Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah membuktikan bahwa dalam keadaan puasa atau
kelaparan, kadar glikogen hati akan berkurang karena dipecah (glikogenolisis) untuk
mempertahankan kadar glukosa darah.
II.
Tinjauan Pustaka
Glukosa
Glukosa
(C6H12O,
berat
molekul
180.18)
adalah
heksosa-monosakarida
yang
merupakan lintasan utama bagi metabolisme glukosa dan berlangsung di sitosol semua
sel ( Koolman and Roehm, 2005 ).
Glukosa dalam tubuh, dalam keadaan normal dari makanan, dalam bentuk karbohidrat
atau polisakarida kompleks yang diuraikan menjadi monosakarida sebelum di absorpsi,
yakni dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa. Di hati, fruktosa dan galaktosa
diubah menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan sel-sel akan energi melalui
glikolisis, siklus asam sitrat, dan pada akhirnya fosforilasi oksidatif pada keadaan aerob
atau melalui pembentukan laktat pada keadaan anaerob ( Koolman and Roehm, 2005 ).
Glukosa memasuki lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi Glukosa 6-fosfat, yang
dilaksanakan oleh enzim heksokinase. Heksokinase ini dihambat oleh produknya yakni
glukosa 6-fosfat. Meskipun demikian dalam sel parenkim hati dan sel langerhans
pankreas, fosforilasi tersebut dilaksanakan oleh enzim glukokinase, yang aktivitasnya
dihati dapat dipicu serta dipengaruhi oleh perubahan status gizi dan tidak dihambat oleh
produknya ( Marks and Marks, 2000 ).
Heksokinase, pada dasarnya terdapat didalam semua sel ekstrahepatik, memiliki afinitas
tinggi terhadap substratnya ( glukosa ). Enzim ini berfungsi menjamin pasokan glukosa
bagi jaringan sekalipun pada konsentrasi glukosa darah yang sangat rendah, melalui
fosforilasi semua glukosa yang masuk ke dalam sel, dan dengan demikian
mempertahankan gradien konsentrasi glukosa darah yang besar antara darah dan
lingkungan intrasel. Heksokinase bekerja pada anomer alfa dan beta glukosa, dan juga
akan mengkatalisis reaksi fosforilasi jenis-jenis heksosa lainnya
meskipun pada
kecepatan yang jauh lebih rendah dibandingkan glukosa. ( Koolman and Roehm, 2005 )
Glukokinase, berfungsi mengeluarkan glukosa dari dalam darah setelah makan. Berbeda
dengan heksokinase, enzim ini memiliki afinitas yang sangat rendah terhadap glukosa
dan bekerja secara optimal pada konsentrasi darah diatas 5 mmol/L atau sekitar 90mg/dl (
untuk manusia ) ( Koolman and Roehm, 2005 )
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat
di dalam tubuh. Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi
salah satu mekanisme dengan hati, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon turut
mengambil bagian. Sel-sel hati dapat dilewati glukosa dengan bebas melalui transporter
GLUT 2, sementara jaringan ekstrahepatik ( kecuali pulau langerhans ) relatif tidak
permeabel. Sebagai akibatnya, pelintasan lewat membran sel menjadi pembatas dalam
pengambilan glukosa di jaringan ekstrahepatik, dan glukosa mengalami fosforilasi
dengan cepat oleh heksokinase pada saat masuk kedalam sel. Sebaliknya aktivitas enzim
tertentu dan konsentrasi beberapa intermediat yang penting mungkin memberikan
pengaruh yang jauh lebih langsung terhadap pengambilan atau pengeluaran glukosa dari
hati. Walaupun demikian, konsentrasi glukosa didalam darah merupakan faktor penting
yang mengendalikan kecepatan ambilan glukosa, baik di hati maupun jaringan
ekstrahepatik ( Marks and Marks, 2000 ).
