You are on page 1of 12

PEMERIKSAAN KREATININ

Makna Pemeriksaan
Kreatinin merupakan produk penguraian
kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat
dalam hampir semua otot rangka yang
berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat
(creatin phosphate, CP), suatu senyawa
penyimpan energi. Dalam sintesis ATP
(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine
diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi
kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase
(creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian
energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel
menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi
oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan


seseorang setiap hari lebih bergantung
pada massa otot total daripada aktivitas
otot atau tingkat metabolisme protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan
efek. Pembentukan kreatinin harian
umumnya tetap, kecuali jika terjadi
cedera fisik yang berat atau penyakit
degeneratif yang menyebabkan
kerusakan masif pada otot.

Prosedur
Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau
plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena dalam
tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup
hijau (heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan
serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang dikonsumsi oleh
penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum.
Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman,
namun sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan,
penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging
merah.
Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer
kimiawi.

Prinsip
Kreatinin dengan pikrat alkalis akan
membentuk senyawa kreatinin pikrat
yang berwarna merah. Intensitas
warna merah ditentukan dengan
spektrofotometri pada panjang
gelombang 540 nm

Nilai Rujukan

DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0


mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot
yang lebih rendah daripada pria).
ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl.
Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6 mg/dl. Anak yang lebih tua :
0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan
massa otot dan penurunan produksi kreatinin.

Masalah Klinis
Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal
menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap
lebih sensitif dan merupakan indikator khusus
pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan
kadar nitrogen urea darah (BUN).
Sedikit peningkatan kadar BUN dapat
menandakan terjadinya hipovolemia
(kekurangan volume cairan); namun kadar
kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi
indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum
sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi
glomerulus.

Masalah Klinis
Keadaan yang berhubungan dengan
peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal
ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut,
glomerulonefritis, nefropati diabetik,
pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia,
hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran
darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal
jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus
nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis,
uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin,
diet tinggi protein (mis. daging sapi [kadar
tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).

Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar


kreatinin adalah : Amfoterisin B, sefalosporin
(sefazolin, sefalotin), aminoglikosid
(gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin,
asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin,
trimetoprim, barbiturat, litium karbonat,
mitramisin, metildopa, triamteren.
Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai
pada : distrofi otot (tahap akhir), myasthenia
gravis.

Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan


pemeriksaan kreatinin dan BUN hampir selalu
disatukan (dengan darah yang sama). Kadar
kreatinin dan BUN sering diperbandingkan. Rasio
BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran 1220. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin serum
tetap normal, kemungkinan terjadi uremia nonrenal (prarenal); dan jika keduanya meningkat,
dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN
lebih pesat daripada kreatinin). Pada dialisis atau
transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih
cepat daripada kreatinin. Pada gangguan ginjal
jangka panjang yang parah, kadar urea terus
meningkat, sedangkan kadar kreatinin cenderung
mendatar, mungkin akibat ekskresi melalui saluran

Rasio BUN/kreatinin rendah (<12) dengan


kreatinin normal dijumpai pada uremia
prarenal, diet tinggi protein, perdarahan
saluran cerna, keadaan katabolik.
Rasio BUN/kreatinin tinggi (>20) dengan
kreatinin tinggi dijumpai pada azotemia
prarenal dengan penyakit ginjal, gagal
ginjal, azotemia pascarenal.

Faktor yang Dapat


Mempengaruhi Hasil
Laboratorium

Obat tertentu (lihat pengaruh obat)


yang dapat meningkatkan kadar
kreatinin serum.
Kehamilan
Aktivitas fisik yang berlebihan
Konsumsi daging merah dalam
jumlah besar dapat mempengaruhi
temuan laboratorium.

You might also like