You are on page 1of 33

GINGGIVA

Kelompok 1

Muhhamad Irfan Zulfikar


Hanna Rouli 2011-11-066
Hari Adiyanto 2011-11-067
Hasna Luthfiyah 2011-11-068
Hendra Widya P 2011-11-069
Ilona Amalia 2011-11-070
Inneke Rachmawaty 2011-11-071
Irine Virginia 2011-11-072
Ismaeil Bahannan 2011-11-073
Julianna Catrien 2011-11-074
Kania Indah2011-11-075
Kusuma Nabila 2011-11-076
Laura Tania 2011-11-077
M Triyuwana 2011-11-078
Maharani Rahmah 2011-11-079
Manggarsari Ayuningrum 2011-11-080
Vegi Seta2011-11-128

Struktur Periodontium
Peri

Sekeliling

Periodontium
Odontos

Gigi

Jaringan (system fungsional) yang


mengelilingi gigi dan menempel
pada tulang rahang. Jaringan
periodontium meliputi gingiva,
ligament periodontal, sementum,
tulang alveolar.

Struktur

Fungsi

Gingiva

Menyediakan segel
jaringan di sekeliling
bagian servikal gigi
Menahan jaringan
terhadap gigi dalam
proses pengunyahan
Mempertahankan gigi
pada soket-nya
Sebagai jangkar pada
bagian akhir ligament
periodontal yang
mempertahankan gigi
pada soketnya
Mengelilingi dan
menunjang akar gigi

Ligamen Periodontal
Sementum

Tulang Alveolar

Ginggiva

Bagian periodonsium yang:


Secara klinis terlihat
Membalut tulang alveolar dan mengelilingi

leher gigi

Salah satu bagian dari mukosa


masticatory yang melapisi prosecus
alveolar dan mengelilingi bagian leher
gigi.
Terdiri dari lapisan epithelial dan
penghubung lamina propia.

Gambaran Klinis

Free
gingiva

Sulkus
gingiva

Interdenta
l gingiva

Attached
gingiva

Free Gingiva/Gingiva
Bebas/Marginal Gingiva

Merupakan bagian
gingiva paling koronal
dan tidak melekat ke
permukaan gigi,
melainkan mengelilingi
gigi di daerah CEJ
Lebarnya sekitar 1,0 mm
Membentuk dinding
jaringan lunak dari sulkus
gingiva (gingival sulcus)

Berbatasan dengan gingiva cekat oleh


suatu indentasi (lekukan) yang
dinamakan alur gusi bebas (free
gingival groove)
Karakteristik dari free gingiva yaitu
jaringan dari free gingiva tepat di
sekeliling gigi tetapi tidak secara
langsung melekat

Sulkus Gingiva

Merupakan suatu celah dangkal


disekeliling gigi dengan dinding sebelah
dalam (adalah permukaan gigi) dan
dinding sebelah luar (adalah epitel
sebelah dalam dari gingiva bebas)
Bentuknya seperti huruf V, dan
kedalamnya dapat diselipkan alat prob
periodontal
Dalam keadaan yang sangat normal dan
bebas kuman (eksperimental)
kedalamannya bisa 0 atau mendekati 0,
namun secara klinis biasanya dijumpai
sulkus gingiva dengan kedalaman
tertentu.
Keadaan sulkus pada pengamatan
histologis (kedalaman histologis) adalah
sedalam 1,5 - 1,8 mm.

Interdental Gingiva

Bagian gingiva yang


mengisi area antara 2
gigi yang berdekatan
dan menempel pada
kontak area.
Bagian dari interdental
gingiva terbagi menjadi
dua, yaitu facial papilla
dan lingual papilla.
Berfungsi mencegah
makanan terkumpul
diantara gigi saat proses
pengunyahan.