Pada keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah dan beberapa mamalia,
berkisar antara 4,5-5,5 mmol/L. Setelah ingesti makanan yang mengandung karbohidrat,
kadar tersebut dapat naik menjadi 6,5-7,2 mmol/L. Di saat puasa, kadar glukosa darah
akan turun menjadi sekitar 3,3-3,9 mmol/L ( Marks and Marks, 2000 ).
Dalam keadaan intake karbohidrat yang sangat minim atau tidak ada, glukosa dibentuk
dari penguraian glikogen dan dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami
glukoneogenesis, yakni asam-asam amino, asam laktat dan asam-asam lemak ( Marks
and Marks, 2000 ).
Disamping pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan glukosa ke
hati maupun jaringan perifer, hormon insulin juga memiliki peranan sentral dalam
mengatur konsentrasi glukosa darah. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel beta langerhans
sebagai reaksi langsung terhadap hiperglikemia. Sel-sel beta langerhans, dapat dilewati
dengan bebas oleh glukosa melalui GLUT 2 dan glukosa akan mengalami fosforilasi oleh
glukokinase. Konsentrasi glukosa darah, menentukan aliran lewat glikolisis, siklus asam
sitrat, dan pembentuukan ATP. Peningkatan konsentrasi ATP akan menghambat saluran
K+ yang sensitif terhadap ATP sehingga menyebabkan depolarisasi membran sel beta .
depolarisasi membran sel ini akan meningkatkan aliran masuk Ca 2+ melalui saluran Ca2+
yang sensitif terhadap voltase dan dengan demikian menstimulasi eksositosis. Insulin
mempunyai efek segera yang meningkatkan ambilan glukosa di jaringan seperti jaringan
adiposa dan otot. Kerja ini diakibatkan oleh peningkatan transport glukosa ( GLUT 4 )
dari dalam sel ke membran plasma. Insulin tidak mempunyai efek langsung terhadap
penetrasi glukosa pada sel-sel hati, namun secara tidak langsung akan meningkatkan
ambilan jangka panjang glukosa oleh hati sebagai hasil kerjanya pada sintesis enzim yang
mengontrol glikolisis, glikogenesis dan glukoneogenesis ( Larsen, 2003 ).
Glukagon, merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel alfa langerhans pankreas.
Sekresi glukagon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Pada saat mencapai hati,
glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim. Namun glukagon ini
tidak memiliki pengaruh pada enzim fosforilase otot. Glukagon juga meningkatkan
glukoneogenesis dari asam amino dan asam laktat. Baik
glikogenolisis maupun
misalnya otot, selain itu juga memobilisasi asam lemak bebas dari jaringann adiposa dan
asam lemak itu sendiri menghambat penggunaan glukosa. ACTH, merangsang
tidak sebanyak yang dapat dsediakan oleh cadangan energi lain, lemak (trigliserida).
Hanya glikogen yang disimpan pada sel-sel hati yang tersedia bagi organ lain ( Murray,
2003 ).
Glikogen disintesis dari glukosa dan prekursor lainnya lewat lintasan glikogenesis.
Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan terpisah yang dikenal sebagai glikogenesis.
Glikogenesis menyebabkan pembentukan glukosa di hati dan pembentukan laktat di otot
yang masing-masing terjadi akibat adanya atau tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatase
( Murray, 2003 ).
AMP siklik (cAMP) mengitegrasikan pengaturan glikogenolisis dan glikogenesis secara
timbal-balik dengan mendorong aktivasi enzim fosforilase dan inhibisi enzim glikogen
sintase. Kelainan bawaan defisiensi enzim-enzim yang spesifik dalam metbolisme
glikogen di dalam hati maupun otot merupakan penyebab terjadinya penyakit
penyimpanan glikogen ( Murray, 2003 ).
Hamster
Hamster adalah binatang sejenis hewan pengerat, terdapat berbagai jenis di dunia dan
hampir ada di tiap negara. Hamster termasuk ke dalam subfamili cricetinae dan sering
digunakan sebagai hewan percobaan. Hamster adalah makhluk omnivora. Makanan
mereka biasanya butir padi, tetapi juga termasuk buah segar, akar, bagian hijau
tumbuhan, invertebrata dan beberapa binatang kecil lainnya (serangga seperti belalang)
(sumber....................).
