You are on page 1of 19

PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian

Pembimbing

: Pengaruh Konsumsi Buah atau Sayur Terhadap


Kadar Kolesterol dan Trigliserida Pada Mahasiswa
Penyuka Gorengan
: 1.
2.

Nama / NPM
1.1

: Alisha Dwinaputri / 260110120164

Ekky Ilham H / 260110120165


Latar Belakang Penelitian
Dewi Permatasari / 260110120166

PENGARUH KONSUMSI
BUAH
ATAU SAYUR TERHADAP
Savira Silma
A / 260110120168
Nidiazka P Fauzi / 260110120169

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, obesitas merupakan masalah kesehatan dunia termasuk
juga di Indonesia. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
energi untuk waktu yang lama yaitu total energy expenditure lebih kecil
dibandingkan energy intake sehingga terjadi akumulasi cadangan energi
yang disimpan dalam lemak subkutan dan viseral. Bentuk utama energi
potensial kimia disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak (trigliserida)
(Primana, 2003).
Pada penderita obesitas biasanya ditemukan kelainan lipid berupa
peninggian kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol, dan penurunan
kadar HDL kolesterol. Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh
pada obesitas, secara klinis biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks
Masa Tubuh (IMT) 30 kg /m2. (Baron, 2004).

Penyakit lain yang dapat disebabkan karena tingginya kadar LDL


dan kolesterol dalam darah adalah penyakit jantung. Prevalensi penyakit
jantung meningkat pada populasi setiap negara selama lebih dari satu
dekade. Pada tahun 2020, penyakit jantung diprediksi menjadi penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di negara berkembang (Celermajer et al.
2012). Prevalensi nasional penyakit jantung koroner di Indonesia
berdasarkan RISKESDAS (2013) menunjukkan bahwa persentase
penyakit semakin meningkat dengan bertambahnya usia seseorang, yaitu
1.6% pada kelompok usia 15-34 tahun, 1.3% pada usia 35-44 tahun, 2.1%
usia 45-54 tahun, 2.8% pada usia 55-64 tahun, dan 3.6% pada kelompok
usia 65-74 tahun.
Penyakit jantung koroner merupakan suatu kondisi terhambatnya
suplai darah ke otot jantung. Hal ini berkaitan dengan aterosklerosis, yaitu
penumpukan plak pada dinding pembuluh darah yang antara lain
disebabkan oleh oksidasi kolesterol LDL dan kadar kolesterol yang tinggi
dalam darah (Hurst 2008). Beberapa parameter yang dapat digunakan
untuk mengetahui adanya risiko penyakit jantung koroner antara lain profil
lipid darah yang mencakup kadar trigliserida, kolesterol total, kolesterol
LDL, dan kolesterol HDL (Djohan 2004). Data RISKESDAS (2013)
menunjukkan bahwa prevalensi kadar kolesterol LDL yang mendekati
optimal dan borderline sebesar 60.3% pada penduduk usia diatas 15 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kadar
kolesterol LDL tidak optimal (>100 mg/dL) yang berarti semakin tinggi
risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi
oleh pola konsumsi pangan, terutama oleh pola konsumsi makanan dengan
sumber lipid tinggi dan rendah serat. Salah satu makanan yang banyak
mengandung lipid adalah gorengan. Data Susenas modul konsumsi 2002
menyebutkan gorengan dipilih oleh hampir separuh rumah tangga di
Indonesia (49%). Jajanan lain yang disukai di Indonesia adalah mie
(bakso/rebus/goreng) (45%) serta makanan ringan anak (39%) (Suleeman