Attached Gingiva/Gingiva
Cekat

Merupakan lanjutan gingiva bebas ke arah apikal


Kaku, lenting dan melekat erat ke periosteum tulang
alveolar yang berada dibawahnya
Pada permukaan vestibular, ke arah apikal gingiva cekat
berbatasan dengan mukosa alveolar yang relatif longgar
dan bergerak oleh suatu batas yang dinamakan batas
mukogingival (mucogingival junction)
Pada permukaan palatal maksila, gingiva cekat berlanjut
dengan mukosa palatum yang sama kepadatan dan
kelentingannya
Pada permukaan lingual mandibula, gingiva cekat berakhir
pada perbatasannya dengan mukosa oral sebelah lingual,
yang akan berlanjut dengan membrana mukosa yang
membalut dasar mulut

Lebarnya bervariasi antara 1,0 - 9,0 mm.


daerah insisivus (3,5 - 4,5 mm pada RA dan 3,3 - 3,9 pada RB) -> paling

lebar
daerah P1 (1,9 mm pada RA dan 1,8 mm pada RB)
-> paling sempit

Lebar gingiva cekat adalah jarak antara batas mukogingival


dengan proyeksi dasar sulkus gingiva atau saku kearah luar
Lebar gingiva cekat merupakan suatu parameter klinis yang
penting
Fungsi nya adalah membiarkan jaringan gingiva untuk menahan
gerakan mekanikal yang terjadi pada aktivitas seperti
mengunyah, berbicara, dan menyikat gigi. Selain itu,
mempertahankan free gingiva agar tidak terlepas dari gigi ketika
mukosa alveolar menegang.

Attached gingiva yang sehat berwarna coral


pink atau pink pucat. Pada orang kulit hitam
pigmentasi sering terjadi. Daerah yang
berpigmentasi pada attached gingiva
berwarna coklat muda sampai hitam.
Permukaan attached gingiva yang sehat
bisa terdapat lekukan yang hampir seperti
kulit jeruk, hal ini disebut stippling. Jaringan
yang sehat bisa ada atau tidak ada slippling
tergantung masing-masing individunya.

KORELASI GAMBARAN KLINIS GINGIVA NORMAL


DENGAN GAMBARAN MIKROSKOPISNYA

pasok
vaskular

Warna

Merah
Jambu
(Coral Pink)

dipengaruhi

ketebalan
dan derajat
keratinisasi
epitel

keberadaan
sel-sel yang
mengandung
pikmen

Besa
r

Jumlah
elemen
seluler
Jumlah
elemen
interselul
er
Pasok
vaskular

Bertambahnya besar
gingiva karena
bertambahnya
jumlah elemen
seluler dan
interseluler serta
pasok vaskular
merupakan
gambaran yang
umum dijumpai pada
gingiva yang
terinflamasi

Kontur

Dipengaruhi oleh :

bentuk gigi geligi dan susunan gigi geligi pada lengkung rahang
lokasi dan besar area kontak proksimal
dimensi embrasur gingiva pada pada sisi vestibular dan ora

Kontur
Attached Gingiva

mengelilingi gigi
seperti kerah baju
dengan mengikuti
pola seperti busur
(arcuate/scallope
d) pada
permukaan
vestibular dan
oral

apabila
permukaan
giginya relatif
datar, menjadi
seperti garis lurus

apabila gigi
sangat konveks
dalam arah
mesiodistal pola
yang seperti
busur akan
semakin nyata
dan posisi tepi
gingiva bebas
berada lebih ke
apikal

apabila posisi gigi


linguo-versi, tepi
gingiva bebas
menjadi datar
dan menebal.

Kontur
Interdental
Gingiva

Dipengaruhi
oleh

dipengaruhi
oleh:

Kontur
permukaan
proksimal gigi

Lokasi dan
bentuk
embrasur
gingiva

Konsistensi

Kaku (Firm)
& Lenting
(Resilient)

Tekstur
Permukaan

Attached
Gingiva

Free Ginggiva

Kulit jeruk
(stippling)

Licin

Akibat adaptasi
gingiva untuk
menerima
fungsi

Interdental
Gingiva

Bagian tengah :
Stippling

Bagian tepi :
licin

Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi


dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis
Konsep patogenesis penyakit periodontal
yang diperkenalkan oleh Page dan Schroeder
terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu:

Permulaan
Dini
Menetap
Parah

Diagnosis Gingivitis
Diagnosis Periodontitis

Klasifikasi penyakit periodontal


secara klinik dan histopatologi

Gingivitis kronis
Periodontitis Juvenile Lokalisata (LPJ)
Periodontitis Juvenile Generalisata
(GJP)
Periodontitis kronis
Akut Necrotizing Ulcerative Gingivitis
(ANUG)
Periodontitis Prepubertas

