You are on page 1of 3

Laporan Refleksi Kasus Komuda BLOK 22

Nama dan No Mhs : Rianita Nursanti / 20100310164


Tempat Komuda
: Puskesmas Kasihan I
Tanggal
: 24 dan 26 Februari 2014
1. Pengalaman
Seorang wanita berumur 52 tahun datang ke puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter di puskesmas, kami dipersilahkan melakukan
anamnesis dengan lebih lengkap untuk melengkapi tugas komuda kami.
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa Pasien didiagniosis Hipertensi
(tekanan darah tinggi) dalam 1 tahun terakhir ini. Pasien ini rajin
memeriksakan tekanan darahnya ke puskesmas dan juga rutin meminum
obatnya.
Saat kami meminta izin untuk melakukan home visit, pasien
mempersilahkan kami untuk datang mengunjungi rumahnya. Disana kami
mengetahui bagaimana keadaan rumahnya. Pasien berasal dari keluarga
yang menengah kebawah. Ia dan suaminya adalah seorang pengrajin
gerabah rumahan. Rumah terlihat padat dan sedikit kotor. Ventilasi udara
juga kurang mencukupi. Dimana rumah ini juga merupakan tempat kerja
pasien dan suaminya untuk membuat gerabah. Terlihat pada bagian
depan rumah pasien banyak ditaruh hasil gerabah yang telah dibakar dan
siap dijual. Pasien tinggal bersama dengan suami dan ketiga anaknya.
Rumah pasien sengaja dibuat memanjang untuk menngkondisikan
keadaan tersebut. Hubungan pasien dengan anggota keluarga terlihat
baik. Pasien juga memiliki hubungan yang baik dengan masyrakat. Pasien
mengaku sering mengikuti kegiatan yang ada di sekitar lingkungannya.
Dalam penilaian fungsi keluarga pun didapatkan hasil bahwa fungsi
keluarga pasien fungsional dan dalam pembagian sumber daya dalam
keluarga pun sangat baik, kecuali pasien dan suaminya mengatakan
bahwa kehidupan ekonomi keluarganya pas-pasan. Dalam melakukan
penilaian fungsi keluarga, saya merasa sedikit canggung dan kaku karena
terpaku pada form penilaian fungsi keluarga yang harus diisi sehingga
saya merasa kurang terjadi hubungan (komunikasi) yang baik (efektif)
antara kami dengan pasien.
2. Masalah yang dikaji
Apa yang dimaksud komunikasi efektif dokter-pasien ? Apa manfaat
yang bisa didapatkan dari komunikasi dokter-pasien yang efektif ?
3. Analisa Kritis
Komunikasi efektif dokter-pasien adalah
pengembangan
hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara
efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian
penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerjasama
antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal
dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan

kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersamasama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan
salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter. Kompetensi
komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian
masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi komunikasi dapat
dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik
kedokteran/kedokteran gigi.
Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga
hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak
mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis
dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi
pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan
dokter (superior-inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau
hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.
Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara
(tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat
menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.
Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam
pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya,
sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang
ditimbulkan oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang
menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi dengan pasien hanya
akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan. Sebenarnya
bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif
dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter
dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan
pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat
berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien
merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh
menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua
yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya
bahwa dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah
kesehatannya.
Sehingga dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa tujuan
dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk
dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian
lebih efektif dan efisien bagi keduanya.
4. Dokumentasi
Nama
Alamat
Pekerjaan

: Parinem
: Sentanan, Kasongan
: Pengrajin gerabah

RPS
RPD
RPK
Pemeriksaan Lab
Diagnostik Klinik
APGAR Score

:
:
:
:
:

Hipertensi
: 10

Screem
1. Social : Sering mengikuti kegiatan PKK dan juga suka kumpul
bersama tetangga-tetangga di sekitar rumahnya.
2. Cultural : Sering menghadiri acara-acara kebudayaan yang
diselenggarakan bersama suami atau anak-anaknya.
3. Religious : Mengaku tetap menjalakan ibadah shalat 5 waktu
sebagai seorang muslim tetapi jarang melaksanakan shalat
berjamaah bersama keluarga di rumah walaupun mereka tinggal
bersama.
4. Ekonomi : pasien mengaku merasa kehidupan ekonominya sekarang
tidak lebih baik dibandingkan kehidupan ekonominya dulu.
Penghasilannya dan suami sebagai pengrajin gerabah hanya
mencukupi untuk makan sehari-hari saja dan merasa kekurangan
untuk kebutuhan lainnya.
5. Education : Pasien mengatakan bahwa dia tidak begitu mengerti
akan penyakit yang diidapnya (hipertensi).
6. Medical: Pasien memiliki asuransi kesehatan (Jamkesnas)
Keadaan rumah dan lingkungan :
Rumah pasien berukuran 15x6 m, terdapat 1 garasi yang juga
digunakan sebagai tempat bekerja dan ruang tamu, 3 ruang tidur, 1 ruang
keluarga, 1 kamar mandi dan 1 buah dapur serta 1 tempat pembakaran
yang berada di belakang rumah untuk membakar hasil gerabah yang telah
dibuat. Rumah terlihat sangat padat terutama dipenuhi dengan beberapa
hasil kerajinan yang ditaruh di ruang tamu. Ventilasi rumah terlihat kurang
disertai dengan kurangnya penerangan pada rumah. Rumah terasa
pengap dan sedikit kotor. Jarak rumah ke rumah lainnya (belakang) hanya
berjarak beberapa meter.

You might also like