Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
pangan
Dapat menjelaskan bahan pangan yang di fermentasi dengan garam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Fermentasi
Fermentasi secara teknik dapat didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi
anaerobik atau parsial anaerobik dari karbohidrat dan menghasilkan alkohol serta
beberapa asam. Fermentasi yaitu proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba
untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan
yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau aplikasi tertua dari
bidang bioteknologi. Fermentasi juga merupakan proses pengubahan bahan organik
menjadi bentuk lain yang lebih berguna dengan bantuan mikroorganisme secara
terkontrol.
2.2.
Fermentasi karbohidrat
Perkataan fermentasi itu sendiri telah mengalami evolusi. Istilah tersebut
Ada tiga karakteristik penting yang harus dimiliki oleh mikrobia bila
digunakan dalam fermentasi dan pengasaman
a. Mikrobia harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan
lingkungan yang cocok dan mudah untuk dibudidayakan dalam jumlah besar
b. Organisme harus memliki kemampuan untuk mengatur ketahanan fisologis
dalam kondisi seperti tersebut
Tingkatan fermentasi
Untuk melakukan metabolisme, mikrobia membutuhkan sumber energi
berupa karbohidrat, protein, lemak, mineral dan zat-zat gizi yang terdapat dalam
bahan pangan. Dalam proses fermentasi tampaknya mikrobia pertama kali akan
menyerang karbohidrat, kemudian protein dan selanjutnya lemak. Bahkan terjadi
tingkatan penyerangan terhadap karbohidrat yaitu terhadap gula, kemudian alkohol.
Baru setelah itu terhadap asam. Karena kebutuhan yang pertama bagi aktifitas
mikrobia adalah energi, maka tampak bahwa bentuk yang paling dapat disediakan
sesuai dengan tingkat kesukaan ialah rantai karbon CH 2, CH, CHOH dan COOH.
Beberapa ikatan seperti misalnya radikal CN tidak dapat dimanfaatkan oleh mikrobia.
2.5.
biasanya
organisme
yang
memfermentasikan
asam
butirat.
Karbondioksida, hidrogen, asam asetat, dan alkohol adalah beberapa produkproduk fermentasi lain.
f. Disamping fermentasi yang telah disebutkan di muka, ada suatu fermentasi
yang memproduksi gas dalam jumlah besar. Fermentasi ini bermanfaat dalam
pengawetan pangan, walaupun produksi gas memberikan kerugian. Dari segi
energi hal ini kurang efisien untuk menghasilkan gas (karbondioksida dan
hidrogen) yang mana kurang atau tidaknya memiliki daya pengawet
dibandingkan dengan asam laktat pada kadar yang sama. Juga, organisme
5
Pengendalian Fermentasi
Secara alami bahan mengalami kontaminasi oleh mikroba, dan akan menjadi
busuk bilamana tidak dijaga. Jenis kegiatan yang berkembang tergantung pada
kondisi lingkungan yang ada. Kondisi yang sangat memadai untuk suatu jenis
fermentasi tertentu, akan merubah bila terjadi sedikit perubahan factor kendali.
Daging yang tidak dijaga, secara alami akan berjamur dan membusuk. Bila larutan
garam ditambahkan kedalamnya, maka organism yang sama sekali berbeda akan
tumbuh dan berkembang.
Harga pH bahan pangan sebagai factor pengendali. Kebanyakan bahan
pangan segar yang dikonsumsi manusia sebagai bbahan pangan bersifat asam.
Rentang harga pH ubtuk sayuran adalah dari 6,5 sampai 4,6. Rentang untuk buahbauahn ialah dari 4,5 sampai 3,0. Daging hewan bila baru dipotong pH nya kira-kira
netral (7,2), tetapi dalam waktu dua hari gharga pH akan menjadi kira-kira 6,0. Susu
memiliki pH mendekati 6,4.
Sumber energy. Oleh Karena kebutuhan yang utama dari mikrbia ialah suatu
sumber energy, maka karbohidrat yang terlarut dan cepat tersedia berpengaruh pada
populasi mikrobia yang akan mendominasi. Gula dalam susu adalah laktosa, sehingga
organisme yang dapat memfermentasikan laktosalah yang tumbuh dengan cepat
dalam jumlah yang besar. Karena sumber energy yang cocok umumnya tersedia bagi
mikroba yang terdapat didalam bahan pangan manusia, sumber energy biasanya tidak
merupakan factor pembatas, dengan pengendalian tertentu(misalnya susu).
Penyediaan oksigen. Derajat anaerobiosis adalah merupakan factor utama
dalam pengendalian fermentasi.mikroorganisme berdasarkan kebutuhan oksigen
6
dibedakan menjadi aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif. Bila tersedia oksigen
dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alcohol yang
dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan yang sangat terbatas.