Gingivitis Kronis

inflamasi (peradangan) pada gusi


Tanda pertama dari inflamasi
adanya hiperamie, warna gingiva
berubah dari merah muda
menjadi merah. Gingiva menjadi
besar (membengkak), licin,
berkilat dan keras, perdarahan
gingiva spontan atau bila
dilakukan probing, gingiva
sensitif, gatal-gatal dan
terbentuknya saku periodontal
akibat rusaknya jaringan kolagen

disebabkan oleh
buruknya
kebersihan mulut
sehingga terbentuk
plak atau karang
gigi di bagian gigi
yang berbatasan
dengan tepi gusi.
Plak dan karang
gigi mengandung
banyak bakteri
yang akan
menyebabkan
infeksi pada gusi

Periodontitis
Juvenile
Lokalisata (LJP)

Penderita biasanya berumur 12-26 tahun, tetapi bisa


juga terjadi pada umur 10-11 tahun.Perempuan lebih
sering diserang daripada laki-laki (3 : 1) Gigi yang
pertama dirusak molar satu dan insisivus.Angka
karies biasanya rendah. Netrofil memperlihatkan
kelainan khemotaksis dan fagositosis Sangat sedikit
dijumpai plak atau kalkulus yang melekat pada gigi,
tetapi pada tempat yang dirusak dijumpai kalkulus
subgingiva. Gingiva bisa kelihatan normal tetapi
dengan probing bisa terjadi perdarahan dan gigi
yang dikenai akan terlihat goyang.

Periodontitis Kronis

Periodontitis kronis merupakan suatu


diagnosa yang digunakan untuk menyebut
bentuk penyakit periodontal destruktif,
namun tidak sesuai dengan kriteria
periodontitis juvenile generalisata, lokalisata
maupun prepubertas.Penyakit ini mirip
dengan gingivitis kronis, akan tetapi terjadi
kehilangan sebagian tulang dan perlekatan
jaringan ikat. Perbandingan penderita antara
perempuan dan laki-laki hampir sama.

ANUG

Adanya lesi berbentuk seperti kawah (ulkus) pada bagian


proksimal dengan daerah nekrosis yang luas, ditutupi / tidak
ditutupi lapisan pseudomembran berwarna putih keabuabuan. Lesi yang mengalami inflamasi akut menambah
serangan rasa sakit yang cepat, perdarahan dan sangat
sensitif bila disentuh Gingiva berkeratin,edematus dan
epitelnya terkelupas.Mulut berbau, kerusakan kelenjar
limpa , lesu dan perasaan terbakar.
Penyakit ini sangat besar kemungkinan
dipengaruhi beberapa faktor etiologi sekunder seperti stress
dan kecemasan. Dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain
seperti kelelahan, daya tahan tubuh yang menurun,
kekurangan gizi, merokok, infeksi virus, kurang tidur,
disamping dipengaruhi faktor lokal lainnya

Periodontitis Prepubertas

Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir


dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya
dijumpai pada usia 4 tahun dan mempengaruhi
hanya beberapa gigi saja, sedangkan bentuk
menyeluruh dimulai saat gigi tetap mulai erupsi dan
mempengaruhi semua gigi desidui. Pasien di bawah
umur 12 tahun (4 atau 5 tahun). Perbandingan jenis
kelamin hampir sama.Angka karies biasanya rendah
Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya
sedikit Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation
involment) terlihat secara radiografis Kerusakan
jaringan periodontal lebih cepat pada bentuk
generalisata dari pada bentuk terlokalisir.

Abses Gingival

merupakan suatu nanah yang terjadi


pada gusi (gingiva). Terjadi karena
faktor iritasi, seperti plak, kalkulus,
invasi bakteri, impaksi makanan atau
trauma jaringan. Terkadang pula akibat
gigi yang akan tumbuh

Gejala utama abses gingiva adalah


nyeri pada gigi yang terinfeksi, yang
dapat berdenyut dan keras. Pada
umumnya nyeri dengan tiba-tiba, dan
secara berangsur-angsur bertambah
buruk dalam beberapa jam dan
beberapa hari. Dapat juga ditemukan
nyeri menjalar sampai ketelinga, turun
ke rahang dan leher pada sisi gigi yang
sakit.

Pembentukan abses ini melalui


beberapa stadium dengan masingmasing stadium mempunyai gejalagejala tersendiri, yaitu:

Stadium
Stadium
Stadium
Stadium

subperiostal dan periostal


Serosa
Sub Mukous
Subkutan

You might also like