadi seketika
(immediate deflection) dihitung dengan metode atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan
memperhitungkan pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan struktur.
Pengaruh Retak dan Tulangan Terhadap Kekakuan Struktur.
Balok beton bisa retak ketika menahan momen lentur. Sewaktu serat bawah tertarik (momen positif),
beton sebenarnya bisa menahan tegangan tarik tersebut, tetapi seperti kita ketahui bahwa kuat tarik
beton sangat kecil.
SNI-Beton-2002 membatasi untuk beton normal, kekuatan beton dalam menahan tarik akibat lentur
adalah

ini biasa dikenal dengan tegangan retak.

Sementara momen lentur yang dapat menyebabkan terjadinya retak ini adalah

adalah momen inersia penampang utuh, termasuk lebar efektif sayap pada balok T atau L.
adalah jarak dari garis netral penampang ke serat bawah penampang beton.
Jika momen lentur yang terjadi kurang dari
dari

maka penampang akan retak.

Memangnya Kenapa Kalau Balok Retak?

, maka penampang tidak retak, sebaliknya jika lebih

Ketika balok retak, penampang menjadi tidak utuh lagi. Balok yang semula ukurannya 300500
misalnya, menjadi tidak efektif lagi, yaaa.. mungkin tinggi balok yang masih utuh (tidak retak) hanya
sekitar 300 atau 250 mm.
Oleh karena itu, momen inersia yang dipakai bukan lagi

, melainkan lebih kecil lagi. Jika

momen inersianya menjadi lebih kecil, lendutannya tentu bertambah besar. Itulah sebabnya faktor
keretakan penampang balok ini menjadi hal yang sangat penting.
Bagaimana Menganalisis Penampang Retak?
Metode yang digunakan adalah metode transformasi. (wuih.. mirip-mirip Transformers gitu ya?).
Yaaa.. mirip-mirip lah. Tapi yang ini bukan robot yang berubah menjadi mobil, pesawat, dll. Tapi
balok beton yang berubah menjadi robot. (!?) Yang ditransformasi adalah baja menjadi beton. Keren
kan?
Kenapa harus ditarnsformasi?
Yaaa untuk mempermudah perhitungan. Kan seperti kata pepatah.. kalo bisa dipermudah kenapa
harus dipersulit? Gitu aja kok repot..!
Sewaktu terjadi momen lentur (positif), serat bawah balok kan mengalami tarik dan retak. Ketika
retak, tegangan tarik itu dipikul seluruhnya oleh tulangan baja. Untuk menghitung lendutan, butuh
momen inersia penampang. Jika penampang tidak homogen, susah ngitung momen inersianya.
Makanya tulangan bajanya perlu ditransformasikan menjadi beton.
Ada sebuah faktor yang dinamakan dengan rasio modular, yaitu perbandingan antara modulus
elastisitas baja terhadap modulus elastisitas beton.
Sehingga,
inilah luas beton yang ditransformasikan dari luas tulangan baja.

You might also like