dan Sulastri, 2006). Penggunaan minyak goreng pada jajanan gorengan


menjadikan makanan memiliki cita rasa yang gurih.
Salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh masyarakat
Indonesia adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak nabati
yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan.
Minyak selain memberikan nilai kalori paling besar diantara zat gizi
lainnya juga dapat memberikan rasa gurih, tekstur dan penampakan bahan
pangan menjadi lebih menarik, serta permukaan yang kering (Dewi dan
Hidajati, 2012). Umumnya, minyak goreng (nabati) mengandung asam
lemak jenuh yang bervariasi. Asam lemak jenuh berpotensi meningkatkan
kolesterol darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan
kolesterol darah. Dalam penurunan kolesterol darah tersebut dapat
dikatakan bahwa asam lemak tak jenuh tunggal lebih efektif (Khomsan,
2010).
Minyak dan lemak merupakan sumber energy bagi manusia (9
kal/g), wahana bagi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K,
meningkatkan citarasa dan kelezatan makanan dan memperlambat rasa
lapar (Winarno, 2002). Selain itu minyak dan lemak juga sumber asam
lemak essensial yang sangat penting terutama asam lemak linoleat (18:2 n6) dan asam -linolenat (18:3 n-3) bagi tubuh (Winarno, 1999).
Selama proses penggorengan minyak goreng mengalami berbagai
reaksi kimia diantaranya reaksi hidrolidis, oksidasi, isomerisasi, dan
polimerisasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam lemak contohnya
pemanasan minyak pada suhu di atas 200C dapat menyebabkan
terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan cincin
(Kataren, 2005, Haliwell B, dan Gutteridge JMC. 1999). Alat penggoreng
yang terbuat dari besi dapat merangsang oksidasi lemak.
Pada pedagang gorengan terutama pedagang kaki lima minyak
yang digunakan tidak mengalami pergantian dengan minyak yang baru,
biasanya mereka hanya melakukan penambahan beberapa liter saja ke
dalam minyak goreng lama. Proses ini menyebabkan penurunan kualitas
minyak, ditandai dengan warna minyak yang gelap, indek bias, bilangan

asam, bilangan iod, senyawa polimer, dan radikal bebas terjadi


peningkatan (Djatmiko, 2000).
Banyak data ilmiah yang menyatakan bahwa penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung, diabetes, tumor dan kanker akibat sumbangan
dari radikal bebas yang bersumber terutama dari makanan dan minuman
(Nabet, 2002, Haliwell B, dan Gutteridge JMC, 1999).
Di sisi lain, profil lipid dan risiko penyakit jantung koroner dapat
diperbaiki dengan konsumsi buah dan sayur yang mencukupi. American
Heart Association merekomendasikan diet dan perubahan gaya hidup
untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, salah satunya adalah
diet tinggi buah dan sayur 2 (Lichtenstein et al. 2006). KEMENKES
(2014) dalam Pedoman Gizi Seimbang, menetapkan konsumsi buah yang
dianjurkan sebanyak 2-3 porsi/hari dan sayur sebanyak 3-5 porsi/hari
untuk kelompok usia 19-29 tahun.
Buah dan sayur memiliki komponen protektif seperti potasium,
folat, vitamin, serat, dan komponen fenolik yang dapat mengurangi risiko
penyakit degeneratif (Van Duyn & Pivonka 2000). Komponen tersebut
berperan dalam berbagai mekanisme di dalam tubuh, seperti mengurangi
stres oksidatif, menurunkan tekanan darah, memperbaiki profil lipoprotein,
sensitivitas insulin, dan regulasi homoeostatis (Bazzano et al. 2003). Studi
meta-analisis yang dilakukan oleh Dauchet et al. (2006) menunjukkan
bahwa konsumsi buah dan sayur memiliki hubungan terbalik dengan
kejadian penyakit jantung koroner. Risiko penyakit tersebut turun sebesar
4% dengan penambahan konsumsi buah dan sayur sebesar 7%. Sementara
itu, penelitian terhadap mahasiswi pengonsumsi jajanan gorengan yang
diberi

intervensi

pepaya

sebanyak

100g/hari

selama

minggu

menunjukkan terjadinya penurunan kadar trigliserida (-4.1 mg/dL),


kolesterol total (-21 mg/dL), dan kolesterol LDL (-4.4 mg/dL) serta
peningkatan kolesterol HDL (2.2 mg/dL) dalam plasma darah (Makaryani,
2014).
Berdasarkan penelitian Paramita (2013), diketahui bahwa sebesar
69.3% dan 58.7% mahasiswi tergolong kurang dalam mengonsumsi buah