Jamur adalah anaerob, dan dikendalikan oleh ada tidaknya oksigen. Populasi
bakteri yang akan mendominasi suatu substrat dapat dimanipulasikan dengan
kebutuhan oksigennya dan ketersediannya. Produk akhir dari suatu fermentasi
sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan oksigen substrat apabila factor-faktor
lainnya optimum.
Persyaratan
C terdapat
oleh adanya Bacillus calidolactis. Suhu dari susu merupakan suatu factor pengendali
dalam pertumbuhan dari organisme-organisme tersebut diatas bila factor-faktor lain
sama.
Bakteri asam asetat yang berperan penting dalam pembuatan cuka peka
terhadap suhu dan memiliki hubungan suhu tertentu dan khas. Pada suhu 45
organism tumbuh lambat, sel-sel pendek biasanya lebar-lebar. Pada suhu 70 o F sel-sel
tampak berbentuk normal, tumbuh dan berkembang menjadi sel-sel yang berantai
dengan jumlah yang berbeda. Dinding sel membengkak. Pada suhu 100 o F terlihat
7
adalah sebagai
Pemeraman anggur akan memperbaiki cita rasa dan boket rasa khas anggur
sebagai akibat terjadinya oksidasi dan pembentukan ester. Ester-ester dari asam-asam
tinggi selama pemeraman akan memberikan boket terakhir yang sngata
menyenangkan terhadap anggur yang pemeramannya sempurna. Anggur yang
diperam dapat diklarifikasi dengan jalan filtrasi untuk memberikan kenampakan yang
cerah dan jernih sebelum dibotolkan.
Sulfur dioksida dapat ditambahkan kedalam hancuran buah anggur untuk
mencegah pertumbuhan organism kontaminan. Biji mustard sudah digunakan
berabad-abad dieropa dan di timur dekat sebagai aditif pada hancuran buah dalam
pembuiatan anggur. Sekarang sudah ditemukan bahwa biji mustard mengandung
sebuah agensia nakteri yang terdapat dalam mustard dan minyak atsiri.
Anggur putih (wine,wines) tidak mengandung zat warna merah yang berasal
dari ekstrak kulit buah anggur,dengan kadar tannin dan eksytrak yang lebih rendah.
2. Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat
fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk
tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada
waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap
dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan
menggunakan jamur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan
beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental
karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap
yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan,
kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada
penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya.
10
+ Saccaromyces ellipsoideus
Gula
Khamir
2 C2H5OH + 2 CO2
alkohol
Karbon dioksida
Selain gula, yang sebagian besar merupakan padatan cair, substansi yang dinyatakan
oleh keasaman dan abu sangat diperlukan oleh khamir untuk melakukan fermentasi,
begitu juga fermentasi asetat yang berikutnya. Kandungan asam dari cider yang
utama adalah asam malat. Asam tersebut berperan untuk melindungi cider dari
perkembangan pertumbuhan mikrobia sama seperti halnya untuk pertumbuhan
manusia. Sesudah fermentasi alcohol, sari buah harus dibebaskan dari khamir, ampas
dan endapan dengan jalan pengendapan atau penyadapan (diisap keluar dengan hatihati) atau dengan jalan penyaringan sebelum dimulai fermentasi asetat. Bila masih
terdapat dalam cider, endapan-endapan tersebut akan memberikan citarasa yang tidak
enak dan mempengaruhi proses fermnetasi asetat.
Fermentasi asetat. Pembentukan asam asetat dihasilkan dari oksidasi alcohol
oleh bakteri asam cuka dengan adanya oksigen dari udara. Tidak seperti khamir
penghasil alcohol, bakteri ini memerlukan ketersediaan oksigen yang banyak untuk
11
O2
oksigen
asam asetat
air
Jumlah bakteri asetat yang terdapat dalam sari buah difermentasikan biasanya
kecil dan seringkali dari jenis bakteri yang tidak dikehendaki atau yang tidak aktif.
Oleh Karena itu, starter yang cocok harus ditambahkan untuk menyediakan jenis
bakteri yang diperlukan dan pengaturan kondisi lingkungan yang memadai untuk
pertumbuhan aktifitasnya. Cara yang terbaik untuk mencegah pertumbuhan
organisme yang tidak dikehendaki ialah dengan menambahkan cuka, sebagai
inokulasi yang penuh dengan bakteri asam cuka pada sari buah beralkohol tersebut.
