You are on page 1of 2

puasa

Jadwal Puasa Sunnah 1435H / 2013-2014M


Bismillah, Berikut ini jadwal puasa sunnah untuk 1435 H dan 2013-2014 M. Sudah banyak saudara
kita yang bertanya tentang jadwal ini. Semoga bermanfaat dan kita semua bisa mengamalkannya. Aamiin.
Puasa sunnah tiap hari Senin dan Kamis (kalender Hijriyah/Masehi).
Puasa Tiga Hari Setiap Bulan (Tanggal 13,14,15 di kalender Hijriyah)
1. 13, 14, 15 Pebruari 2014/Rabiul Akhir 1435
2. 14, 15, 16 Maret 2014/Jumadil Awwal 1435 H
3. 13, 14, 15 April 2014/Jumadil Akhir 1435 H
4. 12, 13, 14 Mei 2014/Rajab 1435 H
5. 11, 12, 13 Juni 2014/Syaban 1435 H
6. Puasa (wajib) Ramadhan 1435 H 28 Juni 27 Juli 2014 ***t275: dengan demikian, tidak ada puasa
sunnah 3 hari di bulan Ramadhan..***
7. 9, 10, 11 Agustus 2014/Syawwal 1435 H
8. 8, 9, 10 September 2014/Dzulqaidah 1435 H
9. 7, 8, 9 Oktober 2014/Dzulhijjah 1435 H. ***tgl 7 Oktober = hari terakhir Tasyriq, tidak boleh
berpuasa***
Puasa Sepertiga Bulan Yakni di bulan Dzulhijjah (antara 25 September 24 Oktober 2014).
1. Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan haji. Tanggal 3 Oktober 2014.
Puasa dilakukan antara tanggal 25 September 24 Oktober 2014, terputus dengan idul Adha dan hari
Tasyrik, dilanjutkan lagi tgl 8 Oktober 2014.
2. Tidak boleh berpuasa : Hari Idul Adha 10 Dzulhijjah / 4 Oktober 2014. Hari tasyriq 11, 12, 13
Dzulhijjah / 5, 6, 7 Oktober 2014.
Puasa Bulan Muharram Asyura selama 3 hari 9, 10, 11 Muharram (13, 14, 15 November 2013).
Sangat dianjurkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasua dan Asyura). Bisa juga dilakukann tgl 10 dan
11. Intinya: TIDAK BOLEH KHUSUS (HANYA) PUASA TGL 10 MUHARRAM! Puasalah pd hari
Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya, dan janganlah kalian menyerupai orang
Yahudi.(HR Ath Thahawi)
Puasa pada sebagian bulan Syaban Antara 30 Mei 27 Juni 2014.
Puasa pada bulan Syawal 6 hari Tidak diperkenankan puasa pada 1 Syawal (28 Juli 2014). Bisa
dilakukan antara 29 Juli 27 Agustus 2014.
Puasa Daud berpuasa selang seling
Berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari. *kecuali hari2 yang dilarang berpuasa*
Catatan tambahan: usai Idul Fitri, ada kemungkinan ada pergeseran tanggal puasa sunnah, tergantung dari
keputusan pemerintah.
Adapun macam-macam puasa sunnah beserta keutamaannya masing-masing yaitu :
Puasa Enam Hari di Bulan Syawal. Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak. Keutamaan puasa
romadhon yang diiringi puasa Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
Puasa Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah. Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang
pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan
diharomkan untuk berpuasa.
Puasa Hari Arofah. Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaan: akan dihapuskan dosa-dosa
pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosadosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan
bertaubat.
Puasa Muharrom. Yaitu puasa pada bulan Muharrom terutama pada hari Assyuro. Keutamaannya adalah
bahwa puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon (HR. Bukhori)
Puasa Assyuro. Hari Assyuro adalah hari ke-10 dari bulan Muharrom. Nabi sholallohu alaihi wasssalam
memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro ini dan mengiringinya dengan puasa 1 hari
sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya
berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya (HR. Muslim).
Puasa Syaban. Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Syaban. Keutamaan: bulan ini adalah bulan
di mana semua amal diangkat kepada Robb semesta alam (HR. An-Nasai & Abu Daud, hasan).
Puasa pada Bulan Harom (bulan yang dihormati). Yaitu bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharrom, dan
Rojab. Dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah pada bulan-bulan tersebut termasuk ibadah puasa.