dan sayur setiap harinya. Mahasiswi tersebut rata-rata mengonsumsi 1.7


porsi buah dan 3 porsi sayur setiap harinya, lebih rendah dari konsumsi
buah dan sayur menurut Pedoman Gizi Seimbang yaitu 2-3 porsi buah dan
3-5 porsi sayur per hari. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih
belum sepenuhnya menyadari manfaat dari mengkonsumsi buah dan sayur
bagi kesehatan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dinilai perlu
dilakukan suatu penelitian untuk menganalisis hubungan antara konsumsi
buah atau sayur dengan kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah pada
mahasiswa penyuka jajanan gorengan. Diduga mahasiswa walaupun
mengonsumsi zat oksidatif dari jajanan gorengan, akan memiliki kadar
kolestrol dan trigliserida yang cukup baik jika mengonsumsi sayur dan
buah dalam jumlah yang mencukupi.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kebiaasaan olahraga, dan konsumsi pangan pada
mahasiswa penyuka gorengan?
2. Bagaimana pola konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa penyuka
gorengan?
3. Bagaimana kadar profil lipid darah, yaitu trigliserida, kolesterol total,
kolesterol LDL, dan kolesterol HDL pada mahasiswa penyuka gorengan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan kadar
trigliserida, kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL plasma)
pada mahasiswa penyuka jajanan gorengan.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik subjek (usia, jenis kelamin dan uang saku


per bulan), kebiasaan olahraga, konsumsi buah dan sayur, dan profil lipid
darah subjek.
2. Menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan profil lipid darah
subjek.
3. Menganalisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan profil lipid darah
subjek

1.4 Kegunaan Penelitian


Kegunaan penelitian ini untuk memberikan informasi ilmiah menangani
masalah pengaruh konsumsi buah atau sayur terhadap kadar kolestrol dan
trigliserida pada mahasiswa penyuka gorengan.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret 2015 hingga selesai,
bertempat di

Laboratorium Biokimia Klinik Universitas Padjadjaran,

Jatinangor, Sumedang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah

Buah mengandung banyak komponen penting bagi tubuh manusia. Buah


juga mengandung komponen seperti serat yang sangat baik untuk pencernaan
,sehingga buah merupakan salah satu kebutuhan penting yang harus dipenuhi
oleh manusia. (Parhati, 2011).
Menurut Isabelle, dkk konsumsi buah 500 gram per hari dapat
mencegah atau menurunkan kemungkinan terjadinya kanker. Beberapa
macam kanker yang dapat dicegah oleh konsumsi buah yaitu kanker
esophagus, paru-paru, lambung, dan kolorektum(Soerjomataram et al.,
2010) .

2.2 Sayur
Sayur merupakan asupan makanan yang dapat membantu menurunkan
resiko penyakit jantung koroner (He, Nowson, Lucas, & MacGregor, 2007).
Kandungan serat dalam sayur juga akan membantu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah (Theuwissen & Mensink, 2008). Selain itu kandungan antioksidan
yang terdapat dalam sayur juga menurunkan resiko terjadinya penyakit-penyakit
lain seperti kelainan saraf (alzheimer dan parkinson) serta penuaan dini (Uttara,
Singh, Zamboni, & Mahajan, 2009).
.
2.3 Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu unsur essensial dalam tubuh untuk
menjaga keberlangsungan proses kimiawi tubuh (Rahayu, 2005). Ketika kadar
kolesterol dalam darah terlalu berlebih, proses kimiawi tubuh akan terganggu dan
menimbulkan hiperkolesterolemia yang akhirnya akan berujung pada penyakit
jantung koroner (Murray et al., 2003).
Kolesterol merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner.
Menurut Gaziano,dkk pada tahun 2001 sekitar 7,3 juta jiwa meninggal disebabkan
oleh penyakit jantung koroner. Sebanyak tiga perempat dari kematian global
karena penyakit jantung koroner tersebut terjadi di negara-negara yang

berpenghasilan rendah atau menengah (negara berkembang) (Gaziano, Bitton,


Anand, Abrahams-Gessel, & Murphy, 2010).
2.4 LDL
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang memiliki
kandungan

kolesterol

tertinggi

dibandingkan

lipoprotein

lainnya.

Dislipidemia merupakan faktor risiko dalam terjadinya atherosklerosis yang


erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler seperti PJK. Dislipidemia
adalah keadaan abnormalitas profil lipid dalam darah seperti peningkatan
kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein(LDL), trigliserida,dan
penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Kadar lipid non HDL
yang

meningkat

menyebabkan

penyempitan

pembuluh

darah

(atherosklerosis) (Murray et al, 2006).