10
III.
Metodologi
1. Alat & Bahan
a. Perangkat bedah tikus
b. Hati tikus yang baru diambil
c. Pelumat jaringan (blender)
d. Alat gelas
e. Mikropipet/pipet volumetric
f. Spektofotometer
g. Larutan NaCl 0,9 g/dl
h. Etanol Absolut
i. HCl pekat
j. Larutan NaOH
k. Larutan asam asetat
l. Akuades
m. Larutan Natrium Tungstat 10%
n. Larutan asam sulfat 2/3 N
o. Larutan tembaga alkalis mengandung natrium karbonat, tembaga sulfat
dan asam tartat
p. Pereaksi asam fosfomolibdat mengandung asam molibdat dan natrium
tungstat
q. Larutan heparin dalam spuit
2. Cara Kerja
Siapkan :
- Tabung reaksi yang bersih dan kering
- Pipet Pasteur
- Kaserol
- Larutan NaCl 0,9 g/dl dingin (40C)
- 100 ml akuades
- Larutan heparin dalam spuit
a. Pengambilan Darah
1) Tikus dimatikan dengan menempatkan binatang tersebut dalam
bejana kaca yang telah berisi uap eter jenuh. Segera setelah mati,
tikus dikeluarkan dan ditelentangkan di atas papan gabus atau
polistren. Keempat kaki direntangkan sejauh mungkin dan difiksasi
ke papan operasi dengan menggunakan jarum pentul.
2) Permukaan perut dibasahi dengan alcohol, kemudian dijepit
dinding perut di median dengan pinset dan gunting dengan arah
melintang. Kemudian tamapk peritoneum. Perotenium dalam
11
c. Pelumatan Hati
1) Hati dikeluarkan dari larutan NaCl 0,9 g/dl dingin dan dikeringkan
sebentar diantara dua kertas saring.
2) Hati tikus ditimbang dan dicatat.
3) Kemudian pelumatan hati tikus dilakukan dengan menambahkan
100 ml akuades.
d. Ekstraksi Glikogen
1) Lumatan hati dimasukkan ke dalam kaserol dan dipanaskan sambil
terus diaduk sehingga mendidih. Setelah mendidih, ditambahkan 5
ml asam asetat tetes demi tetes sambil terus diaduk untuk
mengendapkan protein. Teruskan dididihkan campuran tersebut
sambil diaduk sehingga volumenya tinggal separuh dari semula.
2) Lumatan hati disaring selagi panas dan ditampung di dalam gelas
ukur dan dicatat volumenya. Setelah dingin, dipindahkan ke labu
Erlenmeyer dan ditambahkan alcohol 95% ke dalam filtrate
tersebut, 4 kali lebih banyak. Glikogen akan mengendap.
12
3) Glikogen
disimpan
dalam
alcohol
ini
sampai
praktikum
berikutnya.
Labu Erlenmeyer
Corong
Kertas Saring
Pipet Tetes
Miropipet
Pelaksanaan :
1) 14 ml akuades dipipetkan ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml yang
kering.
2) Kemudian ditambahkan 2 ml darah. Labu digoyang dengan
perlahan-lahan agar terjadi hemolisis lengkap.
3) Ditambahkan 2 ml larutan Na-tungstat 10% dan dicampur dengan
menggoyangkan labu.
13
percobaan
dibandingkan.
Larutan
(mL)
Filtrate
1
Blanko
bebas
protein/hasil -
2
Standar 1
3
Standar 2
4
Uji 1
5
Uji 2
2,0
2,0
2,0
2,0
Aquades
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
14
IV.
