You are on page 1of 6

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


PERCOBAAN I
SISTEM KERJA PARALEL GENERATOR

Oleh Kelompok 3
Akhmad Insya Ansori (110534406807)
Alvin Zuhair

(110534406871)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
SEPTEMBER 2013

Praktikum Pembangkit
Prodi/Smt:
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik UM
A. TUJUAN

Praktikum I
Sistem Kerja Paralel
Generator

Nama :
NIM :
Kelompok : 3
Tanggal :

Memperkenalkankemahasiswatentangproses sinkronisasi sistem kerja paralel generator.


B. DASAR TEORI
Pengintegrasian pembangkit dapat diartikan menggabungkan duabuah pembangkit atau lebih
dan kemudian dioperasikan secara bersama-sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.
Jika kita hendak mengintegrasikan dua pembangkit atau lebih tentunyakita harus
memperhatikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah,
1. Tegangan kedua pembangkit harus mempunyai amplitudo yang sama.
2. Tegangan kedua pembangkit harus mempunyaifrekwensi yang sama, dan
3. Tegangan antar pembangkit harus sefasa.
Dengan persyaratan di atas berlaku beberapa hal berikut:
1. Lebih dari dua pembangkit yang akan kerja paralel.
2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.
3. Pembangkit yang akan dihubungkanpada sebuah jaringan.
Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua pembangkit atau lebih adalah
dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda sederhana ini
adalahlampu lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa.
Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U
dengan U, V dengan V dan W dengan W.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1. Pada
hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama makaketiga lampu akan gelap yang disebabkan
oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka
diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar 2.

Gambar 1. Skema Sinkronoskop Lampu Gelap

.
Gambar 2 Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop lampu gelap
Sinkronoskop Lampu Terang
Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U
dengan V,V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika antara fasa terdapat
beda tegangan maka ketigalampu akan menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel.
Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai
generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar 4.

Gambar 3.Skema SinkronoskopGambar 4 Beda tegangan antara


Lampu Terangfasa sinkronoskop lampu terang

Sinkronoskop Lampu Gelap Terang


Sinkronoskop Lampu Gelap Terang Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan
perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsipdari sinkronoskop ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yangberlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V
dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada gambar 5.Pada
sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu lainnya terang. Pada
kejadian ini dapat diterangkan pada gambar 6

Gambar 5 Skema sinkronoskopGambar 6. Beda tegangan antara fasa


lampu terang gelapsinkronoskop lampu terang gelap

C. ALAT DAN BAHAN


1. Modul generator
2. 2.AVOmeter
3. 3. Amper meter
4.. Power Analyzer 1 phasa
5. Rheostart + kiprok

6. Sequence meter

D. LANGKAH KERJA
1. Rangkaian modul generator sesuai gambar di bawah ini:

R S T
X

Inve
r
ter

X
X

Rh
V

R S
T
POWER
ANALYS
ER

2. Berikan tegangan pada medan 10 volt, Atur putaran dari 0 sampai 1500 rpm, ukur
frekuensi pada tegangan output generator dan isilah tabel 1 di bawah
Frekuensi (Hz)
(di inverter)
10
20
30
40
50

Vout

Frekuensi

27,2
33
36,4
50
58,1

(di P. Analyser)
50,1
50
50
50
49.9

Lampu sinkronisasi
Nyala berkedip
Nyala berkedip
Nyala berkedip
Nyala berkedip lambat
Nyala berkedip sangat
lambat

3. Dilanjutkan mengatur medan magnet, dinaikan sampai mendapatkan tegangan


sinkron, isilah tabel 2 di bawah.
Tegangan

Vout

Frekuensi

Lampu Sinkronisasi

105
133,6
220

49.9
49.9
49.9

Nyala berkedip
Nyala berkedip
Berkedip jarang dan
bergantian

Kumparan Medan
(volt)
10
20
30

4. Analisa hasil percobaan dan buat laporannya.


E. ANALISA

Setelah melakukan praktikum dapat dianalisis, bahwa percobaan yang dilakukan


dapat dianalisa bahwa frekuensi yang dihasilkan dapat stabil hal ini diakibatkan putaran
motor mencapai putaran yang diinginkan yaitu 1500 rpm.
Pada saat frekuensi inverter dinaikkan makaVout yang dihasilkan menjadi naik,
semakin besar frekuensi inverter nyala lampu berkedip semakin lambat, hal ini dibuktikan
pada hasil percobaan yang ditampilkan pada tabel percobaan.

F. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian
pembangkit dapat diartikan suatu gabungan dua buh pembangkit atau lebih dan kemudian
dioperasikan secara bersama-sama. Dengan melakukan pengintegrasian generator
didapatkan output/tegangan yang dihasilkan menjadi lebih besar serta hemat biaya
pembangkitan.
Pada sinkronskop lampu gelap jika antar fasa terdapat beda tegangan maka lampu
akan menyala, sedangkan jika tidak ada beda tegangan maka lampu akan mati.

You might also like