2.5 Arterosklerosis
Penyakit Jantung Koroner antara lain disebabkan oleh arterosklerosis,
yaitu penyakit degeneratif pada arteri besar dan menengah yang ditandai
dengan penimbunan lipid dan fibrosis. Low Density Lipoprotein atau LDL
merupakan faktor penting pembentukan arterosklerosis. (Brown and
Goldstein,1983). Berbagai teori telah dilontarkan untuk menerangkan
patogenesis aterosklerosis. Aterosklerosis bukan merupakan suatu proses
degenaratif, tetapi merupakan proses inflamasi kronik yang diikuti oleh suatu
proses reparasi di dinding arteri (Ross, 1976). Hal inilah yang mendasari
hipotesis response to injury yang dikemukan oleh Russel Ross pertama kali
pada tahun 1976. Hipotesis ini menyatakan bahwa lesi aterosklerosis terjadi
sebagai respons platelet karena kerusakan endotel oleh hiperkolesterolemia.
Hipotesis ini telah mengalami banyak perubahan seiring dengan
perkembangan zaman (Ross, 1999).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang

akan

dilaksanakan pada tanggal 11 Maret hingga 15 Maret 2015 dengan


menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang akan disebarkan di
lingkungan mahasiswa Fakultas Farmasi UNPAD. Pengambilan darah
dan analisis profil lipid darah dilakukan di Laboratorium Biokimia Klinik
Fakultas Farmasi UNPAD.

3.2 Perhitungan Subjek Penelitian


Teknik pengambilan subjek menggunakan metode purposive sampling,
yaitu dipilih mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner dan berpartisipasi
dalam penelitian. Tahap awal pemilihan subjek adalah dengan cara
penyebaran kuesioner mengenai kebiasaan konsumsi jajanan gorengan dan
buah sayur kepada 25 mahasiswa UNPAD. Jumlah subjek minimal yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah 17 orang, yang dihitung berdasarkan
rumus penentuan ukuran sampel estimasi rata-rata dan simpangan

relatif,

yaitu:

( 2 ) s

z 2 1
n=

2 2
2

n=

1,96 32,5
2
2
0,1 153,6

n=17,2
Keterangan:
n = besar subjek
s = simpangan baku kadar kolesterol total usia 20-22 tahun, yaitu 32.5 mg/dL
(Makaryani, 2014).
= simpangan relatif dari rata-rata (10%)
= rata-rata kadar kolesterol total usia 20-22 tahun, yaitu 153.6 mg/dL
(Makaryani, 2014).
Dalam menetapkan subjek penelitian, dilakukan skrining terhadap 25 calon
subjek berdasarkan kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Mahasiswa S1 UNPAD aktif, berusia 20-25 tahun.

2. Status gizi normal (IMT 18.5 22.9 kg/m2) (WHO Asia-Pacific, 2000).
3. Mahasiswa yang tidak tinggal dengan orangtua (menyewa/kost/mengontrak
rumah).
4. Mahasiswa yang suka mengonsumsi jajanan gorengan 1x/hari
5. Berbadan sehat.
6. Bersedia menandatangani informed consent dan berpartisipasi dalam
penelitian.

3.3 Sampel Darah Subjek Uji


Sampel darah yang digunakan untuk penetapan kadar kolesterol dan
trigliserida adalah darah yang diperoleh dari peserta praktikum
Biokimia Klinik hari Rabu pukul 13.00 16.00 WIB.
Adapun kriteria subjek yang digunakan meliputi:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi yang dipilih pada penelitian ini adalah beberapa orang dari
praktikan Laboratorium Biokimia Klinik Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran angkatan 2012 peserta Praktikum Biokimia Klinik pada hari
Rabu pukul 13.00-16.00 WIB.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi yang di pilih pada penelitian ini adalah responden
mengkonsumsi gorengan yang dapat mempengaruhi kadar kolestrol dan
trigliserida pada pengkonsumsi buah atau sayur.
3.4 Parameter Pemeriksaan

Parameter pemeriksaan pada penelitian ini yaitu kadar trigliserida darah


normal dan kadar kolesterol darah normal.
3.5 Pengambilan Sampel
3.5.1 Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel
Sebelum proses pengambilan darah, subjek diminta untuk berpuasa
selama

8-10 jam, yaitu sejak malam hari sebelum tidur. Pada pagi hari

kemudian, darah diambil sebanyak 5 ml pada pembuluh intravena oleh tenaga


medis.

