Professional Documents
Culture Documents
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan
oleh SNI 03-1 743-1989, metode D.
Operasi penggilasan harus dimulai dari tepi terendah dan bergerak ke
titik tertinggi dalam arah memanjang. Pada bagian super elevasi,
penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tidak
terjangkau dengan mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris
mekanis atau alat pemadat lainnya yang dapat menghasilkan kepadatan
yang baik.
Toleransi Tinggi
Permukaan
+ 1,5 cm
-1,5 cm
+ 1 cm
-1 cm
2. Ketebalan
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat
Agregat Kelas C digunakan sebagai lapis pondasi
bawah
Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk
lapis pondasi jalan yang akan ditutup dengan
Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan
Toleransi Ketebalan
+ 1 cm
-1 cm
+ 1 cm
0 cm
Toleransi Ketebalan
-1 cm
-0,8 cm
B. Pengangkutan
a. Campuran LPAS atau LPBAS dari lnstalasi pencampur harus diangkut
dengan DumpnTruck dengan menggunakan penutup terpal.
b. Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus disesuaikan dengan kapasitas
produksi alat pencampur (Mixer Plant), waktu tempuh dan kecepatan
pemadatan.
C. Penghamparan dan pemadatan
a. Persiapan lapisan pondasi bawah (Sub Base)
Lapisan Pondasi Bawah Agregat Kelas C (Sub Base) harus sesuai
dengan yang
disyaratkan pada Butir 7.3, sedangkan ketebalan, ukuran dan
elevasi seperti terlihat pada Gambar Rencana.
Permukaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas C (Sub Base) harus
bersih.
d. LPAS dan LPBAS tidak boleh melebihi 20 cm, dan tebal minimum tidak
kurang dari 10 cm.
e. Elevasi permukaan akhir tidak boleh 10 mm di atas atau di bawah dari elevasi
rencana dalam setiap titik.
f. Ukuran lebar jalur LPAS dan LPBAS diukur dari garis sumbu rencana tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar rencana.
d. Waktu pengangkutan
ditentukan
tidak
boleh lebih
lama
Penghamparan
Apabila diperlukan dua lapisan, minimum diperlukan dua mesin penghampar,
setiap lapis penghamparan harus telah mengalami konsolidasi dan penghamparan
kedua dilakukan tidaklebih dari 60 menit setelah penghamparan pertama.
Untuk menghindari sambungan dingin pada dua lajur yang bersebelahan
memanjang, selisih waktu penghamparan antara kedua lajur tersebut tidak boleh
melebihi 60 menit.
Setiap lajur penghamparan dilakukan sepanjang mungkin untuk menghindari
sambungan dingin pada arah melintang, apabila diperlukan
sambungan
pelaksanaan, sambungan harus dilakukan dalam keadaan campuran dalam kondisi
basah, disamping itu harus dipertimbangkan panjang penghamparan, kondisi angin,
temperatur udara pada saat penghamparan.
Untuk mememenuhi persyaratan di atas, dapat digunakan mesin penghampar dalam
jumlah yang cukup dan dioperasikan dalam formasi bertahap (sfager).
Sambungan memanjang dan tepitepi harus dibuat sesuai dengan garis-garis tepi.
Garis-garis tersebut harus dibuat sejajar dengan garis tengah sehingga penghamparan
akan mengikuti garis-garis tersebut. Penghamparan campuran harus dilakukan secara
terus menerus apabila memungkinkan.
Panjang penghamparan harus diatur sesuai dengan kemampuan mesin pemadat.
Campuran BPG dalam hoper penghampar tidak boleh kosong. Lamanya waktu
penghamparan dan pemadatan harus dikontrol dan masih masuk dalam batas waktu
yang disyaratkan dan selama penghamparan campuran BPG harus dijaga agar
senantiasa berada di atas permukaan auger.
Penghamparan harus dihentikan selama hujan kecuali hujan gerimis yang tidak
menyebabkan permukaan BPG menjadi bubur (slurry).
Apabila selama penghamparan timbul pemisahan butir (segregasi) atau kekurangan
tebal dari lapisan BPG, perbaikannya dapat dilakukan dengan cara manual.
Pada bagian-bagian yang tidak memungkinkan penghamparan dengan mesin
penghampar, penghamparan campuran BPG dapat dilakukan dengan cara manual.
BPG harus dihampar dengan temperatur sedingin mungkin, temperatur BPG
penghamparan tidak boleh lebih dari 90F (36"C), bila perlu, agregat dan air
pencampuran harus didinginkan terlebih dahulu.
Pemadatan dimulai dari tepi masing-masing lajur dan dilanjutkan dengan lajur
tengah. Overlap dari pemadatan pada setiap lajur kurang lebih 45 cm.
Pembuatan sambungan
Sambungan segar (fresh joint)
Sambungan yang dilaksanakan/diselesaikan pada keadaan BPG masih belum
mengeras (kurang dari60 menit) dan dilakukan tanpa persiapan khusus.
Sambungan fresh joint biasanya dilakukan pada sambungan memanjang, sedangkan
untuk sambungan melintang jarang dilakukan.
Sambungan dingin (cold joint)
Sambungan yang dilakukan/diselesaikan pada keadaan BPG sudah mengeras (lebih
dari 60 menit) atau BPG lama dengan BPG yang masih baru, untuk menjamin
terjadinya ikatan antara BPG lama dan baru, lakukan pemotongan setengah tebal
BPG lama dengan gergaji dan bersihkan bahan yang tidak berguna, selanjutnya
langsung
semen.
Sambungan cold joint bisa berupa sambungan melintang maupun memanjang. Pada
perencanaan normal (bukan overlay, bukan komposit), tidak diperkenankan adanya
cold horizontal joint.
Unit Pencampur
Jenis Batch*
1
2
3
Unit Pecampur
Jenis Continuous**
2
3
4
Bahan Pengikat
Air
Bahan Agregat
Catatan
* Variasi persen (berat) dari berat bahan didasarkan rencana campuran
**Variasi persen (berat) dari rencana campuran tiap bahan yang
direncanakan dalam waktu total contoh yang diperoleh.
b. Toleransi dimensi
1. Tebal minimum BPG yang dihampar tidak kurang dari tebal yang
disyaratkan. Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dari 10 mm dari
tebal yang direncanakan.
2. Tebal rata-rata potongan melintang dari survai lapangan harus tidak
lebih atau kurang dari 10% dari yang ditentukan.
3. Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakan pada
permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan,
variasi permukaan yang ada tidak boleh melampui 8 mm tiap 3 meter
4. BPG tidak boleh melebihi 20 cm, dan tebal minimum tidak kurang
dari 10 cm.
5. Elevasi permukaan akhir tidak boleh 10 mm di atas atau di bawah dari
elevasi rencana dalam setiap titik.
6. Ukuran lebar jalur LPAS dan LPBAS diukur dari garis sumbu rencana
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar rencana.
LAPIS PONDASI TANAH SEMEN
Penyiapan tanah dasar
1. Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus dilakukan sesuai dengan ketentuan,
yaitu garis, ketinggian dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.
2. Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk
pelaksanaan pekerjaan lanjutan yang akan dilaksanakan. Kecuali bilamana
elevasi perkerasannya harus dinaikkan (raising of the pavement grade) seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana, maka permukaan tanah dasar harus
sama tinggi dengan permukaan jalan lama.
3. Permukaan jalan lama harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan
dan kemudian digilas (proof-rolling). Setiap ketidakrataan atau amblas yang
terjadi pada permukaan jalan lama selama pemadatan harus diperbaiki
dengan menggemburkan lokasi tersebut dan menambah, membuang atau