puasa

Puasa Senin dan Kamis. Namun tidak ada kewajiban mengiringi puasa hari Senin dengan puasa hari Kamis
atau sebaliknya. Keduanya merupakan hari di mana amal-amal hamba diangkat dan diperlihatkan kepada
Alloh.
Puasa 3 Hari Setiap Bulan. Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu
tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan. Sehingga tidaklah benar anggapan sebagian orang yang menganggap
bahwa puasa pada harai putih adalah puasa dengan hanya memakan nasi putih, telur putih, air putih, dsb.
Puasa Dawud. Yaitu puasa sehari dan tidak puasa sehari. Kemudian puasa sehari dan tidak puasa sehari.
Keutamaannya adalah karena puasa ini adalah puasa yang paling disukai oleh Alloh (HR. Bukhori-Muslim).

Ketentuan dalam Melakukan Puasa Sunnah


Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan halhal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Pada suatu hari, Nabi shallallahu alaihi wa sallam
menemuiku dan bertanya, Apakah kamu mempunyai makanan? Kami menjawab, Tidak ada. Beliau
berkata, Kalau begitu, saya akan berpuasa. Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami
berkata, Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kura, samin
dan keju). Maka beliau pun berkata, Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa.
(HR. Muslim no. 1154). An Nawawi memberi judul dalam Shahih Muslim, Bab: Bolehnya melakukan
puasa sunnah dengan niat di siang hari sebelum waktu zawal (bergesernya matahari ke barat) dan
bolehnya membatalkan puasa sunnah meskipun tanpa udzur.
Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah. Dalilnya adalah hadits Aisyah diatas. Puasa
sunnah merupakan pilihan bagi seseorang ketika ia ingin memulainya, begitu pula ketika ia ingin
meneruskan puasanya. Inilah pendapat dari sekelompok sahabat, pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan
selainnya. Akan tetapi mereka semua, termasuk juga Imam Asy Syafii bersepakat bahwa disunnahkan
untuk tetap menyempurnakan puasa tersebut.[10]
Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizin
suaminya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah seorang
wanita berpuasa sedangkan suaminya ada kecuali dengan seizinnya. (HR. Bukhari no. 5192 dan Muslim
no. 1026). An Nawawi rahimahullah menjelaskan, Yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah puasa
sunnah yang tidak terikat dengan waktu tertentu. Larangan yang dimaksudkan dalam hadits di atas adalah
larangan haram, sebagaimana ditegaskan oleh para ulama Syafiiyah. Sebab pengharaman tersebut karena
suami memiliki hak untuk bersenang-senang dengan istrinya setiap harinya. Hak suami ini wajib
ditunaikan dengan segera oleh istri. Dan tidak bisa hak tersebut terhalang dipenuhi gara-gara si istri
melakukan puasa sunnah atau puasa wajib yang sebenarnya bisa diakhirkan. [11]
Beliaurahimahullah menjelaskan pula, Adapun jika si suami bersafar, maka si istri boleh berpuasa.
Karena ketika suami tidak ada di sisi istri, ia tidak mungkin bisa bersenang-senang dengannya
Berikut ini kami terangkan sekilas tentang macam-macam puasa sunnah:
Puasa Hari 'Arafah: Hari 'Arafah ialah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa pada hari itu adalah sunnat bagi
orang yang tidak sedang menunaikan ibadah haji:

Puasa Hari 'Asyura dan Tasu'a: Hari 'Asyura ialah tanggal 10 Muharram, sedang Hari Tasu'a ialah
tanggal 9-nya. Adapun dalil dimustahabkannya puasa pada kedua hari itu ialah hadits riwayat Ibnu 'Abbas
RA:

Puasa Senin Kamis

Puasa Tiga Hari Setiap Bulan: Dalam hal ini, yang terbaik dilakukan pada hari-hari dari malam putih,
yaitu tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan. Disebut malam putih, karena pada tanggal-tanggal tersebut malam
begitu terang dengan adanya bulan purnama.

Puasa Enam Hari Pada Bulan Syawal

Membatalkan Puasa Sunnah: Apabila seorang muslim melakukan puasa sunnah, maka dia boleh
membatalkannya dengan berbuka kapan saja, dan dia tidak wajib mengqadha'nya, sekalipun itu makruh
dilakukan. Adapun kalau yang dilakukan itu puasa Qadha atas puasa Fardhu, maka haram
membatalakannya, karena sesuatu yang fardhu, bila sudah dilakukan, maka wajib diselesaikan.

You might also like