Darah tersebut disimpan ke dalam tabung yang telah berisi

ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) sebagai antikoagulan. Kemudian,


darah disentrifugasi selama 15 menit sehingga diperoleh plasma darah pada
bagian supernatan. Plasma darah dimasukkan ke dalam microtube dan
disimpan di freezer untuk dianalisis kadar trigliserida dan kolesterol darah
lebih lanjut.
3.5.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Jenis data yang digunakan terdiri atas karakteristik subjek (usia, jenis
kelamin, dan uang saku), frekuensi konsumsi buah dan sayur, serta profil
kadar trigliserida dan kolesterol darah. Jenis dan cara pengumpulan data
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data
Data
Karakteristik subjek

Jenis Data
Primer

a. Usia

Cara Pengumpulan Data


Wawancara menggunakan
kuesioner

b. Jenis kelamin
c. Uang saku
Konsumsi pangan

Primer

Kuesioner metode Food


Record 2x24 jam, diisi

Frekuensi konsumsi
buah dan sayur
Data
Profil lipid darah

Primer

sendiri oleh subjek


Kuesioner metode FFQ,

Jenis Data
Primer

diisi sendiri oleh subjek


Cara Pengumpulan Data
Analisis di laboratorium

a. Trigliserida

menggunakan kit merk

b. Kolesterol total
DyaSys
Data konsumsi pangan sehari dikumpulkan menggunakan kuesioner
metode

Food Record 2x24 jam. Data konsumsi pangan didapatkan dengan

cara subjek mengisi sendiri kuesioner yang telah disediakan peneliti.


Sementara untuk mendapatkan data kebiasaan konsumsi buah dan sayur,
subjek diminta mengisi sendiri kuesioner metode Food Frequency
Questionnaire (FFQ). Konsumsi buah dan sayur dikelompokkan sebagai
sayuran hijau, sayuran berwarna, buah segar, dan jus buah.
3.6 Pengujian Sampel
3.6.1 Alat
Alat yang digunakan dalam proses pengambilan darah yaitu jarum suntik
23 G, spuit 5 ml, sensi gloves, tabung dengan ethylenediaminetetraacetic
acid (EDTA) 3 ml, alcohol swab, hansaplast, dan cool box. Plasma diperoleh
dengan menggunakan alat sentrifuge, pipet mikro, dan microtube. Selain itu,
alat yang digunakan untuk analisis kadar trigliserida dan kolesterol darah
yaitu tabung reaksi, pipet mikro, vortex, sentrifuge dan spektrofotometer
UV/VIS.
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah plasma darah, larutan KI, pereaksi kit
merk DyaSys (Diagnostic Systems GmbH) yang terdiri atas kit trigliserida
dan kit kolesterol.
3.6.3 Prosedur Penelitian
3.6.3.1 Analisis Kadar Trigliserida dan Kolesterol Total

Sebanyak 10 L plasma dan 1000 L kit trigliserida dimasukkan


ke dalam tabung reaksi. Larutan tersebut kemudian divorteks selama 20 detik
dan diinkubasi pada suhu ruang 37C selama 20 menit. Tahap akhir analisis
trigliserida

adalah

pembacaan

absorbansi

larutan

menggunakan

spektrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 500 nm. Tahapan yang


sama dilakukan untuk analisis kolesterol total, namun dengan menggunakan
jenis kit yang berbeda, yaitu kit kolesterol total (Suciyanti, 2014).
3.6.3.2 Analisis Kadar Kolesterol LDL dan HDL
Sebanyak 200 L plasma dan 500 L presipitan kolesterol LDL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan tersebut kemudian divorteks
selama 20 detik dan disentrifugasi selama 20 menit. Bagian supernatan
diambil sebanyak 100 L dan ditambahkan 1000 L kit kolesterol ke dalam
tabung reaksi. Setelah itu, larutan divorteks selama 20 detik dan diinkubasi
pada suhu ruang 370C selama 10 menit. Tahap akhir analisis kolesterol LDL
adalah pembacaan absorbasi larutan menggunakan spektrofotometer UV/VIS
dengan panjang gelombang 500 nm. Adapun untuk analisis kolesterol HDL,
prosedur sama dengan analisis kolesterol LDL namun berbeda pada jenis
presipitan yang digunakan, yaitu presipitan kolesterol HDL (Suciyanti, 2014).

