You are on page 1of 4

RASIO JENIS KELAMIN

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari


perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk pria dengan
penduduk wanita.
Rasio jenis kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka
100 yaitu 97,2 pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun
1995 dan tahun 1996 menjadi 99,07.
Pada penduduk kelompok usia 0-14 tahun perkembangan rasio jenis kelamin
cenderung tetap diatas 100 yang berarti anak pria lebih banyak dibandingkan
anak perempuan sedangkan pada penduduk usia 15-64 (penduduk usia
produktif) mengalami kenaikan walaupun masih dibawah 100 dan pada
kelompok usia 65+ mengalami penurunan dari 94,16 pada tahun 1971 menjadi
86,80 pada tahun 1995.
Penduduk menurut golongan usia dan jenis kelamin. Rincian penduduk indonesia
menurut golongan usia (dalam persen) dan jenis kelamin tergambar dalam
piramida penduduk hasil sensus tahun 1971, 1980 dan tahun 1990,
menunjukkan ciri yang menarik antara lain:
Pertama, struktur usia penduduk Indonesia masih tergolong muda. Antara
proporsi penduduk di bawah 15 tahun masih tinggi walaupun secara berangsur
mulai menurun, yaitu dari 43,97% pada tahun 1971 ,menjadi 40,90% pada tahun
1980 dan 36,6% pada tahun 1990 kemudian turun menjadi 33,54% pada tahun
1995.
Kedua, proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) semakin bertambah
yaitu 2,51 pada tahun 1971 menjadi 3,25% pada tahun 1980 dan 3,88% pada
tahun 1990 menjadi 4,25% pada tahun 1995. Sedangkan proporsi anak dibawah
5 tahun terlihat menurun yaitu 16,1% pada tahun 1971 menjadi 14,4% pada
tahun 1980, menjadi 11,7% pada tahun 1990 dan menjadi 11,3% pada tahun
1994, pada tahun 1995 menjadi 11,1% dan menjadi 10,13% pada tahun 1996.
Ketiga, perbandingan pria dan wanita atau sex ratio cenderung meningkat.
Persentase penduduk menurut komposisi penduduk menurut usia terjadi
perubahan komposisi, yaitu semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif
yaitu yang berusia muda (0-14 tahun) dan usia lanjut (65 tahun ke atas). Hal ini
berarti bahwa angka ketergantungan/angka beban tanggungan semakin kecil.
Pada tahun 1971 tercatat sebesar 87 per 100 tahun turun menjadi 61 per 100
pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57 per 100 berarti secara ratarata tanggungan setiap 100 penduduk produktif telah berkurang dari 87 pada
tahun 1971 menjadi 61 pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57.

PENDUDUK USIA TUA

yang dimaksud dengan lanjut usia menurut WHO adalah seseorang yang berusia
60 tahun atau lebih.
Di Asia, angka penduduk usia lanjut memperlihatkan, untuk Taiwan penduduk
usia lanjut ialah 4,4% (Chen, 1977), Korea Selatan adalah 5,5% (Han, 1977),
untuk Jepang 7,9% dan diperkirakan pada tahun 2000 akan menjadi 14,3%.
Adapun di Indonesia, jumlah lanjut usia pada tahun 2000 diproyeksikan
jumlahnya 15,9 juta (5,0% dari total penduduk Indonesia). Sedangkan pada
tahun 2020 diperkirakan berjumlah 29 juta jiwa yang melebihi jumlah balita,
yaitu sebesar 17,5% juta balita. Keadaan tersebut juga diakibatkan oleh semakin
tingginya usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Penduduk Indonesia mempunyai usia harapan hidup pada tahun 1993 untuk lakilaki 61,2 tahun dan untuk perempuan 64,3 tahun, sedangkan pada tahun 1998
untuk laki-laki 64,17 tahun dan perempuan 65 tahun (Dept. Of Health,1990).
Semakin membaiknya kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah dengan adanya perbaikan dalam memberantas penyakit
infeksi, perbaikan sanitasi, kemajuan dalam nutrisi, perbaikan lingkungan hidup.
Hal ini membawa pula dampak yang sangat penting, tidak saja pada aspek
demografi, tetapi juga terhadap kehidupan sosial ekonomi secara keseluruhan.

PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat
oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara
terus menerus / kontinu.

Gambar 1.1
Piramida Penduduk Indonesia 1971-2020
Pada tahun 1971 piramida menyempit di bagian atas yaitu pada kelompok usia
tua (4549 tahun) hingga kelompok lanjut usia (65-75 tahun keatas). Tidak hanya
itu, pada kelompok usia produktif (1564 tahun) juga terlihat sangat sempit.
Sedikit berbeda pada tahun 1990 dimana telah terjadi pertumbuhan baik pada
kelompok umur tua, lanjut usia dan produktif. Keadaan yang sama terus terjadi
hingga tahun 2010 dan tahun 2020 yang diproyeksikan. Namun keadaan yang
mencolok pada kelompok umur lanjut usia tahun 2010 dan 2020 dibandingkan
dengan 1971 hingga 2000. Dimana balok pada kelompok umur tua mengalami
perubahan yang cukup signifikan yaitu semakin melebar.
Kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi dan pendidikan berimbas pada
penurunan angka kelahiran. Hal tersebut membuat seseorang menunda usia
perkawinan atau usia melahirkan serta jumlah anak yang lebih sedikit karena
lebih mementingkan pekerjaan. Sementara kemajuan di bidang kedokteran
membuat seseorang menjadi lebih sehat sehingga memiliki umur yang lebih
panjang yang artinya meningkatkan angka harapan hidup di Negara yang
bersangkutan.

Gambar 1.2
Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia
Pada grafik di atas terlihat bahwa angka aharapan hidup penduduk Indonesia
semakin meningkat setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2002 angka harapan
hidup berada pada posisi 66 tahun. Terus menanjak pada tahun tahun
berikutnya. Dan saat ini angka harapan hidup berada pada posisi 69 tahun. Yang
artinya rata rata penduduk Indonesia dapat bertahan hidup hingga usia 69
tahun.
Tingkat pertumbuhan penduduk dengan jumlah penduduk adalah hal yang
berbeda. Tren pertumbuhan penduduk yang menurun belum tentu menyebabkan
tren jumlah penduduk juga menurun. Sampai saat ini jumlah penduduk Indonesia
yang tercatat pada sensus penduduk 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa, meningkat
dari 178,5 juta jiwa pada hasil sensus tahun1990 dan 146,6 juta jiwa pada
sensus tahun pertumbuhan penduduk yang mengalami penurunan. Berbeda
dengan jumlah penduduk, tren tingkat pertumbuhan penduduk mengalami
penurunan. Pada tahun 1980-1990 tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,9
persen turun menjadi 1,35 persen pada tahun 1990-2000.

You might also like