Tikus puasa
0,9735
Glukosa
Blanko
Standar 1
Standar 2
Uji 1
0,1
0,105
0,271
darah
(mg/dl)
Hamster
puasa
Table 3. Hasil absorbansi glukosa hati hamster puasa
Glukosa
Blanko
Standar 1
Standar 2
Uji 1
Uji 2
0,106
0,108
0,187
0,186
hati
(mg/dl)
Hamster
15
puasa
Tikus puasa
Kadar glukosa jaringan 0, 023
264,39
darah 64,96
(mg/g darah)
b. Perhitungan
Glukosa darah :
Standar = standar 1 + standar 2 = 0,1 + 0,105 = 0,1025
2
2
Uji
= 0,271
Glukosa hati :
Standar = standar 1 + standar 2 = 0,106 + 0, 108 = 0,107
2
2
Uji
16
As-Ab
= 0,1865 0 x
mg/g
Berat hati
1
mg/g
hati
0,107 - 0
1,0212
= 1,7067176 mg/g hati
c. Pembahasan
Dalam percobaan ini, hewan percobaan yang digunakan adalah hamster.
Hamster dimatikan dalam tabung yang berisi eter. Dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah dan
dilakukan
ekstraksi
glikogen
dengan
terlebih
dahulu
dengan
folin
wu.
Kemudian
dilakukan
pembacaan
pada
17
Pada praktikum didapatkan hasil kadar glukosa darah sebesar 38 g/dl. Pada
keadaan puasa, kadar glukosa darah akan menurun. Hal ini dikarenakan tidak
adanya pasokan makanan yang akan memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh akan
glukosa. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Peningkatan kadar glukosa
darah pada keadaan fed state akan memicu sekresi insulin dari sel B pancreas.
Insulin selanjutnya akan menurunkan kadar glukosa darah dengan cara
meningkatkan uptake dan storage glukosa di hati dan sel-sel tubuh yang
menggunakan transporter glut 4 untuk mengangkut glukosa (misalnya otot
jantung dan otot rangka, sel adipose dll). Hal ini dilakukan dengan meng ini
dilakukan negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh.
Level glukosa di dalam darah diktivasi glukokinase , menghambat monitor
oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukosa 6 fosfatase,
dan mengaktifkan glikogen sintase. Glukosa yang digunakan digunakan untuk
glikolisis yang akan menghasilkan energy dan disimpan dalam bentuk
glikogen di hati dan otot. Jika kadar zat makanan berlebih, maka akan
disimpan sebagai triasilgliserol di sel adiposa.
Jika kadar glukosa darah turun (pada keadaan puasa), hal ini akan
menghambat sekresi insulin.
(pemecahan
cadangan
glikogen),
glukoneogenesis
18
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa kadar glukosa darah dan hati
hamster puasa memiliki nilai yang lebih rendah daripada kadar glukosa darah dan
hati hamster tidak puasa. Hal ini membuktikan bahwa, dalam keadaan normal
kadar glukosa darah dipengaruhi oleh diet. Glukosa diperlukan oleh tubuh sebagai
sumber energi yang diedarkan melalui darah ke seluruh tubuh. Sehingga kadar
19
glukosa darah dipertahankan dalam rentang normal agar fungsi tubuh dapat
bekerja dengan baik. Glukosa yang berlebihan disimpan dalam tubuh sebagai
glikogen di hati dan sel lemak di jaringan adiposa untuk cadangan glukosa. Jadi,
hasil pengukuran glukosa darah yang dilakukan dalam batas normal. Demikian
juga, kadar glukosa yang diukur dari glikogen hati berada dalam batas normal.
Berat hati juga dalam batas normal.
Daftar Pustaka
Marks, D.B., Marks, A.D., Smith, C.M., 2000. Biokimia Kedokteran Dasar ; Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta : EGC
Murray, R.K., et all. 2003. Biokimia Harper, edisi 25. Jakarta : EGC
Koolman, J and Roehm, K. H., 2005. Color Atlas of Biochemistry, 2nd edition. New York
Larsen, P.R., et all. 2003. Williams Textbook of Endocrinology, 10th edition. USA :
Elsevier
20
21