3.7 Alur Penelitian

Pasien berpuasa
selama 8 - 10 jam
sejak malam hari

Tabung berisi EDTA


disiapkan

Pengambilan sampel
darah sebanyak 5 mL

Pisahkan bagian
plasma, dan
tempatkan kedalam
microtube

Sentrifugasi sampel
darah selama 15
menit

Sampel darah diberi


label

10 L plasma dan
1000 L kit
trigliserida
dimasukkan dalam
tabung reaksi

Vorteks tabung
tersebut selama 20
detik

Inkubasi tabung
reaksi tadi pada suhu
37 c selama 20
menit

Sampel diukur
absorbansinya
menggunakan
spektrofotometer UVVis pada 500nm

Secara garis besar penelitian untuk mennetukan kadar kolesterol, HDL dan LDL
sama seperti bagan diatas. Hanya saja kit yang digunakan untuk tiap jenis
penelitian berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
American Dietetic Association. 2006. Healthy lifestyle diet and nutrition.
Aherne SA. 2011. Milk Lipids cholesterol: Factors Determining
Levels in Blood. Encyclopedia of Dairy Sciences 2nd Ed. 24
Arts, I.C., Jacobs, D.R., JR., Harnack, L.J., Gross, M. dan FOLSOM, A.R.
2001. Dietary catechins in relation to coronaryheart disease death
among postmenopausal women.Epidemiology,12,668675.
Baron RB. Obesity. Current Medical Diagnosis and Treatment. 43 rd
edition. Lange Medical Books/ McGraw-Hill. 2004 ; 1215-7.
Bazzano LA, Serdula MK, Liu S. 2003. Dietary intake of fruits and
vegetables and risk of cardiovascular disease. Curr Atheroscler
Rep. 5:491-500.
Brown. M S, and J. L Goldstein. 1983. Lipoprotein metabolism in
Macrophage. Annu Rev Biochem.52.223-261
Celermajer DS, Chow CK, Marijon E, Anstey NM, Woo KS. 2012.
Cardiovascular disease in the develoving world: Prevalence,
patterns, and the potential of early detection. JACC. 60:1207-1216.
Dauchet L, Amouyel P, Hercberg S, Dallongeville J. 2006. Fruit and
vegetable consumption and risk of coronary heart disease: A metaanalysis of cohort studies. JN. 136:2588-2593.
Dewi, M. T. I. & Hidajati, N. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng
Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. UNESA
Journal of Chemistry, 1, 47-53.
Djatmiko, E. 2000. Diktat Proses Penggorengan dan Pengaruh terhadap
Sifat Fisiko Kimia Minyak dan Lemak. Jurusan Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Djohan TB. 2004. Penyakit jantung koroner dan hipertensi [makalah].
Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Haliwell, B. dan Gutteridge, JMC. 1999. Free Radical in Biology and
Medicine. Oxford University Press. Oxford.
Hurst M. 2008. Patophysiology Review. New York (US): McGraw Hill Pr.
[IOM] Institute of Medicine. 2002. Dietary Reference Intakes:
Energy, Carbohydrates, Fiber, Fat, Fatty Acids. Washington DC
(US): National Academies Pr. 25.

Iqbal, R., Anand, S., Ounpuu, S., Islam, S., Zhang, X., Rangarajan, S.,
Chifamba, J., Al-Hinai, A., Keltai, M., dan Yusuf, S. 2008. Dietary
patterns and the risk of acute