Hasil alcohol dan asam asetat. Secara teoritis untuk setiap 100 bagian dari
gula yang terdapat dalam cider dihasilkan 51 bagian alcohol dan 49 bagian alcohol
karena sebagian dari gula yang digunakan untuk khamir atau hilang untuk
menghasilkan substansi-substansi lain. Untuk cider yang mengandung kadar gula
awal 10% dihasilkan kira-kira 4,6 % alcohol bila fermentasi oleh khamir sempurna.
Dalam fermentasi asam asetat, 100 bagian alcohol akan dihasilkan 130 bagian
asam asetat. Kenyataannya, asam asetat yang diperoleh kurang dari 120 bagian
karena ada kehilangan-kehilangan yang disebabkan oleh penguapan dan sebab-sebab
lain.
Dalam hal ini bila digunakan 100 bagian gula maka dimungkinkan untuk
mendapatkan 50-55 bagian asam asetat pada kondisi yang sangat sesuai. Oleh Karen
itu untuk menghasilkan cuka dengan kandungan asam 4 gram per 100 ml (4 % atau
40 grain strength) minimum yang digunakan sari buah yang paling sedikit
mengandung 8 % gula.
Fermentasi alcohol. Tong atau pati yang baru saja selesi dibersihkan den
disterilisasikan dengan uap diletakkan pada salah satu sisinya dengan lubang tutup di
atas dan terbuka. Cider yang segar ditambahkan sampai isi tong hampir penuh. Ke
dalam sari buah ditambahkan kira-kira 10 % volume dari starter yang aktif yang
12
dibuat seperti yang telah diuraikan di muka. Jadi, untuk memulai dengan 50 galon
sari buah ditambahkan kurang lebih 5 galon starter. Bila isi tong ini sudah mengalami
fermentasi aktif, sari buah tersebut dapat digunakan untuk menginokulasikan sari
buah yang lainnya. Secara berantai isi tong-tong yang lain mendapatkan inokulan dari
isi tong sebelumnya yang telah difermentasi. Hal ini dapat berlangsung terus selama
preparasi sari buah belum dihentikan. Suhu ruang fermentasi diatas 70oF atau
diatasnya tetapi tidak boleh lebih dari 90 oF.
Bila suatu starter khamir dikerjakan dengan cara seperti yang diuraikan diatas,
perubahan gula menjadi alcohol akan dapat diselesaikan dalam waktu 2 minggu atau
kurang pada suhu mendekati 75 oF. fermentasi dinyatakan sudah selesai bila gas
berbentuk buih sudah berhenti dari sari buah terasa kering atau bebas dari gula.
Sesudah fermentasi alcohol selesai, satri buah yang telah difermentasi
dibiarkan untuk mengendap. Hal ini dimaksukan untuk memisahkan ampas, khamir
dan endapan-endaoan yang alin dari suspense di dalam cairan. Selama proses ini,
tong harus dijaga tetap penuh untuk menjegah pertumbuhan bunga anggur( lapisan
khamir) pada permukaan yang terbuka. Ini dapat dilakukan dengan jalan
penggabungan cairan dari satu tong ke tong yang lain. Semua tangki penyimpanan
harus ditutup.
2.8.
13
bersama-sama khamir untuk melakukan fermentasi. Produksi asam laktat oleh bakteri
asam laktat diperlukan untuk memberi rasa asam pada hasil akhir. Lactobacillus
planatarum dan L.brevis pada umumnya dijumpai pada roti-roti yang demikian,
contohnya oleh leonostoc mesentroides.
2.9.
dari
kegiatan mikrobia
3.1.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan :
1. Fermentasi secara teknik sendiri dapat didefenisikan sebagai suatu proses
oksidasi anaerobik dari karbohidrat dan menghasilkan alkohol serta beberapa
asam.
2. Produk - produk fermentasi adalah :
Anggur dan bir (alcohol)
kecap
Asam asetat
16
Roti
Asinan kubis
3. Organisme organisme yang berperan penting dalam industri pengawetan adalah
Bakteri
Khamir
Kapang
4. Karakteristik yang penting yang harus dimiliki oleh mikroba bila akan digunakan
dalam fermentasi dan pengasaman :
a. Harus bersifat murni, terbebas dari segala kontaminan.
b. Mikroba harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan
lingkungan yang cocok dan mudah untuk dibudidayakan dalam jumlah besar.
c. Organisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahanan fisiologis
dalam kondisi seperti diatas, dan menghasilkan enzim-enzim esensial dengan
mudah dan dalam jumlah besar agar supaya perubahan-perubahan kimia yang
dikehendaki dapat terjadi.
d. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi
maksimum secara komparatif harus sederhana dan dapat disimpan atau
diawetkan untuk jangka waktu yang lama.
5. Faktor yang mempengaruhi fermentasi :
Suhu
Oksigen
pH
Sumber energy
Pengaruh NaCl dalam fermentasi
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19