myocardial infarction in 52

countries. Results of the INTER-HEART

study. Circulation,

118,19291937.
Joshipura,K.J.,HU, F.B., Manson, J. E., Stampfer, M.J., Rimm, E.B.,
Speizer, F.E., Colditz, G., Ascherio, A., Rosner, B., Spiegelman,
D. dan Willett, W. C. 2001. The effect of fruit and vegetable intake
on risk for coronary heart disease.Annals of Internal
Medicine, 134, 11061114.
Kementrian Kesehatan Nasioanal. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Tersedia pada: http://www.depkes.go.id [diakses 9 Maret 2015]
Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi: Minyak dan Lemak Pangan. UI
Press. Jakarta.
Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Knekt, P., Jarvinen, R., Reunanen, A. dan Mateela, J. 1996. Flavonoid
intake and coronary mortality in Finland: a cohortstudy.British
Medical Journal, 312, 478481.
Lichtenstein A, Appel L, Brands M. 2006. Diet and lifestyle
recommendations revision 2006: a scientific statement from the
American Heart Association Nutrition Committee. Circulation.
114:82-96.
Makaryani I. 2014. Pengaruh Pemberian Pangan Antioksidan terhadap
Kadar Malondialdehid dan Profil Lipid Darah pada Mahasiswi
Pengonsumsi Gorengan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Murray, R.K., Granner, dan Rodwell. 2006. Biokimia Harper. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Nabet BF., (2002), Zat Gizi dan Antioksidan Penangkal Senyawa Radikal
Pangan dalam Sistem Biologis. Reaksi Biomolekuler, Dampak
terhadap Kesehatan dan Penangkalan, Prosiding Seminar, Pusat
Studi Pangan dan Gizi- IPB dan Kedutaan Besar Prancis. Jakarta,
Bogor

Paramita I. 2013. Analisis hubungan konsumsi buah dan sayur dengan


ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Parhati, R. 2011. Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Buah di
Perdesaan dan Perkotaan. Departemen Ilmu Keluarga Dan
Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor.
Primana, D.A. The Roles of Exercise in the Management Obesity. Dalam
Makalah National Obesity Symposium II. 2003.
Rahayu, T. 2005. Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus
L) setelah Pemberian Cairan Kombucha Per - Oral. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi FKIP UMS 6 (2):85 100.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Nasional. Tersedia pada:
http://www.litbang.depkes.go.id [diakses 8 Maret 2015]
Ross, R.,Glomset, J.A. The pathogenesis of atherosclerosis (first of two
parts). The New England Journal of Medicine; 1976; 295: 36977.
Ross, R. The pathogenesis of atherosclerosis-an update. The New England
Journal of Medicine; 1986; 314: 488 500.
Ross, R. Atherosclerosis-an inflammatory disease. The New England
Journal of Medicine; 1999; 340:115 26.
Van Duyn MA, Pivonka E. 2000. Overview of the health benefits of fruit
and vegetable consumption fot the dietetics professional: selected
literature. JAMA. 100:1511-21.
Winarno, F.G. 1999. Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Pusat
Pengembangan Teknologi Pangan IPB. Bogor.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
World Health Organization. 2003. Fruit and Vegetable Promotion
Initiative : A Meeting Report.
World Health Organization Asia-Facific. 2000. Nutriotional status.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2013. Angka Kecukupan Gizi.
Yoona L, Hae-Jung L, Haeng-Shin L, Young-Ai J, Choi-Il K. 2008.
Analytical dietary fiber database for the Na

Gaziano, T. A., Bitton, A., Anand, S., Abrahams-Gessel, S., & Murphy, A.
(2010). Growing Epidemic of Coronary Heart Disease in Low- and

Middle-Income Countries. Current Problems in Cardiology, 35(2),


72-115. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.cpcardiol.2009.10.002
He, F. J., Nowson, C. A., Lucas, M., & MacGregor, G. A. (2007). Increased
consumption of fruit and vegetables is related to a reduced risk
of coronary heart disease: meta-analysis of cohort studies. J
Hum Hypertens, 21(9), 717-728.
Soerjomataram, I., Oomen, D., Lemmens, V., Oenema, A., Benetou, V.,
Trichopoulou, A., . . . de Vries, E. (2010). Increased consumption
of fruit and vegetables and future cancer incidence in selected
European countries. European Journal of Cancer, 46(14), 25632580. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.ejca.2010.07.026
Suciyanti, D. (2014). KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA PROFIL LIPID
DARAH PADA MAHASISWA PENYUKA JAJANAN GORENGAN.
Theuwissen, E., & Mensink, R. P. (2008). Water-soluble dietary fibers
and cardiovascular disease. Physiology & Behavior, 94(2), 285292. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.physbeh.2008.01.001
Uttara, B., Singh, A. V., Zamboni, P., & Mahajan, R. T. (2009). Oxidative
Stress and Neurodegenerative Diseases: A Review of Upstream
and Downstream Antioxidant Therapeutic Options. Current
Neuropharmacology,
7(1),
65-74.
doi:
10.2174/157015909787602823

You might also like